Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional Teknik Mesin

Universitas Sumatera Utara

Analisa Perbandingan Bahan Untuk Pembuatan Sepatu


Kuda Paduan Polymeric Foam Yang diperkuat Fiberglass
Akibat Beban Statik Tekan
Bustami Syam[1], Armanda Putra Rilda Lubis[2]
[1], [2]
Impact and Fracture Research Center
Universitas Sumatera Utara
E-mail: mandzhell@gmail.com[2]

Abstrak - Komposit diperkuat serat adalah material non logam yang mempunyai banyak keuntungan karena sifat fisi dan
mekanis dari bahan tersebut yang baik. Dan salah satu sifat yang dominan adalah berat jenisnya yang ringan namun relatif
kuat. Pemakaian blowing agent membuat material ini lebih ringan lagi. Material yang dibentuk dikenal dengan istilah material
komposit polymeric foam. Sebagai penguat penelitian ini menggunakan serat fiberglass. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan bahan alternatif untuk sepatu kuda menggantikan bahan yang sebelumnya yaitu baja, dan mengetahui fenomena
yang terjadi pada bahan komposit polymeric yang diperkuat dengan serat fiberglass. Material dibuat dari bahan dasar resin
BQTN 157 EX, serat fiberglass sebagai penguat, polyurethane sebagai pembuat rongga, dan katalis MEKP untuk mempercepat
terjadinya reaksi polymerisasi. Spesimen dibentuk dengan pipa ukuran 3,75 dan 7,5 mm. Pengujian yang dilakukan terhadap
bahan ini dengan metode uji tekan statik sesuai dengan prinsip brazillian test. parameter yang diteliti meliputi kekuatan tekan,
modulus elastisitas, Dari hasil pengujian komposisi B memiliki nilai terbesar dibandingkan dengan komposisi A. Dengan
tegangan pada komposisi B yaitu 6,896 MPa

Kata Kunci : Sepatu Kuda, Fiberglass, Uji tekan Statik, Polymeric foam

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kaki bagian depan seekor kuda akan menahan 65%-70 % berat tubuhnya oleh karena itu lebih sering mendapat
gangguan ketimbang bagian belakang. Dan dari bagian kaki depannya ini, adalah kaki bagian bawah-di bawah lutut-
gangguan itu sering terjadi. Karena bagian kaki bawah seekor kuda memiliki struktur yang komplek dan terdiri atas
bagian-bagian elastis yang sangat mudah mengalami cedera dan kecapaian setelah kuda bekerja keras melakukan
stretching saat galop. Bagian kaki bawah ini tidak memiliki otot pembuluh darah, sehingga supply darahnya sangat
lamban.[1]
Kaki belakang berfungsi sebagai pendorong saat kuda berjalan dan berlari. Fungsi dasar keempat kaki kuda adalah
penahan tubuh dan menjaga keseimbangan gravitasi dalam berbagai variasigerakan.Kaki kuda memiliki struktur yang
kompleks dan terdiri dari tulang, persendian, ligamenta, otot, dan tendon. Semua komponen tersebut bekerja dalam satu
sistem sehingga kuda dapat melakukan aktifitas gerakannya.[2]
Tapal kuda atau sepatu kuda biasanya digunakan untuk melindungi kuku kuda melawan pukulan dan penggunaan yang
ekstrim yang timbul akibat kontak dengan tanah [3]. Sekarang, terdapat banyak variasi tapal kuda di pasaran yang terbuat
dari bahan yang berbeda dan dengan bentuk yang berbeda pula. Jenis dari tapal kuda yang dimanfaatkan untuk
melindungi kaki kuda tergantung dari beberapa faktor.
Saat ini, ada banyak macam tapal kuda yeng terbuat dari bahan dan bentuk yang berbeda dengan alasan penggunaan
jenis tapal kuda tergantung dengan penggunaan kuda tersebut, karena sepatu kuda yang digunakan untuk kompetisi pacuan
kuda tidak sama dengan sepatu kuda yang digunakan untuk kuda yang dibiarkan untuk berkuda dalam hari-hari dan juga
kuku kuda juga bervariasi sesuai letak geografis habitatnya termasuklah dalam sektor wisata kuda yang terdapat di
berastagi, Dengan banyaknya jenis tapal kuda penelitian ini berfokus kepada studi tentang bahan alternatif untuk
pembuatan tapal kuda denganbahan komposit yaitu campuran antara polymeric foam dengan tambahan serat gelas (fiber
glass) yang akan digunakan atau diuji untuk kuda yang melakukan pekerjaan biasa yang terdapat di sektor wisata bukit
gundaling berastagi
Fibreglass adalah nama generik yang sama seperti fiber karbon atau baja. Sebuah variasi komposisi kimia yang
berbeda. Tersedia secara komersil, umumnya fiberglass adalah silica dasar (-50–60 Si𝑂2 ) dan mengandung sejumlah
oksida lain, seperti : Kalsium, boron, sodium, alumunium, dan baja [4].
Komposit terdiri dari suatu bahan utama (matrik-matrik) dan suatu jenis penguatan (reinforcement) yang ditambahkan
untuk meningkatkan kekuatan dan kekuatan matrik penguat ini biasanya dalam bentuk serat (fiber). Material komposit
138
Seminar Nasional Teknik Mesin
Universitas Sumatera Utara

terdiri dari lebih dari satu tipe material dan dirancang untuk mendapatkan kombinasi karakteristik terbaik dari setiap
komponen penyusunnya. Bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranya berat lebih ringan, kekuatan dan
ketahanan yang lebih tinggi, tahhan korosi dan aus [5].
Dalam penelitian ini, diharapkan material yang dihasilkan mempunyai massa jenis yang ringan dan mempunyai sifat
mekanis yang baik. Sehingga dengan adanya material baru ini mampu menggantikan bahan baja pada sepatu kuda Namun
untuk mendapatkan hal tersebut tidaklah mudah, diperlukan serangkaian pengujian yang cukup rumit karena fenomena
yang terjadi nantinya pada saat material digunakan sangat beraneka ragam.
Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui mechanical properties dari bahan komposit yang akan dibuat adalah
uji statik tekan salah satu beban yang paling mungkin terjadi pada saat terjadi pada sepatu kuda digunakan, hal ini bisa
dijumpai pada saat pengaplikasian sepatu kuda itu sendiri.

1.1 Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian ini dibagi atas tujuan umum dan tujuan khusus;
1.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanik yang terjadi pada komposit polymeric foam
akibat beban statik tekan.
1.1.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Memperoleh sifat mekanik berupa kekuatan tekan pada bahan polymeric foam
2. Mengetahui jenis komposisi yang tepat untuk pembuatan sepatu kuda.

2. MATERIAL DAN METODE


2.1 Waktu dan Tempat
Waktu penelitian ini direncanakan selama tiga bulan agustus sampai dengan oktober 2017. Tempat
dilaksanakannya penelitian adalah di Laboratorium Impact and Fracture Research Center Unit I dan II Program
Magister dan Doktor Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2.2 Spesimen dan Pengujian


Bahan yang digunakan:
1. Resin BTQN 157 EX
2. Fiberglass
3. Polyurethane
4. Katalis MEKPO

3,5mm

75mm

(a) (b)

Gambar 1 (a) Pandangan depan spesimen uji, (b) Pandangan atas spesimen uji

139
Seminar Nasional Teknik Mesin
Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini , penulis menggunakan spesimen A1, A2, A3 dan B1, B2, B3. Variabel pembeda pada setiap spesimen
ialah persentase resin dan polyurethane sedangkan katalis dan serat gelas tetap.

3. Hasil

Modulus
NO REGANGAN TEGANGAN
KOMPOSISI GAYA TEKAN (N) Elastisitas
SPESIMEN (mm) (MPa)
(MPa)

A1 5111,1 0,1116 1,07 9,595


A A2 106,3 0,1044 0,022 0,213
A3 10141,28 0,1248 2,124 17,025
B1 19294,6 0,0603 4,042 67,041
B B2 33343,5 0,0594 6,986 117,612
B3 13675,3 0,0593 2,865 48,318

Komposisi A

Komposisi A terdiri dari :


1. Resin 60%,
2. Polyurethane 10%,
3. Katalis MEKPO 10%
4. fiberglass 20%.

Gambar 2 Pengujian spesimen A

140
Seminar Nasional Teknik Mesin
Universitas Sumatera Utara

Grafik Tegangan vs Regangan


2,5
2,12480801
2 6
Tegangan [MPa]

1,5
1,07088252 spesimen A3
1 2 Spesimen A1
0,5
0,02186942 Spesimen A2
0
7
-0,5 0 0,05 0,1 0,15
Regangan [mm]

Gambar 3 Grafik Tegangan vs regangan spesimen A

Dari grafik Tegangan vs Regangan di atas dapat dilihat bahwa spesimen A3 diperoleh nilai tegangan sebesar 2,124 MPa,
sedangkan pada spesimen A1 diperoleh nilai tegangan 1,07 MPa dan spesimen A2 memperoleh nilai terkecil yaitu 0,021
MPa.

Komposisi B

Komposisi B terdiri dari :


 Resin 65%,
 Polyurethane 20%,
 Katalis MEKPO 5%
 fiberglass 10%.

Gambar 4 Pengujian spesimen B

141
Seminar Nasional Teknik Mesin
Universitas Sumatera Utara

Grafik Tegangan vs Regangan


8
7 6,986151379
6
Tegangan [MPa]

5
4 3,948150918 Spesimen B3
3 3,838824338 Spesimen B2
2 Spesimen B1
1
0
-1 0 0,02 0,04 0,06 0,08
Regangan [mm]

Gambar 5 Grafik Tegangan vs regangan spesimen B

Dari grafik Tegangan vs Regangan di atas dapat dilihat bahwa spesimen B2 diperoleh nilai tegangan sebesar 6,986 MPa,
sedangkan pada spesimen B3 diperoleh nilai stress 3,948 MPa dan spesimen B1 memperoleh nilai tegangan terkecil yaitu
3,838 MPa.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan penelitian maka didapat kesimpulan mengenai sifat-sifat dari polymeric foam antara lain:
Komposisi polyurethane mempengaruhi kekuatan polymeric foam. Jika komposisi polyurethane terlalu banyak maka akan
menghilangkan fungsi fiberglass sebagai matriks pengikatnya. Dan apabila terlalu sedikit maka pembentuk rongga dalam
spesimen tersebut. Komposisi B memiliki nilai tegangan lebih besar dibandingkan dengan komposisi A. Dengan tegangan
sebesar 6,986 MPa sedangkan nilai tegangan yang terjadi pada komposisi A sebesar 2,124 MPa, dari hasil tegangan yang
diperoleh tipe B lebih tangguh dari tipe A.

5 . REFERENSI

[1] Pras B. 2010. Memahami Gangguan Pada Kaki Bagian Bawah Kuda.http:/forum-sandalwood.web.id/drupal/node/127. 10
agustus 2017.
[2] Putro KB. 2008. Struktural internal pada kuku abnormal di laboratorium anatomi fkh ipb . Skripsi . Institut Pertanian Bogor.
[3] Evans, J . 2001 . Horses: A Guide to Selection, Care and Enjoyment. New York : Freeman and Company.
[4] Chawla, K.K. 1987. Composite Material, 1 Edition. Berlin: springer-verlag New York Inc
[5] Syam, Bustami, B. Wirjosentono, dan S. Rizal. 2013. Pengembangan Bahan Komposit Busa Polimer (Polymeric Foam
Composite)
Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) untuk Pembuatan Berbagai Produk Industri Transportasi dan Olah
Raga. Laporan Akhir PENPRINAS MP3EI, DIKTI.

142

Anda mungkin juga menyukai