sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah produksi benih hasil in
vitro di Program Studi Teknik Produksi Benih
Jurusan Produksi Pertanian
Oleh :
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan jenis media tanam terhadap
pertumbuhan aklimatisasi planlet anggrek phalaenopsis.
2. Untuk megetahui pengaruh pencampuran dua macam bahan tanaman dalam
media tanam terhadap pertumbuhan aklimatisasi planlet anggrek
phalaenopsis.
1.4 Manfaat
1. Bagi Peneliti : Mengembangkan jiwa keilmiahan.
2. Bagi Lembaga : Memberikan sumbangsih keilmuan sebagai referensi bagi
pustaka, khususnya Politeknik Negeri Jember.
3. Bagi peneliti selanjutnya : Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya
dalam mengembangkan penelitian mengenai media aklimatisasi anggrek
phalaenopsis pada berbagai jenis dan pencampuran media tanam.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
1.1.1 Taksonomi
Klasifikasi tanaman anggrek Phalaenopsis
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Family : Orchidaceae
Sub Family : Orchidoideae
Genus : Phalaenopsis
Spesies : Phalaenopsis amabilis
2.1.2 Syarat Tumbuh
Anggrek bulan atau Phalaenopsis amabilis membutuhkan intensitas cahaya
optimum antara 20%-50% dengan suhu optimum antara 18°C - 29°C, serta
kelembaban antara 70%-80%.
2.2 Aklimatisasi
Tahap akhir dalam kegiatan budidaya tanaman secara kultur jaringan adalah
aklimatisasi. Secara umum aklimatisasi adalah suatu proses pemindahan planlet
dari lingkungan steril (in vitro) ke lingkungan semi steril sebelum dilakukan
pemindahan ke lapangan. Aklimatisasi merupakan saat yang riskan dalam
perbanyakan secara in vitro karena dalam hal ini kondisi planlet dipaksakan dari
sifat heterotrof ke autotrof.
Aklimatisasi dapat dilakukan jika planlet sudah memiliki organ lengkap yang
umumnya berumur delapan hingga dua belas bulan. Aklimatisasi merupakan proses
penyesuaian terhadap iklim pada lingkungan baru yang merupakan masalah penting
dalam budidaya tanaman menggunakan bibit dari teknik kultur jaringan. Banyak
kegagalan yang terjadi pada saat proses aklimatisasi berlangsung.
2.6 Hipotesis
1. Terdapat pengaruh perlakuan jenis media tanam terhadap pertumbuhan
aklimatisasi planlet anggrek phalaenopsis.
2. Terdapat pengaruh pencampuran dua macam bahan tanaman dalam media
tanam terhadap pertumbuhan aklimatisasi planlet anggrek phalaenopsis.
BAB 3. METODELOGI PENELITIAN
1.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah media tanam yang
berupa humus bambu, akar pakis, arang sekam, pot, planlet anggrek phalaenopsis,
pupuk Grow More 32-10-10, sungkup, fungisida, dan plastik.
3.3 Rancangan Percobaan
Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial
(RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari humus bambu
(HB), akar pakis (AP), arang sekam (AS), campuran humus bambu + akar pakis
(HB+AP), humus bambu + arang sekam (HB+AS), dan akar pakis + arang sekam
(AP+AS) masing-masing dengan perbandingan 1 : 1. Pot-pot perlakuan diatur
berdasarkan rancangan percobaan.
Blok 1 HB AP HB+AP AP+AS HB+AS AS
Blok 2 HB1+AP1 HB1 HB1+AS1 AP1 AS1 AP1+AS1
Blok 3 AP2 HB2+AS2 AS2 AP2+AS2 HB2+AP2 HB2
Blok 4 AP3+AS3 AS3 AP3 HB3 HB3+AS3 HB3+AP3
3.4.5 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman selama 2 hari sekali dalam
1 minggu, pemberian pupuk grow more 2 gram / 1L air, 2 minggu 1 kali
menggunakan sprayer 10 kali semprot per pot.
4.1 Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media yang berbeda
berpengaruh nyata dan pencampuran media tidak berpegaruh nyata terhadap
parameter jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Berdasarkan data rerata
pertambahan jumlah daun pada Gambar 4.1 pada media tunggal penambahan
jumlah daun yaitu humus bambu (HB) (0,25%), akar pakis (AP) (0,75%), arang
sekam (AS) (1%), sedangkan pada media campuran dengan komposisi 1:1
mempunyai persentase penambahan daun yang lebih baik atau sama dengan media
tunggal yaitu humus bambu+akar pakis (HB+AP) (1%), humus bambu+arang
sekam (HB+AS) (1%), dan akar pakis+arang sekam (AP+AS) (0,75%).
Gambar 4.1 Pengaruh Jenis Media Dan Pencampuran Media Terhadap Pertambahan Daun
Anggrek.
Berdasarkan parameter panjang daun pertambahan panjang daun pada
Gambar 4.2 pada media tunggal persentase penambahan panjang daun paling tinggi
yaitu pada perlakuan media humus bambu (HB) (1,3%), selanjutnya pada perlakuan
lainya yaitu akar pakis (AP) (0,89%), arang sekam (AS) (0,99%), sedangkan pada
media campuran dengan komposisi 1:1 mempunyai persentase penambahan
panjang daun paling rendah yaitu pada perlakuan humus bambu+akar pakis
(HB+AP) (0,61%), sedangkan pada perlakuan lainya yaitu humus bambu+arang
sekam (HB+AS) (0,93%), dan akar pakis+arang sekam (AP+AS) (1,06%).
Gambar 4.2 Pengaruh Jenis Media Dan Pencampuran Media Terhadap Pertambahan Panjang Daun
Anggrek.
Berdasarkan parameter lebar daun pertambahan lebar daun pada Gambar 4.3
pada media tunggal persentase penambahan panjang daun paling tinggi yaitu pada
perlakuan media arang sekam (AS) (0,89%), selanjutnya pada perlakuan lainya
yaitu humus bambu (HB) (0,6%), dan akar pakis (0,73%), sedangkan pada media
campuran dengan komposisi 1:1 mempunyai persentase penambahan lebar daun
paling rendah yaitu pada perlakuan humus bambu+akar pakis (HB+AP) (0,6%),
sedangkan pada perlakuan lainya yaitu humus bambu+arang sekam (HB+AS)
(0,65%), dan akar pakis+arang sekam (AP+AS) (0,7%).
Gambar 4.3 Pengaruh Jenis Media Dan Pencampuran Media Terhadap Pertambahan Lebar Daun
Anggrek.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian jenis media tumbuh dan pencampuran media tumbuh
terhadap pertumbuhan anggrek Phalaenopsis pada tahap aklimatisasi, interaksi
yang terjadi dapat dilihat dari hasil parameter pengamatan. Berdasarkan hasil
pengamatan, interaksi antara perlakuan media tanam berpengaruh nyata dan
pencampuran media tanam tidak berpengaruh secara nyata pada beberapa
parameter diantaranya yaitu jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun.
Gambar 4.4 Pengaruh Jenis Media Dan Pencampuran Media Terhadap Seluruh Variabel
Pengamatan.
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa dalam keseluruhan parameter
pengamatan perlakuan arang sekam (AS) menunjukkan hasil yang paling baik jika
dibandingkan dengan perlakuan media tunggal maupun media campuran lainnya.
Pada perlakuan arang sekam dapat dilihat pada ketiga variabel pengamatan
menunjukkan hasil yang sejajar jika dibandingkan terhadap ketiga variabel
pengamatan pada perlakuan media lainnya. Hal tersebut tidak sesuai dengan
pendapat Ginting (2001) bahwa penggunaan media campuran cenderung
meningkatkan pertumbuhan anggrek menjadi lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan media tunggal. Karena masing-masing media dapat memperbaiki
kekurangan sifatnya.
Ketidak sesuaian tersebut diduga disebabkan oleh serangan jamur pada media
anggrek yang mengandung komposisi media akar pakis karena kurang sterilnya
media yang dipakai. Baik media tunggal perlakuan akar pakis maupun media
perlakuan campuran yang mengandung akar pakis, semuanya terkena serangan
jamur. Selain itu serangan jamur pada anggrek dapat menyebabkan penyerapan
unsur hara pada tanaman anggrek menjadi tidak maksimal dan menghambat
pertumbuhannya.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Terjadi pengaruh nyata terhadap jenis media tunggal dan terjadi pengaruh
tidak nyata pada media campuran terhadap pertumbuhan anggrek
Phalaenopsis.
2. Pada variabel jumlah daun, persentase pertambahan daun pada perlakuan
media tunggal maupun campuran relatif sama yaitu pada perlakuan arang
sekam (AS) (1%), humus bambu+akar pakis (HB+AP) (1%), dan humus
bambu+arang sekam (HB+AS) (1%).
3. Pada variabel panjang daun , persentase pertambahan tertinggi terdapat pada
perlakuan humus bambu (HB) (1,3%).
4. Pada variabel lebar daun , persentase pertambahan tertinggi pada perlakuan
arang sekam (AS) (0,89%).
5. Perlakuan arang sekam (AS) merupakan perlakuan terbaik jika dilihat dari
ketiga variabel pengamatan yang dibandingkan dengan ketiga variabel
pengamatan perlakuan lainnya.
5.2 Saran
Sebaiknya keadaan media yang digunakan dan yang disterilkan lebih
diperhatikan kondisinya agar terhindar dari serangan jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. 16 Jenis Media Tanam Yang Bisa Digunakan Untuk Budidaya.
http://caratanam.com/jenis-media-tanam/. [Diakses pada 21 September
2017].