Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN

SEBAGAI INDIVIDU, KELOMPOK DAN


MASYARAKAT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5 Tk1.2

3. Putu Mila Rahardipthasari (P07120016071)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN AJARAN 2017 / 2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan
Makalah Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu,
Kelompok dan Masyarakat ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk
mendapatkan nilai, namun di latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan
khususnya tentang penerapan promosi kesehatan pada pasien sebagai individu,
keluarga dan masyarakat Untuk itu penyusun berusaha menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu diharapkan kritik dan saran yang objektif yang bersifat membangun
guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan.
Penyaji sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak
yang terkait, Makalah Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai
Individu, Kelompok dan Masyarakat ini tidak akan sesuai dengan harapan.
Untuk itu pada kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada dosen mata kuliah Promosi Kesehatan yang selalu
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan tuntunan dalam pembuatan
dalam Makalah Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu,
Kelompok dan Masyarakat.

Denpasar, Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................. .............................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian norma sosial................... .............................................................................3
2.2 Jenis-jenis norma sosial................ ................................................................................3
2.3 Fungsi norma sosial................... ...................................................................................8
2.4 Masalah sosial dalam masyarakat........... ......................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................14
3.2 Saran ..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini pengetahuan ataupun kesadaran akan pentingnya kesehatan
dan budaya hidup sehat dimasyarakat masih rendah. Sikap acuh baik pada diri
sendiri, keluarga, ataupun lingkungan sekitar merupakan salah satu hal yang
tergambar dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Untuk itu pemerintah
melalui kementerian kesehatan menurunkan kadernya untuk mengupayakan
perubahan atas mainset ini.
Pelaksanaan promosi kesehatan disesuaikan dengan tujuan ataupun
sasatannya. Pasien merupakan salah satu sasaran terpenting pelaksanaannya.
Menurut johnson dalam christensen dan kenney (2009), mengatakan pasien
adalah klien yaitu sistem perilaku (orang) yang terancam atau secara potensial
terancam oleh penyakit (ketidak seimbangan) dan atau dirawat di rumah sakit.
King (2010) mengatakan, bahwa pasien adalah individu (sistem personal)
yang tidak mampu mengatasi peristiwa atau masalah kesehatan ketika
berinteraksi dengan lingkungan.
Pelaksanaan promosi kesehatan pada pasien dapat berupa
penerapannya pada individu, kelompok ataupun masyarakat. Perawat sebagai
salah satu pelaksana promosi kesehatan ini memiliki peran yang sangat
penting

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penerapan promosi kesehatan pada pasien individu?
2. Bagaimana penerapan promosi kesehatan pada pasien kelompok?
3. Bagaimana penerapan promosi kesehatan pada pasien masyarakat?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai promosi kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui penerapan promosi kesehatan pada pasien individu
b. Untuk mengetahui penerapan promosi kesehatan pada pasien
kelompok
c. Untuk mengetahui penerapan promosi kesehatan pada pasien
masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan


WHO berdasarkan piagam Ottawa (1986) dalam Heri.D.J.
Maulana(2009), mendefinisikan promosi kesehatan adalah suatu proses yang
memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan
danmeningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri. Promosi kesehatan merupakan proses
pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan kontrol dan peningkatan
kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu
proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol
terhadap kesehatandan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas
mengenai pemberdayaan diri sendiri (Maulana,2009)

2.2 Penerapan Promosi Kesehatan pada Pasien Individu


Diah (2017) promosi kesehatan sasaran individu merupakan metode
yang bersifat individual, ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau
membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku
atau inovasi.
Menurut Modealan (2017) dalam promosi kesehatan, metode yang
bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baaru atau membina
seseorang yang telah tertarik untuk mengubah perilakunya. Misalnya seorang
bapak yang merokok, tertarik berhenti merokok setelah mendengarkan
penyuluhan kesehatan mengenai bahaya rokok.
Menurut Notoatmojo (2007) dalam promosi kesehatan, metode yang
bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina
seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau
inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang
ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi tetanus toxoid (TT) karena
baru saja memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan.
Bentuk pendekatan ini, antara lain:
1. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini, kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut
(mengubah perilaku).
2. Wawancara (interview)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik
atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku
yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.

2.3 Penerapan Promosi Kesehatan pada Pasien Kelompok


Penerapan promosi kesehatan pada pasien kelompok menurut
Modealan (2017) metode ini bisa digunakan bagi kelompok dengan anggota
yang memiliki kesamaan latar belakang baik dari segi umur, pendidikan,
profesi dan sebagainya, misalnya antara sesama ibu usila. Metode ini
bertujuan agar anggota kelompok sebagai sasaran dapat mengenal jauh arti
dan manfaat pesan kesehatan yang diinformasikan. Contoh dari metode ini
adalah diskusi kelompok terarah, curah pendapat, bola salju, kelompok-
kolompok kecil, bermain peran dan simulasi penerapannya dapat berupa
pemberian sebuah masalah atau khasus (diskusi) atau pemberian materi
(informasi) contohnya adalah: masalah seberapa penting tingkat pendidikan
orang tua bagi anak dan pemberian materi bagaimana cara menghindarkan diri
dari penyakit diabetes.
Menurut Notoatmojo (2007) dalam memilih metode promosi
kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan
lain dengan kelompok kecil. Efektivitasnya suatu metode akan tergantung
pula besarnya sasaran pendidikan. Metode promosi kesehatan kelompok dapat
dibagi menjadi:
1. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan
itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara
lain ceramah dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode
ceramah antara lain:
Persiapan:
1) Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasaai
materi apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri.
2) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi
kalau disusun dengan diagram atau skema.
3) Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah
singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya.
Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai
sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1) Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap
ragu-ragu dan gelisah.
2) Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
3) Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
4) Berdiri di depan (di pertengahan), seyogyanya tidak duduk.
5) Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian
(presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu
topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
2. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini
antara lain:
a. Diskusi Kelompok
Dalam suatu kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling
memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi
empat. Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak
menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka
harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok
mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau
kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi
yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan
mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan
berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang
peserta.
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompk. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan
kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah
pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan
ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta
mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari siapapun. Baru
setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
c. Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan
kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih
kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka
tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya
sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
d. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz
group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak
sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan
masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan
kembali dan dicari kesimpulannya.
e. Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai
dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya,
sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

2.4 Promosi Kesehatan pada Pasien Masyarakat


Menurut Modealan (2017) metode promosi kesehatan masyarakat
adalah metode yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan kepada masyarakat luas yang bersifat massa. Tujuannya menggugah
kepedulian masyarakat terhadap suatu inovasi baru dalam kesehatan.
Manfaatnya adalah dapat menyampaikan informasi secara cepat dan dapat
menjangkau banyak orang, sehingga diharapkan terjadinya perubahan
perilaku. Beberapa contoh dari metode promosi kesehatan masyarakat adalah
ceramah umum, pidato-pidato/diskusi, tulisan di majalah, website atau koran,
billboard, spanduk poster, menitipkan pesan pada khotbah dan lain-lain.
Menurut Notoatmojo (2007) metode pendidikan atau promosi
kesehatan secara masyarakat dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik.
Dengan demikian cara yang paling tepat ialah pendekatan massa. Oleh karena
sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan
sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh masyarakat
tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness
atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu
diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian, bila
kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal
yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan massa ini tidak langsung.
Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa.
Beberapa contoh metode promosi kesehatan masyarakat ini, antara lain:
1. Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional,
Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan
massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga
merupakan salah satu bentuk pendekatan masyarakat.
2. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV
maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan
masyarakat.
3. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga
merupakan pendekatan pendidikan kesehatan masyarakat.
4. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun
tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit adalah
merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan masyarakat.
5. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan
sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan masyarakat.
Contoh: billboard Ayo ke Posyandu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan
individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan danmeningkatkan
kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri
sendiri.
Promosi kesehatan sasaran individu merupakan metode yang
bersifat individual, ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau
membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan ini, yaitu bimbingan dan
penyuluhan (guidance and counceling), wawancara (interview)
Penerapan promosi kesehatan pada pasien kelompok metode ini
bisa digunakan bagi kelompok dengan anggota yang memiliki kesamaan
latar belakang baik dari segi umur, pendidikan, profesi dan sebagainya,
misalnya antara sesama ibu usila. Metode ini bertujuan agar anggota
kelompok sebagai sasaran dapat mengenal jauh arti dan manfaat pesan
kesehatan yang diinformasikan. Metode promosi kesehatan kelompok
dibagi menjadi kelompok besar yang dimaksud kelompok besar di sini
adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Yang termasuk
kelompok besar, yaitu ceramah, seminar. Selain itu metode yang
digunakan adalah kelompok kecil, yaitu apabila peserta kegiatan itu
kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode
yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain diskusi kelompok, curah
pendapat (Brain Storming), bola salju (Snow Balling), kelompok-
kelompok kecil (Buzz Group), memainkan Peranan (Role Play)
Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara masyarakat
dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh
metode promosi kesehatan masyarakat ini, antara lain ceramah umum
(public speaking), pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media
elektronik, baik TV maupun radio, simulasi, tulisan-tulisan di majalah atau
koran,. bill board.

Saran
DAFTAR PUSTAKA

Christensen, P.J & Janet W. Kenney .2009. Proses Keperawatan Aplikasi Model.
Konseptual edisi 4. Jakarta: EGC

Diah. 2017. Penerapan Promosi Kesehatan Pada Pasien Sebagai Individu .


(Online) Dikutip dari
https://id.scribd.com/presentation/339988297/Penerapan-Promosi-
Kesehatan-Pada-Pasien-Sebagai-Individu. Diakses pada 17 Desember
2017

King, A. Laura (2010). Psikologi Umum. Jakarta : salemba Humanika.

Maulana, Herry.2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Modealan, Amrin. 2017. Jenis-Jenis Metode Promosi Kesehatan. (Online)


Dikutip dari http://www.mitrakesmas.com/2017/08/jenis-jenis-metode-
promosi-kesehatan.html. Dikutip pada 17 Desember 2017.

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.
Rineke Cipta.
Notoatmodjo,Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi
Revisi).Jakarta : PT. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai