Anda di halaman 1dari 3

ALGORITME VF/VT TANPA NADI

Menyakinkan bahwa gambar yang terdapat pada monitor sesuai dengan kondisi pasien dengan
cara memeriksa jalan napas, pernapasan dan sirkulasi (A,B,C). Jika ternyata sesuai dengan
kondisi klinis pasien maka segera lakukan defibrilasi jika defibrilator tersedia, tetapi apabila
defibrilator tidak tersedia segera lakukan RJP sampai defibrilator tersebut siap digunakan.
Defibrilasi dilakukan tiga kali secara berurutan pada VF yang menetap. Adapun tujuan
defibrilasi adalah mebuat jantung menjadi asistol sesaat tetapi memberikan kesempatan kepada
jantung untuk berdepolarisasi dan mengaktifkan pacu jantung alami yang berada di dalam
jantung.

Penelitian telah membuktikan bahwa tindakan defibrilasi dini memberikan hasil yang lebih baik
daripada menunda defibrilasi untuk pemberian obat-obatan. Penolong tidak perlu melakukan RJP
pada saat mengisi ulang energi dan memeriksa ulang irama jantung kecuali jika terjadi kerusakan
pada defibrilator. Pada saat melakukan defibrilasi tiga kali berturut turut, memeriksa nadi tidak
perlu dilakukan jika gambaran irama jantung masih VF/VT tanpa nadi. Jika tindakan defibrilasi
pertama tidak berhasil maka segera lakukan pengisisan energi selanjutnya dan defibrilasi kedua
harus segera dilakukan. Perhatikan irama pada monitor untuk mengetahui VF/VT tanpa nadi
yang menentap. Jika pada monitor tidak tampak irama VF/VT maka defibrilasi tidak dilanjutkan
dan segera lakukan pengecekan nadi.

Setelah defibrilasi dilakukan tiga kali dan ternyata gambaran irama jantung masih tetap
menunjukan VF/VT tanpa nadi maka tindakan selanjutnya yang harus dilakukan adalah
melanjutkan RJP, intubasi dan pemasangan jalur intra vena. Pada algoritme diperlihatkan
tindakan dilakukan secara berurutan akan tetapi pada prakteknya penolong harus tetap
memutuskan tindakan mana yang harus diprioritaskan berdasarkan prioritas masalah.

Obat obat yang diberikan pada VF/VT tanpa nadi adlah sebagai berikut :

Adrenalin/Efineprin
Adrenalin 1 mg secara bolus melalui intra vena dan pemberian dapat diulang tiap 3 – 5 menit
dengandosis 1 mg. Efek adrenalin pada henti jantung adalah merangsang reseptor adrenergik
yang menghasilkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan menyebabkan perbedaan tekanan
antara perifer dengan sentral sehingga hasil yang diharapkan adalah meningkatnya aliran ke
pembuluh darah koroner dan serebral. Setelah 30 – 60 detik dari setiap pemberian obat pada
VF/VT tanpa nadi maka harus dilakukan defibrilasi satu kali dengan energi 360 Joule.

Vasopressin
Vassopressin merupakan pilihan lain dari adrenalin, diberikan sebagai dosisi tunggal 40 unit.
Apabila pemberian vasopressin tidak berhasil setelah 5 – 10 menit maka dapat diberikan
adrenalin.

Obat obat antiaritmia :

Amiodaron
Amiodaron merupakan anti aritmia pilihan pertama pada VF/VT tanpa nadi. Dosis pertama
adalah 300 mg diencerkan menjadi 20 – 30 cc dengan cairan NaCl 0,9 % atau dekstrose,
diberikan secara bolus melalui intra vena. Dosis ulangan adalah 150 mg diberikan setelah 3 – 5
meniT. Dosis maksimal adalah 2,2 gram dalam 24 jam.

Lidokain
Lidokain merupakan obat pilihan kedua setelah amiodaron. Lidokain diberikan pada VF/VT
tanpa nadi setelah adrenalin dan defibrilasi tidak berhasil mengatasi VF/VT tanpa nadi. Dosis
lidokain pada VF/VT tanpa nadi adalah 1,0 – 1,5 mg/kgBB secara bolus melalui intra vena.
Pemberian dapat diulang setiap 3 – 5 menit dengan dosis 0,5 – 0,75 mg/kgBB sampai dosis
maksimal 3 mg/kgBB. Lidokain pada keadaan henti jantung hanya diberikan melalui intra vena.

Prokainamid
Anti aritmia lain yang dapat diberikan pada VF/VT tanpa nadi yang berulang-ulang atau menetap
dengan dosis 50 mg/menit sampai dosis maksimal 17 mg/kg BB.

Magnesium Sulfat
Magnesium sulfat adalah anti aritmia yang diberikan pada pasien infark miokard untuk
mencegah terjadinya VF/VT tanpa nadi. Pada VF/VT tanpa nadi magnesium sulfat diberikan jika
diketahui adanya riwayat kekurangan magnesium atau terlihat adanya gambaran torsade de
pointes dengan dosis 1– 2 gram diencerkan dalam 10 cc dekstrose.

Sodium Bikarbonat
Pemberian Sodium bikarbonat masih menjadi bahan perdebatan di antara pakar-pakar dibidang
kedokteran. Sebagain pakar merekomendasikan pemberian sodium bikarbonat pada keadaan
henti jantung, tetapi sebagain lagi menghindarinya. Pada prinsipnya pemberian sodium
bikarbonat harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang jelas, seperti penjelasan berikut
ini :
1.Sodium bikarbonat dengan dosis 1 mEq/kg BB menjadi klas I apabila pasien diketahui
mempunyai riwayat hiperkalemia. Hal ini adalah salah satu contoh dari pengertian D –
differential diagnosis pada ABCD sekunder. Jika pasien mengalami henti jantung disebabkan
oleh hiperkalemi maka sodium bikarbonat dapat segera diberikan.
2.Sodium bikarbonat menjadi klas II a pada keadaan :
Pasien yang diduga mengalami asidosis metabolik yang disebabkan kehilangan sodium
bikarbonat melalui saluran pencernaan dan ginjal.
Untuk membuat alkalis pada pasien dengan kelebihan trisiklik dan obat-obat anti depresi seperti
phenobarbital.
3.Sodium bikarbonat termasuk klas II b pada :
Pada pasien yang mengalami henti jantung lama dan sudah terintubasi.
Pada henti jantung lama dan berhasil kembali kepada sirkulasi spontan.
4.Sodium bikarbonat termasuk klas III artinya tidak boleh diberikan jika pasien mengalami
hypoxiclactic acidosis.

Jika VF/VT tanpa nadi sudah dapat diatasi dan pasien kembali pada sirkulasi spontan maka anti
anti aritmia harus terus diberikan dosis pemeliharaan untuk mencegah terjadinya VF/VT tanda
nadi berulang. Apabila VF/VT tanpa nadi dapat diatasi hanya dengan tindakan defibrilasi dan
pasien berhasil kembali pada sirkulasi spontan, maka anti aritmia dapat diberikan secara bolus
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan.

Algoritme VF/VT tanpa nadi untuk pasien dewasa sangat penting untuk dipelajari karena
umumnya henti jantung pada orang dewasa disebabkan oleh VF/VT tanda nadi dan sebagian
besar dapat diselamatkan jika diberikan bantuan secara cepat dan benar. Penatalaksanaan VF/VT
tanpa nadi sangat sederhana yaitu defibrilasi, pertahankan jalan napas dan berikan bantuan napas.
Obat-obatan diberikan sebagai jembatan untuk melakukan defibrilasi.

Anda mungkin juga menyukai