Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MENGENAL DISPEPSIA

Disusun Oleh :
Kelompok 8

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL


”VETERAN” JAKARTA
2011

UPN “VETERAN” JAKARTA


S1 KEPERAWATAN
KELOMPOK 8
Dyspepsia adalah kumpulan keluhan atau gejala klinis (sindrom) rasa tidak nyaman
atau nyeri yang dirasakan di daerah abdomen bagian atas yang disertai dengan
keluhan lain yaitu perasaan panas di dada dan perut, regurgitas, kembung, perut terasa
penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah dan banyak selama beberapa
minggu atau bulan yang sifatnya hilang timbul atau terus-menerus. mengeluarkan gas
asam dari mulut. Sindroma dispepsia ini biasanya diderita selama beberapa minggu
atau bulan yang sifatnya hilang timbul atau terus-menerus.
DAFTAR PUSTAKA : 4 (1987-2007)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Mengenal
Dispepsia”. Adapun tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah tidak lain untuk
disusun sebagai salah satu syarat tugas Bahasa Indonesia.
Dalam penyusunan Makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan
ini masih banyak hambatan dan kesulitan, tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak maka Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan semoga
dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan
medis.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini.
2. Ibu DR. Adella Hotnyda Siregar selaku pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan serta motivasi dalam penyusunan dan pembuatan Makalah.
3. Anggota kelompok yang sama-sama mengerjakan Makalah ini.
4. Keluarga yang saya cintai dan saya sayangi yang telah membantu saya dalam belajar,
memberi dukungan dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, yang artinya masih banyak kekurangan. Maka dari itu penulis meminta
saran kritik dari pembaca, guna memperbaiki dan membangun dalam pembuatan
Makalah selanjutnya.
Demikian akhir kata dari penulis, yang benar datangnya hanya semata dari
ALLAH SWT dan salah datangnya dari penulis, harap penulis semoga Makalah ini
dapat bemanfaat bagi pembaca pada umumnya serta profesi perawat pada khususnya
dalam segi teoritis. Dapat membuka wawasan keilmuan, khususnya wawasan
keperawatan . Amin.
Jakarta, Desember 2011
(Penulis)

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………. 1
B. Tujuan Penulisan………………………………………………….. 2
1. Umum…………………………………………………………. 2
2. Khusus………………………………………………………… 2
C. Sistematika Penulisan……………………………………………….. 2

BAB II : TINJAUAN TEORITIS


A. TINJAUAN TEORITIS…………………………………………… 3
1. Konsep Dasar Kasus Dispepsia……………………………… 3
a. Definisi………………………………………………….. 3
b. Etiologi………………………………………………….. 4
c. Tanda Dan Gejala……………………………………….. 4
2. Anatomi Dan Fisologi……………………………………….. 5
a. Anatomi Lambung……………………………………… 5
b. Fisiologi Lambung…………………………………….. 8

BAB III : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. Kesimpulan………………………………………………………… 10
B. Rekomendasi………………………………………………………. 10

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR
Nomer Gambar Halaman

2.1 Anatomi Lambung……………………………………………………… 5

2.2 Anatomi Lapisan – Lapisan Lambung…………………………………. 6


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu di periksa oleh
ahlinya tidak mempunyai kelainan atau tidak terdapat tanda – tanda penyakit atau
kelainan (WHITE. 1977)
Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, memberi rumusan
sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan
seseorang hidup produktif social dan ekonomi.
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk
mempertahankanstabilitas dan integritas struktural.
Menurut WHO suatu keadaan yang sempurna dari fisik, mental, dan social,
tidak hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan saja.
Dispepsia adalah satu dari penyakit-penyakit (ringan) yang paling umum dari
usus-usus, mempengaruhi perkiraan dari 20% dari orang-orang di Amerika. Mungkin
hanya 10% dari mereka yang terpengaruh sebenarnya mencari perhatian medis untuk
dispepsia mereka. Dispepsia bukanlah istilah yang terlalu baik untuk penyakit ringan
karena ia menyiratkan bahwa ada "dyspepsia" atau pencernaan makanan yang
abnormal, dan ini kemungkinan besar adalah bukan kasusnya. Sesungguhnya, nama
umum lain untuk dispepsia adalah gangguan pencernaan (indigestion), yang, untuk
sebab yang sama, adalah tidak lebih baik daripada istilah dyspepsia.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun Makalah ini dengan
mengambil judul “Mengenal Dispepsia”.

B. Tujuan Penulisan
1
Adapun tujuan dari penulisan
Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Dalam penulisan Makalah ini diharapkan pembaca dapat melaksanakan
penanganan keperawatan dasar pada klien yang menderita dyspepsia sesuai dengan
teori yang didapat dari pelajaran dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan serta mendapatkan pengalaman yang nyata dalam penanganan
keperawatan secara langsung.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan penanganan keperawatan dasar pada klien yang menderita
Dispepsia.
b. Mampu menentukan rencana tindakan dengan masalah pada klien Dispepsia.
c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dasar pada klien yang menderita
Dispepsia.
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini di susun secara sistematika yang di uraikan dalam tiga BAB,
Yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II : Menerangkan tentang tinjauan teoritis, definisi, , etiologi, tanda gejala, anatomi dan
fisiologi dyspepsia
BAB III : Penutup yang terdiri dari sebuah kesimpulan dan rekomendasi

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Kasus Dispepsia

a. Definisi

Menurut Almatsier tahun 2004, dispepsia merupakan istilah yang


menunjukkan rasa nyeri atau tidak menyenangkan pada bagian atas perut. Kata
dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pencernaan yang jelek”.
Menurut Konsensus Roma tahun 2000, dispepsia didefinisikan sebagai rasa
sakit atau ketidaknyamanan yang berpusat pada perut bagian atas.
Definisi dispepsia sampai saat ini disepakati oleh para pakar dibidang
gastroenterologi adalah kumpulan keluhan/gejala klinis (sindrom) rasa tidak nyaman
atau nyeri yang dirasakan di daerah abdomen bagian atas yang disertai dengan
keluhan lain yaitu perasaan panas di dada dan perut, regurgitas, kembung, perut terasa
penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah dan banyak mengeluarkan
gas asam dari mulut. Sindroma dispepsia ini biasanya diderita selama beberapa
minggu atau bulan yang sifatnya hilang timbul atau terus-menerus.
Definisi Lain, disepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian
atas atau dada, yang sering di rasakan adanya gas , perasaan penuh atau rasa terbakar
di perut.

Pengertian disepsia terbagi menjadi dua, yaitu :


1) Dispepsia Organik
3

Dispepsia organik adalah Dispepsia yang telah diketahui adanya kelainan organik
sebagai penyebabnya. Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia muda, tetapi
banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun 12. Sindrome Dispepsia organik
terdapat kelainan terhadap organ tubuh misalnya luka (tukak) lambung, , Ulkus Peptik
dan lain-lain.
2) Dispepsia Fungsional
Dispepsia fungsional dapat dijelaskan sebagai keluhan dispepsia yang telah
berlangsung dalam beberapa minggu tanpa didapatkan kelainan atau gangguan
struktural/organik/metabolik berdasarkan pemeriksaan klinik, laboratorium, radiologi
dan endoskopi. Beberapa hal yang dianggap menyebabkan dispepsia fungsional antara
lain Sekresi Asam Lambung, diet atau factor lingkungan, psikologik dan lain-lain.

b. Etiologi
Penyebab Dispepsia adalah :
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Kecemasan atau depresi
c. Tanda Dan Gejala

Nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering di
rasakan adanya gas , perasaan penuh atau rasa terbakar di perut. Disertai dengan
sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi).
Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain,
makan bisa mengurangi nyerinya.
Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan
flatulensi (perut kembung).
B. Anatomi dan Fisiologi
a. Anatomi Lambung (Gaster)
Lambung (gaster) merupakan salah satu organ Pencernaan yang terdapat
dalam tubuh manusia. untuk lebih jelasnnya apa itu lambung atau gaster, penulis akan
membahas anatomi lambung terlebih dahulu. tidak hanya anatomi lambung, disini
penulis juga akan membahas Anatomi dan Fisiologi Lambung. Anatomi dan fisiologi
lambung yang penulis bahas di sini meliputi: lapisan lambung, persarafan dan aliran
darah pada lambung, fungsi motorik dari lambung, fungsi pencernaan dari lambung,
fungsi sekresi dari lambung, Proses pencernaan makanan di lambung, serta enzim dan
hormon yang berperan dalam pencernaan di lambung.

gambar 2.1 anatomi lambung


Sumber : http://arispurnomo.com/anatomi-dan-fisiologi-lambung
Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah
arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica an umbilicalis. Sebagian besar gaster
terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan
mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura,
curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries anterior dan paries
posterior.
o Secara umum lambung di bagi menjadi 3 bagian:
1) kardia/kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya mensekresi
mucus
2) fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yang mana kelenjar ini memiliki tiga
tipe utama sel, yaitu :
 Sel zigmogenik/chief cell, mesekresi pepsinogen. Pepsinogen ini diubah menjadi
pepsin dalam suasana asam. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung yang
kurang penting.

 Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic. Faktor intrinsic
diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dalam usus halus.

 Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel
ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap
kerusakan oleh HCL atau autodigesti.

3) pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini mensekresi gastrin dan mukus,
hormon peptida dalam proses sekresi lambung.
o Lapisan Lapisan Lambung

gambar 2.2 lapisan – lapisan lambung


Lambung terdiri atas empat lapisan :
a) Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian dari peritoneum
viseralis.
Dua lapisan peritoneum visceral menyatu pada kurvatura minor lambung dan
duodenum, memanjang kearah hati membentuk omentum minus. Lipatan peritoneum
yang kelaur dari organ satu menuju organ lain disebut ligamentum. Pada kurvatura
mayor peritoneum terus kebawah membentuk omentum mayus.
b) Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis:
 serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esofagus,
 serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot
sfingter; dan berada di bawah lapisan pertama, dan

 serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari
orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor (lengkung
kecil).

c) Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan
saluran limfe. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas
banyak kerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi
makanan.

d) Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe. Semua
sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini dilintasi saluran
saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar lambung
tubuler yang bercabang-cabang dan lubang-lubang salurannya dilapisi oleh epithelium
silinder. Epithelium ini bersambung dengan permukaan mukosa dari lambung.
Epithelium dari bagian kelejar yang mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-
beda di beberapa daerah lambung.
b. Fisiologi Lambung
Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan & sekresi,
berikut fungsi Lambung:
a. Fungsi motorik
 Fungsi reservoir

Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan
bergerak ke saluran pencernaan. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah
tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos yang diperantarai oleh saraf vagus dan
dirangsang oleh gastrin.
 Fungsi mencampur

Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan


getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.
 Fungsi pengosongan lambung

Diatur oleh pembukaan sfingter pylorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume,
keasaman, aktivitas osmotis, keadaan fisisk, emosi, obat-obatan dan kerja.
Pengosongan lambung di atur oleh saraf dan hormonal
b. Fungsi pencernaan dan sekresi
 Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL

 Sintesis dan pelepasan gastrin. Dipengaruhi oleh protein yang di makan, peregangan
antrum, rangsangan vagus

 Sekresi factor intrinsik. Memungkinkan absorpsi vitamin B12 dari usus halus bagian
distal.

 Sekresi mucus. Membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi


sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah untuk diangkut

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Setelah penulis selesai dalam pembuatan Makalah yang telah dilakukan,
menyimpulakan sebagai berikut:
Dyspepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau
dada, yang sering di rasakan adanya gas, perasaan penuh atau rasa terbakar di perut.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab dyspepsia antara lain, yaitu Iritasi
lambung (gastritis), peradangan kandung empedu (kolesistitis), kecemasan atau
depresi, infeksi bacteri Helibacter Pylori, kelainangerakan pencernaan missal usus,
dan pengeluaran asam lambung yang berlebih.
B. REKOMENDASI

Dalam upaya peningkatan kualitas keperawatan dasar pada klien yang


menderita penyakit Dispepsia, maka penulis akan menyampaikan beberapa saran yang
dapat dijadikan pertimbangan, yaitu antara lain :

1. Untuk Klien

10

Pada klien yang menderita Disepsia hendaknya asupan nutrisinya harus diperhatikan
dan dipertahankan agar adekuat. Dan harus banyak istirahat, serta menerapkan gaya
hidup sehat untuk mengelola dan mencegah timbulnya gangguan akibat Disepsia
seperti Atur pola makan seteratur mungkin, hindari makanan yang pedas, hindari
makanan yan g menimbulkan gas di lambung (semangka, kentang, melon dan lain
lain), vitamin penambah nafsu makan, hindari makanan yang mengandung santan ,
hindari makanan yang susah di cerna dalam tubuh , hindari minuman dengan kadar
caffeine dan alcohol, kelola stress fisiologi seefisien mungkin, olah raga yang teratur
dapat mengurangi stress, jika anda perokok, berhenti merokok, pertahankan berat
badan anda, dan ikuti rekomendasi dokter anda mengenai pengobatan disepsia.
2. Untuk instansi (perawat)
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan implementasi
dimana kebutuhan klien terpenuhi dan perawat harus mempunyai kenmampua
komunikasi terapeutik dalam melaksanakan asupan keperawatan.
3. Untuk Pelajar
Hendaknya pelajar selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang ilmu
keperawatan lainnya yang menunjang bidang keperawatan serta dapat memanfaatkan
buku-buku yang ada di perpustakaan untuk menambah ilmu dan wawasan akan dunia
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, marilyin, 1987, rencana asuhan keperawatan: Jakarta.

Mansjoer, arif. 2001.kapita selekta kedokteran. Jakarta : media Aesculapius fakultas


kedokteran universitas Indonesia.

Suzani, Cherry. (2007). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Depok :
SMK Raflesia

Anda mungkin juga menyukai