Anda di halaman 1dari 2

EFEK DIABETIK ISOFLAVON TEMPE PADA TIKUS DIABETIK YANG

DIINDUKSI STREPTOZOTOCYN (STZ)

I. Topik
Diabetes mellitus didefinisikan sebagai kelainan metabolisme yang ditandai
dengan kosentrasi gula darah yang tinggi1 . WHO menyatakan prevalensi penderita
diabetes di dunia meningkat tajam semenjak tahun 1964 yang hanya 30 juta penduduk
menjadi 171 juta penduduk hidup dengan diabetes 40 tahun kemudian2.
Data International Diabetes Federation menyatakan pada tahun 2017 jumlah
penduduk dunia pada umur antara 65 – 99 tahun yang menderita diabetes sekitar 122.8
juta dengan prevalensi 18.8% dan akan menjadi 253.4 juta penderita pada tahun 20453.
Jumlah penderita diabetes di Indonesia menurut Data International Diabetes Federation
berkisar 10,276.1 penduduk dengan prevalensi 6.7 % dan akan meningkat menjadi urutan
ke-7 terbesar di dunia pada tahun 2045 dengan jumlah penderita 5.4 juta3 .
Kedelai (Gycine max MERILL) dan fermentasinya merupakan sebagai sumber
protein yang telah lama digunakan di Asia, terutama di Indonesia dalam bentuk
fermentasi kedelai oleh Rhizopus oligosporus yang dikenal sebagai “Tempe”. Asupan
kedelai dan fermentasinya, telah dihubungkan dengan rendahnya penderita diabetes tipe
2 di Asia4. Komponen bioaktif isoflavon dalam kedelai dan fermentasinya, diduga kuat
sebagai penyebab efek antidiabetik.
Isoflavon kedelai memiliki struktur yang mirip dengan endogenous estrogen5.
Estrogen berperan dalam pencegahan dan pengobatan diabetes tipe 2, dengan cara
memperbaiki insulin resisten, meningkatkan sekresi insulin dan meningkatkan massa sel
beta. Beberapa penelitian tentang pengaruh makanan fermentasi kedelai pada aktivitas
antidiabetik telah dilaporkan6, meskipun demikian efek tempe terhadap aktivitas
antidiabetik masih sedikit dilaporkan.
Tempe, hampir dikonsumsi oleh semua penduduk di Indonesia. Sebagai makanan
penghasil isoflavon6, diduga kuat memiliki andil yang besar dalam memperlambat
peningkatan jumlah penderita diabetes di Indonesia, selain gaya hidup dan konsumsi
makanan yang sehat. Dari latar belakang tersebut, menarik bagi penulis untuk meneliti
efek antidiabetik isoflavon tempe pada tikus diabetik yang diinduksi Streptozotocyn
(STZ)
Referensi :

1. K. Ogurtsova, J.D. da Rocha Fernandes , Y. Huang, U. Linnenkamp, L.


Guariguata,N.H. Cho, D. Cavan, J.E. Shaw, L.E. Makaroff. IDF Diabetes Atlas:
Global estimates for the prevalence of diabetes for 2015 and 2040. Diabetes Research
and Clinical Practice 2017: 1 2 8 ( 2 0 1 7 ) 4 0 –5 0

2. Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H. Global prevalence of diabetes:


estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetes Care 2004;27:1047–53.

3. International Diabetes Federation. IDF Atlas Eighth Edition. 2017.

4. Villegas R, Gao YT, Yang G, Li HL, Elasy TA, Zheng W, Shu XO. Legume and soy
food intake and the incidence of type 2 diabetes in the Shanghai Women's Health
Study. Am J Clin Nutr 2008;87:162-7.

5. Choi SB, Jang JS, Park S. Estrogen and exercise may enhance beta-cell function and
mass via insulin receptor substrate 2 induction in ovariectomized diabetic rats.
Endocrinology 2005; 146:4786-94

6. Dae Young Kwon, James W. Daily III, Hyun Jin Kim, Sunmin Park. Antidiabetic
effects of fermented soybean products on type 2 diabetes. Nutrition Research 30
(2010) 1–13.

7. .

1.

Anda mungkin juga menyukai