Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MOTOR BAKAR DAN SISTEM PROPULSI

KELOMPOK III

Disusun Oleh :

Deri Kristiadi 2014440115


Deryl Bhayu A 2014440116
Eka Danang S 2014440115
Eko Sutopo 2014440116
Ferianto 2014440121

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam, lebih spesifik lagi sebuah
mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang
dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Mesin ini ditemukan
pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893.
Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam
bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition
Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat
biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

Gambar 1. Mesin Diesel


Dalam mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar pada
akhir langkah kompresi. Sebelumnya udara yang diisap telah dikompresi dalam ruang
bakar sampai tekanan dan temperatur menjadi naik. Naiknya tekanan dan temperatur
mengakibatkan bahan bakar menyala dan terbakar sendiri. Untuk memperoleh
tekanan kompresi yang tinggi saat putaran mesin rendah, banyaknya udara yang
masuk ke dalam silinder harus besar tanpa menggunakan throttle valve untuk
membatasi aliran dari udara yang dihisap. Dengan demikian dalam sebuah mesin
diesel, output mesinnya dikontrol oleh pengontrol banyaknya bahan bakar yang
diinjeksikan. Berbeda dengan mesin Bensin, bagian terpenting saat pemeliharaan
pada mesin bensin yaitu perbandingan udara dan bahan bakar dari campuran udara
dan bahan bakar, besarnya campuran yang masuk, apakah telah memadai
kompresinya, apakah ada atau tidak kemampuan pengapiannya dan juga apakah saat
pengapiannya tepat. Sementara dalam mesin diesel, kompresi adalah bagian yang
paling penting dalam pemeliharaan. Penggunaan perbandingan kompresi yang tinggi
dan bahan bakar dengan titik bakar (ignition point) yang rendah akan memperbaiki
kemampuan terbakarnya bahan bakar. Banyaknya udara yang masuk ke silinder pada
mesin diesel memiliki pengaruh besar terhadap terjadinya pembakaran sendiri (self-
ignition) yang dapat menentukan output. Efisiensi pengisapan adalah suatu hal yang
penting. Untuk bahan bakar mesin diesel menggunakan minyak diesel (solar). Bahan
bakar diinjeksikan kedalam ruang bakar, dan dapat terbakar secara spontanitas oleh
adanya temperatur udara yang tinggi. Tingginya temperatur udara yang
dikompresikan dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar secara spontanitas.
Nilai kemampuan bahan bakar diesel untuk cepat terbakar adalah angka cetane
(cetane number). Untuk mesin diesel yang berkecepatan tinggi yang digunakan pada
kendaraan truk dan mobil-mobil angka cetane yang umumnya digunakan sekurang-
kurangnya 40-45.
1.2 Tipe-tipe Mesin Diesel

Ada dua kelas mesin diesel: two-stroke dan four-stroke. banyak mesin diesel
besar bertipe mesin dua tak. Mesin yang lebih kecil biasanya menggunakan tipe
mesin empat tak.

1.3 Motor Diesel Dua Langkah

Motor diesel dua langkah bekerja bila da kali langkah gerakan piston (satu
kali putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja. Dalam motor diesel siklus dua
langkah, kedua katup adalah katub buang. Saluran (lubang) pada dinding silinder
yang terbuka dan tertutup oleh gerakan piston memungkin udara mengalir ke dalam
silinder. Ketika piston berada di TMB, saluran masuk terbuka dan udara mengalir ke
dalam silinder dengan tekanan tinggi karena blower. Pada saat yang sama gas buang
terbuang keluar melalui katub buang yang terbuka pada bagian atas silinder.

Gambar 2. Mesin Diesel 2 Langkah


Ketika piston naik, saluran masuk tertutup, katub buang menutup, dan udara dalam
silinder tertekan. Bahan bakar diinjeksikan ketika piston berada dekat TMA dan
terbakar oleh panas yang dihasilkan oleh penekanan udara. Gas berekspansi menekan
piston turun untuk menghasilkan tenaga.

1.4 Motor Diesel Empat Langkah

Sama halnya dengan moto cetus nyala api, motor diesel empat langkah
bekerja bila empat kali gerakan piston (dua kali putaran engkol) menghasilkan satu
kali kerja.

Secara skematika prinsip kerja motor diesel empat langkah dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Langkah pemasukan. Pada langkah ini katup masuk membukadan katub


buang tertutup. Udara mengalir ke dalam silinder
2. Langkah kompresi. Pada lagkah ini kedua katup menutup, piston bergerak
dari TMB ke TMA, menekan udara dalam silinder. Sesaat sebelum mencapai
TMA, bahan bakar diinjeksikan.
3. Langkah ekspansi. Karena injeksi bahan bakar ke silinder yang
bertemperatur tinggi, bahan bakar terbakar dan berekspansi menekan piston
untuk melakukan kerja sampai piston mencapai TMB. Kedua katup tertutup
pada angkah ini.
4. Langkah buang. Ketika piston hamper mencapai TMB, katup buang terbuka,
katup masuk tetutup. Ketika piston bergerak menuju TMA, gas sisa
pembakaran terbuang keluar ruang bakar. Akhir langkah ini adalah ketika
piston mencapai TMA. Siklus ini kemudian beulang lagi.
Gambar 3. Mesin Diesel 4 Langkah

1.5 Siklus Diesel (Diesel Tekanan Rata)

Siklus diesel adalah siklus teoretik untuk compression ignition engines atau
motor diesel. Perbedaan antara siklus diesel dan otto adalah pada motor diesel
penambahan panas terjadi pada tekanan tetap. Dalam diagram P-V dan Siklus T-s,
siklus diesel dapat digambarkan seperti gambar proses dibawah ini.

Gambar 4. Siklus Diesel (a) Diagram P-V (b) Diagram T-s


Prosesnya:

1-2 Kompresi isentropik

2-3 Pembakaran isobaris

3-4 Ekspansi Isentropik (reversible adiabatic)

4-1 Pembuangan kalor isochoric

1.6 Siklus Ganda (Dual Cycle)

Siklus teoretik dari beberapa mesin bolak-balik, khususnya mesin diesel


putaran tinggi, lebih sesuai bila dinyatakan dalam siklus pembakaran ganda (dual).
Penambahan panas pada volume konstan cenderung menaikkan efisiensi siklus dan
perubahan penambahan panas ke tekanan konstan membatasi tekanan maksimum.

Prosesnya:

1-2 Kompresi adiabatic

2-3 Pembakaran isochoric

3-4 Ekspansi adiabatic

5-1 Pembuangan isochoric


Gambar 5. (a) Diagram P-v (b) Diagram T-s

1.7 Siklus Aktual Motor Diesel

Dalam siklus diesel, kerugian lebih rendah dari pada yang terjadi pada siklus
otto. Kerugian utama adalah karena pembakaran tidak sempurna dan penyebab utama
perbedaan antara siklus teoretik dan siklus actual mesin diesel. Hal ini ditunjukkan
pada gambar dibawah. Siklus teoretik pembakaran diharapkan selesai pada akhir
pembakaran tekanan tetap, tetapi aktualnya after burning berlanjut sampai setengah
langkah ekspansi. Perbandingan efisiensi antara siklus actual dan teoretik adalah
sekitar 0,85.
Gambar 6. Siklus Aktual Diesel

1.8 Pembakaran Bahan Bakar Dalam Motor Diesel

Dalam motor CI, hanya udara yang dikompresi sehingga tekanan dan
temperatur naik tinggi. Perbandingan kompresi 12:1 + 22:1. Temperature udara dapat
mencapai 450 ÷550°𝐶 dan tekanannya 30 ÷ 40 kgf/cm². Bahan bakar diinjeksikan
dengan tekanan tinggi (110 ÷ 200 kgf/cm²) dengan menggunakan pompa bahan
bakar.

Dalam otor CI, bahan bakar tidak diinjeksikan sekali, tetapi menyebar pada periode
waktu tertentu sekitar 20-40 derajat poros engkol.

Adalah tidak mungkin menginjeksikan drouplet bahan bakar hingga terdistribusi


merata ke seluruh ruang bakar. Campuran bahan bakar udara yang terbentuk dalam
silinder secara esensial adalah heterogen. Dalam kondisi yang demikian bila udara
dalam silinder tidak bergerak, hanya sedikit bagian bahan bakar yang akan bertemu
oksigen dalam jumlah yang cukup. Bahkan pembakaran bahan bakar akan berjalan
pelan atau bahkan terhambat arena droplet tersebut terselubungi produk
pembakarannya. Dengan demikian perlu dilakukan pengendalian gerakan udara dan
bahan bakar sehingga suplai yang kontinu udara segar akan terbawa ke tiap droplet
yang terbakar dan menyapu produk pembakaran. Pengaruh gerakan udara ini disebut
air swirl.

1.9 Keunggulan dan kelemahan dibanding dengan mesin busi-nyala

Untuk keluaran tenaga yang sama, ukuran mesin diesel lebih besar daripada
mesin bensin karena konstruksi besar diperlukan supaya dapat bertahan dalam
tekanan tinggi untuk pembakaran atau penyalaan. Dengan konstruksi yang besar
tersebut penggemar modifikasi relatif mudah dan murah untuk meningkatkan tenaga
dengan penambahan turbocharger tanpa terlalu memikirkan ketahanan komponen
terhadap takanan yang tinggi. Mesin bensin perlu perhitungan yang lebih cermat
untuk modifikasi peningkatan tenaga karena pada umumnya komponen di dalamnya
tidak mampu menahan tekanan tinggi, dan menjadikan mesin diesel kandidat untuk
modifikasi mesin dengan biaya murah.

2.1 Perbedaan antara Motor Diesel dengan Motor Bensin

Motor diesel memiliki beberapa perbedaan dengan motor bensin, di antaranya


dalam hal penggunaan bahan bakar, cara pemberian bahan bakar dan
pembakarannya. Pada motor bensin, campuran udara dan bensin dimasukkan ke
dalam silinder dan dibakar dengan bantuan percikan bunga api dari busi. Pada motor
diesel yang dihisap hanya udara saja dan dikompresi sampai tekanan dan temperatur
naik. Bahan bakar diinjeksikan atau dikabutkan ke dalam silinder mendekati akhir
langkah kompresi melalui nozzle pompa injeksi (fuel injection nozzle) dan bahan
bakar terbakar sendiri akibat temperatur yang tinggi. Agar bahan bakar dapat
terbakar sendiri, perbandingan kompresi harus berada antara 15 – 22 dan tekanan
kompresi antara 26 – 40 kg/cm2 .

2.2 Detonasi Pada Motor Diesel

Bila waktu pembakaran tertunda sangat panjang atau jumlah penguapan


selama ini terlalu banyak, jumlah campuran bahan bakar yang terbakar sekaligus
pada periode perambatan api (periode kedua) terlalu banyak, mengakibatkan
penambahan tekanan yang berlebihan dalam silinder dan ini ditandai dengan getaran
dan suara. Hal ini disebut detonasi pada mesin diesel. Mencegah detonasi pada
diesel dengan cara mencegah kenaikan tekanan yang berlebihan dengan cara memilih
campuran yang terbakar pada tekanan rendah, memperpendek waktu pembakaran
tertunda atau mengurangi jumlah bahan bakar yang diinjeksikan selama periode
waktu pembakaran tertunda.
Gambar 7. Detonasi Pada Mesin

Cara-cara mengurangi detonasi :


a. Menggunakan bahan bakar dengan angka cetane yang tinggi.
b. Menaikkan tekanan dan temperatur udara pada saat bahan bakar diinjeksikan.
c. Mengurangi jumlah injeksi bahan bakar saat permulaan injeksi.
d. Menaikkan temperatur ruang bakar (khususnya pada daerah injeksi).

Detonasi pada motor diesel dan bensin keduanya merupakan suatu peristiwa
yang sama. Keduanya diakibatkan kenaikan tekanan yang berlebihan disebabkan
pembakaran bahan bakar yang berlebihan.

Perbedaan detonasi pada motor diesel dan motor bensin adalah saat terjadinya
detonasi pada motor diesel saat permulaan pembakaran sedangkan pada motor bensin
terjadi menjelang akhir pembakaran.
Gambar 8. Gambar Knocking Pada Motor Diesel dan Motor Bensin

Bentuk ruang bakar mesin diesel ruang bakar pada motor diesel lebih rumit
dibanding ruang bakar motor bensin. Bentuk ruang bakar pada motor diesel sangat
menentukan kemampuan mesin, sebab ruang bakar tersebut direncanakan dengan
tujuan agar campuran bahan udara dan bahan bakar menjadi homogen dan mudah
terbakar sekaligus.

2.3 Ruang Bakar Pada Motor Diesel

Ruang bakar motor diesel digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu:

a) Tipe ruang bakar langsung (direct combustion chamber)


b) Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary combustion chamber):

Gambar 9. Ruang Bakar Langsung


Gambar 10. Ruang Bakar Tambahan

2.4 Sistem Bahan Bakar

Secara sederhana sistem bahan bakar pada motor diesel berfungsi untuk
menyalurkan bahan bakar ke ruang bakar dengan takaran yang sesuai dengan kerja
motor diesel tersebut.

2.5 Fungsi Sistem Injeksi Bahan Bakar

Berdasarkan pengertian sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel di atas, maka
fungsi sistem injeksi bahan bakar mesin diesel yaitu:
a) Menyimpan bahan bakar
b) Menyaring bahan bakar
c) Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin
d) Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin
e) Memajukan saat penginjeksian bahan bakar
f) Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya melalui pengaturan
penyaluran bahan bakar
g) Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.
2.6 Syarat Sistem Injeksi Bahan Bakar Mesin Diesel

Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a) Memberikan sejumlah tertentu bahan bakar.

Sistem injeksi bahan bakar harus setiap saat tertentu memberikan sejumlah tertentu

bahan bakar ke tiap-tiap silinder mesin diesel.

b) Menepatkan saat penginjeksian bahan bakar

Bahan bakar harus diinjeksikan ke dalam silinder tepat pada saat kemungkinan

mesin diesel mampu menghasilkan tenaga yang maksimum. Bahan bakar yang

diinjeksikan terlalu cepat atau terlalu lambat selama langkah usaha menyebabkan

terjadinya kerugian tenaga.

c) Mengendalikan kecepatan pengiriman bahan bakar.

Kerja mesin diesel yang halus pada tiap-tiap silinder tergantung pada lama waktu

yang diperlukan untuk menginjeksikan bahan bakar. Kecepatan mesin yang lebih

tinggi harus dicapai dengan pemasukan bahan bakar yang lebih cepat pula.

d) Mengabutkan bahan bakar.

Bahan bakar harus sepenuhnya tercampur dengan udara untuk pembakaran

sempurna. Dalam hal ini bahan bakar harus dikabutkan menjadi partikel-pertikeal

yang halus. Dengan demikian penginjeksian bahan bakar ke dalam silinder mesin

diesel harus pada saat yang tepat dan jumlah yang tepat pula sesuai dengan jumlah

yang diperlukan.
BAB II

SISTEM PELUMASAN DAN PENDINGINAN

2.1 Sistem Pelumasan Pada Mesin

Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian
yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih
sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di
sekitar torak dan silinder, sebagai akibatleadakan dalam ruang pembakaran. Tujuan
utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk meminimalisir gesekan,
keausan dan kehilangan daya.

Gambar 11. Mesin Diesel


Tujuan lain dari pelumasan pada mesin adalah:

1. Menyerap dan memindahkan panas


2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak
bocor dari ruang pembakaran
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang
bergerak.

Pada sistem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar
terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.

Komponen utama dalam sistem pelumas adalah oli sebagai media pelumas.
Oli mesin dibuat secara sintetis maupun natural dengan bahan additive yang dapat
masuk kedalam celah mesin. Lapisan ini bernama oil film, oil film ini yang akan
menempel pada komponen mesin dan sulit sekali untuk dipisahkan dari permukaan
komponen mesin. Sehingga ketika ada dua logam yang bergesekan, ditengah logam
tersebut terselip lapisan oil film yang mencegah gesekan secara langsung.

2.2 Cara Kerja Pelumasan Pada Mesin

Saat kondisi normal, oli terkumpul pada bak oli atau karter yang terletak pada
bagian paling bawah mesin. Sementara itu, pompa oli memiliki input yang digerakan
dari engkol mesin. Umumnya pompa ini menggunakan rotary pump.
Gambar 12. Sistem Pelumasan Mesin

 Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya terjadi
sedotan pada bagian inlet hose oil pump.
 Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya oli
ditekan oleh pompa.
 Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam filter oli.
 Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
 Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju bagian atas
mesin dan ke oil jet,
 Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam dan rocker
arm selanjutnya oli kembali ke carter melalui saluran oli disamping blok
silinder.
 Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet dibagian
bawah silinder untuk melumasi bagian piston dan connecting rod.
 Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang berbentuk
seperti sekop. Sehingga ketika poros engkol berputar oli dari karter akan
diobrak-abrik oleh weight balance agar tersebar ke seluruh bagian mesin.
2.3 Fungsi Pelumasan

Mengurangi gesekan

Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam
dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan
gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan
kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan
dilapisi oli pelumas (Oil film)

Sebagai peredam

Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang
berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan
menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas
berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi
sehingga suara mesin lebih halus.

Sebagai anti karat

Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah
kontak langsungantar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya
karat dapat dihindari.

Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah

1. Dinding silinder dan torak


2. Bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. Bantalan poros Cam
4. Mekanisme katup
5. Pena poros
6. Kipas pendingin
7. Pompa
8. Mekanisme pengapian

Macam - macam sistem pelumasan

Sistem pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita
kelompokkan menjadi 3 macam yaitu :

1. Jenis percik (splash type)


Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung
bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok
pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan
bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit
untuk melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu
sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan.
2. Jenis tekanan (pressure feed type)
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk
mensirkulasikan minyak pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada
kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor. Adapun pompa oli yang
digunakan ada bermacam - macam yaitu:
model roda gigi (gear type)
model trocoid
Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam
postingan saya berikutnya.
3. Jenis kombinasi pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari
sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2

Anda mungkin juga menyukai