Anda di halaman 1dari 8

Untuk Fasilitator

Pertemuan II: Ekaristi Meneguhkan Keluarga (Kis 10.1-4.37-48)


Tujuan: Keluarga yang bersumber pada Ekaristi akan mengalami Kristus yang selalu hadir di tengah
keluarga mereka, mengasihi mereka dalam segala persoalan yang dihadapi, dan karena itu
meneguhkan ikatan kasih perkawinan mereka.

Penjelasan Singkat untuk umat mengingat kembali hasil/Inti Pertemuan I ttg Ekaristi
Mempersatukan Keluarga (Ef 5:22-33)

1. Lagu Pembukaan (Puji Syukur – mengenai Adven)

2. Tanda Salib

3. Kata Pengantar Untuk Pertemuan II

4. Doa Pembuka
doa dapat dikembangkan oleh fasilitator dengan pokok-pokok sebagai berikut:
 mengucap syukur atas pertemuan Adven pertama dan kedua serta atas iman yang
sudah dihidupi di dalam pengalaman sehari-hari
 Mohon terang Roh Kudus agar pertemuan dapat berjalan dengan baik, lancar dan
mampu menajamkan mata hati untuk melihat karya pertolongan dan penyertaan Allah
dalam hidup.

Penyalaan Lilin Adven ( Umat Berdiri)


F. Tuhan terangilah kami umat-Mu dengan cahaya kasih-Mu.
U. Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama

F. Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami, hamba-Mu yang merindukan Putra-Mu, cahaya


kehidupan kami.
U. Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama

F. Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini akan kehadiran Putra-Mu yang menjadi penerang
bagi hidup dan karya kami.
U. Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama

(lilin dinyalakan)

F. Marilah kita Berdoa, Bagai nyala lilin yang semakin terang, demikianlah kami mohon agar
hidup kami semakin diterangi oleh kehadiran Kristus dalam kehidupan kami. Semoga dalam
terang-Nya, kami dapat mengembangkan iman yang solider, mendalam dan tangguh, sehingga
mampu mewujudkan iman di komunitas, di Paroki dan di masyarakat sekitar kami. Doa ini
kami sampaikan hanya kepada-Mu ya Bapa, dengan pengantaraan Yesus Kristus Putera-Mu,
yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala
masa.
U. Amin.

Umat duduk kembali

5. Bacaan dari Kisah Para Rasul (10.1-4.37-48)


Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut
pasukan Italia. Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah
kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. Dalam suatu penglihatan, kira-kira
jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan
berkata kepadanya: "Kornelius!" Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: "Ada apa,
Tuhan?" Jawab malaikat itu: "Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah
mengingat engkau. Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai
dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret:
bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan
berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah
menyertai Dia. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea
maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib.
Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia
menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya
telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan
Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan
kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas
orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa
barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."
Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang
mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang
menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke
atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam
bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: "Bolehkah orang mencegah untuk
membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama
seperti kita?" Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka
meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.

Demikianlah sabda Tuhan


U. Syukur kepada Allah.

METODE SHARING 7 LANGKAH ( PENGUNGKAPAN KATA MUTIARA SABDA, HENING SEJENAK)

SIAPA KORNELIUS :
1. Tinggal di Kaisarea (ay.1)
2. Seorang perwira pasukan Italia (ay.1)
3. Seorang yang saleh (ay.2)
4. Pemimpin keluarga (ay.2)
5. Suka memberi sedekah.(ay.2)
6. Senantiasa berdoa kepada Allah.(ay.2)

KORNELIUS DAN KELUARGANYA :


1. Bersama seisi rumah takut akan Allah (ay.2)

KORNELIUS DAN PETRUS :


KORNELIUS PETRUS
Non Yahudi Yahudi
Mendapat penglihatan jam 3 sore Mendapat penglihatan, jam 12 siang
Isi penglihatan ~ tentang Petrus Isi penglihatan > tentang Kornelius
Mau mengundang Petrus Mau memenuhi undangan Kornelius

PERISTIWA KORNELIUS DAN PETRUS :


1. Peristiwa karena Allah yang mengaturnya
2. Petrus bersaksi tentang Yesus Kristus :
A. Putera Allah yang tunggal,
B. Yang mati karena di salib
C. Yang bangkit di hari ketiga
D. Yang selalu menyertai sampai akhir zaman
E. Yang menjadi Hakim atas orang hidup dan mati
F. Yang percaya kepada Yesus : akan mendapat pengampunan dosa.
G. Kabar Baik yang diberitakan Petrus :
I. Awalnya hanya untuk bangsa Israel, sebagai bangsa pilihan
II. Setelah itu untuk semua bangsa
III. Kepada siapapun : Mau menerima Yesus sebagai juruselamatnya.
IV. Petrus memberitakan Yesus di rumah Kornelius dan dihadapan orang banyak
yang diundang oleh Kornelius juga :
a. Roh Kudus turun dan dicurahkan ke atas semua orang
yangmendengarkan.
b. Petrus membaptis mereka dalam nama Yesus Kristus.
c. Mereka meminta Petrus untuk tinggal beberapa hari lagi.

LATAR BELAKANG
 Kis 10-11 mengisahkan Gereja Kristen bangsa lain dengan membangunnya melalui
persetujuan Petrus dan keduabelas rasul. Dalam kisah itu diperlihatkan bahwa Allah sendiri
dengan jelas membebaskan orang-orang kafir untuk menjadi Kristen.
 Untuk lebih memahami kisah yang menjadi bahan permenungan kita (Kis 10:1-4, 37-48), ada
baiknya kita memahami dulu alur Kis 10 ini lebih lengkap.
- Kis 10:1-8 Penglihatan Kornelius
- Kis 10:9-23 Penglihatan kepada Petrus
- Kis 10:24-33 Petrus pergi ke Kaisarea
- Kis 10:34-43 Pewartaan Petrus kepada keluarga Kornelius
- Kis 10:44-48 "Pentakosta" bagi keluarga Kornelius

Baik apabila diketahui:


 Dalam penglihatan Kornelius, malaikat selanjutnya memerintahkan dia untuk menyuruh
orang-orangnya menjemput Petrus (ayat 5-8)
 Serempak dengan kedatangan orang-orang utusan Kornelius kepada Petrus, malaikat pun
menampakkan diri kepada Petrus dan antara lain menyuruh Petrus menerima permintaan
orang-orang utusan itu untuk membawanya ke rumah Kornelius (ayat 20)
 Maka Petrus pun dengan ditemani oleh orang-orang Yahudi berangkat ke rumah Kornelius dan
di sana ia memberikan wejangannya kepada keluarga tersebut (ayat 23,24).

PERTANYAAN PENDALAMAN
1. Siapakah Kornelius dan keluarganya, khususnya dalam hubungan dengan Tuhan dan dengan
sesama? (Untuk mendapat gambaran lebih lengkap baca juga ayat 7-8, 22, 24, 33)
2. Apa pokok-pokok pewartaan yang disampaikan oleh Petrus kepada keluarga Kornelius? (Mari
kita lihat mulai ayat 34)
3. Coba telaah dengan seksama, apa pokok-pokok pewartaan Petrus itu kita temui pula dalam
Ekaristi?
4. Ketika mendengarkan pewartaan Petrus itu, keluarga Kornelius mengalami pencurahan Roh
Kudus; mereka mengalami peneguhan dan karena itu minta kepada Petrus untuk tinggal
beberapa hari lagi di tengah mereka. Nah, bagaimana Ekaristi yang kita rayakan ini
meneguhkan pula keluarga kita?
5. Mungkin dari antara Anda ada yang ingin berbagi pengalaman pribadi tentang Ekaristi yang
meneguhkan kehidupan keluarga anda?

(kesempatan sharing umat)

6. Marilah sekarang kita hening sejenak, mencoba meresapi pesan bacaan ini dan menanamkan
tekad dalam diri kita untuk melakukan satu atau beberapa hal sederhana dalam hidup
keluarga kita!

(Hening- umat merenung sendiri untuk menanamkan niat. Kalau masih ada waktu bisa saja beberapa
orang menceritakan "niat" itu)
KESIMPULAN :
1. Kornelius dan keluarganya selalu hidup dalam persatuan dengan Allah
2. Selalu ada kerinduan untuk mendengarkan Firman Allah
3. Ketika memperoleh kesempatan tersebut ia dan keluarga nya bahkan turut mengajak orang-
orang lain mendengarkan dan bersatu dengan Tuhan dalam persekutuan
4. Kornelius adalah contoh keluarga yang diperteguh dalam perayaan perjamuan (Ekaristi)

PENEGASAN

1. Perayaan Ekaristi menghadirkan kembali kurban Kristus dengan kuasa Roh Kudus

Melalui konsekrasi yang diucapkan oleh imam, maka roti dan anggur diubah oleh kuasa Roh Kudus
menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Dengan demikian, Ekaristi merupakan tanda kehadiran Kristus
secara nyata di dalam Gereja-Nya. Maka jika kita sekeluarga menyambut Ekaristi, Kristus juga hadir di
dalam keluarga kita, dan kuasa Roh Kudus-Nya bekerja di dalam keluarga kita, sebagaimana Roh
Kudus bekerja di dalam keluarga Kornelius.

Perlu diketahui bahwa penghadiran kembali kurban Kristus di dalam perayaan Ekaristi ini bukan
berarti bahwa Gereja berulang- ulang menyalibkan Kristus. Yang dimaksud di sini adalah bahwa oleh
kuasa Roh Kudus-Nya, Kristus yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu menghadirkan kembali
kurban salib-Nya, agar kita yang tidak hidup di zaman Kristus hidup di dunia, dapat mengambil bagian
di dalam kurban salib-Nya. Bersama dengan Kristus, kita mempersembahkan hidup dan keluarga kita
kepada Tuhan, dan agar Tuhan sendiri memimpin hidup dan keluarga kita kepada keselamatan.

2. Perayaan Ekaristi meneguhkan iman kita akan Kristus yang wafat dan bangkit bagi semua
umat manusia.

Dengan menghadirkan kembali kurban Kristus dalam perayaan Ekaristi, iman kita akan Kristus yang
telah wafat dan bangkit bagi kita diteguhkan kembali, sebab kita mengalami Allah yang hidup dan
selalu hadir di tengah umat-Nya. Di dalam Ekaristi, kita mengalami Kristus, yang tetap sama, dahulu,
sekarang dan selama-lamanya (Ibr 13:8). Kristus tetap Allah yang peduli akan kesusahan kita,
menyembuhkan segala penyakit kita dan mengampuni dosa-dosa kita; dan kenyataan ini meneguhkan
iman kita.

Dari kisah Kornelius, kita juga mengetahui bahwa Allah tidak membatasi undangan keselamatan
hanya kepada umat Yahudi. Dengan menyambut Kristus dalam Ekaristi, kita didorong dan diteguhkan
untuk mempunyai sikap seperti Kristus, yang mengasihi semua orang tanpa pandang bulu (lih. Ul
10:17), baik kepada sesama anggota keluarga kita (orang tua, anak- anak, kakak dan adik), termasuk
jika ada anggota keluarga kita yang tidak satu iman dengan kita, dan juga kepada orang- orang lain
yang tergabung dalam keluarga kita seperti para pembantu rumah tangga, ataupun sopir, yang
mungkin tidak mengimani Kristus.

3. Dalam Ekaristi yang adalah kurban Kristus, kita diteguhkan karena menerima buah- buah
pengorbanan Kristus.

Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian “Jadi, Ekaristi adalah satu kurban, karena ia
[Ekaristi] menghadirkan kembali kurban salib, dan karena Ekaristi adalah kenangan akan kurban itu
dan karena Ekaristi memberikan buah-buahnya: Kristus memang telah mengurbankan diri kepada
Allah Bapa, satu kali untuk selama-lamanya di altar salib melalui kematian yang datang menjemput-
Nya (Bdk. Ibr 7:27), untuk memperoleh penebusan abadi bagi mereka [manusia]; tetapi karena
imamat-Nya tidak berakhir dengan kematian-Nya (Bdk. Ibr 7:24), maka dalam perjamuan malam
terakhir, pada malam waktu Ia diserahkan (1 Kor 11:23), Ia meninggalkan bagi Mempelai kekasih-Nya,
yaitu Gereja, satu kurban yang kelihatan (seperti yang dibutuhkan kodrat manusia), yang olehnya,
kurban yang berdarah itu, yang diselesaikan-Nya di salib satu kali untuk selama-lamanya, dapat
dihadirkan kembali, kenangannya tetap tidak berakhir sampai akhir zaman, dan kekuatannya yang
menyelamatkan dipergunakan untuk pengampunan dosa, yang kita lakukan setiap hari” (Konsili
Trente: DS 1740).” (KGK, 1366)

Dengan kita menerima buah- buah pengorbanan Kristus di dalam Ekaristi, maka kita dimampukan
untuk melaksanakan tugas panggilan kita sebagai anggota- anggota keluarga, entah sebagai suami,
istri, orang tua ataupun anak- anak.

4. Dalam Ekaristi suami dan istri memperbaharui janji perkawinan mereka, untuk saling
meneguhkan dalam kasih dan kesetiaan sampai akhir.

Peneguhan ikatan suami istri ini dirayakan setiap kali di dalam Ekaristi, sebab di dalam perayaan
Ekaristi, suami dan istri seolah memperbaharui janji perkawinan mereka untuk selalu memberikan
diri dan saling setia satu sama lain, sebagaimana Kristus telah memberikan diri-Nya kepada Gereja di
dalam Ekaristi kudus. Saat suami dan istri menyambut Ekaristi

mereka berdua menimba kekuatan dari Kristus sendiri untuk saling mengasihi, mengampuni dan
saling meneguhkan dalam iman, pengharapan dan kasih.

6.Doa Umat

fasilitator mengajak umat berdoa permohonan (doa umat)

7. Doa Penutup Ibadat dan Doa Bapa Kami

Doa dapat ditutup oleh pemandu dengan pokok-pokok sebagai berikut:


 mengucap syukur karena pertemuan dapat berjalan lancar dan memberikan kesadaran baru.
 mohon penyertaan rahmat Allah supaya mampu meresapkan dalam hati segala nilai-nilai
imani yang telah ditemukan, terutama mewujudkan solidaritas dalam hidup beriman.
Dilanjutkan dg Doa Bapa Kami

8. Lagu Penutup dan Persembahan

9. Ritus Penutup (Umat Berdiri)

TEMA ADVEN III : Ekaristi Dasar Perutusan dalam Membangun Keluarga (Luk 24:13-35)
Tujuan: Keluarga yang mendasarkan diri pada Ekaristi dipanggil untuk mensyukuri
kehidupannya dengan mewujudkan perutusan untuk "memecah diri" dan "membagi-
bagikannya" kepada seluruh anggota keluarga.
Untuk Umat

Penyalaan Lilin Adven ( Umat Berdiri)


F. Tuhan terangilah kami umat-Mu dengan cahaya kasih-Mu.
U. Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama

F. Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami, hamba-Mu yang merindukan Putra-Mu, cahaya kehidupan
kami.
U. Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama

F. Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini akan kehadiran Putra-Mu yang menjadi penerang bagi
hidup dan karya kami.
U. Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama

(lilin dinyalakan)

F. Marilah kita Berdoa, Bagai nyala lilin yang semakin terang, demikianlah kami mohon agar hidup
kami semakin diterangi oleh kehadiran Kristus dalam kehidupan kami. Semoga dalam terang-Nya,
kami dapat mengembangkan iman yang solider, mendalam dan tangguh, sehingga mampu
mewujudkan iman di komunitas, di Paroki dan di masyarakat sekitar kami. Doa ini kami sampaikan
hanya kepada-Mu ya Bapa, dengan pengantaraan Yesus Kristus Putera-Mu, yang bersatu dengan Dikau
dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa.
U. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (10.1-4.37-48) (Umat duduk kembali)

Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia.
Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi
dan senantiasa berdoa kepada Allah. Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak
kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: "Kornelius!" Ia
menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: "Ada apa, Tuhan?" Jawab malaikat itu: "Semua
doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. Kamu tahu tentang
segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang
diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan
Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan
semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu
yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan
menggantung Dia pada kayu salib. Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah
berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang
sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama
dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan
kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-
orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya
kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." Ketika Petrus sedang
berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan
semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena
melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka
mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus:
"Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah
menerima Roh Kudus sama seperti kita?" Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus.
Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.

Demikianlah sabda Tuhan


U. Syukur kepada Allah.
PERTANYAAN KELOMPOK

1. Siapakah Kornelius dan keluarganya, khususnya dalam hubungan dengan Tuhan dan dengan
sesama? (Untuk mendapat gambaran lebih lengkap baca juga ayat 7-8, 22, 24, 33)
2. Apa pokok-pokok pewartaan yang disampaikan oleh Petrus kepada keluarga Kornelius? (Mari
kita lihat mulai ayat 34)
3. Coba telaah dengan seksama, apa pokok-pokok pewartaan Petrus itu kita temui pula dalam
Ekaristi?
4. Ketika mendengarkan pewartaan Petrus itu, keluarga Kornelius mengalami pencurahan Roh
Kudus; mereka mengalami peneguhan dan karena itu minta kepada Petrus untuk tinggal
beberapa hari lagi di tengah mereka. Nah, bagaimana Ekaristi yang kita rayakan ini
meneguhkan pula keluarga kita?
5. Mungkin dari antara Anda ada yang ingin berbagi pengalaman pribadi tentang Ekaristi yang
meneguhkan kehidupan keluarga anda?

(kesempatan sharing umat)

6. Marilah sekarang kita hening sejenak, mencoba meresapi pesan bacaan ini dan menanamkan
tekad dalam diri kita untuk melakukan satu atau beberapa hal sederhana dalam hidup
keluarga kita!

PENEGASAN

1. Perayaan Ekaristi menghadirkan kembali kurban Kristus dengan kuasa Roh Kudus

Melalui konsekrasi yang diucapkan oleh imam, maka roti dan anggur diubah oleh kuasa Roh Kudus
menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Dengan demikian, Ekaristi merupakan tanda kehadiran Kristus
secara nyata di dalam Gereja-Nya. Maka jika kita sekeluarga menyambut Ekaristi, Kristus juga hadir di
dalam keluarga kita, dan kuasa Roh Kudus-Nya bekerja di dalam keluarga kita, sebagaimana Roh
Kudus bekerja di dalam keluarga Kornelius.

2. Perayaan Ekaristi meneguhkan iman kita akan Kristus yang wafat dan bangkit bagi semua
umat manusia.

Dari kisah Kornelius, kita juga mengetahui bahwa Allah tidak membatasi undangan keselamatan
hanya kepada umat Yahudi. Dengan menyambut Kristus dalam Ekaristi, kita didorong dan diteguhkan
untuk mempunyai sikap seperti Kristus, yang mengasihi semua orang tanpa pandang bulu (lih. Ul
10:17), baik kepada sesama anggota keluarga kita (orang tua, anak- anak, kakak dan adik), termasuk
jika ada anggota keluarga kita yang tidak satu iman dengan kita, dan juga kepada orang- orang lain
yang tergabung dalam keluarga kita seperti para pembantu rumah tangga, ataupun sopir, yang
mungkin tidak mengimani Kristus.

3. Dalam Ekaristi yang adalah kurban Kristus, kita diteguhkan karena menerima buah- buah
pengorbanan Kristus.

Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian “Jadi, Ekaristi adalah satu kurban, karena ia
[Ekaristi] menghadirkan kembali kurban salib, dan karena Ekaristi adalah kenangan akan kurban itu
dan karena Ekaristi memberikan buah-buahnya: Kristus memang telah mengurbankan diri kepada
Allah Bapa, satu kali untuk selama-lamanya di altar salib melalui kematian yang datang menjemput-
Nya (Bdk. Ibr 7:27), untuk memperoleh penebusan abadi bagi mereka [manusia]; tetapi karena
imamat-Nya tidak berakhir dengan kematian-Nya (Bdk. Ibr 7:24), maka dalam perjamuan malam
terakhir, pada malam waktu Ia diserahkan (1 Kor 11:23), Ia meninggalkan bagi Mempelai kekasih-Nya,
yaitu Gereja, satu kurban yang kelihatan (seperti yang dibutuhkan kodrat manusia), yang olehnya,
kurban yang berdarah itu, yang diselesaikan-Nya di salib satu kali untuk selama-lamanya, dapat
dihadirkan kembali, kenangannya tetap tidak berakhir sampai akhir zaman, dan kekuatannya yang
menyelamatkan dipergunakan untuk pengampunan dosa, yang kita lakukan setiap hari” (Konsili
Trente: DS 1740).” (KGK, 1366)

Dengan kita menerima buah- buah pengorbanan Kristus di dalam Ekaristi, maka kita dimampukan
untuk melaksanakan tugas panggilan kita sebagai anggota- anggota keluarga, entah sebagai suami,
istri, orang tua ataupun anak- anak.

4. Dalam Ekaristi suami dan istri memperbaharui janji perkawinan mereka, untuk saling
meneguhkan dalam kasih dan kesetiaan sampai akhir.

Peneguhan ikatan suami istri ini dirayakan setiap kali di dalam Ekaristi, sebab di dalam perayaan
Ekaristi, suami dan istri seolah memperbaharui janji perkawinan mereka untuk selalu memberikan
diri dan saling setia satu sama lain, sebagaimana Kristus telah memberikan diri-Nya kepada Gereja di
dalam Ekaristi kudus. Saat suami dan istri menyambut Ekaristi

mereka berdua menimba kekuatan dari Kristus sendiri untuk saling mengasihi, mengampuni dan
saling meneguhkan dalam iman, pengharapan dan kasih.

SELAMAT MALAM DAN TERIMA KASIH

TEMA ADVEN III : Ekaristi Dasar Perutusan dalam Membangun Keluarga (Luk 24:13-35)
Tujuan: Keluarga yang mendasarkan diri pada Ekaristi dipanggil untuk mensyukuri
kehidupannya dengan mewujudkan perutusan untuk "memecah diri" dan "membagi-
bagikannya" kepada seluruh anggota keluarga.

PENGGANDAAN / FOTOCOPY MATERI ADVEN INI MENGGUNAKAN UANG


PERSEMBAHAN SELURUH UMAT KOMUNITAS SEHINGGA ADALAH HAK KITA UNTUK
MEMBAWANYA PULANG KE RUMAH SEBAGAI WUJUD NYATA KITA MENGHARGAI HASIL
PERSEMBAHAN KITA AGAR PENGETAHUAN IMAN KITA SEMAKIN BERTAMBAH.

Anda mungkin juga menyukai