PENDERITA HIPERTENSI
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Ajar Skripsi
Oleh:
HANNA RUSIANI
NIM 22020113120031
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Hipertensi”.
Penyusunan proposal skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan
dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
ini.
Semarang
iv
7. Teman-teman yang memberikan dukungan, motivasi dan semangat dalam
Peneliti menerima saran dam kritik yang membantu yang ditujukan kepada
peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat dan
Hanna Rusiani
v
DAFTAR ISI
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 44
A. Kerangka Konsep .................................................................................... 44
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................... 44
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 44
1. Populasi ........................................................................................... 44
2. Sampel............................................................................................. 45
3. Teknik Sampling .............................................................................. 45
D. Besar Sampel .......................................................................................... 46
E. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 48
F. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ............................. 48
G. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data............................................ 50
1. Alat Penelitian ................................................................................. 50
2. Validitas Instrumen.......................................................................... 52
3. Cara Pengumpulan Data .................................................................. 53
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data...................................................... 56
1. Pengolahan Data .............................................................................. 56
2. Analisis Data ................................................................................... 58
I. Etika Penelitian ....................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 61
vii
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Tabel Halaman
Tabel
1 Pengelompokan tekanan darah dan hipertensi 15
berdasarkan pedoman JNC7
2 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala 48
Pengukuran
3 Coding 56
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Gambar Halaman
Gambar
1 Kerangka Teori 43
2 Kerangka Konsep 44
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Lampiran
Penelitian
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lebih. Populasi lansia di dunia pada tahun 2016 berada pada angka 617 juta
jiwa atau setara dengan 8,5 persen dari jumlah seluruh penduduk di dunia.
Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia
lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada
tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 20,24 juta jiwa
dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan mancapai 36 juta jiwa.1
menjadi tua pada lansia tetap berjalan namun menjadi tua yang tetap sehat,
dengan adanya perubahan kondisi fisik, psikologis dan sosial yang saling
banyak pula penyakit yang muncul dan sering diderita khususnya pada lansia.
2
Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh, oleh
sebab itu para lansia mudah sekali terkena penyakit seperti hipertensi.1
warga di dunia setiap tahunnya. Indonesia termasuk dalam lima besar negara
Asia setelah Tiongkok, India, Jepang.1 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Kota Semarang Jawa Tengah pada tahun 2014, Penyakit Hipertensi masih
(PTM) yang dilaporkan, yaitu sebesar 57,89% yang menjadi prioritas utama
jantung pada lansia, hal ini disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga
pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15%-20%.4 Kondisi yang
berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis
jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24%.6
Penelitian lain dilakukan oleh Delima tahun 2009 tentang Prevalensi dan
hipertensi berisiko 1,32 kali untuk menderita penyakit jantung. 7 Sekitar 60%
tertinggi di Jawa dan Sumatera secara umum dialami oleh golongan umur ≥75
tahun, laki-laki, status gizi obesitas, tidak tamat sekolah, berstatus cerai hidup,
pada lansia adalah pola makan lansia yang mengonsumsi makanan pemicu
mempuyai pola makan yang tidak sesuai dengan diet hipertensi. 10 Penelitian
lain yang dilakukan oleh Elvia pada tahun 2012 menunjukkan bahwa jenis
kurang, seperti makanan yang banyak mengandung gula, tinggi garam, lemak
yang berlebihan seperti santan yang kental, minyak, sayuran dan buah-buahan
yang mengandung gas, serta minuman yang dikonsumsi setiap hari yaitu
kopi.11
Pada saat ini, banyak usaha yang diupayakan untuk mengatasi masalah
hipertensi, salah satunya dengan penerapan diet yang tepat pada hipertensi.
4
Penelitian yang dilakukan oleh Noor tahun 2014 yang menunjukkan bahwa
mengurangi konsumsi garam dan lemak, diet rendah garam, banyak makan
kental, kulit ayam serta perbanyak minum air putih. 13 Penelitian yang
hipertensi.14
juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang
berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. 15
oleh Anita tahun 2015 bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
5
lansia sebanyak 3.704 jiwa dan berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Februari hingga Maret 2017 yaitu sebanyak 154 jiwa. Untuk mengetahui pola
pencegah hipertensi yang paling sering dikonsumsi oleh lansia yaitu: jenis
adalah pisang sebanyak 50%, jenis makanan ikan, ayam, dan daging adalah
ikan air tawar sebanyak 20%, dan jenis makanan kacang-kacangan adalah
kacang kedelai sebanyak 10%. Sedangkan untuk jenis bahan makanan pemicu
hipertensi yang paling sering dikonsumsi oleh lansia yaitu: makanan tinggi
kolesterol adalah jeroan sebanyak 40%, jenis makanan tinggi natrium adalah
sebanyak 30%, dan jenis makanan susu dan olahannya adalah susu full cream
pemicu hipertensi.
B. Rumusan Masalah
Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh,
di Semarang, pada bulan Februari sampai Maret 2017 terdapat 154 kasus
hipertensi tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
konsumsi sesuai dengan diet hipertensi, namun masih ada lansia yang belum
7
Hipertensi”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
hipertensi
2. Tujuan Khusus
hipertensi
hipertensi
D. Manfaat Penelitian
yaitu:
8
4. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Lansia
lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. 1
1) Masalah Fisiologis
9
10
b) Sistem urogenital
hipotiroid.
d) Sistem musculoskeletal
e) Sistem persarafan
f) Sistem indra
2) Masalah Sosial
dan emosi.
3) Masalah Psikologis
2. Konsep Hipertensi
penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. 19 Tekanan darah merupakan gaya
yang diberikan darah terhadap dinding pembuluh darah dan ditimbulkan oleh
desakan darah terhadap dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari
12
dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika ventrikel
dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring), darah di pompa
sebagai peningkatan tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
peningkatan resiko penyakit jantung serta bermanfaat atau tidak apabila diberi
intervensi terapi.23
melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan
terjadi secara tiba - tiba, melainkan melalui proses yang berlangsung cukup
lama.25 Penyakit hipertensi akan menjadi masalah yang serius, karena jika
suatu kondisi pada seseorang yang memiliki tekanan darah sistolik 140 mmHg
dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur, serta faktor yang
makanan siap saji membuat konsumsi sayuran segar dan serat sangat
dengan pengaturan pola makan, gaya hidup yang benar, hindari kopi, merokok
dan alkohol, mengurangi konsumsi garam yang berlebihan dan aktivitas yang
3. Klasifikasi Hipertensi
organ target (Jantung, sistem saraf pusat dan ginjal) dan mengancam kehiupan
tingginya tekanan darah, tapi dari kerusakan organ sasaran. Kenaikan tekanan
darah yang sangat drastis pada seorang penderita merupakan suatu keadaan
emergensi bila terjadi kerusakan secara cepat dan progrsif dari sistem saraf
dan bila tekanannya naik secara progresif dan cepat disebut hipertensi maligna
dengan banyak komplikasi seperti gagal ginjal, CVA, hemoragi retina, dan
organ seperti otak, jantung dan ginjal.30 Berdasarkan pedoman The Seventh
Tabel 1
Pengelompokan tekanan darah dan hipertensi berdasarkan pedoman JNC7 22
Tekanan Darah Tekanan Darah Diastolik
Kategori
Sistolik (mmHg) (mmHg)
≥ 140 90 Hipertensi
16
4. Etiologi Hipertensi
tekanan darah.23,32
b. Hipertensi sekunder
5. Patofisiologi Hipertensi
sistem saraf terhadap tonus pembuluh darah. Terdapat dua faktor utama yang
mengatur tekanan darah, yaitu darah yang mengalir dan tahanan pembuluh
terhadap tekanan tersebut. Kedua adalah ginjal yang bertanggung jawab atas
dilepaskan dari kelenjar adrenal, yang salah satunya berada dipuncak setiap
oleh ventrikel kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung. Tahanan
18
Makin sempit pembuluh darah, makin tinggi tahanan terhadap aliran darah,
makin besar dilatasinya makin tinggi kurang tahanan terhadap aliran darah.
curah jantung, dan kekuatan kontraksi ventrikel. Sama halnya pada sistem
sistem reaksi cepat seperti refleks kardiovaskuler melalui sistem saraf, refleks
kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat yang berasal dari atrium,
ke seluruh organ tubuh. Jika tanpa gangguan, porsi tekanan yang dibutuhkan
tinggi.37
dapat berupa nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan
berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada
7. Diagnosis Hipertensi
pengobatan
8. Komplikasi Hipertensi
a. Otak
intra kranial yang meninggi, atau akibat embolus yang terlepas dari
pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi
b. Kardiovaskular
tidak tepat atau tidak adekuat pada tahap ini, maka dapat menimbulkan
penyakit jantung.7
c. Ginjal
ini terjadi secara terus menerus maka sel-sel ginjal tidak bisa berfungsi
nilai yang jauh lebih tinggi pada kelompok kedua, yang terkait
1) Genetik
2) Jenis kelamin
menopause.46
3) Etnis
4) Umur
pada lansia, hal ini disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga
lanjut usia tua (old) antara 75 dan 90 tahun dan usia sangat tua
(very old) yaitu diatas usia 90 tahun.48 Proses penuaan pada lansia
karena penyakit.28
adaptif.49
elastis, tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar dari jantung
tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau
tinggi energi
minuman manis tidak akan merasa puas dan akan makan terus
2. Konsumsi lemak
mg/dL kolesterol darah, akan tetapi hal ini tidak terjadi pada semua
kolesterol.9
3. Obesitas
(IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk
29
untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal
4. Olahraga
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot
tekanan darah arteri pada jangka waktu yang pendek, selama dan
rangsang simpatis.32
6. Stres
berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti
II (22,57 %).63
9. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Farmakologis
Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam dan lebih disukai
dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih baik, lebih murah dan
Sekarang terdapat pula obat yang berisi kombinasi dosis rendah 2 obat
diuretik atau beta bloker. Jika respon tidak baik dengan dosis penuh,
b. Nonfarmakologis
Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup merupakan hal yang penting
hipertensi.65
badan.65
3) Tidak merokok
4) Menghilangkan stress
a. Frekuensi makan
36
b. Jenis makanan
gangguan.69
B. Kerangka Teori
Mengalami
Lanjut penurunan Hipertensi
Usia fungsi organ
tubuh
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
farmakologis non -farmakologis
Obat antihipertensi
Diet rendah garam Diet Hipertensi
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 1
Kerangka Teori 3,42,53,56,64,65,69,70
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari objek atau subjek yang
44
45
dari kelompoknya.75
2. Sampel
kriteria inklusi dan ekslusi, yang menentukan dapat dan tidaknya sampel
3. Teknik Sampling
D. Besar Sampel
N
n=
1 + N (e)2
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Semarang pada bulan Februari sampai Maret 2017 adalah sebanyak 154
orang.
154
𝑛=
1 + 154 (0.05)2
154
𝑛=
1.38
= 111 responden
47
meliputi :78
1) Kriteria Inklusi
berikut :
kooperatif
2) Kriteria Eksklusi
Questionnaire (SPMSQ)
48
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Variabel
mempunyai nilai, atribut, sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang
mengalami hipertensi.
Tabel 2
Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran
Definisi Hasil Ukur
No Variabel Alat Ukur Skala
Operasional
1. Hipertensi Tekanan darah sphygmoma Ordinal 1. Hipertensi
tinggi berlaku nometer Grade 1
apabila tekanan (tekanan
darah sistolik sistoloik 140 –
melebihi 140 159 mmHg)
mmHg 2. Hipertensi
Grade 2
(tekanan
sistoloik ≥160
mmHg)
2. Karakteristik
atau tidaknya
riwayat
hipertensi
keluarga
1. Alat Penelitian
a. Lembar Kuesioner A
b. Lembar Kuesioner B
2. Validitas Instrumen
empiris atau kriteria diperoleh melalui uji coba tes kepada responden
yang setara dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti.86 Pada
penelitian ini, lembar FFQ dan data demografi tidak dilakukan uji
pada lembar FFQ dan data demografi dengan benar dan mudah atau
53
a. Prosedur Penelitian :
Semarang
Semarang.
Mijen
Universitas Diponegoro
b. Pengumpulan Data :
pengambilan kuesioner.
Mijen Semarang
56
petunjuk.
frekuensi konsumsinya.
responden.
1. Pengolahan Data
a. Editing
dan relevan.
57
b. Coding
Tabel 3
Coding
Keterangan Coding
Bagian A 1. Hipertensi Grade 1 1
Hipertensi
2. Hipertensi Grade 2 2
1. Laki-laki 1
Jenis Kelamin
2. Perempuan 2
1. Elderly : 60-74 tahun 1
Usia 2. Old age : 75-90 tahun 2
3. Very old : > 90 tahun 3
1. Tidak ada riwayat keluarga
1
Riwayat Hipertensi
Keluarga 2. Ada riwayat keluarga
2
pola makan pada 1. Tidak pernah 1
lansia 2. Jarang 2
- Makanan 3. Sering
pencegah 3
hipertensi
Bagian B 1. Tidak pernah
pola makan pada 1
lansia
- Makanan 2. Jarang
pemicu 2
hipertensi
3. Sering 3
c. Entry Data
komputer.
d. Tabulating
e. Cleaning
2. Analisis Data
distribusi frekuensi.
I. Etika Penelitian
penelitian, yaitu :
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
3. Bermanfaat (Beneficence)
responden penelitian.77
4. Keadilan (Justice)
61
62
19. Sudoyo. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: FK UI,
2007
20. WHO. Regional Office for South-East Asia. Department of Sustainable
Development and Healthy Environments [Internet]. WHO. 2011 [cited 2017
Mar 31]. Available from: http://www.searo.who.int/
21. Agoes HA. Penyakit diusia tua. Jakarta: EGC, 2011
22. Kowalski RE. Terapi hipertensi. Bandung: Mizan Pustaka, 2010
23. Norman M. Kaplan MD. Joseph T. Flynn MD. Kaplan's clinical hypertension.
th
9 ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2006
24. Yogiantoro M. Hipertensi esensial dalam buku ajar ilmu penyakit dalam
Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI, 2006
25. Lanny. Bebas hipertensi tanpa obat. Jakarta: Agro Media Pustaka, 2012
26. Arif M. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I: Nefrologi dan Hipertensi. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI; 2001
27. Anggraini. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada
pasien yang berobat di poliklinik dewasa puskesmas Bangkinang periode
Januari sampai Juni 2008 [Internet]. 2008 [cited 2017 Mar 31]. Available
from: http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/
28. Badan Pusat Statistik. Statistik penduduk usia lanjut 2015 www.bps.go.id
(2015)
29. Palmer A. Simple guide tekanan darah tinggi. Jakarta: Erlangga, 2007
30. Tamboyang J. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: Kedokteran EGC;
2000
31. Vaidya CK, Ouellette CK. Hypertensive urgency and emergency. Hospital
Physician. 2007; 43-50.
32. Sudoyo AW. Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 1, cetakan kedua, Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jakarta, 2007
33. Edouard J. Battegay. Gregory YH. George L. Bakris. Hypertension: principles
and practice. USA: Taylor & Francis Group; 2005.
34. Dan LL, Dennis LKJ. Larry J. Anthony SF, Stephen L. HauserJL. Harrison’s
Principles of Internal Medicine. 18th ed. USA: McGraw Hill; 2012.
35. Baradero M. Klien gangguan kardiovaskuler: seri asuhan keperawatan.
Jakarta: Kedokteran EGC; 2005
36. Saleh S. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi
pada pasien di ruang inap di RSUP MM Dunda Limboto Kabupaten
Gorontalo Tahun 2009 [Internet]. 2010 [cited 2017 April 1]. Available from:
http://dc252.4shared.com/doc/4ce64UhQ/preview.html
37. Prapti U. Solusi sehat mengatasi hipertensi. Jakarta: PT AgroMedia; 2009
38. Elizabeth JC. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Kedokteran EGC; 2001.
39. Setiawan D. Care your self, Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus; 2008.
40. Suyono S. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka; 2001
63
41. Dinata CA. Safrita Y. Sastri S. Artikel Penelitian Gambaran Faktor Risiko dan
Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD
Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012. J Kesehat.
2013;2(2):57–61.
42. Sagala LMB. Perawatan penderita hipertensi di rumah oleh keluarga Suku
Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe [Internet]. 2011
[cited 2017 March 23]. Available from: http://repository.usu.ac.id/
43. Sutanto. Cegah & tangkal penyakit modern. Yogyakarya: Andi; 2010
44. Magdás A. Benedek I. Belényi B. Carasca C. Gábos G. Incze A. The
relationship between blood pressure variability and cardiovascular risk factors
in patients with primary hypertension. Acta Medica Marisiensis.
2015;61(1):31–3.
45. Bustan. Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
46. Lauralee S, Human Physiology: From cells to systems. 7th ed. USA:
Brooks/Cole; 2010
47. Armilawaty. Amalia H. Amirudin R. Hipertensi dan faktor risikonya dalam
kajian epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS;2007
48. Nugroho W. Komunikasi dalam keperawatan gerontik. Jakarta: EGC; 2009
49. Pratikwo S. Pietojo HWB. Analisi pengaruh faktor nilai hidup, kemandirian,
dan dukungan keluarga terhadap perilaku sehat lansia di Kelurahan Medono
kota Pekalongan. J Promosi Kesehat Indones 2006; 1 (2): 73
50. Dirksen SR.. Heitkemper M.M. Lewis S. Medical surgical nursing:
assessment and management of clinical problems. USA: Mosby; 2000
51. Thomas R. Hypertension: Salt is a Major Risk Factor. USA: J Cardiovasc.;
2000.
52. Norman K. Measurenment of Blood Pressure and Primary Hypertension:
Pathogenesis in Clinical Hypertension: Seventh Edition.Baltimore. Maryland
USA: Williams & Wilkins; 1998.
53. Gunawan. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia; 2001
54. Cortas K. Hypertension. [serial online].2008 [cited 2017 April 1]. Available
from: http://www.emedicine.com
55. Sugiharto A. Faktor-faktor risiko hipertensi grade II pada masyarakat (studi
kasus di kabupaten Karanganyar). Univ Diponegoro. 2007;1(2):60–4.
56. Sheldon GS. Mayo Clinic Hipertension. Jakarta: Intisari Mediatama; 2005.
57. Edward OB. Women sleep objectively better than men and the sleep of young
women is more resilient to external stressor: effect of age and menopause.
National health institution access J Sleep res. 2009; 18: 221-228
58. Sianturi E. Strategi Pencegahan Hipertensi Esensial Melalui Pendekatan
Faktor Risiko di RSU dr. Pirngadi Kota Medan [Internet]. 2004 [cited 2015
Nov 26]. Available from: http://repository.usu.ac.id/
59. Ferketich. Links Among Depression, Race, Hypertension, and the Heart.
USA: J Clin Hypertens; 2000.
64
EGC; 2001.
84. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian. 2nd ed. Jakarta:
Salemba Medika, 2008
85. Sumarmi R. Edi S. Veriani A. Konsumsi junk food berhubungan dengan
hipertensi pada lansia di Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Journal
Ners and Midwifery Indonesia. 2015; 59-63
86. Matondang Z. Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal
Tabularsa PPS UNIMED: 2009; 6 (1). 87-97
87. Sarwono J. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006.
88. Tambunan M. Hubungan efikasi diri dengan kualitas hidup pasien
tuberkulosis paru di Rsup Haji Adam Malik Medan tahun 2013. USU. 2014
89. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.