Anda di halaman 1dari 29

ASKEP

SISTEM INTEGUMEN

CA KULIT
Dosen pembimbing:
Ns.Anita Fatona , S.Kep

Disusun Oleh kelompok 7 :

1. Siti Khotimah (14201.05.13037)


2. Siti Sholehatul Kamila (14201.05.13038)
3. Siti Zahrotul Amiroh (14201.05.13039)
4. Sri Wahyuningsih (14201.05.13040)

PROGRAM STUDY S-1 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN
GENGGONG – PROBOLINGGO
2014
LAPORAN PENDAHULUAN

1.Batang
ANATOMI DAN FISIOLOGI Kelenjar Palit
Rambut

Urat Syaraf

Penerima
sensor Epidermis

Kelenjar
keringat
Dermis

sensor

Hipodermis

Kandung Rambut
(Folikel)
Vena Arteri Akar Rambut

a. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri
dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit,
Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai
tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan
epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi
setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang
paling atas sampai yang terdalam):
1. Stratum Korneum
Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki
dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum
Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan
sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula
keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel
Langerhans.
4. Stratum Spinosum
Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap
filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
b. Dermis
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering
dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya
bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
 Lapisan papiler: tipis mengandung jaringan ikat jarang.
 Lapisan retikuler: tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
c. Subkutis
Subkrutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang
terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang
menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah
dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi
individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,
cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh
diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi
lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi),
sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi
dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai
barier dari invasi mikroorganisme patogen.
2.DEFINISI

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan


pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di
sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit
terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam
sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS)
dan melanoma maligna (MM). KSB dan KSS seringkali digolongkan ke
dalam Kanker Kulit Non-Melanoma (KKNM). Perubahan apapun yang
terjadi pada kulit baik bentuk warna atau ukuran seperti perubahan pada
kanker kulit misalnya seperti tahi lalat. (Ajoemedi soemardi, 2006)
Pada beberapa tempat didunia seperti Australia, Inggris dan
Amerika Serikat, insidens kanker kulit akan meningkat. Umumnya yang
terkena adalah orang kulit putih yang banyak terpajan sinar matahari. Di
Indonesia, insidens kanker kulit sebanyak di negera-negara tersebut.
Walaupun demikian, kanker kulit perlu dikenali karena dapat
menyebabkan kecacatan sehingga merusak penampilan dan pada stadium
lanjut dapat berakibat fatal.
3.ETIOLOGI
Pejanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit.
Perubahan dalam lapisan ozon akibat polusi seperti polusi
klorofluorokarbon, bagi orang yang mendapat terapi engan menggunakan
sinar x juga menyebabkan terjadinya kanker kulit. Peningkatan kanker
kulit disebabkan oleh perubahan gaya hidup, kebiasaan orang untuk
berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar matahari.
Penyebab lain yang di temukan dari kanker kulit antara lain :
 Disebabkan adanya factor genetic.
 Kekurangan produksi pigmen melanin di dalam kulit.
 Terjadinya kontak dengan zat-zat kimia tertentu, seperti senyawa
arsen, nitrat, batu bara, aspal dan paraffin.
 Pemajanan sinar X industri dan medical.

1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)

Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari


matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar
UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim
anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.

2. Kulit Putih

Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit
dari pada orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan
jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar
melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar
matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun,
orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit
meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.

3. Paparan Karsinogen

Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak


diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Namun,
dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang
biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa kanker atau tumor
sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan
bantuan zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan
kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of
Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang
dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma
virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).

4. Genetik/Faktor Keturunan

Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap


munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang
terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota
keluarga yang lain juga akan meningkat.

4.MANIFESTASI KLINIK

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :

1. Benjolan kecil yang membesar


Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin, permukaannya
mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama
makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –
kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung
dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah dila di angkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan
mudah berdarah bila disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan
dan mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di
sekitarnya timbul bintik-bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun
sudah diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta
mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang
sudah lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin
lama permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal,
dan tidak sakit.
6. Bercak hitam yang menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak
kaki dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam ke
abuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian
bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol di atas permukaan
kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah(Dalimartha, 2005)
5.PATOFISIOLOGI

Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya


karena kanker kulit itu ada dibagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit
biasanya diawali dari sebuah bentol atau tompel di bagian kulit tersebut.
Kanker kulit pada hakikatnya merupakan keganasan dari sel-sel yang
berkembang tak terkendali. Sel-sel tersebut akan merusak jaringan-
jaringan kulit. Selain itu, sel-sel kanker tersebut tidak akan pernah mati
meskipun telah memasuki usia penghujung. Karena itu terjadi
penumpukan di jaringan kulit yang akhirnya menjadi suatu benjolan.

Kanker kulit ini sangat berbahaya karena bisa menyebar ke daerah


atau organ lainnya di dalam tubuh. Untuk mengatasi hal ini, pengobatan
konvensional dan terapi biologis bekerjasama untuk saling mengobati
kanker kulit tersebut. Kanker ini bisa juga menyebabkan kemerahan pada
kulit , biasanya di sekeliling kemerahan itu akan terasa nyeri atau terasa
seperti edema, dan dapat menyebabkan infeksi.

Kanker kulit atau skin cancer berawal dari tumor jinak ( tahi lalat,
kista dll ) dan tumor ganas ( kanker ). Diantaranya ada keadaan yang
disebut prakanker, yaitu penyakit kulit yang dapat berubah menjadi ganas
atau kanker kulit, Misalnya kemerahan karena terkena arsen atau
matahari, jaringan parut menahun, beberapa jenis benjolan yang membesar
perlahan, penyakit kulit karena penyinaran, beberapa jenis tahi lalat,
bercak keputihan dirongga mulut atau lidah dan kemaluan, tahi lalat besar
yang sudah ada sejak lahir dan lain-lain. Disamping itu terdapat juga
keadaan yang disebut genodermatosis, yaitu penyakit kulit yang
disebabkan oleh karena kelainan gen yang dihubungkan dengan
keganasan. Contohnya penyakit xeroderma pigmentosum. Biasanya, sel
kulit di dalam epidermis membagi dengan teratur dan terkawal.

Sel baru lazimnya menolak sel lama ke permukaan luar kulit di mana
sel lama ini akan mati. Proses ini dikawal oleh DNA. Kanker kulit berlaku
karena terdapat gangguan kepada proses ini di mana sel membahagi tanpa
hal dan membentuk ketumbuhan besar. Keadaan-keadaan tersebut diatas
ada kaitannya dengan kanker kulit.

6.KOMPLIKASI

Kecacaan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut


kambuh ada wajah yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas
dibutuhkan seperti halnya ada melanoma. Selain itu juga dapat terjadi
metastase penyakit ke otak biasanya fatal kecuali bila reseksi pembedahan
masih mungkin di lakukan.Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan
dapat menimbulkan nyeri berat dan mengarah pada fraktur dan kompresi
medulla spinalis.
7.PATHWAY CA KULIT

Gen sinar matahari zat kimia

Akibat terdapat jenis kulit yang rentang mengenai kulit

Kelainan gen oleh sinar matahari

Yang di hubungkan kemerahan masuk ke dalam

Dengan keganasan sel jaringan

Berkembang secara merusak sel menimbulkan

Tidak terkendali kemerahan

Sel tersebut akan nodula resiko tinggi

Merusak jaringan penyebab infeksi

Penummpukan di kerusakan integritas

jaringan kulit

Benjolan

Gangguan body

image
8.PROGNOSIS

 Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5 tahun) dianggap jelek


kalau tebal lesi melebihi 4 mm.
 Prognosis pasien dengan melanoma pada tangan, kaki atau kulit kepala
juga suram. Pasien-pasien ini menghadapi kemungkinan terjadinya
metastasis meningkat. Metastasis pada melanoma cenderung terjadi pada
tulang, hepar, paru-paru, lien, sistem saraf pusat dan kelenjar limfe.
 Laki-laki dan pasien berusia lanjut yang menderita melanoma cenderung
mempunyai prognosis yang lebih buruk.

9.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa
kanker. Sebagian malignasi dapat merubah komposisi atau status
hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen
biopsy yang diperoleh dengan cara eksisi mengungkapkan
informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi.
Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas
untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks
yang berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994).
Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan,
kuratase atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik
penyakit yang dapat diandalkan.
3. pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin di
indikasikan untuk menemukan adanya metastase penyakit.Ini
meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT
scan.
10.PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
1. Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan

Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas


jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali
tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan
secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3 mm lesi-
lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm ditangani
melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80% lesi dalam
lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-
50%. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya
direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm.

b. Kemoterapi
kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah
secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada
lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen.
Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan,
dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam
memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi
sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah
kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi
biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara
luas

c. Terapi biologis

Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik


secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan
mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum
dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin,
injeksi bacterium yang diketahui sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin)
dan penggunaan interferon, interleukin, dan antibiotic
monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan
dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis
system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan
meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma
tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari system
imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase
awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase
nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.

d. Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan
penggunaan energy sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-
sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel
melanoma.
Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel
(lokasi kedalaman), sifat-sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak
adanya kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah :

1. Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor


2. Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk
mengangkat lesi kulit yang malignan
3. Bedah elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan
jaringan dengan menggunakan energy listrik
4. Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara
defreezing (alat jarum termokopel). Dilakukan setelah kemoterapi
5. Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak
mata, ujung hidung dan daerah didekat struktur yang vital.
2. Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran
perawat adalah :

1. Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan


2. Pemberian analgetik tepat
3. Meredakan ansietas
4. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Amin. (2009). Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada tanggal 1 Mei 2014
dari:http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-
FISIOLOGI-SISTEM-INTEGUMEN-(KULIT).
2. Smeltzer, S. C. & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Ed.8. Vol 3. Jakarta : EGC
ASUHAN KEPERAWATAN Ca Kulit

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin, agama, suku,
pendidikan, pekerjaan yang terpapar sinar matahari misalnya: petani,buruh
bangunan dan lain-lain dan tempat tinggal klien. Selain itu perlu juga
dikaji nama dan alamat penanggung jawab serta hubungannya dengan
klien.
b. Riwayat penyakit dahulu
Berupa penyakit dahulu yang pernah diderita yang berhubungan
dengan keluhan sekarang.
c. Riwayat penyakit sekarang
Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan klien, kapan mulai
tanda dan gejala. Faktor yang mempengaruhi, apakah ada upaya-upaya
yang dilakukan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit basalioma atau
kanker (Engram, 1998).
e. Riwayat pemakaian obat-obatan dan kosmetik
Kajian ini meliputi pemakaian obat-obatan yang terjual bebas dan
pemakaian kosmetik yang salah.
f. 11 fungsi pola Gordon

1. Pola-pola fungsi kesehatan


a. Pola aktifitas latihan
Pasien mengatakan bahwa, untuk kegiatan mandi, berpakaian,
makan dan minum masih bisa dilakukan sendiri, tanpa perlu
bantuan dari orang lain.
b. Pola nutrisi & metabolisme.
Pasien mengatakan bahwa setiap hari diberikan asupan
makanan sebanyak 3x sehari, jenis menunya juga berganti.
Porsi yang dihabiskan pasien 5-6 sendok setiap kali makan,
karena nafsu makan berkurang. Dan pasien setiap hari minum
6-7 gelas, sekitar 1250 cc.
c. Pola eliminasi
- Buang air besar
 Frekuensi : 1 kali sehari
 Konsistensi : padat dan lunak
 Waktu : pagi hari
 Dan klien juga tidak pernah mengunakan alat bantu
dalam pola eliminasinya.
- Buang air kecil
 Frekuensi : 4-5 kali sehari
 Warna : kuning muda dan jernih
 Bau : amoniak
 klien juga pernah mengunakan alat bantu dalam
pola eliminasinya.
d. Pola tidur atau istirahat
 waktu tidur (jam), malam : 21.00 -05.00
siang : 14.00- 13.00
 lama tidur : ± 8 jam/hari
 Kebiasaan pengantar tidur : membaca buku/koran
dan mendengar musik klasik.
 Kebiasaan saat tidur : tidak ada.
 Tidak ada kesulitan dalam hal tidur.
e. Pola kebersihan diri

Klien selalu mandi dan gosok gigi dilakukan rutin 2x


sehari,dan keramas setiap 3 hari sekali. klien tidak mempunyai
kesulitan dalam melakukan rutinitas tersebut.
f. Pola penanggulangan stress/koping-toleransi stress.
Yang dilakukan klien jika stress adalah diam, banyak
beribadah dan berdoa.Yang diharapkan klien dan perawat
adalah membantunya dalam proses penyembuhan dan
memberikan penjelasan tentang penyakitnya.

g. Konsep Diri
 selalu terbuka/bercerita kepada keluarga maupun orang
lain
 merasa puas dengan kehidupan yang sekarang
 tidak mau menerima penghinaan.
 merasa bahagia menjadi bisnis women
h. Pola peran dan hubungan
 Peran dalam keluarga : Sebagai tulang punggung
keluarga
 Sistem pendukung : keluarga besar beserta teman-
teman dekatnya
 Kesulitan dalam keluarga : tidak ada kesulitan
 Masalah tentang peran / hubungan dengan keluarga
selama perawatan di RS : tidak ada masalah dengan
keluarga.
 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi :tidak ada
i. Pola komunikasi.
Saat berkomunikasi, klien menggunakan bahasa
indonesia,dan suaranya agak serak.pasien mengatakan bahwa
saat ini tinggal bersama kedua orang tuanya.
j. Pola seksual
Klien saat ini belum menikah (masih sendiri) karena
klien merasa belum sembuh dari penyakitnya namun klien juga
paham dengan pendidikan seksual.
k. Pola spiritual dan kepercayaan.
 Sumber kekuatan klien dalam keluarga adalah orang
tuanya yang selalumerawat, menemani dan memberinya
support.
 menurut klien, Allah, agama dan kepercayaan adalah
hal yang sangat penting untuk dia
 Klien taat dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan
kepercayaannya
 Klien masih taat melaksanakan kegiatan agama/ibadah
selama berada di rumah sakit.
 Pasien mengatakan,untuk kegiatan sholat saat ini
terganggu.

2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Keadaannya lemah
b. Kesadaran composmentis sampai koma, tergantung tingkat efek
pembedahan dan anestesi.
c. Tanda – tanda vital
 Suhu tubuh :36,5-37,5
 Respirasi :16-20
 Denyut nadi :60-100
 Tekanan darah :120/80
d. Pemeriksaan Kepala Dan Leher
1. Pemeriksaan Kepala Dan Leher
 Kepala Dan Rambut
Pemeriksaan meliputi bentuk kepala, penyebaran dan
perubahan warna rambut serta pemeriksaan tentang luka. Jika
ada luka pada daerah tersebut, menyebabkan timbulnya rasa
nyeri dan kerusakan kulit.
 Mata
Meliputi ke simetrisan, konjungtiva, reflek pupil terhadap
cahaya dan gangguan penglihatan.
 Hidung
Meliputi pemeriksaan mukosa hidung, kebersihan, tidak
timbul pernafasan cuping hidung, tidak ada sekret.
 Mulut
Catat keadaan adanya sianosis atau bibir kering.
 Telinga
Catat bentuk gangguan pendengaran karena bendaasing,
perdarahan dan serumen. Pada penderita yang bet Rest dengan
posisi miring maka, ke mungkinan akan terjadi ulkus di daerah
daun telinga.
 Leher
Mengetahui posisi trakea, denyut nadi karotis, ada tidaknya
pembesaran vena jugularis dan kelenjar linfe.
2. Pemeriksaan Dada Dan Thorax
Inspeksi bentuk thorax dan ekspansi paru, auskultasi irama
pernafasan, vokal premitus, adanya suara tambahan, bunyi
jantung, dan bunyi jantung tambahan, perkusi thorax untuk
mencari ketidak nor malan pada daerah thorax.
3. Abdomen
Bentuk perut datar atau flat, bising usus mengalami
penurunan karena inmobilisasi, ada masa karena konstipasi, dan
perkusi abdomen hypersonor jika dispensi abdomen atau tegang.
4. Intergumen dan kuku.
 Kebersihan kuku : kuku terlihat bersih
 Kelainan pada kuku : normal
 Suhu kulit : normal
 Kelembapan kulit : kering
 Lesi kulit : kulit tampak merah, terdapat bintik-bintik
merah kecil.
 Mobilitas kulit : sulit di gerakkan pada daerah
luka/normal
 Turgor dan elastisitas : setelah di cubit kulit kembali
dalam waktu 2 detik.
ANALISA DATA

Tanggal No Data Fokus Problem Etiologi

1 DS : Gangguan body Gen


image
DO : sianosis pada
kulit, adanya edema,
adanya lesi pada Akibat terdapat
kulit. kelainan gen

Yang di
hubungkan
Dengan
keganasan sel

Berkembang
secara tidak
terkendali

sel akan
merusak
jaringan

penumpukan
pda jaringan kuli

Akhirnya
menjadi sebuah
benjolan

G3 body image

2 DS : Kerusakan Sinar matahari


intergitas kulit
DO : turgor
menurun, luka sukar
sembuh, nodula pada jenis kulit yang
kulit. rentang oleh
sinar matahari

Kemerahan

Merusak Sel

Nodula

Kerusakan
intergitas kulit

3 DO : Resiko tinggi Zat kimia


penyebab infeksi
DS :Luka klien
terlihat kemerahan,
Teraba panas Mengenai kulit
didaerah luka,
Terlihat bengkak
didaerah luka Masuk kedalam
jaringan

kemerahan

Resiko tinggi
penyebab
infeksi.
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN
MUNCUL

Tanggal No DIAGNOSA KEPERAWATAN


Muncul

1 Kerusakan intergitas kulit

2 Gangguan body image

3 Resiko tinggi penyebab infeksi


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA KLIEN : TGL.PENGKAJIAN :

NO.REG : DIAGNOSA KEPERAWATAN :

TGL DX.KEP TUJUAN / KH INTERVENSI RASIONAL

Gangguan a.gangguan a.bina sikap saling a. Menimbulkan


body image body image percanya. kepercayaan
yang bisa di b. Berikan pada perawat
atasi dan kesempatan sehingga
ketraumaan. kelurga dan klien mempermudah
untuk melakukan
b.mengembalika mengungkapkan komunikasi
n rasa percanya perasaannya saat untuk tindakan
diri, karena ini dengan selanjutnya.
ketraumaan. memvalidasi dan b. Membantu
mengobservasi mengurangi
perasaan keluarga beban pikiran
dan klie. klien dan
c. Berikan keluarga karena
informasi yang perasaanya
diperlukan klien tersalurkan dan
dan keluarga perawat
tentang proses mengetahui
terjadinya ulkus. penyebab
d. Libatkan klien masalahnya.
dan keluarga dalam c. Membantu
rencana perawatan mengurangi
yang lebih lanjut. ketakutan dan
e. Anjurkan kecemasan klien
keluarga untuk dan keluarga.
selalu member d. Menjadikan
reinforcement klien dan
positif dan support keluarga bagian
mental pada klien. dari rencana
f. Tunjukkan sikap keperawatan dan
menerima terhadap membantu klien
perubahan body menerima
image, kali kenyataan yang
perasaan malu atas ada.
perubahan fisiknya e. Dukungan
dan kaji perubahan keluarga sangat
penerimaan membantu
keluarga juga dalam
adanya negatif meningkatkan
pada diri klien kepercayaan diri
klien .
f. Memberikan
rasa percaya diri
pada klien dan
membantu
menghilangkan
perasaan
negatifnya

Kerusakan a.Gangguan . a. kaji kulit


a. efek kemerahan
intergitas intergitas kulit dengan sering dan kulit samak
kulit
yang bisa diatasi terhadap efek (reaksi radiasi)
mencegah samping terapi dapat terjadi
trauma kulit kangker perhatikan dalam area

b.efek kerusakan / radiasi.deskuami

kemerahan dan pelambatan nasi kering

kulit semak penyembuhan luka. (kekeringan dn

tidak ada Tekankan pruritus)


pentingnya deskuamasi
melaporkan area lembab (lepuh)
terbuka pada ulserasi,
pemberian kehilangan
perawatan. rambut,
b. b.Mandikan kehilangan
dengan air hangat dermis,
dan sabun ringan. deskuaminasi
c. c. Dorong pasien kering
untuk menghindari (kekerigan
menggaruk dan kehilangan
menepuk kulit yang dermis, dan
kering dari pada kelenjar keringat
menggaruk. selain itu reaksi
d. d.Anjurkan pasien kulit dapat
untuk menghindari terjadi pada
krimulit apapun, beberapa agen
salep, dan bedak kemoterapi.
kecuali di izinkan
b. b.mempertahn
dokter. kan kebersihan
e. e.Tinjau protocol tanpa mengiritasi
perawatan kulit kulit.
c.
untuk pasien yang c.Membantu
mendapat terapi mencegah friksi
radiasi. / trauma kulit.
f.hindari d. d.dapat
menggaruk atau meningkatkan
menggunakan iritasi / reaksi
sabun,losion, atau secara nyata..
deodorant e.
pada e.dilakukan
area; hindari untuk
memberikan panas menimalkan
atau mengusahakan trauma pada
mencuci tanda / area terapi
tato yng ada di radiasi.
kulit sebagai f.dapat
identifikasi area menimbulkan
iradiasi. atau bahkan
mempengaruhi
pemberian
radiasi.
Resiko Setelah 1.Tingkatkan 1. Lindungi
tinggi dilakukan prosedur mencuci pasien dari
penebab intervensi tangan yang baik sumber– sumber
keperawatan dengan staf dan infeksi, seperti
infeksi selama 3x24 pengunjung. pengunjung dan
jam, infeksi 2.Batasi staf yang
tidak menyebar pengunjung yang mengalami ISK
kearea yang lain mengalami infeksi. 2. Membantu
dengan kreteria Tempatkan pada potensial
hasil. isolasi sesuai sumber infeksi
indikasi. atau
Luka tidak 3.Tekankan higene pertumbuhan
terdapat personal sekunder.
kemerahan. 4. Patau suhu 3. Peningkatan
Luka tidak 4.Hindari/ batasi suhu terjadi bila
teraba panas prosedur invasif. tidak tertutup
Taati teknik oleh obat
aseptik. kortikostreoid
atau anti
inflamsi karena
berbagai faktor
misal efek
samping terapi
kemoterapi,
proses penyakit
atau infeksi.
Identifikasi dini
proses infeksi
memungkinkan
terapi yang tepat
untuk di mulai
dengan segera.
4. Menurunkan
resiko
kontaminasi,
membatasi entri
portal terhadap
agen infeksius.
DATA SUDAH KONSUL

Hari,tanggal,blan,thun Dosen TTD

Minggu,03,05,2014 Ns. Anita fatarona,s.kep

Kamis,08,05,2014 Ns.Anita Fatarona,s.kep

Selasa,13,05,2014 Ns.Anita Fatarona,s.kep

Anda mungkin juga menyukai