Anda di halaman 1dari 8

27.

Gametogenesis
A. Spermatogenesis
 Spermatogenesis melibatkan :
1. Spermatogonium (sel induk spermatozoa) → Penghasil
sperma
2.Sel sertoli → Pemberi nutrisi spermatozoa
3. Sel Leydig → penghasil hormon testosteron → berperan
dalam pembelahan meiosis 1

 Hormon yang memengaruhi spermatogenesis:


1. LH → merangsang sel Leydig
2. FSH → merangsang Sel sertoli menghasilkan ABP ABP →
merangsang spermatogonium memulai spermatogenesis

B. Oogenesis

Sejak masa embrio hingga dewasa, oogonia (sel induk telur) di dalam ovarium mengalami
perkembangan. Oogonium pada masa embrio ini memperbanyak diri secara mitosis membentuk oosit
primer. Saat embrio berusia 6 bulan, oosit primer mengalami meiosis I dan berhenti pada fase profase.
Kemudian oosit primer ini berhenti membelah hingga masa pubertas. Saat wanita mengalami pubertas,
hipofisis akan menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan oosit primer melanjutkan proses
meiosis I dan seterusnya.

18. Hormon Reproduksi dan fungsinya (Pada Pria)


1) Hormon Testosteron
→berperan penting untuk dapat membangun kejantanan para pria. karena dapat membentuk jenis
jaringan organ pada reproduksi pria.
→di sekresi oleh jenis sel Leydig yang dapat ditemukan pada tubulus seminiferus
 Fungsi →meningkatkan libido dan juga dapat membantu proses reproduksi sel sperma.
→menentukan ciri kelamin sekunder pd pria
→sangat berperan penting terhadap proses pembelahan jenis sel germinal yang nantinya
akan membentuk sperma terutama untuk membantu terjadinya pembelahan pada meiosis yang berperan
untuk membentuk jenis spermatosit sekunder.

2) Hormon LH Luteinizing Hormone


→di sekresi oleh jenis kelenjar yang bernama hipofisis anterior
→berfungsi merangsang seluruh sel sel Leydig yang dapat melakukan sekresi pada testosteron.

3) Hormon FSH atau Follicle Stimulating Hormone


→juga mengalami sekresi oleh jenis sel yang terdapat pada kelenjar hiposifis anterior.
→berfungsi melakukan stimulasi pada bagian sel sel sertoli. Jika stimulasi ini tidak di lakukan maka
spermatid tidak dapat berubah menjadi sperma atau spermiasi.

4) Hormon Estrogen
→dibentuk dari sel sel bernama sertoli saat sedang di stimulasi oleh FSH.
→dapat melakukan sektresi pada suatu protein yang juga dikenal sebagai pengikat androgen yang
berfungsi untuk dapat mengikat testosteron dan juga estrogen. nantinya kedua hormon tersebut akan
dibawah menuju cairan tubulus seminiferus dan bersiap untuk membantu pematangan sperma.

5) Hormon Pertumbuhan
→dapat meningkatkan proses tumbuh kembang pria.
→mengatur seluruh fungsi metabolisme yang terdapat pada testis.
Dengan fungsinya yang khusus tersebut hormon ini nantinya dapat meningkatkan proses pembelahan
awal yang terjadi pada spermatogenesis.

6) . Hormon Gonadotropin
→dihasilkan oleh hipotalamus.
→berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH
dan LH.

32 dan 33. Alat dan hormon Reproduksi Wanita


3.essay Fungsi Alat dan hormon Reproduksi Wanita
A. Alat Reproduksi
a. Alat Kelamin Luar

1. Labia mayor (bibir luar vagina yang tebal) berlapiskan lemak.


2. Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir vagina dengan bagian atas yang tampak membukit.
3. Labia minor
4. Klitoris, tonjolan kecil
disebut juga kelentit.
5. Orificium urethrae
(muara saluran kencing),
tepat di bawah klitoris.
6. Himen(selaput dara)

b. Alat Kelamin dalam

1. Indung telur (ovarium)


▪ berjumlah sepasang dan terletak di rongga perut,
▪ diselubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung beberapa folikel.
▪ Tempat oogenesis
▪ Menghasilkan hormon → Estrogen dan Progesteron
2. Oviduk (tuba fallopi)
▪ menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus).
▪ Ada - Infundibulum : menangkap ovum
- Silia : menggerakkan ovum sampai ke uterus
3. Uterus (rahim)
▪ Rahim tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.
▪ Endometrium menghasilkan banyak lendir dan mengandung banyak pembuluh darah.
▪ ruangan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
4. Serviks (Leher Rahim)
5. Vagina
▪ Sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke arah belakang dan atas.
▪ Untuk mempermudah jalan kelahiran bayi.
▪ Tempat kopulasi
▪ Ada himen

Hormon Reproduksi pada wanita


1. Estrogen

→dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi
adalah estradiol.

→ untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk
tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi
sperma.

2. Progesterone

→diproduksi oleh korpus luteum.

→mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar


progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk
hormon HCG.

3. Gonadotropin Releasing Hormone

→diproduksi oleh hipotalamus diotak.

→merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka
estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan
dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh
LH.

31 dan 34. Hormon dan siklus menstruasi


a. Fase Menstruasi
→hormon yang berperan : hormon estrogen dan progesteron.
Sekitar lima hari pertama menstruasi, kedua hormon tersebut mengalami reduksi. Akibatnya, sel telur
yang berada dalam lapisan endometrium pada uterus dilepas bersamaan dengan robeknya endometrium
melalui pendarahan. Hasilnya, dinding uterus berubah menjadi sangat tipis.
b. Fase Praovulasi
Mulai hari kelima sampai ke empat belas, fase praovulasi dimulai.
→hormon yang berperan yakni hormon FSH dan hormon LH. Kedua hormon tersebut menstimulasi sel-
sel folikel untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Adanya rangsangan hormon estrogen
dan progesteron membuat lapisan endometrium yang luruhterbentuk kembali.
c. Fase Ovulasi
→terjadi sekitar hari keempat belas dari total keseluruhan waktu siklus menstruasi terjadi (kurang lebih
28 hari). Pada fase ini, sekresi hormon estrogen sangat banyak. Oleh karenanya, sekresi hormon FSH
mulai menurun dan digantikan dengan sekresi hormon LH. Adanya stimulasi hormon LH pada folikel
menjadikan folikel semakin matang.
Pematangan folikel menyebabkan sel telur keluar dari folikel.
d. Fase Pascaovulasi
→berlangsung pada hari kelima belas hingga hari kedua puluh delapan.
Pada fase ini, folikel yang pecah berubah menjadi badan padat berwarna kuning yang disebut korpus
luteum. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Bersama hormon estrogen, hormon
progesteron ini berperan dalam memelihara pertumbuhan endometrium sehinggasiap untuk penanaman
embrio.

Namun demikian, apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi, korpus luteum mengalami degenerasi
menjadi korpus albikan. Akibatnya, sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin menurun dan
sebaliknya sekresi hormon FSH dan LH naik kembali. Karena
darah tidak mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron, endometrium tidak bisa bertahan
dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan fase pascaovulasi berganti menjadi fase menstruasi.

Hormon yang berpengaruh :


1. FSH →merangsang pembentukan folikel, dan merangsang estrogen
2. Estrogen →merangsang pembentukan endometrium
→menentukan ciri kelamin sekunder
→merangsang LH, menghambat kerja FSH
3. LH →merangsang proses ovulasi
→merangsang pembentukan korpus luteum yang dpt merangsang progesteron (utama),
dan estrogen
4. Progesteron →merangsang pembentukan endometrium sampai siap implantasi
→menghambat kerja FSH dan dan LH

36. Program kb
Ada dua jenis metoda kontrasepsi yaitu metoda cara kontrasepsi sederhana dan cara modern.

1.Cara Metoda Modern/ Metode Efektif.

1. Kontrasepsi permanen laki-laki disebut dengan vasektomi (sterilisasi pada pria) dengan memotong
saluran vas deferense.
2. Pada wanita disebut dengan tubektomi (sterilisasi pada wanita) dengan mengikat saluran tubektomi.

2. Kontrasepsi alami → dengan sistem kalender (tidak melakukan seks selama masa subur wanita)
3. Koitus interuptus → pengeluaran penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi
4. Pencegahan ovulasi
a) Pil KB → mencegah ovulasi dengan menekan sekresi gonadtropin. Pil KB mengandung steroid
mirip estrogen dan progesteron
b) Susuk KB → alat kontrasepsi di bawah kulit. Berisi levornorgestrel yang menghambat ovulasi,
menipiskan endometrium, mernghambat pergerakan sperma karena lendir serviks mengental
dan berjumlah sedikit.
c) Suntik KB → mengandung Depo Medoxyphorogesterone →menghambat ovulasi dan mengentalkan
lendir serviks
5. IUD → penghambatan implantasi

39. Kelenjar dan alat reproduksi Pria dan fungsinya

Kelenjar Reproduksi :
a. Vesikula seminalis
1.mengandung fruktosa → memberi makan sperma
2. mengekskresikan prostaglandin → membuat otot uterin berkontraksi → mendorong semen mencapai
uterus
Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total semen. Cairan dari vesikula seminalis
berwarna jernih, kental, berlendir, mengandung asam amino dan fruktosa.
b. Kelenjar prostat
▪ Cairan yang dihasilkan encer keluar bersamaan dengan sperma
▪ Cairan basa → menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan keasaman vagina.

c. Kelenjar bulbouretral (Cowper)


▪ Cairan kelenjar ini kental dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen.
▪ Cairan pelicin dan pembersih urine pada uretra
▪ Bersifat basa

Alat Kelamin Laki-laki


a. Alat Kelamin Luar
Alat kelamin luar berupa penis yang fungsinya sebagai alat kopulasi.
b. Alat Kelamin Dalam
1. Testis
Tempat pembentukan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron).
2. Saluran Reproduksi
Terdiri dari duktus epididimis, vasa deferensia, duktus ejakulatorius. Saluran ini bersatu
membentuk duktus ejakulatorium.
a. Epididimis →pematangan sperma
→Penyimpanan sementara sperma
b. Vas Deferense → menyalurkan sperma dr epididimis ke vesikula seminalis
c. Vesikula seminalis → menyimpan sperma sebelum dikeluarkan
→ mengandung fruktosa untuk nutrisi sperma
d. Uretra → keluarnya sperma dan urin

40. Respon Kekebalan Seluler


Respon kekebalan Seluler diperantarai oleh sel T → menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang
telah terinfeksi.
Ketika sel T pembunuh kontak dengan antigen pada permukaan sel asing, sel T akan merusak membran
sel asing. Apabila telah tertangani, sel T supresor akan menghambat aktivitas sel T pembunuh dan
membatasi produksi antibodi.

 Antigen (misalnya bakteri) ditelan oleh makrofag yang mengandung fragmen protein (peptida)
dari antigen tersebut
 Makrofag membentuk molekul MHC kelas II, dan molekul tersebut bergerak menuju ke
permukaan makrofag
 MHC kelas II menangkap peptida antigen dan membawanya ke permukaan, serta
memperlihatkannya ke sel penolong.
 Sel T penolong akan mengaktivasi makrofag untuk menghancurkan mikroorganisme yang ditelan.

41. Sifat-sifat antibodi


1. Terdiri atas suatu Zat Yang menempel pada gammaglobulin.
2. Berada dalam keadaan larut dalam cairan badan (serum).
3. Dapat direaksikan dengan antigen secara spesifik.
4. Dibuat dalam reticulo endotnelial system (sumsum tulang, kelenjar limfah, liver).
5. Antibody bersifat thermolabildan tidak tahan bila terkena sinar matahari, karena itu harus di
simpan pada tempat yang gelap dan dingin.

1. Netralisasi → menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus bakteri dan atau opsonisasi
sehingga memfasilitasi (meningkatkan) fagositosis
2. Aglutinasi → menggumpalkan partikel yang mengandung antigen
3. Presipitasi → mengendapkan antigen yang larut. Setelah diendapkan akan dibuang melalui fagositosis
4.Fiksasi Komplemen → penghancuran sel-sel patogen olehaktivasi protein komplemen yang dibawa
antibodi. Yang menyebabkan lisis

42. Kekebalan Spesifik


Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenali benda yang dianggap asing. Benda asing
yang pertama kali muncul akan segera dikenali dan terjadi sensitisasi sel-sel sistem imun tersebut. Benda
asing yang sama, bila terpajang ulang akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan.1 Respon
sistem imun spesifik lebih lambat karena dibutuhkan sensitisasi oleh antigen namun memiliki
perlindungan lebih baik terhadap antigen yang sama. Sistem imun ini diperankan oleh Limfosit B dan
Limfosit T yang berasal dari sel progenitor limfoid.

1. Limfosit B (pembentukan kekebalan humoral)

→dibentuk dan matang di sumsum tulang

→sel B terdapat pada organ limfa seperti limpa, nodus limfa, tonsil, dan bercak Peyer pd saluran
pencernaan.

a) Sel B Pembelah →membentuk sel B yang lain.


b) Sel B memori →berasal dr pecahan limfosit B yang teraktivasi dan tidak terdifiensi
→mengingat antigen yg masuk, merangsang pembentukan sel B plasma
c) Sel B plasma →membentuk antibodi

2. Sel T(Kekebalan Seluler)


→dibentuk di sumsum tulang, matang di kelenjar timus
a) Sel T pembunuh → membunuh patogen & sel yang abnormal secara langsung.
b) Sel T pembantu →membentuk selT yang lain dan sel B plasma
→merangsang akrofag melakukan fagositosis
→menghentikan respon imun dengan cara menurunkan produksi sel T pembunuh
dan antibodi jika infeksi telah tertangani.

43. Antibodi dan fungsinya

a. IgM → antibodi yang dikeluarkan oleh tubuh ketika terinfeksi penyakit untuk yang pertama
kalinya. (Sistem Kekebalan Sekunder)
b. IgG → antibodi yang paling banyak terdapat dalam tubuh.
→diproduksi tubuh ketika terjadi infeksi yang kedua,
→bisa ditransfer melalui plasenta ke janin
c. IgA →ditemukan di Air mata, Air liur, keringat, membran mukosa untuk melindungi jaringan
epitel
→ditemukan di kolostrum untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran
pencernaan
d. IgD →antibodi yang ditemukan di sel limfosit B
→sebagai reseptor juga untuk merangsang pembentukan antibodi oleh sel B plasma
e. Ig E → ditemukan di sel basofil, sel mastosit yang menghasilkan histamin yang berperan dalam reaksi
alergi untuk merangsang pelebaran pembuluh darah.

Fungsi Imunoglobulin
 Menyebabkan sitotoksisitas
 Memungkinkan imunisasi pasif
 Meningkatkan opsonisasi (pengendapan komplemen pd suatu antigen shg kontak lekat dg sel
fagositik mjd lbh stabil)
 Mengaktifkan komplemen
 Dapat menyebabkan anafilaksis

44. Sifat-sifat Limfosit


Tidak bergranula. Berjumlah 30% dr jumlah sel darah putih, sebagian besar ditemukan di jaringan limfa,
berumur hingga beberapa tahun. Struktur limfosit memiliki nukleus bulat warna biru gelap dikelilingi
lapisan tipis sitoplasma, ukuran 5_15 mikrometer. Berasal dr sel-sel batang di sumsum merah tlg,
kemudian melanjutkan diferiensidan proliferasi didalam organ lain, berfungsi dlm reaksi imunologis
(kekebalan tubuh).

45. Gangguan Sistem imun


1. Alergi → Respon imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke tubuh (alergen).
Contoh alergen: spora kapang, serbuk sari, bulu binatang, obat-obatan, makana, kotoran serangga,
karet lateks, dll.
2. Imudodificiency
→kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau ketidakmampuan sistem imunitas untuk
merespona ntigen.
1. Defisiensi Imun Kngenital →ketidakmilikian sel B maupun sel T sejak lahir. Harus hidup di
lingkungan steril
2. AIDS →disebabkan virus HIV yang menyerang sel T pembantu
3. Autoimunitas → antibodi tidak bisa membedakan seltubuh dengan antigen sehingga sel tubuh malah
yang diserang.
a} Diabetes Mellitus → menyerang sel beta di pankreas
b} Lupus→menyerang jaringan tubuh sendiri
a} Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Ex. Menyerang eritrosit sehingga
anemia
b} Antibodi akan bergabung dengan antigen dan membentuk ikatan yang disebut kompleks
imun. Jika normal seharusnya diserang fagosit, tapi penderita lupus tidak dapat
menghancurkannya dengan baik dan justru bertambah sambil mengeluarkan senyawa
yang dpt menimbulkan inflamasi.
c} Addison disease
→menyerang kelenjar adrenal
→berat badan turun, kadar gula darah turun, mudah lelah, pigmentasi kulit meningkat.
d} Myasenthina Gravis →menyerang otot luirik
e} Radang sendi →ditandai dengan radang pada membran sinoviai dan struktur sendi,
atrofi otot, serta penipisan tulang
6. eesay Kekebalan non Spesifik
(Apapun patogennya dihadang tanpa dikenali)
a} Pertahanan Tubuh Lapis Pertama
 P. Fisik (oleh lapisan terluar tubuh)→Kulit dengan sel-sel epitel yang rapat, Membran mukosa
menghasilkan lendir
 P.Mekanik →rambut hidung, silia
 P.Kimiawi →sekret oleh kulit dan kelenjar membran mukosa
Contoh pada kulit adalah minyak, dan keringat → menghasilkan zat kimia dengan suasana
asam (ph=3-5)
Air liur, air mata, dan sekresi mukosa (mukus) →menghasilkan enzim lisozim→membuat lisis
patogen
 P.Biologi →bakteri baik yang hidup di tubuh. Melindungi dengan berkompetisi dengan
patogen dalam memperoleh nutrisi
b} Pertahanan Tubuh Lpis Kedua
 Inflamasi (Peradangan) → respon tubuh ketika mengalami luka
Ada 4 gejala →dolor (nyeri), rubor (kemerahan), calor (panas), tumor (bengkak)
Mekanisme:
1) Jaringanmengalami luka, patogen masuk. Jaringan yang terinfeksi merangsang mastosit
mengeluarkan histamindan prostaglandin
2) Pembuluh darah melebar →kecepatan aliran darah meningkat →permeabilitas pembuluh
darah meningkat→daerah yang terinfeksi menjadi mengalami 4 gejala tadi. Peningkatan
kecepatan aliran darah dan permeabilitas mengakibatkan perpindahan sel-sel fagosit
(neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang terinfeksi
3) Sel-sel fagosit memakan patogen melalui proses fagositosis
 Fagositosis
Mekanisme:
1) Pengenalan (Recognition)
Patogen dikenali oleh sel-sel fagosit
2) Pergerakan (kemotaksis)
Sel fagosit akan bergerak ke patogen tsb. Pd proses ini patogen mengeluarkan zat yang
dapat memikat sel hidup seperti selfagosit.
3) Perlekatan (adhesion)
Partikel akan melekat dengan membran sel fagosit
4) Penelanan (Ingestion)
Membran sel akan menyelubungi seluruh permukaan partikel asing dan menelannya ke
sitoplasma dalam sebuah gelembung mirip vakuola (fagosom)
5) Pencernaan (digestion)
Lisosom berisi enzim penghancur spt acid hydrolase, peroksidase yang berfusi ddg
fagosom membentuk fagolisosom. Enzim akan menghancurkan partikel sampai hancur.
Setelah tertangani, beberapa sel fagosit dan neutrofil akan mati bersamaan dg sel-sel
tubuh yang rusak dan patogen.
6) Pengeluaran (releasing)
Sisa partikel asing yang tidak dicerna, dikeluarkan oleh sel fagosit.
c} Protein antimikroba
Jenis protein ini mampu menghasilkan respons kekebalan, di antaranya adalah komplemen. Komplemen
ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu, komplemen menyerang membran bakteri dengan
membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar
dari sel bakteri, sedangkan cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh
bakteri. Masuknya cairan dan garam ini menyebabkan sel bakteri hancur. Mekanisme penghancuran
bakteri oleh protein komplemen dapat Anda amati pada Gambar 11.3.

Komplemen Garam-garam

Bakteri Cairan

Komplemen mem- Cairan dan garam- Sel bakteri hancur


bentuk lubang di garam masuk ke sel
dinding dan mem- bakteri
bran sel bakteri
Membran plasma Protein komplemen

Jenis protein lain yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu interferon yang dihasilkan
dari sel-sel yang terinfeksi oleh virus. Interferon dihasilkan ketika virus memasuki tubuh melalui kulit
dan selaput lendir. Interferon akan berikatan dengan sel-sel yang tidak terinfeksi dan sel-sel yang
berikatan dengan interferon akan membentukzat yang mampu mencegah replikas

Anda mungkin juga menyukai