, 11(2), 2006
Isolasi Senyawa Larvasida dari Fraksi Nonpolar Spon Laut Axinella Carteri Dendy
Abstract
Two active larvacidal compounds (AC-H221) and (AC-H32) have been isolated from the n-hexane fraction of the
Marine Sponge Axinella carteri Dendy, using bioassay guided by “The Yellow Fever Mosquito Larvae
Microtiter Plate Assay” method. Isolation and purification of the compounds were done by chromatography
method followed by recrystalization. Compound AC-H 221 was isolated as yellowish oil with specific odour.
Compound AC-H32 was obtained as white amoph, m.p. 173-1740C. Both compounds were tested against
Mosquito larvae of Culex larva and showed the LC50 53,75 and 79,8 ppm, respectively. Identification and
characterization of the active compounds were confirmed by chemical reaction and infrared spectrum. Based on
spectral data and chemical reaction, both compounds were identified as terpenoid.
Saat ini salah satu upaya untuk membasmi serangga Berdasarkan hasil studi literatur terhadap spon laut
lebih banyak menggunakan bahan-bahan kimia A.cartetri Dendy dilaporkan adanya kandungan
94
Dian H., et al J. Sains Tek. Far., 11(2), 2006
95
Dian H., et al J. Sains Tek. Far., 11(2), 2006
karena itu pengisolasian senyawa larvasida Karekterisasi senyawa AC-H221 dan AC-H32 antara
dilakukan terhadap fraksi n-Heksan. lain dengan pemeriksaan jarak leleh dan penentuan
kelarutan. Jarak leleh hanya dilakukan terhadap
Pemisahan fraksi n-heksana sebanyak 2,2 gram senyawa AC-H32 karena berbentuk padat (serbuk)
menggunakan kromatografi kolom dengan fasa yang diukur dengan Fisher Jhon Melting Point
diam silika gel 60 ukuran 43-60 μm sebanyak 44 Apparatus. Senyawa AC-H32 meleleh pada suhu
gram. kromatografi yang telah dipersiapkan lalu 173-174 oC.
dielusi dengan menggunakan fase gerak yang Penentuan kelarutan dengan cara melarutkan
kepolarannya ditingkatkan secara bertahap atau senyawa dalam pelarut n-heksana, etil asetat,
Step Gradien Polarity (SGP) yaitu n-heksana, lalu kloroform, dan metanol. Senyawa AC-H221 larut
n-heksana-etil asetat dengan berbagai perbandingan dengan semua pelarut tersebut sedangkan senyawa
Kemudian etil asetat, selanjutnya etil asetat-metanol AC-H32 larut dengan n-heksana dan kloroform,
dengan perbandingan yang sama dengan di atas dan tidak larut dalam metanol, tetapi jika dipanaskan
terakhir menggunakan pelarut metanol. Hasil senyawa tersebut larut.
kromatografi kolom dengan pola noda yang sama
atau Rfnya yang sama digabung sehingga Pemeriksaan senyawa AC-H221 dan AC-H32 dengan
didapatkan 7 fraksi yaitu fraksi AC-H 1, AC-H2,, pereaksi Liebarmann Bouchard (LB) dan vanilin
fraksi AC-H3, fraksi AC-H4, fraksi AC-H5, fraksi sulfat memberikan warna merah pada senyawa AC-
AC-H6, dan fraksi AC-H7. Selanjutnya fraksi-fraksi H221 yang menunjukkan bahwa senyawa ini diduga
tersebut ditentukan beratnya dan dilakukan uji golongan mono, di atau sesquiterpenoid. Diguaan
aktivitas larvasida. ini diperkuat karena senyawa ini memilki
karakteristik yang hampir sama dengan golongan
Fraksi AC-H2 (410 mg) dikromatografi kolom mono dan sesquiterpenoid tersebut yaitu beruapa
kembali. Hasil kromatografi kolom ditampung minyak menguap dan memilki bau atau aroma
dalam vial yang selanjutnya dimonitor dengan plat yang khas (20). Sedangkan senyawa AC-H 32
KLT dengan penampak noda lampu UV λ 254 dan memberikan warna ungu pada pereaksi LB dan
metanol-H2SO4 5%. Vial dengan pola noda yang merah pada pereaksi vanilin sulfat yang
sama digabung sehingga didapatkan 5 fraksi dari menunjukkan bahwa senyawa ini diduga termasuk
fraksi AC-H2 yaitu fraksi AC-H21, AC-H22, AC-H23, ke dalam golongan triterpenoid. Dugaan ini
fra AC-H24 , dan fraksi AC-H25 ). Masing-masing diperkuat karena untuk senyawa-senyawa
fraksi dilakukan uji aktivitas larvasidanya. triterpenoid umumnya berupa padatan atau kristal
(20).
Fraksi AC-H22 sebanyak 41 mg, kemudian lanjutkan
dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Dari data spektrum IR senyawa aktif larvasida
(KLT) preparatif.Hasil dari KLT preparatif hasil isolasi dilakukan dengan spektrofotometer
dihasilkan dua fraksi yaitu AC-H221 dan fraksi AC- Inframerah (IR). Spektrum IR senyawa AC-H 221
H222 Fraksi-fraksi dilakukan uji aktivitas memperlihatkan regangan -OH pada bilangan
larvasidanya. Fraksi AC-H221 memperlihatkan telah gelombang 3436,72 cm-1, kemudian regangan CH
satu noda dengan penampak noda UV, uap iod, dan aldehid ditunjukkan pada serapan 3011,26 cm-1.
metanol- H2SO4, fraksi ini berbentuk minyak, Pada bilangan gelombang 2926,25 cm-1
berwarna kuning lemah, dan berbau khas, sehingga diperkirakan adanya regangan asimetris C-H
diperoleh senyawa AC-H221 sebanyak 11 mg. alkana, Sedangkan pita serapan tajam pada
bilangan gelombang 2854,68 cm-1 diduga berasal
Fraksi AC-H3 sebanyak 160 mg dikromatografi dari regangan CH dimana diperkuat oleh adanya
kolom dengan menggunakan fasa diam silika gel 60 pita tajam pada bilangan gelombang 1743,40 cm -1
ukuran 43-60 μm. Tiap fraksi dimonitor dengan yang merupakan interpretasi dari regangan C=O
KLT dan penampak noda lampu UV λ 254, uap iod, (Tabel 2, gambar 1).
metanol- H2S04 5%. Fraksi dengan pola noda yang
sama digabung sehingga diperoleh fraksi AC-H31, Sedangkan senyawa AC-H32 memiliki serapan yang
AC-H32, dan Fraksi AC-H33. kuat pada bilangan gelombang 3400,92 cm-1 yang
Fraksi AC-H32 berupa serbuk putih. Fraksi ini masih diperkirakan merupakan adanya regangan OH,
terdapat pengotornya maka harus dibersihkan Kemudian adanya pita yang tajam pada bilangan
terhadap pengotornya dengan cara rekristalisasi gelombang 2955,77 cm-1 diperkirakan terdapatnya
dengan pelarut n-heksana dan metanol sehingga regangan alkil, dan adanya tekukan –CH3
memperlihatkan satu noda pada KLT dengan nilai ditunjukkan oleh pita pada bilangan gelombang
Rf 0,54 pada eluen n–heksana : etil asetat (4:1), dan 1382 cm-1. Sedangkan pada bilangan gelombang
diperoleh senyawa AC-H32 sebanyak 82 mg . 1465,42 cm-1 memperlihatkan adanya tekukan
_
CH2_ (Tabel 3, gambar 2).
96
Dian H., et al J. Sains Tek. Far., 11(2), 2006
Berdasarkan data hasil uji aktivitas larvasidanya, dari 5 ppm, agar mampu bersaing dengan senyawa-
senyawa AC-H221 dan senyawa AC-H32 pada waktu senyawa sintetis tersebut. Sedangkan pada senyawa
48 jam dapat membunuh larva paling banyak pada AC-H32 aktivitasnya jauh lebih kecil dari kontrol
konsentrasi 500 ppm yaitu rata-rata sebanyak 7 ekor Abate, tetapi dapat memberikan aktivitas karena
larva dan 6 ekor larva. Dari data ini menunjukkan LC50nya <1000 ppm (Tabel 4, 5 dan 6).
bahwa senyawa AC-H221 dan AC-H32 dapat
membunuh larva nyamuk hampir 100 % pada Tabel 1. Hasil Uji Pendahuluan Aktivitas Larvasida
konsentrasi 500 tesebut, bila dibandingkan dengan dari Ekstrak n-Heksana, Etil asetat, n-
Abate 1% S.G® pada konsentrasi 27 ppm dapat Butanol dari Spon laut Axinella carteri
membunuh seluruh larva. Nilai LC50 senyawa AC- Dendy
H221 dan senyawa AC-H32 memberikan aktivitas
masing-masing sebesar 53,75 ppm dan 79,8 ppm. No Ekstrak/fraksi LC 50 (ppm)
Senyawa AC-H221 memiliki aktivitas yang cukup 1 Ekstrak Metanol 649,55
bagus, karena mendekati aktivitas dari senyawa 2 Fraksi n-Heksana 96,33
Abate 1% S.G® (4 ppm), dimana untuk senyawa 3 Fraksi Etil asetat 255,92
murni dari bahan alam seharusnya memiliki 4 Fraksi n-Butanol 649,55
aktivitas sebagai larvasida pada konsentrasi kecil
40
38
36 720.23
34
32 3436.72
1170.90
30 1457.69
3011.26
28
26
%T
24
22
20 2854.68
18 1743.40
16
14
2926.25
12
10.0
4000.0 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 450.0
cm-1
97
Dian H., et al J. Sains Tek. Far., 11(2), 2006
34.5
32
30
28
26 968.40
24 3400.77
22 1381.99
1461.05
%T
1036.91
20
18
16 2856.03
14
12
2955.73
10
9.0
4000.0 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 450.0
cm-1
98
Dian H., et al J. Sains Tek. Far., 11(2), 2006
Jumlah Ulangan
Konsentrasi % Log Nilai
Larva Tiap Rata-
(ppm) 1 2 3 Kematian Kons. Probit
Seri rata
500 8 8 8 8 8 100 2,699 8,7190
50 8 8 8 8 8 100 1,699 8,7190
5 8 4 2 2 2,7 33,75 0,699 4,5793
0,5 8 0 1 1 0,7 8,75 -0,30 3,4000
Edrada, R.A., V. Wray, D. Handayani, P. Schupp, Srivasta, R. P., and P. Proksch, “Contact Toxicity
and P. Proksch, “Struktur Activity and Feeding Inhibitory Activity OF
Relationship of Bioaktive Metabolites Chromones from Asteraceae Against
from Some Ido-Pasific Marine Spodoptera Littoralis (Lepidoptera :
Invertebrates”, In Studies In Natural Noctuidae)”, Entomol. Gener. 15, 265-
Products Chemistry, Elsevier Science, 274
21, 2000, 251-253
A. Supriyono, B. Schwarz, V. Wray, L. Witte,
Grode, S. H., James, T. R., and Cardellina, J. H., “ W.E.G Muller, R. Van Soest, W.
Molecular Structures of The Briantheins Sumaryono and P. Proksch,” Bioactive
New Insecticidal Diterpenes from Alkaloids from the Tropical Marine
Briareum polyanthes”, J. org. Cheme., Sponge Axinella carteri”, Verlag der
48, 1983, 5203-5207 Zeit Fur Naturforschung,
Z.Naturforsch, 50, 1995, 669-674
99
Dian H., et al J. Sains Tek. Far., 11(2), 2006
A. Randazzo, F. Dalpiaz, S. Orru, C. Debitus, C. Marinlit, Version September 2003, A. Marine Literatur
Database Produced and Maintained,The
Rooussakis, P. Pucci, “Axinellin A and Departement of Chemistry, University of
Axinellin B New Proline-Containing Canterbury, New Zealand
Antiproliferative Cyclopeptides from
Vanuatu Sponge Axinella carteri”, J.
Org. Cheme., 1998, 2569-2574
100