Biolog I Pas
Biolog I Pas
Gametogenesis
A. Spermatogenesis
Spermatogenesis melibatkan :
1. Spermatogonium (sel induk spermatozoa) → Penghasil
sperma
2.Sel sertoli → Pemberi nutrisi spermatozoa
3. Sel Leydig → penghasil hormon testosteron → berperan
dalam pembelahan meiosis 1
B. Oogenesis
Sejak masa embrio hingga dewasa, oogonia (sel induk telur) di dalam ovarium mengalami
perkembangan. Oogonium pada masa embrio ini memperbanyak diri secara mitosis membentuk oosit
primer. Saat embrio berusia 6 bulan, oosit primer mengalami meiosis I dan berhenti pada fase profase.
Kemudian oosit primer ini berhenti membelah hingga masa pubertas. Saat wanita mengalami pubertas,
hipofisis akan menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan oosit primer melanjutkan proses
meiosis I dan seterusnya.
4) Hormon Estrogen
→dibentuk dari sel sel bernama sertoli saat sedang di stimulasi oleh FSH.
→dapat melakukan sektresi pada suatu protein yang juga dikenal sebagai pengikat androgen yang
berfungsi untuk dapat mengikat testosteron dan juga estrogen. nantinya kedua hormon tersebut akan
dibawah menuju cairan tubulus seminiferus dan bersiap untuk membantu pematangan sperma.
5) Hormon Pertumbuhan
→dapat meningkatkan proses tumbuh kembang pria.
→mengatur seluruh fungsi metabolisme yang terdapat pada testis.
Dengan fungsinya yang khusus tersebut hormon ini nantinya dapat meningkatkan proses pembelahan
awal yang terjadi pada spermatogenesis.
6) . Hormon Gonadotropin
→dihasilkan oleh hipotalamus.
→berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH
dan LH.
→dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi
adalah estradiol.
→ untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk
tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi
sperma.
2. Progesterone
→merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka
estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan
dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh
LH.
Namun demikian, apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi, korpus luteum mengalami degenerasi
menjadi korpus albikan. Akibatnya, sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin menurun dan
sebaliknya sekresi hormon FSH dan LH naik kembali. Karena
darah tidak mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron, endometrium tidak bisa bertahan
dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan fase pascaovulasi berganti menjadi fase menstruasi.
36. Program kb
Ada dua jenis metoda kontrasepsi yaitu metoda cara kontrasepsi sederhana dan cara modern.
1. Kontrasepsi permanen laki-laki disebut dengan vasektomi (sterilisasi pada pria) dengan memotong
saluran vas deferense.
2. Pada wanita disebut dengan tubektomi (sterilisasi pada wanita) dengan mengikat saluran tubektomi.
2. Kontrasepsi alami → dengan sistem kalender (tidak melakukan seks selama masa subur wanita)
3. Koitus interuptus → pengeluaran penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi
4. Pencegahan ovulasi
a) Pil KB → mencegah ovulasi dengan menekan sekresi gonadtropin. Pil KB mengandung steroid
mirip estrogen dan progesteron
b) Susuk KB → alat kontrasepsi di bawah kulit. Berisi levornorgestrel yang menghambat ovulasi,
menipiskan endometrium, mernghambat pergerakan sperma karena lendir serviks mengental
dan berjumlah sedikit.
c) Suntik KB → mengandung Depo Medoxyphorogesterone →menghambat ovulasi dan mengentalkan
lendir serviks
5. IUD → penghambatan implantasi
Kelenjar Reproduksi :
a. Vesikula seminalis
1.mengandung fruktosa → memberi makan sperma
2. mengekskresikan prostaglandin → membuat otot uterin berkontraksi → mendorong semen mencapai
uterus
Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total semen. Cairan dari vesikula seminalis
berwarna jernih, kental, berlendir, mengandung asam amino dan fruktosa.
b. Kelenjar prostat
▪ Cairan yang dihasilkan encer keluar bersamaan dengan sperma
▪ Cairan basa → menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan keasaman vagina.
Antigen (misalnya bakteri) ditelan oleh makrofag yang mengandung fragmen protein (peptida)
dari antigen tersebut
Makrofag membentuk molekul MHC kelas II, dan molekul tersebut bergerak menuju ke
permukaan makrofag
MHC kelas II menangkap peptida antigen dan membawanya ke permukaan, serta
memperlihatkannya ke sel penolong.
Sel T penolong akan mengaktivasi makrofag untuk menghancurkan mikroorganisme yang ditelan.
1. Netralisasi → menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus bakteri dan atau opsonisasi
sehingga memfasilitasi (meningkatkan) fagositosis
2. Aglutinasi → menggumpalkan partikel yang mengandung antigen
3. Presipitasi → mengendapkan antigen yang larut. Setelah diendapkan akan dibuang melalui fagositosis
4.Fiksasi Komplemen → penghancuran sel-sel patogen olehaktivasi protein komplemen yang dibawa
antibodi. Yang menyebabkan lisis
→sel B terdapat pada organ limfa seperti limpa, nodus limfa, tonsil, dan bercak Peyer pd saluran
pencernaan.
a. IgM → antibodi yang dikeluarkan oleh tubuh ketika terinfeksi penyakit untuk yang pertama
kalinya. (Sistem Kekebalan Sekunder)
b. IgG → antibodi yang paling banyak terdapat dalam tubuh.
→diproduksi tubuh ketika terjadi infeksi yang kedua,
→bisa ditransfer melalui plasenta ke janin
c. IgA →ditemukan di Air mata, Air liur, keringat, membran mukosa untuk melindungi jaringan
epitel
→ditemukan di kolostrum untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran
pencernaan
d. IgD →antibodi yang ditemukan di sel limfosit B
→sebagai reseptor juga untuk merangsang pembentukan antibodi oleh sel B plasma
e. Ig E → ditemukan di sel basofil, sel mastosit yang menghasilkan histamin yang berperan dalam reaksi
alergi untuk merangsang pelebaran pembuluh darah.
Fungsi Imunoglobulin
Menyebabkan sitotoksisitas
Memungkinkan imunisasi pasif
Meningkatkan opsonisasi (pengendapan komplemen pd suatu antigen shg kontak lekat dg sel
fagositik mjd lbh stabil)
Mengaktifkan komplemen
Dapat menyebabkan anafilaksis
Komplemen Garam-garam
Bakteri Cairan
Jenis protein lain yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu interferon yang dihasilkan
dari sel-sel yang terinfeksi oleh virus. Interferon dihasilkan ketika virus memasuki tubuh melalui kulit
dan selaput lendir. Interferon akan berikatan dengan sel-sel yang tidak terinfeksi dan sel-sel yang
berikatan dengan interferon akan membentukzat yang mampu mencegah replikas