Anda di halaman 1dari 6

ASMA

Kasus
1. Pengertian Asma adalah mengi dan/atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut: timbul
secara episodik dan/atau kronik, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal),
musiman, adanya faktor pencetus di antaranya aktivitas fisik, dan bersifat
reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan, serta terdapat riwayat
asma atau atopi lain pada pasien atau keluarganya, sedangkan sebab-sebab lain
sudah disingkirkan.

2. Anamnesis 1. Adanya gejala sesak nafas, suara mengi, batuk yang nokturnal
2. Riwayat penyakit dahulu dengan keluhan yang sama. Ada riwayat atopi/alergi
3. Riwayat keluarga: ada riwayat atopi dan atau asma
4. Lingkungan terdapat faktor pencetus

3.Pemeriksaan Terdapat gejala sesak nafas dan tanda atopi:


Fisik
1. Wheezing/mengi
2. Nafas cepat
3. Retraksi otot sekitar dada
4. Dada mengembang (hyperinflated)
5. Hipersonor saat perkusi
4.Kriteria Diagnosis asma pada anak ditegakkan berdasarkan alur diagnnosis di bawah ini.
Diagnosis

27
Batuk dan/atau mengi

Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
Uji tuberkulin

Patut diduga asma, Tidak jelas asma,

 Episodic dan/atau kronik  Timbul sejak neonates


 Nocturnal/morning dip  Gagal tumbuh
 Musiman  Infeksi kronik
 Pajanan terhadap pencetus  Muntah/tersedak
 Riwayat atopi pasien dan  Kelainan fokal paru
keluarga  Kelainan system kardiovaskuler

Periksa peak flow meter atau Pertimbangkan pemeriksaan,


spirometri untuk menilai:
 Foto dada dan sinus
 Reversibilitas (≥15%)  Uji faal paru
 Variabilitas (>15%)  Respons terhadap
bronkodilator
 Uji provokasi bronkus
 Uji keringat
Berikan  Uji immunologis
bronkodilator  Uji motilitas silia
 Pemeriksaan refluks GE

Tidak mendukung Mendukung


Diagnosis Kerja: ASMA
diagnosis lain diagnosis lain

Diagnosis dan pengobatan


Berikan obat antiasma
penyakit lain
Tidak berhasil  nilai ulang
diagnosis dan ketaatan Pertimbangkan asma Bukan asma
berobat disertai penyakit lain

28
5.Diagnosis Bila diagnosis kerja asma telah tegak, selanjutnya kita menentukan derajat
Kerja
penyakit asma. Derajat penyakit asma dibagi menjadi asma episodik jarang, asma
episodik sering, dan asma persisten. Dalam membuat diagnosis asma, diagnosis
harus mencakup derajat penyakit asma dan beratnya serangan asma, misalnya,
asma episodik jarang serangan ringan, asma episodik jarang serangan berat, asma
episodik sering serangan berat, asma persisten serangan ringan, atau yang lainnya

6.Diagnosa 1. Bronkiolitis
Banding 2. Bronkitis
3. Bronkiektasis
4. Pneumonia
5. Corpus alienum
7.Pemeriksaan 1. Spirometer
Penunjang 2. Rontgen thorax dan sinus
3. Uji faal paru
4. Respon terhadap bronkodilator
5. Uji provokasi bronkus
6. Uji keringat
7. Uji imunologis
8. Pemeriksaan motilitas silia
9. Pemeriksaan refluks GE
8. Terapi Tata Laksana Awal :

- Nebulisasi agonis-β2 1-2x selang 20 menit. Nebulisasi kedua ditambah


antikolinergik. Jika serangan sedang/berat, nebulisasi langsung dengan agonis-
β2+ antikolinergik.

1. Serangan ringan :

(Nebulisasi 1x, respon baik)

Observasi 1-2 jam (Jika efek bertahan, boleh pulang ; Jika gejala timbul lagi,
perlakuan sebagai serangan sedang)

29
Boleh pulang

Bekali obat agonis-β2 (hirupan/oral)

Jika sudah ada obat pengendali, teruskan

Jika infeksi virus sebagai pencetus, dapat diberi steroid oral

Dalam 24-48 jam, kontrol ke klinik rawat jalan.

2. Serangan sedang

(Nebulisasi 2-3x, respons parsial)

Berikan oksigen

Nilai kembali derajat serangan, jika sesuai dengan serangan sedang, observasi
di Ruang Rawat Sehari

Pasang jalur parenteral

Ruang Rawat Sehari

Oksigen teruskan

Berikan steroid oral

Nebulisasi setiap 2 jam

Bila dalam 12 jam, perbaikan klinis stabil, boleh pulang

Jika dalam 12 jam klinis tetap belum membaik, alih rawat ke Ruang Rawat
Inap

3. Serangan berat

(Nebulisasi 3x, respons buruk)

Sejak awal berikan O2 saat/diluar nebulisasi

Pasang jalur parenteral

Nilai ulang klinisnya, jika sesuai dengan serangan berat, rawat di Ruang Rawat
Inap

30
Foto dada

Ruang Rawat Inap

Oksigen teruskan

Atasi dehidrasi dan asidosis jika ada

Steroid IV setiap 6-8 jam

Nebulisasi tiap 1-2 jam

Aminofillin IV awal, lanjutkan rumatan

Jika membaik dalam 4-6x nebulisasi, interval jadi 4-6 jam

Jika dalam 24 jam perbaikan klinis stabil, boleh pulang

Jika dengan steroid dan aminofilin parenteral tidak membaik, bahkan timbul
ancaman henti napas, alih rawat ke Ruang Rawat Intensif

Tata Laksana Jangka Panjang :

Asma episodik jarang:

Obat pereda agonis-β2 (hirupan atau oral) atau teofilin bila perlu

Asma episodik sering:

Tambahkan obat pengendali : Steroid hirupan dosis rendah

Asma persisten:

Pertimbangan penambahan salah satu obat :

- Agonis-β2 kerja panjang (LABA)

- Teofilin lepas lambat

- Anti leukotriene

Atau dosis steroid hirupan ditingkatkan (medium)

Steroid dosis medium ditambahkan salah satu obat:

31
- Agonis-β2 kerja panjang (LABA)

- Teofilin lepas lambat

- Anti leukotriene
Atau dosis steroid hirupan ditingkatkan (tinggi)

Obat steroid oral


9. Edukasi 1. Hindari faktor pencetus
2. Olahraga
3. Rutin kontrol
10. Prognosis Prognosis sangat tergantung pada derajat dan beratnya serangan asma, dan juga
compliance paru serta respon terhadap pengobatan.
11.Kepustakaan 1. Pedoman Pelayanan Medis Kesehatan Anak, FK Universitas Udayana, 2011.
2. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit WHO, 2008.
3. Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi Pertama, Ikatan Dokter Anak Indonesia,
2008.

32

Anda mungkin juga menyukai