Anda di halaman 1dari 2

Mari jadi

pemenang
‘winners play to win. and survivors play to not lose.’
[dr.jack h lieeweyn.ahli psikolog spot]
Kata pemenang dan juara itulah beda yang nyata antara seorang yang
berpikir untuk selalu menjadi pemenang ,dengan orang yang berpikir hanya
mempertahankan diri.
Setiap kita seharusnya bisa meyakini diri kita masing-masing bahwa kita
adalah seorang pemenang .meyakini bahwa kita mampu melakukan apapun
dan memberikan yang terbaik untuk siapapun .
Menurut renaldi kasali dalam salah satu tulisanya,’permainan seorang
pemenang berbeda dengan permainan seorang survivors.
Seorang winners mempunyai banyak cara,yaitu bertahan .sedangkan
survivors hanya memiliki satu cara,yaitu bertahan.sama seperti
belajar,winning adalah ‘a life long process,’ia tidak bisa diyakini sesaat,tapi
harus selalu ditanamkan dan diyakinkan dalam diri kita bahwa kita adalah
pribadi-pribadi unggul yang akn selalu menjadi pemenang
[ memiliki sikap pemenang dan pemimpin yaitu telah dianjurkan juga dijalan
islam dengan memiliki perilaku nabi dan para sahabatnya menjadi
khoifaturrosyidin.pemimpin bagi diri sendiri lebih mendasar.]
namun sayangnya tanpa sadar pikiran-pikiran itu hilang dari mentalitas kita
.kita lebih memilih bertahan daripada berprestasi.bisa jadi itu sebabnua
mengapa bangsa kita tidak pernah maju,karena kita lebih memilih
menyelamatkan diri sendiri .menjadi seorang yang

berprestati tidaklah sekedar bermimpi, diperlukan kerja keras terutama


didunia kerja.
Bagi seorang winners akan berkompetisi untuk ikut andil dan bagi sorang
survivor akan memilih meninggalkannya karena tidak memiliki motivasi dan
kepercayaan pada diri sendiri [self cofidence] bahwa ia mampu untuk
melakukannya, karena dengan berkompetisi kita akan melakukan perbaikan-
perbaikan pribadi dan melihat bahwa kita memiliki kelebihan dan kekurangan
yang tidak hanya harus dimengerti tapi bahkan harus dipoles,diperbaiki. Ada
pernyataan bahwa ‘seorang pribadi harus bisa belajar,niru,nambahi,yaitu
belajar dari suatu yang baru,mencontoh yang baik,dan memperbaiki yang
perlu diperbaiki.
Dan untuk meningkatkan kualitas pibadi haruslah memiliki mentalitas
siap,yaitu bahwa kita harus bisa menerima kelebihan orang lain,bahwa ada
kelebihan pada diri orang lain.dan juga ia harus siap menerima prestasi orang
lain.menerima regenerasi bahwa masih ada generasi baru yang lebih
berprestasi,dan kita juga harus bisa mengahragaihasil karyaorang
lain.hingakitabisamerasakankenyamanan dan ketenangan hati serta dapat
menikmati hidup dan merasakan indahnya kehidupan
Karena telah menjadi etika dalam islam bahwa hidup kita memiliki rambu
rambu .
Bahwa kita harus menghargai prestasi orang lain atau dengan cara bersyukur
dan bersabar.yaitu sabar yang aktif [dengan bedoa dan berikhtiar.]

Aisha september oktober


Mawar hitam’03

Anda mungkin juga menyukai