Oleh :
11501010107113045
FAKULTAS HUKUM
2014
PENDAHULUAN
Pada tanggal 12 maret 2013 Kapal tangker Queen Lady bermuatan Plutonium (bahan
baku nuklir) yang berbendera Inggris memasuki wilayah perairan indonesia melalui selat
malaka , pemerintah indonesia merasa keberatan kapal tersebut melaksanakan hak lintas
inggris karena hak lintas damai adalah hak bagi setiap kapal asing
Karena tujuan kapal tersebut hanya ingin melintas atau hanya ingin melewati perairan
tersebut dengan melakukan hak lintas damai sehingga mereka hanya memberikan
Indonesia keberatan atas hal tersebut sebab kapal tersebut membawa bahan plutonium
(bahan nuklir) selain itu jalur yang akan dilewati kapal tersebut 4 hari sebelumnya terjadi
gempa laut, tetapi secara hukum Internasional kekwatiran atau keberatan tersebut tidaklah
dibenarkan.
menambrak karang akibat goncangan laut sehingga bahan plutonium tumpah dan mencemari
perairan laut Indonesia, Malaysia dan Singapura. akibat hal tersebut terjadilah sengketa
mengenai pihak manakah yang harus bertanggung jawab. adapun pemerintah Malaysia dan
Singapura menilai bahwa pihak Inggris lah yang harus bertanggung jawab, Namun pihak
Inggris menyatakan bahwa Indonesia lah yang harus bertanggung jawab, tetapi Indonesia
menyatakan bebas dari segala tuntutan sebab hal itu terjadi akibat bencana alam. pihak
Malaysia dan Singapura menginginkan penyelesaian melalui Mahkamah Internasional tetapi
Indonesia memilih jalur diplomatik dan Undang Undang No.32 tahun 2009 tentang
1. Apakah ada hubungan antara kejadian Gempa Bumi pada dasar laut dengan suatu kapal
asing yang akan melakukan hak lintas damai di suatu perairan laut ?
2. Siapakah atau pihak manakah yang harus bertanggung jawab untuk mengganti rugi akibat
tercemarnya ekosistem perairan laut yang berada di Indonesia , Malaysia dan Singapura ?
PEMBAHASAN
1. ANALISIS
a). Adapun mengenai terjadinya Gempa Bumi yeng terjadi 4 hari sebelum kapal tanker queen
lady melintasi perairan tersebut tidak adanya hubungan dengan hal tersebut, sebab Gempa
Bumi (Bencana Alam) seperti itu tidaklah dapat diprediksi atau tidak ada yang dapat
mengetahui kapan terjadinya. Adapun jika kapal berbendera Inggris ingin melakukan Hak
Lintas Damai jika kita kaitatkan dengan pengertian mengenai Hak Lintas damai bahwa sesuai
dengan Pasal 1 UNCLOS 1982 ialah Lintas yang tidak mengkhawatirkan, merugikan, bagi
kedamaian ketertiban atau keamanan negara pantai (negara yang akan dilintasi). Selain itu
mengenai syarat lintas ialah pertama: dilakukan terus menerus, kedua : langsung melintasi
b). Jika sebelumnya kapal berbendera Inggris sudah melakukan pemberitahuan kepada pihak
Indonesia bahwa Kapal yang membawa bahan plutonium tersebut akan melintasi perairan
Indonesia, tetapi Indonesia tidak dapat menolak hal tersebut sebab Hal tersebut sudahlah
pelayaran untuk sementara sesuai Pasal 52 (2) UNCLOS 1982, yang pada intinya untuk
sementara menghentikan pelayan kapal untuk mengecek atau memeriksa pembawaan kapal
serta kelengkapan dokumen-dokumen pelayaran kapal, jumlah anak buah kapal (ABK) yang
sesuai dengan Pasal 23 UNCLOS 1982 mengenai kapal asing bertenaga nuklir dan kapal
yang mengangkut nuklir atau bahan lain yang sifatnya berbahaya atau beracun intinya
mengenai kelengkapan dokumen-dokumen pelayaran kapal lintas damai. Selain itu negara
yang akan dilintasi karena mempunyai kedaulatan secara penuh (Indonesia) bisa
melaksanakan sesuai pada Pasal 53 UNCLOS 1982 bahwa pada intinya negara tersebut bisa
2. Mengenai pihak yang bertanggung jawab dalam hal tersebut adalah Pihak Inggris, sebab
dalam hal ini meskipun kapal tersebut menabrak karang yang diakibatkan oleh goncangan
gempa laut, tetapi pihak kapal yang berbendera Inggris seharusnya menyadari bahwa
bawaaan yang kapal tersebut bawa adalah bahan yang berbahaya dan mengkwatirkan
sehingga kapal tersebut serta pihak Inggris sudah menyadari dengan segala konsekuensi yang
kemungkinan akan terjadi. dalam hal ini pihak Indonesia, Malaysia dan Singapura bisa
menuntut kerugian sesuai dengan Pasal 31 UNCLOS 1982 yaitu Tanggung jawab Negara
menyepakati atau menyetujui untuk diselesaikan di Mahkamah Internasional, jika salah satu
pihak saja tidak menyepakati atau menyetujui maka tidaklah dapat dibawa ke Mahkamah
Internasional.
KESIMPULAN
Pertama, Adapun mengenai hal ini kami berpendapat bahwa mengenai Hak Lintas Damai
yang dilakukan oleh kapal asing jika kapal tersebut membawa bahan yang berbahaya dan
Pasal 23 UNCLOS 1982. Jika memang suatu negara tidak dapat menolak bahwa perairannya
akan dilintasi sebab sudah menjadi kebiasaan Internasional maka Negara yang akan dilintasi
kapal.
Kedua, Bahwa jika memang kapal berbendera Inggris atau pihak manapun yang hanya ingin
melakukan Hak Lintas Damai berarti haruslah mematuhi Pasal 19 (2) UNCLOS 1982 yaitu
melakukan atau melaksanakan seperti hal-hal yang tertera pada Pasal tersebut.
Ketiga, Indonesia haruslah memperkuat ketahanan dan keamanan dalam menjaga kedaulatan
perairan laut serta pentingnya menjaga dan mempererat hubungan diplomatik secara baik
Indonesia merupakan negara yang stategis untuk dilalui oleh kapal-kapal asing selain itu juga