4.1. Hasil
Kunjungan pasien di rumah (home visit) dilaksanakan pada keluarga pasien
klinik OPINA. Tata cara kunjungan rumah yang kami lakukan yaitu sebagai
berikut:
1. Mengatur jadwal kunjungan yang disesuaikan oleh pihak Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang dan klinik OPINA.
2. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan.
3. Melakukan pengumpulan data.
4. Melakukan pencatatan data. Pencatatan data kami lakukan sesuai dengan
formulir kunjungan rumah (home visit).
5. Menyampaikan nasihat dan atau penyuluhan kesehatan.
Pada saat kami melakukan TPP, kami berkesempatan melakukan home visit
pada 2 orang pasien klinik OPINA. Berikut hasil home visit yang kami dapatkan.
a. Pasien 1
A. Karakteristik Demografi Keluarga
Nama kepala keluarga: Ny. EL
Alamat lengkap : Tangga Buntung
Pasien
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Klinik
(Y/T)
1 EL Kepala keluarga P 38 th SMA Pedagang Y
2 AS Anak L 16 th SMA Siswa Y
3 RW Anak L 12 th SMP Siswa Y
4 MF Anak L 9 th SD Siswa Y
B. Identitas Penderita
1. Nama : EL
2. Umur : 38 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Pedagang
33
34
5. Pendidikan : SMA
6. Agama : Islam
7. Alamat : Tangga Buntung
8. Suku : Palembang
9. Tanggal periksa : 3 Desember 2016
C. Pekerjaan
Pekerjaan pasien yang juga merupakan kepala keluarga yaitu sebagai pedagang.
Anggota keluarga lain belum ada yang bekerja. Pasien dari dulu bekerja sebagai
pedagang.
Keluarga biasa mengkonsumsi makanan 3 kali sehari dengan gizi yang cukup,
hanya saja mereka kurang makan sayur.
6. Diagnosis holistik (biopsikososial)
a. Aspek Personal
Ny. EL mengeluh seringkali mengalami sesak napas terutama jika cuaca
hujan atau terkena debu. Namun, beliau tetap mempunyai keyakinan dan
kepercayaan diri untuk dapat beraktivitas seperti oranglain.
b. Aspek Klinis
Diagnosis klinis: Asthma
c. Aspek Internal
Dinilai dari kepribadiannya, pasien tidak memiliki risiko individual yang
dapat memperberat penyakit atau menghambat penyembuhannya.
d. Aspek eksternal
Kondisi ekonomi keluarga yang masih tercukupi dan hubungan yang baik
dengan orang-orang di sekitarnya membuat pasien memiliki aspek
eksternal yang baik untuk menunjang penyembuhannya.
e. Skala Fungsi Sosial
Skala 1, karena Ny. EL tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari dan dapat hidup mandiri.
E. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis dan reproduksi
Keluarga terdiri dari penderita dan tiga orang anak laki-laki, mereka saling
membantu dan menasehati.
Riwayat penyakit herediter di keluarga yaitu keluarga menderita asma. Di
keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit degeneratif seperti hipertensi dan
diabetes mellitus.
Selama 2 bulan terakhir, pasien dan keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular dan penyakit kronis.
36
Total poin : 9
Interpretasi : Baik, tidak ada disfungsi keluarga.
Setelah kami melakukan penilaian terhadap fungsi fisiologis Ny. EL, kami
dapatkan hasil bahwa fungsi fisiologis Ny. EL dengan keluarganya berjalan
dengan baik.
38
Keterangan:
: Suami, meninggal
: Ny. EL
: Anak
Keterangan:
: Harmonis
: Kurang harmonis
J. Denah Rumah
WC Tangga
Dapur Toko
Kamar
Tangga
K. Kepemilikan Barang
1. Kendaraan : sepeda motor
2. Perlengkapan rumah tangga : kursi tamu, kursi makan, meja tamu, meja makan,
lemari/rak, lemari pakaian.
Alat-alat perlengkapan dapur : kompor, dandang, panci, wajan
3. Peralatan elektronik : lemari es, video cd, rice cooker, televisi 32 inch berwarna.
L. Keadaan Lingkungan
1. Limbah rumah tangga tidak dialirkan.
Saluran limbah di sekitar rumah : mengalir
2. Tempat sampah di luar rumah : tidak ada
3. Jalan di depan rumah lebarnya : 1,5. m
terbuat dari : aspal
kesan kebersihan permukiman : cukup
M. Daftar Masalah
a. Masalah medis
Ny. EL didiagnosis menderita asma sejak kecil.
AS juga menderita asma.
c. Faktor risiko
Orangtua Ny. EL juga menderita asma.
dari aspek biologis berupa asma. Dari segi psikologis pasien tidak mengalami
masalah, hubungan yang baik antar anggota keluarga memberikan dukungan pada
pasien untuk dapat sembuh.
b. Saran
Preventif : untuk penderita asma, serangan asma dapat dicegah dengan
menghindari faktor pencetus. Berbagai alergen, baik yang di dalam rumah seperti
debu dan bulu binatang, atau diluar rumah seperti polusi udara, lingkungan kerja,
patut untuk diidentifikasi dan dihindari. Promotif : edukasi kepada pasien asma
untuk selalu mengontrol asma secara teratur untuk menilai dan memonitor berat
asma secara berkala. Kuratif : untuk penderita asma, langkah-langkah
penangaan dengan cara medikamentosa dan non medikamentosa. Non
medikamentosa bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dengan
memnuhi makanan gizi seimbang dan berolahraga secara teratur. Medikamentosa
yaitu untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan napas, terdiri atas
pengontrol dan pelega. Yang termasuk obat pengontrol yaitu kortikosteroid
(contoh: Budesonide) dan yang termasuk pelega adalah aminofillin.
Rehabilitatif : Memberikan semangat kepada penderita, karena penyakit ini
merupakan suatu penyakit alergi imunologi yang dapat kambuh sewaktu-waktu,
yang terpenting adalah untuk selalu menjaga agar tidak timbul serangan asma.
b. Pasien 2
A. Karakteristik Demografi Keluarga
Nama kepala keluarga: Ny. H
Alamat lengkap : Gandus
Pasien
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Klinik
(Y/T)
1 H Kepala keluarga P 64 th SPG Pensiunan Y
guru SD
45
B. Identitas Penderita
1. Nama : H
2. Umur : 64 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Pesniunan guru SD
5. Pendidikan : SPG
6. Agama : Islam
7. Alamat : Gandus
8. Suku : Palembang
9. Tanggal periksa : 3 Desember 2016
C. Pekerjaan
Pekerjaan pasien yang juga merupakan kepala keluarga yaitu sebagai pensiunan
guru SD. Pasien tingga sendiri.
- Lauk-pauk :
protein hewani 3 kali
protein nabati 3 kali
- Sayuran 3 kali
- Susu 1 gelas/hari (jarang)
Ny. H makan 3 kali sehari. Makanan yang sering dikonsumsi yaitu ikan, sayur,
tempe, tahu, dan sering makan makanan yang berlemak.
6. Diagnosis holistik (biopsikososial)
a. Aspek Personal
Ny. H mengeluh seringkali mengalami pusing apabila tekanan darahnya
tinggi.
b. Aspek Klinis
Diagnosis klinis: Hipertensi
c. Aspek Internal
Dinilai dari kepribadiannya, usia Ny. H 64 tahun merupakan risiko
individual yang dapat memperberat penyakit atau menghambat
penyembuhannya.
d. Aspek eksternal
Kondisi ekonomi yang masih tercukupi membuat pasien memiliki aspek
eksternal yang baik untuk menunjang penyembuhannya. Meskipun Ny. H
tinggal sendiri namun Ny. H menjalin hubungan baik dengan tetangga di
sekitar rumahnya sehingga aspek psikososialnya juga baik untuk menunjang
kesembuhannya.
e. Skala Fungsi Sosial
Skala 1, karena Ny. H tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari dan dapat hidup mandiri.
E. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis dan reproduksi
Ny. H hanya tinggal sendiri di rumah tersebut.
47
Riwayat penyakit herediter di keluarga yaitu ayah dan kakek dari Ny. H
menderita hipertensi dan DM.
Selama 2 bulan terakhir, pasien tidak menderita penyakit menular dan penyakit
kronis.
Total poin : 5
Interpretasi : Kurang baik, terdapat disfungsi keluarga.
Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan √
saudara partisipasi mereka dalam masyarakat cukup
meskipun banyak keterbatasan.
Keterangan:
: Ayah, meninggal
: Ibu, meninggal
: Ny. H
Keterangan:
: Harmonis
: Kurang harmonis
8. Jendela rumah :
ruang tamu : ada, ukuran ½ x 1 m2
Ruang makan : ada, ukuran ½ x 1 m2
Ruang tidur : ada, ukuran ½ x 1 m2
Perbandingan luas lantai dan jendela
e. di ruang tamu >25%
f. ruang makan >25%
g. ruang keluarga >25%
h. ruang tidur <25%
Di rumah, Ny. H dapat membaca tulis atau huruf dalam rumah tanpa bantuan sinar
lampu listrik pada siang hari. Kesan penerangan di dalam rumah cukup.
9. Listrik di rumah : 1300 watt
10. Lubang ventilasi :
Terdapat 8 ventilasi rumah yang letaknya 1 sisi.
Bantuan untuk ventilasi di dalam rumah : kipas angin
Kelembaban dalam rumah : tidak terasa lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : kurang
11. Kebersihan dalam rumah : cukup
12. Tata letak barang-barang dalam rumah : cukup rapi
13. Sumber air minum dari : PAM
14. Kamar mandi : ada, bila ada : ukuran 2 x 4 m2
jumlah 1 buah
Jamban : ada
Jarak septic tank dengan sumber air minum 15 m
53
J. Denah Rumah
Lantai 1
KAMAR MANDI
DAPUR
Lantai 2
K. Kepemilikan Barang
1. Kendaraan : tidak ada
2. Perlengkapan rumah tangga : kursi tamu, kursi makan, meja tamu, meja makan,
54
L. Keadaan Lingkungan
1. Limbah rumah tangga dialirkan ke : got
Saluran limbah di sekitar rumah : tergenang
2. Tempat sampah di luar rumah : tidak ada
3. Jalan di depan rumah lebarnya 2,5 m terbuat dari semen
kesan kebersihan permukiman : kurang
M. Daftar Masalah
1. Masalah medis
Hipertensi, asam urat tinggi, kolesterol tinggi, dan penglihatan kabur.
2. Masalah nonmedis
Ny. H hanya tinggal sendiri dan seringkali rumah terkena banjir.
3. Faktor risiko
Genetik, kebiasaan, dan pola makan.
2. Saran
Preventif : untuk penderita penyakit hipertensi dapat dicegah dengan menjaga
55
4.2. Pembahasan
Menurut Murti (2011), jika tujuan dari kunjungan rumah adalah untuk
mengumpulkan data tentang pasien, tata cara yang ditempuh adalah
mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi, mengatur jadwal
kunjungan, mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan, melakukan
pengumpulan data, melakukan pencatatan data, dan menyampaikan nasihat atau
penyuluhan kesehatan. Hal ini sesuai dengan yang kami lakukan pada
pelaksanaan TPP. Tatacara home visit yang kami lakukan antara lain mengatur
jadwal kunjungan, mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan,
melakukan pengumpulan data, melakukan pencatatan data. Pencatatan data kami
lakukan sesuai dengan formulir kunjungan rumah (home visit), menyampaikan
nasihat dan atau penyuluhan kesehatan. Kami tidak mempersiapkan daftar nama
keluarga yang akan dikunjungi, karena daftar nama keluarga tersebut disediakan
oleh klinik OPINA.
56
Menurut Murti (2011), dalam pelaksanaan home visit, sarana dan alat yang
dipersiapkan yaitu data pasien yang akan dikunjungi, formulir kunjungan rumah,
dan alat penunjang wawancara. Hal ini sesuai dengan yang kami lakukan saat
TPP, yaitu kami mempersiapkan formulir kunjungan rumah dan alat penunjang
wawancara seperti pena, kertas, dan kamera.
Menurut Prasetyawati (2014), dalam penilaian home visit, dilakukan
pengisian formulir home visit. Hal ini sesuai dengan yang kami lakukan saat
pelaksanaan TPP home visit, kami melakukan penilaian mengacu pada formulir
yang telah kami persiapkan sebelum pelaksanaan TPP.
Menurut PDPI (2013), risiko berkembangnya asma merupakan interaksi
antara faktor pejamu dan faktor lingkungan. Faktor pejamu disini termasuk
predisposisi genetik yang mempengaruhi untuk berkembangnya asma, yaitu
genetik asma, alergik (atopi), hipereaktiviti bronkus, jenis kelamin dan ras. Hal ini
sesuai dengan yang kami temui pada saat TPP, yaitu terdapat genetik asma pada
keluarga Ny. EL. Ibu dari Ny. EL menderita asma, dan anak pertama Ny. EL juga
menderita asma.
Faktor lingkungan mempengaruhi individu untuk berkembang menjadi asma,
menyebabkan terjadinya eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala-gejala asma
menetap. Termasuk dalam faktor lingkungan yaitu alergen (debu, asap rokok,
bulu binatang, tungau), sensitisasi lingkungan kerja, polusi udara, infeksi
pernapasan (virus), diet, status sosioekonomi dan besarnya keluarga (PDPI, 2003).
Menurut Sundaru (2011), gejala asma sering timbul pada musim tertentu (musim
hujan) dan disebabkan karena terpajan faktor pencetus tertentu, misalnya debu
rumah, tungau, bulu binatang, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan yang kami
temui saat TPP, yaitu Ny. EL yang merupakan pasien asma menuturkan bahwa
seringkali serangan asma atau gejala asma timbul jika terpajan alergen berupa
debu atau udara dingin saat musim hujan.
Kebiasaan keluarga Ny. EL yang kurang makan sayur tidak berhubungan
langsung dengan penyakit yang dialami Ny. EL. Namun, sebaiknya Ny. EL tetap
harus mengkonsumsi sayut karena sayuran mengandung berbagai jenis
antioksidan. Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan dapat
57
Ny. H juga menuturkan bahwa Ny. H sendiri jarang berolahraga. Hal ini diduga
menjadi salah satu faktor risiko hipertensi.
Faktor makanan yang merupakan penentu dari tingginya tekanan darah adalah
kelebihan lemak dalam tubuh dan intake garam yang tinggi, oleh karena itu,
sebaiknya Ny. H mulai mengurangi kebiasaan makan makanan yang berlemak
agar tidak memperberat keadaan penyakitnya.
Usia Ny. H 64 tahun merupakan risiko individual yang dapat memperberat
penyakit dan atau menghambat penyembuhannya. Menurut Suhardjono (2011),
penduduk usia lanjut membawa konsekuensi meningkatnya morbiditas dan
mortalitas berbagai penyakit kardiovaskuler. Hal ini disebabkan karena tekanan
darah sistolik meningkat sesuai dengan peningkatan usia yang juga dapat
diakibatkan karena kekakuan arteri akibat aterosklerosis.
Pada saat pelaksanaan TPP, kami juga berkesempatan mengamati keadaan
rumah dan lingkungan sekitar rumah Ny. EL dan Ny. H. Menurut Notoatmodjo
(2011), luas bangunan yang optimum apabila menyediakan 2,3 x 3 m untuk setiap
orang, dapat disimpulkan bahwa rumah Ny. EL dan Ny. H sudah memenuhi
kriteria tersebut. Lantai rumah Ny. EL terbuat dari keramik dan tidak berdebu.
Atap rumah terbuat dari genteng. Dinding rumah terbuat dari tembok.
Keadaannya semua baik dan tidak kotor ataupun berdebu. Lantai rumah Ny. H
terbuat dari papan yang tidak basah dan tidak berdebu. Atap rumah terbuat dari
genteng. Dinding rumah terbuat dari tembok dan papan. Keadaannya semua baik
dan tidak kotor ataupun berdebu. Dapat disimpulkan bahwa bahan bangunan
rumah Ny. EL dan Ny. H sudah memenuhi syarat rumah sehat yaitu bahan
bangunan yang ada tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada
musim hujan. Ventilasi rumah Ny. EL dan Ny. H masih kurang dan belum sesuai
dengan ventilasi yang seharusnya. Seharusnya ventilasi dibuat dengan sistem
silang agar udara tidak membalik lagi, sedangkan ventilasi yang ada hanya satu
sisi dan jumlahnya juga sedikit jika dibandingkan dengan luas ruangan. Rumah
yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Syarat ini sudah terpenuhi, karena di
dalam rumah Ny. EL dan Ny. H penerangannya cukup (Notoatmodjo, 2011).
59
Rumah Ny. EL dan Ny. H memiliki penyediaan air bersih yang cukup, tempat
pembuangan tinja (septic tank) yang jauh dari sumber air minum, pembuangan air
limbah, pembuangan sampah, fasilitas dapur, dan ruang berkumpul keluarga. Air
berasal dari PAM, dan pembuangan sampah langsung diangkut oleh petugas yang
bertugas mengangkut sampah. Dapat disimpulkan bahwa rumah Ny. EL dan Ny.
H sudah memenuhi syarat fasilitas dalam rumah sehat menurut Notoatmodjo
(2011) yang terdiri dari penyediaan air bersih yang cukup, pembuangan tinja,
pembuangan air limbah, pembuangan sampah, fasilitas dapur, dan ruang
berkumpul keluarga.
Di lingkungan Ny. EL dan Ny. H seringkali terjadi banjir, sehingga saat
musim hujan biasanya akan ada genangan air yang masuk ke dalam rumah. Hal
ini dapat jadi tempat bersarangnya penyakit, olehkarena itu, kami sarankan agar
masyarakat di lingkungan rumah melakukan gotong royong untuk membersihakan
saluran air kotor (got) disekitar rumah masing-masing dan juga menghimbau agar
masyarakat tidak membuang sampah di aliran got ataupun sungai. Diharapkan hal
tersebut dapat mencegah terjadinya banjir jika musim hujan.
Menurut Prasetyawati (2014), pemberian semangat di dalam keluarga akan
menimbulkan rasa aman jauh dari stres dan meningkatkan kesehatan lingkungan.
Hal ini sesuai dengan yang kami temui saat pelaksanaan TPP, yaitu dari dua
pasien yang kami kunjungi, salah satunya tidak mempunyai keluarga dan dari
hasil penilaian fungsi fisiologisnya kurang baik, terdapat disfungsi keluarga.
Berbeda dengan yang tinggal dengan keluarga, fungsi fisiologisnya baik. Tingkat
stres pada pasien yang tinggal dengan keluarga juga agak kurang jika
dibandingkan dengan pasien yang tidak tinggal dengan keluarganya. Meskipun
Ny. H seringkali dijenguk oleh keponakannya sebulan sekali, namun hal tersebut
belum mampu memenuhi fungsi keluarga yang dibutuhkan.
Untuk penderita asma, yaitu Ny. EL serangan asma dapat dicegah dengan
menghindari faktor pencetus. Berbagai alergen, baik yang di dalam rumah seperti
debu dan bulu binatang, atau diluar rumah seperti polusi udara, lingkungan kerja,
patut untuk diidentifikasi dan dihindari. Edukasi kepada pasien asma untuk selalu
mengontrol asma secara teratur untuk menilai dan memonitor berat asma secara
60