Bau 1
Bau 1
Padang 00° 57' 00'' LS dan 30 Hari 1-30 Juni 1995 Ali, Oseanografi
(A) 100° 22' 00'' BT ITB
Bangka 02° 04'00'' LS dan 30 Hari 19 Januari-17 Ali, Oseanografi
(B) 105° 10' 00'' BT Februari 1996 ITB
Kupang 07° 34' 00'' LS dan 30 Hari 1-30 Juli 1997 Ali, Oseanografi
(E) 108° 59' 00'' BT ITB
18
4.2 Pengolahan Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan program World Tides, program TAN dan
metode Admiralty. Berikut ini adalah uraian secara lengkap mengenai langkah-langkah
pengerjaannya.
Gambar 4.2 Tampilan Program World Tides untuk Menganalisis Data Pasang Surut
19
Dalam penelitian ini, pengolahan data untuk analisis pasang surut pada tiap lokasi
dibagi dalam dua kasus yaitu kasus dengan data 15 hari dan kasus dengan data 29 hari.
Dimana pada masing-masing kasus tersebut dibagi lagi dalam empat tahap, yaitu :
• 7 Komponen : O1, K1, N2, M2, S2, M4, dan MS4
• 9 Komponen : O1, K1, N2, M2, S2, M4, MS4, P1, dan K2.
• Komponen berdasarkan periode sinodik (bergantung dengan lokasinya).
Untuk komponen berdasarkan periode sinodik, berikut ini adalah komponen-
komponen untuk tiap lokasi :
20
M2 2N2* L2
T2* N2
S2 NEU2*
K2* 2SM2
Tetradiurnal MO3 SO3
MK3
Quaterdiurnal M4 MN4
MS4
(Sumber : Hadi, 2000)
21
T2* N2 2SK2 MNK2S2
S2 NEU2* SNK2
K2* LAMDA2*
2MN2S2 L2
2SM2
Tetradiurnal M3 MO3 SO3
MK3
Quarterdiurnal M4 MN4 MK4 SK4
MS4 2MSK4
S4
Pentadiurnal 3MO5 M5
MSK5 MSO5
Heksadiurnal 2MS6 MSN6 2MN6
2SM6
Oktadiurnal 3MS8
2MS8
(Sumber : Hadi, 2000)
22
SK3 MK3 SO3 2MP3
MQ3
Quarterdiurnal M4 MN4 3MS4 2MSN4 SK4
MS4 SN4 MK4 3MK4
S4 2MSK4
2MNS4
Pentadiurnal 3MK5 M5
3MO5 MSO5
MSK5
Heksadiurnal M6 MSN6 3MNS6 MKL6 2MK6
2MS6 2MN6 4MK6
2SM6
4MS6
Oktadiurnal 2MN8 M8 3MS8
3MK8 MSNK8 2MS8
2MSK8 2MSN8
Dekasemidiurnal 5MS12
(Sumber : Hadi, 2000)
Keterangan : tanda * menunjukkan komponen tersebut relatif terhadap komponen lain.
Setelah dijalankan program World Tides analisis tersebut, akan diperoleh hasil analisis
berupa:
• Grafik analisis.
• Nilai amplitudo dan beda phasa dari komponen-komponen yang dipilih.
Grafik akan memiliki nilai keakuratan yang baik jika nilai RMS kecil dan %R_var
besar. Tetapi selain memerhatikan nilai tersebut, agar hasil analisis lebih akurat, harus juga
diperhatikan nilai amplitudo komponen. Apakah realistis atau tidak.
Dari ketiga kasus tersebut kita dapat mengetahui komponen mana yang tepat untuk
digunakan pada panjang data untuk tiap kasus.
23
4.2.2 Program TIFA
24
4.2.3 Metode Admiralty
Perhitungan metode Admiralty yang telah dikembangkan oleh Doodson ditentukan
berdasarkan panjang data pengamatan, ada empat perhitungan yang umum digunakan yaitu
perhitungan panjang data 29 hari, 15 hari, 7 hari dan 1 hari.
Dalam penelitian ini, perhitungan yang digunakan untuk panjang data 29 dan 15 hari.
Dalam perhitungan panjang data 29 hari dan 15 hari akan dihasilkan 9 komponen pasang
surut, yang mempresentasikan jenis pasang surut yang terjadi di tempat tersebut. Diurnal
K1, P1 dan O1, Semi-diurnal M2, K2, S2 dan N2, Kuarter-diurnal M4 dan MS4.
Langkah perhitungan 29 hari dan 15 hari adalah sama, baik tahap perhitungan dan hasil
akhir yang diperoleh. Dimulai dengan perhitungan proses harian, bulanan dan perhitungan
matrik polinomial dibantu dengan tabel pengali proses harian dan bulanan serta tabel
matrik polinomial untuk panjang data 29 dan 15 hari. (Gambar 4.4)
Perhitungan
T
Perhitungan
Proses Bulanan
Perhitungan
s, h, p, p’, N
Tabel Matriks
p dan P
Perhitungan
f, u dan V
Perhitungan
w dan W+1
Hasil Komponen
Pasang Surut
(9 Komponen)
25
26