Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN &

KELOLAAN PASIEN DENGAN


ACUTE MYOKARDIAL
INFARCTION INFERIOR
Oleh :
Riska Aulia Putri
1107101040029
Ruang ICCU,19 – 23 November 2011

Pembimbing :
Ns.Mukhsal Mahdi, S. Kep

KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR (K3S)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH 2011
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN AMI INFERIOR

A. Data Umum
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Alamat : Ds. Paya Rouh, Lampeuneurut
Diagnosa Medis : Acute Myocardial Infarction Inferior
No CM/REG : 870041/73729
Tanggal Masuk : 15 November 2011

II. Riwayat Kesehatan


a. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada dirasakan ± memberat 10 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pasien mengeluh muntah dengan frekuensi 2 kali, keringat
dingin (+) di malam hari. Awalnya pasien merasakan panas di dada lalu perlahan
timbul nyeri yang dirasakan menjalar ke bahu hingga tangan kiri. Keadaan ini bisa
dirasakan kapan saja oleh pasien. Pasien juga mengaku lebih cepat lelah akhir-akhir
ini.

b. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus (+), hipertensi (-)

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Dari hasil anamnese didapatkan tidak ada penyakit menular atau penyakit keturunan
dalam keluarga pasien
III. Pengkajian Fisik
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Primary Survey
A : Clear, tidak ada sumbatan yang menutupi jalan napas klien. Suara napas bersih
B : Pasien bernapas tidak secara spontan , RR : 22x/i, SpO2 : 94%, pernafasan :
Irreguler. Pasien diberi O2 nasal kanul 2-4 L/menit
C : TD : 120/70 mmHg, N : 84 x/i, Capillary Refill Time : < 2 detik, sianosis (-)
D : GCS15 = 𝐸4 𝑉5 𝑀6

3. Secondary Survey
a. Kepala : normocephali
b. Mata : - Konjungtiva anemis (-)
- Pupil isokor
c. Thorax : I : Thorax simetris, retraksi (-)
P: Fremitus kanan = fremitus kiri
P: sonor (+/+)
A: vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Cardio : I: ictus cordis tidak terlihat
P: ictus cordis teraba di ICS V
P: batas atas jantung ICS III, LMCS
batas kanan jantung ICS V, LPSD
batas kiri jantung ICS V, LMCS
A: BJ I > BJ II
Abdomen : - Simetris, distensi (-)
- Peristaltik > 35 x/i, klien muntah 2x

4. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
- Gula darah puasa : 99 mg/dl (normal 60-110 mg/dl)
- Hemoglobin : 16,1 gr/dl (13-17gr/dl)
- Trombosit : 193.10³/ µl (150-400. 10³/ µl)
- Leukosit : 17,9.10³ /µl (4,1- 10,5. 10³ /µl)
- Hematokrit : 43 % (40- 55%)
- LED : 8 mm/jam (0-15mm/jam)
- Bilirubin direct : 0,37 mg/dl (0-0,25mg/dl)
- SGOT : 81 U/L (0-31 U/L)
- SGPT : 393 U/L (0-37 U/L)
- Alkali fosfatase : 62 U/L (100-290 U/L)
- Protein total : 7,1 U/L (6,3- 8,3 U/L)
- Albumin : 3,1 gr/dl (3,2- 5,2 gr/dl)
- Globulin : 4,0 gr/dl (1,3- 3,2 gr/dl)
- Creatinin darah : 1,2 mg/dl (0,6-1,1 mg/dl)
- Ureum darah : 44 mg/dl ( 20-45 mg/dl)
- Asam urat darah : 7,0 mg/dl ( 3-7 mg/dl)
- Total kolesterol : 212 mg/dl ( <200 mg/dl)
- HDL kolesterol : 63 mg/dl (>45 mg/dl)
- LDL kolesterol : 133 mg/dl (<150 mg/dl)
- Trigliserida : 79 mg/dl ( 30-200 mg/dl)

 EKG Interpretasi:
sinus tachichardi with occasional premature ventricular complexes biatrial
enlargement inferior infarct, possibly acute. T wave abnormality, consider lateral
iskemik ACUTE MI

 Therapy :
- Clopidogrel (CPG) 1x75 mg
- Aspilet 1x80 mg
- Isorbide Dinitrat (ISDN) 3x5 mg
- Simvastatin 1x40 mg
- Arixtra 2,5 (1x1)
- Laxadin 1x Cth
- Tyarid 2x1
- Zypras 2x0,25 mg
- Antasida 3x CI
- Ambroxol 3x1 cth
- Leveramid 3x1 tab

Patofisologi
Miocard iskemic
Supply O2 ke
miocard menurun

Miocardial O2 demand
\ meningkat Hypoxia seluler
Afterload menurun

Altered cell
Coronary perfusi membran integrity
menurun
Peripheral
vasocontriction
Kontraksi miocard
Diastolic filling menurun
menurun

Cardiac ouput
menurun
Heart rate
meningkat
Arterial pressure
menurun
Respon simpatetic

Ransangan
baroreseptor
ANALISA DATA
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Klien mengatakan nyeri dada Iskemik jaringan akibat Nyeri dada
timbul hanya sesekali saat penyempitan arteri
malam hari koroner
DO: Skala nyeri 3, muka meringis
saat nyeri timbul

2. DS : Klien mengeluh ingin BAB Turunnya curah jantung Gangguan perfusi


tapi tidak bisa keluar, juga jaringan
mengeluh perut terasa tidak
enak
DO : Kesadaran : compos mentis,
GCS 15, E4V5M6
Abdomen teraba keras,
dulness
Input cairan : 420 cc/hr,
output : 820 cc/hari

3. DS: klien mengatakan lemah, Perubahan irama Risiko tinggi


merasa sesak jantung penurunan cardiac
DO: TD 110/70 mmHg, RR 24 x/i, output
HR 84 x/I, T 36,8 C
Irama pernafasan regular,
compliance dada baik

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri dada berhubungan dengan iskemik jaringan akibat penyempitan arteri koroner
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan turunnya curah jantung
3. Risiko tinggi penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan irama jantung
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Diagnosa 1: Nyeri dada berhubungan dengan iskemik jaringan akibat


penyempitan arteri koroner
Tujuan : klien merasa nyaman, nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
a. Menyatakan nyeri dada berkurang atau hilang
b. Mendemostrasikan penggunaan teknik relaksasi
c. Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak

Intervensi Rasionalisasi
a. Anjurkan pasien melaporkan a. Menunda melaporkan nyeri menghambat peredaran
nyeri dengan segera atau memerlukan peningkatan dosis
b. Membantu pasien melakukan b. Membantu dalam penurunan respon atau persepsi
relaksasi nafas dalam nyeri
c. Kolaborasi pemberian c. Dapat menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi,
analgetik dan mengurangi kerja miokardium

2. Diagnosa 2 : Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah


koroner
Tujuan : Curah jantung kembali normal
Kriteria hasil :
a. Kulit hangat dan kering
b. Nadi perifer kuat
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
d. Keseimbangan masukan dan pengeluaran
Intervensi Rasionalisasi
a. Pantau perubahan a. Perfusi serebral sangat dipengaruhi oleh curah
kesadaran/keadaan mental jantung di samping kadar elektrolit dan variasi
yang tiba-tiba seperti asam basa, hipoksia atau emboli sistemik.
bingung, letargi, gelisah,
syok
b. Pantau tanda-tanda sianosis, b. Penurunan curah jantung menyebabkan
kulit dingin/lembab dan catat vasokonstriksi sistemik yang dibuktikan oleh
kekuatan nadi perifer. penurunan perfusi perifer (kulit) dan penurunan
denyut nadi.

c. Pantau fungsi pernapasan c. Kegagalan pompa jantung dapat menimbulkan


(frekuensi, kedalaman, kerja distres pernapasan. Di samping itu dispnea tiba-tiba
otot aksesori, bunyi napas) atau berlanjut menunjukkan komplokasi
tromboemboli paru.

d. Pantau fungsi gastrointestinal d. Penurunan sirkulasi ke mesentrium dapat


(anorksia, penurunan bising menimbulkan disfungsi gastrointestinal
usus, mual-muntah, distensi
abdomen dan konstipasi)

e. Pantau asupan cairan dan e. Asupan cairan yang tidak adekuat dapat
haluaran urine, catat berat menurunkan volume sirkulasi yang berdampak
jenis. negatif terhadap perfusi

f. Kolaborasi pemeriksaan f. Penting sebagai indikator perfusi/fungsi organ.


laboratorium (gas darah,
BUN, kretinin, elektrolit)
g. Kolaborasi pemberian agen g. Heparin dosis rendah mungkin diberikan mungkin
terapeutik yang diperlukan diberikan secara profilaksis pada klien yang
berisiko tinggi seperti fibrilasi atrial, kegemukan,
anerisma ventrikel atau riwayat tromboplebitis.
Pada infark luas atau IM baru, trombolitik
merupakan pilihan utama (dalam 6 jam pertama
serangan IMA) untuk memecahkan bekuan dan
memperbaiki perfusi miokard.
3. Diagnosa 3 : Risiko tinggi penurunan cardiac output berhubungan dengan
perubahan irama jantung
Tujuan : Curah jantung kembali normal
Kriteria hasil :
a. Tekanan darah dalam batas normal
b. Haluaran urin kembali normal
c. Tidak ada atau penurunan distritmia

Intervensi Rasionalisasi
a. Pantau TD, HR dan N, a. Hipotensi dapat terjadi sebagai akibat dari disfungsi
periksa dalam keadaan ventrikel, hipoperfusi miokard dan rangsang vagal.
baring, duduk dan berdiri Sebaliknya, hipertensi juga banyak terjadi yang
(bila memungkinkan) mungkin berhubungan dengan nyeri, cemas,
peningkatan katekolamin dan atau masalah vaskuler
sebelumnya. Hipotensi ortostatik berhubungan
dengan komplikasi GJK. Penurunanan curah
jantung ditunjukkan oleh denyut nadi yang lemah
dan HR yang meningkat.

b. Auskultasi adanya S3, S4 dan b. S3 dihubungkan dengan GJK, regurgitasi mitral,


adanya murmur. peningkatan kerja ventrikel kiri yang disertai infark
yang berat. S4 mungkin berhubungan dengan
iskemia miokardia, kekakuan ventrikel dan
hipertensi. Murmur menunjukkan gangguan aliran
darah normal dalam jantung seperti pada kelainan
katup, kerusakan septum atau vibrasi otot papilar.

c. Krekels menunjukkan kongesti paru yang mungkin


c. Auskultasi bunyi napas.
terjadi karena penurunan fungsi miokard.
d. Berikan makanan dalam porsi d. Makan dalam volume yang besar dapat
kecil dan mudah dikunyah. meningkatkan kerja miokard dan memicu rangsang
vagal yang mengakibatkan terjadinya bradikardia.

e. Kolaborasi pemberian e. Meningkatkan suplai oksigen untuk kebutuhan


oksigen sesuai kebutuhan miokard dan menurunkan iskemia.
klien

f. Pertahankan patensi IV- f. Jalur IV yang paten penting untuk pemberian obat
lines/heparin-lok sesuai darurat bila terjadi disritmia atau nyeri dada
indikasi. berulang.

g. Bantu g. Pacu jantung mungkin merupakan tindakan


pemasangan/pertahankan dukungan sementara selama fase akut atau mungkin
patensi pacu jantung bila diperlukan secara permanen pada infark
digunakan luas/kerusakan sistem konduksi

CATATAN PERKEMBANGAN

No. Dx. Kep SOAPIE


Tgl 20 Nov 11

Dx 1 S : Klien mengatakan nyeri dada timbul hanya sesekali saat malam


hari
O : Skala nyeri 3, muka meringis saat nyeri timbul
A : Nyeri dada berhubungan dengan iskemik jaringan
P : - Anjurkan pasien melaporkan nyeri dengan segera
- Membantu pasien melaukan relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian anti nyeri dada dan penenang
I : - Mengukur skala nyeri dengan rentang nyeri antara skala 1-10,
mengobservasi mimik muka
- Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam dengan menarik napas
lewat hidung, dan mengeluarkan lewat mulut selama 7 hitungan
- Kolaborasi: pemberian obat Zypras 2x0,25 mg
E : - Skala nyeri 3
- Pasien mampu melakukan teknik relaksasi napas dalam untuk
mengurangi nyeri
- Pasien diberikan obat pada pukul 10.00 wib
- Masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan

Dx 2 S : Klien mengeluh ingin BAB tapi tidak bisa keluar, juga mengeluh
perut terasa tidak enak
O : - Kesadaran : compos mentis, GCS 15, E4V5M6
- sianosis (-), akral hangat
- Abdomen teraba keras, bunyi dulness
- Input cairan : 420 cc/hr, output : 820 cc/hari
A : perubahan perfusi jaringan b/d penurunan aliran darah koroner
P: - Pantau perubahan kesadaran/keadaan mental yang tiba-tiba seperti
bingung, letargi, gelisah, syok
- Pantau tanda-tanda sianosis, kulit dingin/lembab
- Pantau fungsi gastrointestinal (anoreksia, penurunan bising usus,
mual-muntah, distensi abdomen dan konstipasi)
- Pantau asupan cairan dan haluaran urine
- Kolaborasi pemberian agen terapeutik yang diperlukan
I: - Mengevaluasi kemampuan membuka mata, respon verbal dan
motorik
- Mengukur suhu klien dan mempalpasi akral tubuh klien
- Mengevaluasi adanya mual muntah, distensi abdomen,
konstipasi
- Menghitung balance cairan klien
- Memberikan obat Clopidogrel (CPG) 1x75 mg, Simvastatin
1x40 mg, Arixtra 2,5 (1x1), Laxadin 1x Cth, Antasida 3x CI,
Leveramid 3x1 tab
E : - Kesadaran compos mentis, GCS 15, T 36,8 C, akral tubuh hangat
- Abdomen teraba keras, dulness
- Balance cairan (-400 cc)
- klien diberikan obat CPG dan arixtra pukul 20.00 wib, Laxadin
pukul 21.00 wib, Simvastatin pukul 22.00, Antasida pukul 06.00
wib
- Masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan

Dx 3 S : klien mengatakan lemah sudah berkurang dari hari kemarin, klien


merasa sesak tadi malam
O : - TD : 110/70 mmHg, RR : 24 x/i, HR 84 x/I, T 36,8 C
- Irama pernafasan regular, compliance dada baik, tidak ada
retraksi iga, tidak ada nafas cuping hidung
A : Penurunan cardiac output
P: - Pantau TD, HR dan N
- Auskultasi bunyi napas, adanya S3, S4 dan adanya murmur dan
pantau irama jantung
- Kolaborasi pemberian obat anti aritmia
I : - Mengukur/ Memantau TTV setiap 1 jam
- Memantau hemodinamik jantung melalui EKG
- Mengauskultasi bunyi napas
- Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan klien
- Pemberian obat aspilet 1x 80mg, ISDN 3x5 mg, tiaryd 2x1
E : - Pasien mengatakan agak lelah pada saat duduk lama
-TD: 110/70 mmHg, HR: 84x/mnt, RR 24 x/mnt
- EKG menunjukkan sinus rhytme, bunyi napas vesikuler (+/+)
- Klien diberi terapy O2 2-4 L/menit
-Masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan
No. Dx. Kep SOAPIE
Tgl 21 Nov2011
Dx 1
S : Pasien mengatakan tidak nyeri dada semalam
O : Keadaan umum baik, Skala nyeri (-)
A : Nyeri dada berhubungan dengan iskemik jaringan
P : - Anjurkan pasien melaporkan nyeri dengan segera bila hadir
- Membantu pasien melakukan relaksasi nafas dalam bila terjadi
nyeri
- Kolaborasi pemberian anti nyeri dada dan penenang
I: - Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam dan distraksi
(pengalihan) seperti mendengarkan musik, dsb
- Kolaborasi: pemberian obat Zypras 2x0,25 mg
E : - Skala nyeri (-)
- Klien mencoba teknik distraksi dengan bercakap-cakap tanpa
membuat dirinya merasa kelelahan
- Pasien diberikan obat pada pukul 10.00 wib
- Masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan

Dx 2
S : Klien mengatakan BAB sudah keluar pagi hari tadi, konsistensi
lunak
O : - Kesadaran : compos mentis, GCS 15, E4V5M6
- sianosis (-), akral hangat
- Input cairan : 400 cc/hr, output : 750 cc/hari
A : perubahan perfusi jaringan b/d penurunan aliran darah koroner
P: - Pantau perubahan kesadaran/keadaan mental yang tiba-tiba seperti
bingung, letargi, gelisah, syok
- Pantau tanda-tanda sianosis, kulit dingin/lembab
- Pantau fungsi gastrointestinal (anoreksia, penurunan bising usus,
mual-muntah, distensi abdomen dan konstipasi)
- Pantau asupan cairan dan haluaran urine
- Kolaborasi pemberian agen terapeutik yang diperlukan
I: - Mengevaluasi kemampuan membuka mata, respon verbal dan
motorik
- Mengukur suhu klien dan mempalpasi akral tubuh klien
- Menghitung balance cairan klien
- Memberikan obat Clopidogrel (CPG) 1x75 mg, Simvastatin
1x40 mg, Arixtra 2,5 (1x1), Laxadin 1x Cth, Antasida 3x CI,
Leveramid 3x1 tab
E : - Kesadaran compos mentis, GCS 15, T 36,8 C, akral tubuh hangat
- Balance cairan (-350 cc)
- Klien diberikan obat CPG dan arixtra pukul 20.00 wib, Laxadin
pukul 21.00 wib, Simvastatin pukul 22.00, Antasida pukul 06.00
wib
- Masalah teratasi, intervensi dilanjutkan

Dx 3 S : klien mengatakan tidak lagi lemah,sesak (-)


O : - TD : 120/80 mmHg, RR : 20 x/i, HR 85 x/I, T 36,5 C
- Irama pernafasan regular, compliance dada baik, tidak ada
retraksi iga, tidak ada nafas cuping hidung
A : Penurunan cardiac output
P: - Pantau TD, HR dan N
- Auskultasi adanya S3, S4 dan adanya murmur dan pantau irama
jantung
- Auskultasi bunyi napas
- Kolaborasi pemberian obat anti aritmia
I : - Mengukur/ Memantau TTV setiap 1 jam
- Memantau hemodinamik jantung melalui EKG
- Mengauskultasi bunyi napas
- Pemberian obat aspilet 1x 80mg, ISDN 3x5 mg, tiaryd 2x1
E : - TD: 120/80 mmHg, HR: 85x/mnt, RR 20 x/mnt
- EKG menunjukkan sinus rhytme, bunyi napas vesikuler (+/+)
- Masalah teratasi, intervensi dipertahankan
Klien diinstruksikan pulang oleh dokter dan pemasangan PCI
katheterisasi jantung bila klien bersedia. Discharge planning bagi
klien : patuh minum obat dan tidak boleh lelah, harus banyak
istirahat serta menjaga pola makanan yang sesuai. Klien pulang
pada pukul 15.00 wib dan akan menjalani rawat jalan

Anda mungkin juga menyukai