Anda di halaman 1dari 11

Nomor 1

a. Jelaskan apa yang saudara ketahui dengan metoda ilmiah, dan mengapa penelitian
mempunyai jalinan erat dengan ilmu (science)?
 Metode ilmiah merupakan kerangka landasan untuk terciptanya pengetahuan
ilmiah. Metode ilmiah ini dilandaskan pada suatu pemikiran dimana pengetahuan
terbentuk dari pengalaman atas fenomena yang dialami melalui proses pengamatan
dan pendengaran. Melalui metode ilmiah, pegetahuan yang diperoleh harus
didasarkan pada bukti fisik. Ketika terdapat suatu pernyataan mengenai fenomena
dianggap sebagai kebenaran, maka fenomena tersebut harus bisa diverifikasi secara
empiris.
 Penelitian mempunyai jalinan erat dengan ilmu :
Penelitian merupakan suatu penyelidikan teratur dan terus menerus untuk
memecahkan suatu masalah. Sedangkan ilmu adalah suatu pengetahuan yang
sistematis dan terorganisir. Menurut Almack (1930), ilmu dan pengetahuan
diibaratkan sebagai hasil dan proses. Ilmu merupakan hasil dari sebuah proses
penelitian.

b. Mengapa motivasi penelitian dan kontribusi penelitian menjadi amat penting dalam
usulan penelitian?
 Motivasi dalam suatu penelitian dianggap penting karena menunjukan alasan
dilakukannya suatu penelitian dan apa pentingnya penelitian yang peneliti lakukan.
Selain itu motivasi penelitian menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan
peneliti tersebut menarik dan penting. Motivasi penelitian ini akan memotivasi
seorang peneliti selama melakukan proses penelitian.
 Kontribusi penelitian dianggap penting karena suatu penelitian yang baik harus
memberikan kontribusi atau manfaat kepada pemakai hasil penelitian. Kontribusi
penelitian ini berupa:
i. Kontribusi teori; hasil dari penelitian diharapkan dapat memperbaiki teori
yang sudah ada, menjelaskan fenomena dengan teori yang sudah ada atau
menjelaskan fenomena dengan teori yang baru yang ditemukan.
ii. Kontribusi praktek; menunjukkan bahwa hasil dari penelitian dapat
digunakan untuk diterapkan di praktek nyata atau paling tidak dapat
digunakan untuk memperbaiki praktek yang ada dengan lebih baik.
iii. Kontribusi kebajikan; berhubungan dengan manfaat bagi regulator yang
mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan publik.
 Usulan penelitian merupakan sarana bagi peneliti untuk mengkomunikasikan
pemikirannya mengenai masalah yang akan diteliti dan berfungsi untuk
meyakinkan pembaca atau penilai bahwa pemikiran peneliti layak untuk
dilaksanakan dan setidak-tidak akan memberikan manfaat terkait dengan disilin
ilmu yang bersangkutan. Maka dari itu motivasi penelitian dan kontribusi dianggap
penting. Motivasi penelitian dan kontribusi penelitian ini merupakan dasar dari
tebentuknya usulan penelitian.

1
Nomor 2
a. Jelaskan secara singkat perbedaan antara penelitian deduktif dan induktif!

NO PENDEKATAN DEDUKTIF PENDEKATAN INDUKTIF


1 Menggunakan logika untuk menarik Menekankan pada pengamatan terlebih
satu atau lebih kesimpulan. dahulu dalam pengambilan kesimpulan.
2 Bersifat normatif. Teori normatif Bersifat deskriptif. Teori diskriptif
menggunakan pertimbangan nilai bertujuan untuk menemukan hubungan
yang berisi satu atau lebih premis yang sebenarnya terjadi.
yang menjelaskan cara yang
seharusnnya ditempuh.
3 Isi teori bersifat global (makro). Isi teori bersifat partikularistik (mikro)
4 Pengambilan kesimpulan dari Pengambilan kesimpulan dari sesuatu
sesuatu yang umum ke sesuatu yang yang khusus ke sesuatu yang umum.
khusus.

b. Uraikan secara singkat perbedaan antara paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif !

NO PARADIGMA KUANTITATIF PARADIGMA KUALITATIF


1. Menggunakan metode kuantitatif, dalam Menggunakan metode kualitatif, baik dalam
pengumpulan dan analisa data, termasuk pengumpulan maupun dalam proses
dalam penarikan sampel. analisisnya.
2. Menenkankan pada proses berpikir mementingkan penghayat-an dan pengertian
positivisme-logis, yaitu suatu cara dalam menangkap gejala/ fenomena.
berpikir yang ingin menemukan fakta
atau sebab dari sesuatu kejadian dengan
mengesampingkan keadaan subyektif
dari individu di dalamnya.
3. Peneliti cenderung ingin menegakkan Pendekatannya wajar, dengan menggunakan
obyektifitas yang tinggi. pengamatan yang bebas.
4. Peneliti tetap berposisi sebagai orang Peneliti menempatkan diri serta berpikir dari
“luar” dari obyek penelitiannya. sudut pandang “orang dalam”.
5. Menguji suatu teori/pendapat untuk Menemukan teori dari lapangan secara
mendapatkan kesimpulan umum deskriptif dengan menggunakan metode
(generasilisasi) dari sampel yang berpikir induktif. Jadi bukan untuk menguji
ditetapkan. teori atau hipotesis.

2
6. Berorientasi pada hasil, yang berarti juga Berorientasi pada proses, dengan
kegiatan pengumpulan data lebih mengandalkan diri peneliti sebagai instrumen
dipercayakan pada intrumen. utama.

7 Keriteria data/informasi lebih ditekankan Keriteria data/informasi lebih menekankan


pada segi realibilitas dan biasanya pada segi validitasnya, yang tidak saja
cenderung mengambil data konkrit. mencakup fakta konkrit saja melainkan juga
informasi simbolik atau abstrak.
8. Walaupun data diambil dari wakil Ruang lingkup penelitian lebih dibatasi pada
populasi (sampel), namun selalu kasus-kasus singular, sehingga tekannya
ditekankan pada pembuatan generalisasi. bukan pada segi generalisasinya melainkan
pada segi otensitasnya.
9. Fokus yang diteliti sangat spesifik Fokus penelitian bersifat holistik,meliputi
(particularistik) berupa variabel-variabel aspek yang cukup luas (tidak dibatasi pada
tertentu saja. variabel tertentu).

Nomor 3
a. Jelaskan tujuan dari telaah literatur dan hubungannya dengan perumusan hipotesis
penelitian yang baik!
Tujuan dari telaah literatur :
 Mendefinisikan dan membatasi masalah : tujuannya agar masalah yang diteliti tidak
terlalu luas dan penelitian dapat langsung mengarah pada inti dari masalah yang
sesungguhnya.
 Menempatkan penelitian dalam perspektif sejarah : penelitian sejarah dilakukan
untuk memperoleh fakta sehingga mengasilkan kesimpulan yang kuat. Caranya
yaitu dengan mengumpulkan, mengeavaluasi, memverifikasi dan menghubungkan
bukti – bukti. Sehingga objek dan kronologis suatu fenomena dapat diobservasi
secara keseluruhan.
 Menghindari duplikasi atau plagiat : untuk mengetahui apa saja yang telah diteliti
pada penelitian sebelumnya. Sehingga penelitian yang kita lakukan tidak sama
dengan peneliti sebelumnya.
 Memilih metode dan langkah yang tepat : mempermudah peneliti dalam penentuan
metode dan langkah-langkag yang tepat dalam penelitiannya.
 Menghubungkan hasil penelitian yang sebelumnya : Penelitian yang akan diteliti
dianjurkan memiliki hubungan dengan penelitian sebelumnya, hai ini bertujuan
untuk membandingkan hasil penelitian yang diteliti dengan hasil penelitian
sebelumnya, serta untuk mencari dukungan hasil temuan penelitian yang diteliti.
 Mengembangkan hipotesis penelitian : hipotesis merupakan dugaan sementara
dalam rumusan masalah karena hanya berdasarkan teori yang relevan dan belum
didasarkan fakta empiris. Sehingga perlu ada pengembangan dari hipotesis dan dari
penelitian yang dilakukan.

3
Hubungannya dengan perumusan hipotesis yang baik :
Telaah literature dijadikan sebagai dasar untuk penyusunan kerangka pemikiran
yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti. Sehingga telaah literature
merupakan suatu langkah penting dalam mengembangkan perumusan hipotesis melalui
teori yang didapat baik dari sumber primer maupun sekunder. Ketika sumber literature
lengkap, baik dan relevan maka perumusah hipotesis akan semakin akurat.
b. Jelaskan secara singkat perbedaan antara penelitian deduktif dengan penelitian induktif!

NO PENDEKATAN DEDUKTIF PENDEKATAN INDUKTIF


1 Menggunakan logika untuk menarik Menekankan pada pengamatan terlebih
satu atau lebih kesimpulan. dahulu dalam pengambilan kesimpulan.
2 Bersifat normatif. Teori normatif Bersifat deskriptif. Teori diskriptif
menggunakan pertimbangan nilai bertujuan untuk menemukan hubungan
yang berisi satu atau lebih premis yang sebenarnya terjadi.
yang menjelaskan cara yang
seharusnnya ditempuh.
3 Isi teori bersifat global (makro). Isi teori bersifat partikularistik (mikro)
4 Pengambilan kesimpulan dari Pengambilan kesimpulan dari sesuatu
sesuatu yang umum ke sesuatu yang yang khusus ke sesuatu yang umum.
khusus.

Nomor 4
a. Jelaskan secara singkat perbedaan antara paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif.

NO PARADIGMA KUANTITATIF PARADIGMA KUALITATIF


1. Menggunakan metode kuantitatif, dalam Menggunakan metode kualitatif, baik dalam
pengumpulan dan analisa data, termasuk pengumpulan maupun dalam proses
dalam penarikan sampel. analisisnya.
2. Menenkankan pada proses berpikir mementingkan penghayat-an dan pengertian
positivisme-logis, yaitu suatu cara dalam menangkap gejala/ fenomena.
berpikir yang ingin menemukan fakta
atau sebab dari sesuatu kejadian dengan
mengesampingkan keadaan subyektif
dari individu di dalamnya.
3. Peneliti cenderung ingin menegakkan Pendekatannya wajar, dengan menggunakan
obyektifitas yang tinggi. pengamatan yang bebas.
4. Peneliti tetap berposisi sebagai orang Peneliti menempatkan diri serta berpikir dari
“luar” dari obyek penelitiannya. sudut pandang “orang dalam”.

4
5. Menguji suatu teori/pendapat untuk Menemukan teori dari lapangan secara
mendapatkan kesimpulan umum deskriptif dengan menggunakan metode
(generasilisasi) dari sampel yang berpikir induktif. Jadi bukan untuk menguji
ditetapkan. teori atau hipotesis.

6. Berorientasi pada hasil, yang berarti juga Berorientasi pada proses, dengan
kegiatan pengumpulan data lebih mengandalkan diri peneliti sebagai instrumen
dipercayakan pada intrumen. utama.

7 Keriteria data/informasi lebih ditekankan Keriteria data/informasi lebih menekankan


pada segi realibilitas dan biasanya pada segi validitasnya, yang tidak saja
cenderung mengambil data konkrit. mencakup fakta konkrit saja melainkan juga
informasi simbolik atau abstrak.
8. Walaupun data diambil dari wakil Ruang lingkup penelitian lebih dibatasi pada
populasi (sampel), namun selalu kasus-kasus singular, sehingga tekannya
ditekankan pada pembuatan generalisasi. bukan pada segi generalisasinya melainkan
pada segi otensitasnya.
9. Fokus yang diteliti sangat spesifik Fokus penelitian bersifat holistik,meliputi
(particularistik) berupa variabel-variabel aspek yang cukup luas (tidak dibatasi pada
tertentu saja. variabel tertentu).

b. Akuntansi merupakan sistem informasi finansial (neraca, laporan laba-rugi, dan aliran
kas) dengan karakter kuantitatif. Penelitian akuntansi membutuhkan pemetaan dalam
domain institusional dimana informasi akuntansi dihasilkan dan digunakan. Apakah
penelitian kualitatif seperti bidang sosial bisa diterapkan untuk bidang akuntansi yang
berkarakter kuantitatif? Jelaskan menurut saudara!
Pada umumnya penelitian kuantitatif dianggap sebagai penelitian untuk benda-benda mati
yang statis (ilmu eksakta). Dan penelitian dengan metode kualitatif digunakan untuk meneliti
fenomena kehidupan manusia. Namun dalam perspektif lain, penelitian kualitatif dan kuantitatif
ini hanyalah bagian teknis dari penelitian. Pandangan yang lebih mendasar adalah melihat
penelitian dari paradigma. Salah satu paradigma yang ada dibawah ini tidak lebih baik dari
paradigma lainnya. Oleh karena itu peneliti akuntansi dapat menerima semua paradigm tersebut,
disebut dengan multiparadigma.

5
Dengan wawasan multiparadigma, peneliti akuntansi dapat memahami dan melihat
akuntansi dari berbagai sudut pandang secara utuh. Hasil pandangan ini bersifat saling
melengkapi. Jika pertanyaanya apakah akuntansi dapat diteliti menggunakan metode
kualitatif ? maka jawabannya adalah bisa. Tergantung pada masalah apa yang diteliti dan
apa tujuan dari penelitian akuntansi tersebut. Apakah penelitian tersebut bertujuan untuk
memverifikasi suatu teori atau gejala. Atau penelitian tersebut bertujuan untuk membangun
suatu teori baru. Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa dengan tujuan penelitian yang
berbeda maka paradigma yang digunakan juga berbeda. Dan berpengaruh juga pada bentuk
ilmu yang diperoleh dari penelitian. Dan semuanya itu dapat digunakan dalam penelitian
akuntansi.

6
Nomor 5
a. Faktor apa saja yang menentukan ukuran sampel penelitian dan beri contoh
perhitungan ukuran sampel penelitian menurut saudara.

Faktor Penentu Ukuran Sampel:


 Derajat keseragaman : makin tidak seragam sifat atau karakter setiap elemen
populasi, maka makin banyak sampel yang harus daimbil.
 Rencana analisis : ukuran sampel disesuaikan dengan permasalahan yang
dianalilsis.
 Biaya, waktu dan tenaga : semakin sedikit biaya, waktu dan tenaga yang tersedia
maka semakin sedikit sampel yang bisa diperoleh.
 Jumlah variabel
 Ukuran sampel dalam penelitian sejenis
 Luas cangkupan dari populasi yang diteliti
 Memperhitungkan margin of error.

Perhitungan Ukuran Sampel :


Rumus Slovin
n = N/N(d)2 + 1

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%,
maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95

b. Jelaskan secara singkat aspek data sekunder dan data primer yang harus dievaluasi
oleh peneliti dan alasan yang mendasarinya.
 Waktu Keberlakuan: Data tersebut tersedia sesuai dengan waktu kebutuhan kita atau
tidak. Data tersebut sudah kadaluwarsa atau belum.
 Kesesuaian: Data harus sesuai dengan kebutuhan kita dan mampu untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diteliti.
 Ketepatan: data harus andal dan dapat dipercaya. Peneliti juga harus tau metode dari
pengumpulan data tersebut.
 Biaya: Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu data harus
diperhitungkan. Jika biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu
menggunakanya.
 Waktu dan tenaga : semakin sedikit waktu dan tenaga yang tersedia maka semakin
sedikit data yang bisa diperoleh.

7
Nomor 6
a. Jelaskan mengapa dalam pengujian hipotesis lebih ditekankan pada penentuan
tingkat signifikansi alpha daripada beta.

Terdapat 2 tipe kesalahan dalam pengujian hipotesis. Kesalahan tipe pertama ditunjukan
dalam gambar 1 dan kesalahan tipe kedua ditunjukan pada gambar 2.
Kesalahan tipe I merupakan kesalahan menolak H0 padahal sesungguhnya H0 benar.
Berarti terdapat kesalahan dalam hasil analisis yang menunjukkan adanya perbedaan padahal
sesungguhnya tidak ada perbedaan. Peluang dalam melakukan kesalahan tipe I disebut tingkat
signifikansi (α). Sebaliknya, peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe I sebesar (1- α) disebut
dengan tingkat kepercayaan.
Kesalahan tipe II ditunjukkan pada gambar 2. Kesalahan tipe II merupakan kesalahan tidak
menolak H0 padahal sesungguhnya H0 salah. Berarti terdapat kesalahan dalam hasil analisis yang
menunjukkan tidak ada perbedaan padahal sesungguhnya ada perbedaan. Peluang untuk membuat
kesalahan tipe II disebut β. Peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe II sebesar 1-β merupakan
tingkat kekuatan uji atau sering disebut power.
Probabilitas terjadinya kesalahan tipe I dan tipe II dapat dituliskan sebagai berikut :
α = P(menolak H0|H0 benar)
β = P(menerima H0|H0 salah)
Power = 1-β = P(menolak H0|H0 salah)

Berdasarkan keterangan diatas dapat kita lihat bahwa dalam kesalahan tipe I adalah
menolak H0 padahal H0 adalah benar. Maka dari itu pengujian hipotesis harus berfokus pada
tingkat signifikansi (α) agar peneliti dapat meminimalisir tingkat kesalahanpada tipe I. Sehingga
nanti pengujian hipotesis akan menunjukan hasil H0 benar dan H0 diterima.

8
b. Uraikan secara singkat mengapa penelitian mahasiswa berupa karya tulis kesarjanaan
(skripsi), magister (tesis), dan disertasi (doktor) relatif lebih formal dibanding laporan
dari jenis penelitian yang lain.

Skripsi, tesis, dan disertasi dianggap relatif lebih formal dibandingkan dengan laporan dari
jenis penelitian lain seperti jurnal dan karangan ilmiah popular. Alasannya yaitu dalam skripsi,
tesis, dan disertasi terdapat ketentuan-ketentuan penulisan yang baku. Setiap bab pada skripsi,
tesis, dan disertasi sudah terdapat pedoman yang mengatur. Sedangkan untuk karangan ilmiah
popular dan jurnal cenderung lebih bebas dan isinya lebih singkat dibandingkan dengan skripsi,
tesis dan disertasi.

Nomor 7
a. Apa yang saudara ketahui dengan parsimoni, reliabilitas, validitas, dan mengapa
penting dalam penelitian.
 Parsimoni adalah sifat keringkasan yaitu ketika kondisi sebuah fenomena atau
masalah yang kompleks dijelaskan dan dipecahkan melalui gambaran yang
sederhana. Hal ini biasanya terlihat dari kerangka berpikir atau model penelitian.
 Reliabilitas berarti keandalan atau konsistensi. Hal ini menunjukkan bahwa
pengukuran atribut yang sama diulang akan memberikan hasil kondisi yang identik
atau sangat mirip. Reliabilitas dalam penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa
hasil numerik yang dihasilkan oleh suatu indikator tidak berbeda karena
karakteristik dari proses pengukuran atau instrumen pengukuran itu sendiri.
Kebalikan dari reliabilitas adalah pengukuran yang memberikan hasil yang tidak
menentu, tidak stabil, atau tidak konsisten
 Validitas menunjukkan keadaan yang sebenarnya dan mengacu pada kesesuaian
antara konstruk, atau cara seorang peneliti mengkonseptualisasikan ide dalam
definisi konseptual dan suatu ukuran. Hal ini mengacu pada seberapa baik ide
tentang realitas “sesuai” dengan realitas aktual. Dalam istilah sederhana, validitas
membahas pertanyaan mengenai seberapa baik realitas sosial yang diukur melalui
penelitian sesuai dengan konstruk yang peneliti gunakan untuk memahaminya

b. Jelaskan sumber-sumber penemuan masalah penelitian yang berasal dari literatur


yang dipublikasi.
Sumber literatur yang dipublikasi antara lain buku teks, jurnal, atau teks database. Berikut
cara menemukan sumber penemuan masalah penelitian.
 Cara penemuan permasalahan penelitian secara riset. Penemuan masalah penelitian
dapat dilihat pada bab akhir yang memuat kesimpulan dan saran. Dari kesimpulan
dan saran tersebut dapat dikaji sebagai arahan untuk menemukan suatu
permasalahan.
 Cara penemuan permasalahan penelitian secara analogi. Yaitu penemuan masalah
penelitian dengan cara “mengambil” pengetahuan yang berasal dari bidang ilmu
lain kemudian diterapkan pada bidang yang sedang diteliti.

 Cara penemuan masalah penelitian dengan cara renovasi. Cara renovasi bisa
digunakan untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari sebuah teori.
9
Tujuan dari cara ini yaitu untuk memperbaiki serta meningkatkan kemantapan
sebuah teori.
 Penemuan masalah penelitian dengan cara dialetik. Dalam hal ini dialetik berarti
sanggahan atau tandingan. Melalui cara dialetik, peneliti bisa mengusulkan untuk
dapat menghasilkan sebuah teori yang menjadi sanggahan atau tandingan terhadap
teori yang telah ada.
 Penemuan masalah dengan cara Ekstrapolasi yaitu menemukan masalah dengan
membuat tren permasalahan yang dihadapi atau tren sebuah teori.
 Penemuan masalah penelitian dengan cara morfologi. Morfologi itu maksudnya
sebuah cara yang dapat digunakan untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan
kombinasi yang terkandung pada sebuah permasalahan yang kompleks dan rumit.
 Penemuan masalah penelitian dengan cara dekomposisi adalah cara pemerincian
atau penjabaran sebuah permasalahan ke dalam komponen-komponennya.
 Penemuan masalah penelitian dengan cara agregasi. Melalui cara agregasi ini
peneliti bisa mengambil teori dari beberapa bidang penelitian atau dari hasil-hasil
penelitian serta “mengumpulkannya” untuk membentuk sebuah permasalahan yang
lebih kompleks dan rumit.

Nomor 8
Jelaskan secara singkat perbedaan antara skala nominal; skala ordinal; skala interval; dan
skala rasio!

a. Skala nominal (skala label)

Skala ini menempatkan angka sebagai atribut objek. Tidak memiliki efek evaluatif karena
hanya menempatkan angka ke dalam kategori tanpa struktur, tidak memiliki peringkat
dan tidak ada jarak. Angka tidak bermakna matematika. Analisis statistik yang dapat
digunakan berada dalam kelompok non-parametrik yaitu frekuensi dan tabulasi silang
dengan Chi-square.

Contoh Data Variabel :


Ya = 1 dan Tidak = 0
Pria = 1 dan Wanita = 0
Hitam = 1, Abu-abu = 2, Putih = 2

10
b. Skala ordinal (skala peringkat)

Skala ordinal memiliki peringkat, tapi tidak ada jarak posisional objektif antar angka
karena angka yang tercipta bersifat relatif subjektif. Skala ini menjadi dasar dalam Skala
Likert. Angka 1 lebih rendah dari angka 2 dalam peringkat, tapi tidak bisa dilakukan
operasi matematika. Data ordinal menggunakan statistik non-parametrik mencakup
frekuensi, median dan modus, Spearman rank-order correlation dan analisis varian.

Contoh Data Variabel :


Sangat Tidak Setuju = 1
Tidak Setuju = 2
Tidak Tahu = 3
Setuju = 4
Sangat Setuju = 5
c. Skala interval (skala jarak)

Skala interval adalah skala ordinal yang memiliki poin jarak objektif dalam keteraturan
kategori peringkat, tapi jarak yang tercipta sama antar masing-masing angka. Angka 3
berarti lebih tua atau lebih panas dari angka 2 setara dengan angka 2 terhadap angka 1,
bisa operasi penjumlahan dan pengurangan. Statistik parametrik yaitu deviasi mean dan
standar, korelasi r, regresi, analisis varian dan analisis faktor ditambah berbagai
multivariat.

Contoh Data Variabel :


Umur 20-30 tahun = 1
Umur 31-40 tahun = 2
Umur 41-50 tahun = 3

d. Skala rasio (skala mutlak)

Skala rasio adalah skala interval yang memiliki nol mutlak. Berlaku semua operasi
matematika. Analisis statistik sama dengan skala interval.

Contoh Data Variabel :


0 tahun, 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, ..... dst.

11

Anda mungkin juga menyukai