Motor Bakar Dan Sistem Pelumasan Dan Pendinginan
Motor Bakar Dan Sistem Pelumasan Dan Pendinginan
KELOMPOK III
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam, lebih spesifik lagi sebuah
mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang
dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Mesin ini ditemukan
pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893.
Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam
bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition
Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat
biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Ada dua kelas mesin diesel: two-stroke dan four-stroke. banyak mesin diesel
besar bertipe mesin dua tak. Mesin yang lebih kecil biasanya menggunakan tipe
mesin empat tak.
Motor diesel dua langkah bekerja bila da kali langkah gerakan piston (satu
kali putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja. Dalam motor diesel siklus dua
langkah, kedua katup adalah katub buang. Saluran (lubang) pada dinding silinder
yang terbuka dan tertutup oleh gerakan piston memungkin udara mengalir ke dalam
silinder. Ketika piston berada di TMB, saluran masuk terbuka dan udara mengalir ke
dalam silinder dengan tekanan tinggi karena blower. Pada saat yang sama gas buang
terbuang keluar melalui katub buang yang terbuka pada bagian atas silinder.
Sama halnya dengan moto cetus nyala api, motor diesel empat langkah
bekerja bila empat kali gerakan piston (dua kali putaran engkol) menghasilkan satu
kali kerja.
Secara skematika prinsip kerja motor diesel empat langkah dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Siklus diesel adalah siklus teoretik untuk compression ignition engines atau
motor diesel. Perbedaan antara siklus diesel dan otto adalah pada motor diesel
penambahan panas terjadi pada tekanan tetap. Dalam diagram P-V dan Siklus T-s,
siklus diesel dapat digambarkan seperti gambar proses dibawah ini.
Prosesnya:
Dalam siklus diesel, kerugian lebih rendah dari pada yang terjadi pada siklus
otto. Kerugian utama adalah karena pembakaran tidak sempurna dan penyebab utama
perbedaan antara siklus teoretik dan siklus actual mesin diesel. Hal ini ditunjukkan
pada gambar dibawah. Siklus teoretik pembakaran diharapkan selesai pada akhir
pembakaran tekanan tetap, tetapi aktualnya after burning berlanjut sampai setengah
langkah ekspansi. Perbandingan efisiensi antara siklus actual dan teoretik adalah
sekitar 0,85.
Gambar 6. Siklus Aktual Diesel
Dalam motor CI, hanya udara yang dikompresi sehingga tekanan dan
temperatur naik tinggi. Perbandingan kompresi 12:1 + 22:1. Temperature udara dapat
mencapai 450 ÷550°𝐶 dan tekanannya 30 ÷ 40 kgf/cm². Bahan bakar diinjeksikan
dengan tekanan tinggi (110 ÷ 200 kgf/cm²) dengan menggunakan pompa bahan
bakar.
Dalam otor CI, bahan bakar tidak diinjeksikan sekali, tetapi menyebar pada periode
waktu tertentu sekitar 20-40 derajat poros engkol.
Untuk keluaran tenaga yang sama, ukuran mesin diesel lebih besar daripada
mesin bensin karena konstruksi besar diperlukan supaya dapat bertahan dalam
tekanan tinggi untuk pembakaran atau penyalaan. Dengan konstruksi yang besar
tersebut penggemar modifikasi relatif mudah dan murah untuk meningkatkan tenaga
dengan penambahan turbocharger tanpa terlalu memikirkan ketahanan komponen
terhadap takanan yang tinggi. Mesin bensin perlu perhitungan yang lebih cermat
untuk modifikasi peningkatan tenaga karena pada umumnya komponen di dalamnya
tidak mampu menahan tekanan tinggi, dan menjadikan mesin diesel kandidat untuk
modifikasi mesin dengan biaya murah.
Detonasi pada motor diesel dan bensin keduanya merupakan suatu peristiwa
yang sama. Keduanya diakibatkan kenaikan tekanan yang berlebihan disebabkan
pembakaran bahan bakar yang berlebihan.
Perbedaan detonasi pada motor diesel dan motor bensin adalah saat terjadinya
detonasi pada motor diesel saat permulaan pembakaran sedangkan pada motor bensin
terjadi menjelang akhir pembakaran.
Gambar 8. Gambar Knocking Pada Motor Diesel dan Motor Bensin
Bentuk ruang bakar mesin diesel ruang bakar pada motor diesel lebih rumit
dibanding ruang bakar motor bensin. Bentuk ruang bakar pada motor diesel sangat
menentukan kemampuan mesin, sebab ruang bakar tersebut direncanakan dengan
tujuan agar campuran bahan udara dan bahan bakar menjadi homogen dan mudah
terbakar sekaligus.
Secara sederhana sistem bahan bakar pada motor diesel berfungsi untuk
menyalurkan bahan bakar ke ruang bakar dengan takaran yang sesuai dengan kerja
motor diesel tersebut.
Berdasarkan pengertian sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel di atas, maka
fungsi sistem injeksi bahan bakar mesin diesel yaitu:
a) Menyimpan bahan bakar
b) Menyaring bahan bakar
c) Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin
d) Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin
e) Memajukan saat penginjeksian bahan bakar
f) Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya melalui pengaturan
penyaluran bahan bakar
g) Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.
2.6 Syarat Sistem Injeksi Bahan Bakar Mesin Diesel
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Sistem injeksi bahan bakar harus setiap saat tertentu memberikan sejumlah tertentu
Bahan bakar harus diinjeksikan ke dalam silinder tepat pada saat kemungkinan
mesin diesel mampu menghasilkan tenaga yang maksimum. Bahan bakar yang
diinjeksikan terlalu cepat atau terlalu lambat selama langkah usaha menyebabkan
Kerja mesin diesel yang halus pada tiap-tiap silinder tergantung pada lama waktu
yang diperlukan untuk menginjeksikan bahan bakar. Kecepatan mesin yang lebih
tinggi harus dicapai dengan pemasukan bahan bakar yang lebih cepat pula.
sempurna. Dalam hal ini bahan bakar harus dikabutkan menjadi partikel-pertikeal
yang halus. Dengan demikian penginjeksian bahan bakar ke dalam silinder mesin
diesel harus pada saat yang tepat dan jumlah yang tepat pula sesuai dengan jumlah
yang diperlukan.
BAB II
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian
yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih
sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di
sekitar torak dan silinder, sebagai akibatleadakan dalam ruang pembakaran. Tujuan
utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk meminimalisir gesekan,
keausan dan kehilangan daya.
Pada sistem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar
terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
Komponen utama dalam sistem pelumas adalah oli sebagai media pelumas.
Oli mesin dibuat secara sintetis maupun natural dengan bahan additive yang dapat
masuk kedalam celah mesin. Lapisan ini bernama oil film, oil film ini yang akan
menempel pada komponen mesin dan sulit sekali untuk dipisahkan dari permukaan
komponen mesin. Sehingga ketika ada dua logam yang bergesekan, ditengah logam
tersebut terselip lapisan oil film yang mencegah gesekan secara langsung.
Saat kondisi normal, oli terkumpul pada bak oli atau karter yang terletak pada
bagian paling bawah mesin. Sementara itu, pompa oli memiliki input yang digerakan
dari engkol mesin. Umumnya pompa ini menggunakan rotary pump.
Gambar 12. Sistem Pelumasan Mesin
Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya terjadi
sedotan pada bagian inlet hose oil pump.
Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya oli
ditekan oleh pompa.
Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam filter oli.
Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju bagian atas
mesin dan ke oil jet,
Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam dan rocker
arm selanjutnya oli kembali ke carter melalui saluran oli disamping blok
silinder.
Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet dibagian
bawah silinder untuk melumasi bagian piston dan connecting rod.
Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang berbentuk
seperti sekop. Sehingga ketika poros engkol berputar oli dari karter akan
diobrak-abrik oleh weight balance agar tersebar ke seluruh bagian mesin.
2.3 Fungsi Pelumasan
Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam
dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan
gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan
kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan
dilapisi oli pelumas (Oil film)
Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang
berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan
menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas
berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi
sehingga suara mesin lebih halus.
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah
kontak langsungantar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya
karat dapat dihindari.
Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
Sistem pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita
kelompokkan menjadi 3 macam yaitu :