PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan. Komponen utama sistem utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat.
Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-
jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini. Beragamnya jaringan dan organ
sistem muskuloskeletal dapat menimbulkan berbagai macam gangguan. Beberapa gangguan
tersebut timbul pada sistem itu sendiri, sedangkan gangguan yang berasal dari bagian lain
tubuh tetapi menimbulkan efek pada sistem muskuloskeletal. Tanda utama gangguan sistem
muskuloskeletal adalah nyeri dan rasa tidak nyaman , yang dapat bervariasi dari tingkat yang
paling ringan sampai yang sangat berat (Price, Wilson, 2005).
Salah satu gangguan tersebut adalah osteomielitis. Osteomielitis adalah radang tulang yang
disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain juga dapat
menyebabkannya, gangguan ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang,
melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum (Dorland, 2002).
Osteomyelitis merupakan inflamasi pada tulang yang disebabkan infeksi piogenik atau non-
piogenik seperti Micobacterium tuberkulosa atau Staphylococcus aureus. Infeksi dapat
terbatas pada sebagian kecil tempat pada tulang atau melibatkan beberapa daerah seperti
sum-sum, perioesteum, dan jaringan lunak disekitar tulang. Kunci keberhasilan
penatalaksanaan osteomyelitis adalah diagnosis dini dan operasi yang tepat serta pemilihan
jenis antibiotik yang tepat. Secara umum, dibutuhkan pendekatan multidisipliner yang
melibatkan ahli orthopaedi, spesialis penyakit infeksi, dan ahli bedah plastik pada kasus berat
dengan hilangnya jaringan lunak.
Dari penelitian yang dilakukan Riset total insiden tahunan terjadinya osteomyelitis pada anak
adalah 13 dari 100.000 orang. Osteomyelitis paling sering terjadi pada anak dibawah 3 tahun.
Dengan diagnosis dan perawatan awal yang tepat, prognosis untuk osteomyelitis adalah baik.
Jika ada penundaan yang lama pada diagnosis atau perawatan, dapat terjadi kerusakan yang
parah pada tulang atau jaringan lunak sekelilingnya yang dapat menjurus pada defisit-defisit
yang permanen. Umumnya, pasien-pasien dapat membuat kesembuhan sepenuhnya tanpa
komplikasi-komplikasi yang berkepanjangan
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan definisi dari Osteomielitis ?
2. Sebut dan jelaskan klasifikasi osteomielitis ?
3. Sebutkan etiologi dari Osteomielitis ?
4. Sebut dan jelaskan manifestasi klinis dari Osteomielitis ?
5. Sebutkan komplikasi dari Osteomielitis ?
6. Jelaskan patofisiologi Osteomielitis ?
7. Sebutkan pemeriksaan penunjang dari Osteomielitis ?
8. Sebutkan penatalaksanaan medis Osteomielitis ?
9. Jelaskan cara mencegah osteomielitis?
10. Jelaskan asuhan keperawatan pada pasien Osteomielitis ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Osteomielitis.
2. Untuk mengetahui klasifikasi Osteomielitis.
3. Untuk mengetahui etiologi Osteomielitis.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Osteomielitis.
5. Untuk mengetahui komplikasi Osteomielitis.
6. Untuk mengetahui patofisiologi osteomielitis.
7. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang Osteomielitis.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis Osteomielitis
9. Untuk mengetahui cara menjegah osteomielitis.
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien osteomielitis
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan dengan Osteomielitis
2. Manfaat Praktis
a. Tenaga keperawatan :
Dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan tepat pada pasien dengan
Osteomielitis.
b. Mahasiswa :
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi semua mahasiswa tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan Osteomielitis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi
jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi,
tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di
sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner,
suddarth. (2001). Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut :
1. Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan
oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus influensae (Depkes RI,
1995).
2. steomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang disebabkan oleh
staphylococcus (Henderson, 1997)
3. Osteomyelitis adalah influenza Bone Marow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan
oleh staphyilococcus Aureus dan kadang-kadang haemophylus influenzae, infeksi yang
hampir selalu disebabkan oleh staphylococcus aureus.
E. Komplikasi
Komplikasi osteomyelitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang tidak terkendali
dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri penyebab. Komplikasi
osteomyelitis dapat mencakup infeksi yang semakin memberat pada daerah tulang yang
terkena infeksi atau meluasnya infeksi dari fokus infeksi ke jaringan sekitar bahkan ke aliran
darah sistemik. Secara umum komplikasi osteomyelitis adalah sebagai berikut:
1. Abses Tulang
2. Bakteremia
3. Fraktur Patologis
4. Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)
5. Sellulitis pada jaringan lunak sekitar.
6. Abses otak pada osteomyelitis di daerah kranium.
F. Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme
patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas,
dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial,
gram negative dan anaerobik. Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi
dalam 3 bulan pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubngan
dengan penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat (stadium
2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium
3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.
Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi,
dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat
tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan
jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah
periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila
proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada
perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering harus dilakukan
insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah
jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat
mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi
pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak
terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan
mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe
kronik.
PATHWAY
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap darah
2. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji
sensitivitas
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh
bakteri salmonella
4. Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan
untuk serangkaian tes.
5. Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik.
Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus dan kerusakan
tulang dan pembentukan tulang yang baru.
Pemeriksaan tambahan :
1. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama
2. MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka
kemungkinan besar adalah osteomielitis.
B. Diagnosis (NANDA,2012-2014)
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang respon manusia
dari individu atau kelompok dimana perawat secara akountabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan.Diagnosa pada
pasien dengan osteomielitis adalah sebagai berikut
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas tulang.
3. Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
4. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
A. Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi
jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi,
tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di
sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner,
suddarth. (2001).
Manifestasi klinis yang biasanya terjadi pada osteomyelitis adalah demam, nafsu makan
menurun, nyeri tekan saat pemeriksaan fisik, gangguan sendi karena adanya pembengkakan.
Komplikasi osteomyelitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang tidak terkendali
dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri penyebab. Komplikasi
osteomyelitis dapat mencakup infeksi yang semakin memberat pada daerah tulang yang
terkena infeksi atau meluasnya infeksi dari fokus infeksi ke jaringan sekitar bahkan ke aliran
darah sistemik. atau beberapa tahun. Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri
tulang, infeksi jaringan lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah yang
menetap atau hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang
terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk dari tulang
menuju kulit.
B. Saran
1. Sebagai tenaga kesehatan yang lebih tahu tentang kesehatan, kita dapat menerapakan
perilaku yang lebih berhati-hati agar tidak memicu terjadinya osteomyelitis
2. Perawat harus melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan baik pada pasien
penderita osteomyelitis sehingga kesembuhan pasien dapat tercapai dengan baik
3. Perawat maupun calon perawat harus memahami konsep dasar dari osteomyelitis dan
ruang lingkupnya sehingga dalam proses memberikan asuhan keperawatan pada pasien
penderita osteomyelitis dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA