Anda di halaman 1dari 3

A.

Tujuan
Menentukan titik berat benda homogen.

B. Landasan Teori
Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada
benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat.
Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan
rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan
rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi
dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.
Di dalam hampir semua persoalan mekanika, g (percepatan gravitasi) boleh
dianggap seragam pada seluruh bagian benda, karena ukuran benda relatif kecil
dibanding jarak yang dapat menyebabkan perubahan gravitasi yang cukup berarti.
Dengan demikian pusat massa dan pusat gravitasi dapat diambil sebagai titik yang
sama. Keberhimpitan ini dapat digunakan untuk menentukan pusat massa sebuah
keping tipis yang bentuknya tidak beraturan.
Untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik berat dicari
dengan perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat
mengambil beberapa titik dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan
dengan berat di masing-masing titik kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah
berat pada tiap-tiap titik. dikatakan titik berat juga merupakan pusat massa di dekat
permukaan bumi, namun untuk tempat yang ketinggiannya tertentu di atas bumi titik
berat dan pusat massa harus dibedakan.

C. Alat dan bahan


1. Kardus
2. Pelubang kertas
3. Penggaris
4. Statis
5. Benang
6. Gunting
7. Beban
8. Kertas Grafik
9. Neraca Ohauss

D. Langkah Kerja
1. Ambil karton tebal ukuran folio, kemudian gunting sehingga
menghasilkan bentuk sembarang.
2. Buatlah lobang-lobang A,B,C pada karton tersebut. Jepitkan paku pada
penjepit yang dipasang pada sebuah statif. Gantungkan beban pada tali
yang diikat pada paku itu.
3. Kemudian gantungkan karton tersebut pada lobang A
4. Tandai bagian sebelah bawah karton yang dilalui oleh benang.
5. Ulangi percobaan di atas dengan menggantungkan karton pada lobang B,
hingga didapat titik B1.
6. Hubungkan A dengan A1 dan B dengan B1
7. Ulangi percobaan di atas dengan menggantungkan karton pada lobang C,
hingga didapat titik C1 dan hubungkan C dengan C1.
8. Apakah yang tampak pada hasil percobaam itu, tentang titik potong CC1
dengan kedua garis lainnya?

9. Potonglah karton melalui garis AA1 menjadi 2 bagian. Kemudian


timbanglah masing-masing potongan tadi: m1= 10,3 gr ; m2= 9,6 gr
Bagaimanakah nilai m1 dibandingkan m2?

10. Garis-garis yang memiliki sifat-sifat seperti AA1 ini disebut garis berat.
11. Sebutkanlah garis-garis berat lainnya pada benda itu.

12. Titik berat Z terletak pada perpotongan garis-garis AA1, BB1, dan CC1. Jadi
Z terletak pada perpotongan garis-garis.
13. Tentukan lagi titik berat masing-masing potongan karton Z1 dan Z2
14. Sambungkan kembali kedua potongan karton tadi seperti semula, lalu
hubungkan Z1 dan Z2
15. Z1 dan Z2 memotong karton di P. Apakah yang Anda ketahui tentang titik P
dan titik Z?

16. Jika demikian titik P merupakan


17. Ukurlah jarak Z1P dan Z2P. Z1P sama atau tidak dengan Z2P?
Momen gaya W1 terhadap P
τ1 =
Momen gaya W2 terhadap P
𝜏2 = ……..X………..

E. Data Percobaan
X0 Y0 X1 Y1 X2 Y2 W1 = W2 = X(W1 Y(W1 X1W1 + Y1W1 +
m1 . g m2 . g + W2) + W2) X2W2 Y2W2
7,3 12, 5,7 18, 8,5 7,5 103 96 1452, 2467, 1394,1 2656,4
cm 4 cm 8 cm cm gr/cm gr/cm 7 6
cm cm

F. Analisis Data
a. Bandingkan X dengan (X1 + X2)
7,3 = (5,7 + 8,5)
7,3 = 14,2
Jadi X ≠ (X1 + X2)
b. Bandingkan Y dengan (Y1 + Y2)
12,4 = (18,8 + 7,5)
12,4 = 26,3
Jadi Y ≠ (Y1 + Y2)
c. Bandingkan X (W1 + W2) dengan (X1W1 + X2W2)
1452,7 = 1394,1
Jadi X (W1 + W2) ≠ (X1W1 + X2W2)
d. Bandingkan Y (W1 + W2) dengan (X1W1 + X2W2)
2467,6 ≠ 1394,1

G. Kesimpulan
Dari praktikum Titik Berat yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Setiap benda memiliki titik berat.
2. Untuk mencari titik berat dari suatu benda yang memiliki bentuk yang beraturan
maupun tidak beraturan dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan sederhana yaitu
titik berat dari suatu benda didapat dari perpotongan tiga buah garis atau lebih yang
ada pada benda tersebut.
3. Posisi Titik Berat benda terletak pada perpotongan diagonal sisi untuk benda
homogen berbentuk teratur. Sedangkan untuk benda sembarang posisi Titik Berat
benda terletak pada perpotongan tiga garis vertikal / lebih.

H. Sumber
http://laporanfisikatitikberat.blogspot.co.id/

http://ghalisasmara.blogspot.co.id/2013/08/contoh-laporan-praktikum-fisika-titik.html

http://ailenroca.blogspot.co.id/2014/11/praktikum-fisika-titik-berat-benda.html

Anda mungkin juga menyukai