Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH VARIASI WAKTU PEMANCARAN GELOMBANG MIKRO

PROSES ESTERIFIKASI PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK BIJI KARET


(Hevea brasiliensis)
Yuniar A Arsandi, Nurkholis Hamidi, Slamet Wahyudi
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: Andy.Arsandy@gmail.com

ABSTRAK
Esterifikasi merupakan susatu proses dalam pembuatan biodiesel yang
dilakukan dalam suatu reaktor dengan menggunakan bantuan dari katalis asam untuk
menghasilkan alkil ester. Pada penelitian ini reaktor yang digunakan berupa
gelombang mikro yang bekerja dengan cara menggetarkan partikel lemak yang ada
pada minyak nabati. Variasi yang digunakan berupa prosentase penambahan waktu
sebesar 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, dan 25 menit. Rasio methanol yang
digunakan sebesar 10% dengan katalis H2SO4 sebanyak 0,5%. Besarnya daya
gelombang mikro yang digunakan adalah 280 watt.
Dari hasil penelitian didapatkan nilai viskositas minyak biji karet hasil
esterifikasi terendah adalah 65,26 cSt pada waktu pemancaran 10 menit, sedangkan
nilai tertingginya terjadi pada waktu pemancaran 20 menit dengan nilai 87,84 cSt.
Nilai kalor tertinggi adalah 10140.61401 kkal/kg didapat dengan waktu pemancaran 20
menit, sedang nilai terkecilnya adalah 9364.085961 kkal/kg hasil dari waktu
pemancaran selama 25 menit. Nilai massa jenis tersebut dari yang terbesar adalah
0.905 gr/cm3 yang didapat dari waktu pemancaran 25 menit, dan nilai terendah
sebesar 0.868 gr/cm3 hasil dari waktu pemancaran 5 menit. Sedangkan nilai titik nyala
didapatkan nilai tertinggi 67°C pada titik waktu pemancaran 15 menit dan nilai
terendah pada waktu pemancaran 10 menit yaitu sebesar 57°C. Untuk nilai indeks
setana diperoleh nilai yang semakin menurun seiring dengan lama waktu pemancaran
yang digunakan yaitu sebesar 53.38 - 43.588.

Kata Kunci: Biodiesel minyak biji karet, esterifikasi, waktu pemancaran, gelombang
mikro, sifat fisik biodiesel.

PENDAHULUAN buang sisa pembakaran dari bahan


Latar belakang bakar fosil cukup berbahaya serta dapat
Saat ini, manusia masih sangat menyebabkan efek rumah kaca. Data
bergantung pada bahan bakar fosil dari departemen ESDM menyebutkan
sebagai sumber energi dalam membantu bahwa produksi minyak di Indonesia
proses kehidupan sehari-hari. Bahan saat ini pertahunnya sebesar 55 juta
bakar yang berasal dari hasil tambang ton, dimana produksi ini diperkirakan
tersebut tidak dapat diperbaharui, dan hanya dapat mencukupi kebutuhan
proses untuk mendapatkannya cukup BBM di Indonesia selama 10 tahun ke
merusak alam. Selain itu, emisi gas depan. Oleh karena itu, pemanfaatan

1
energi terbarukan seperti pemakaian memanfaatkan gelombang mikro
biodiesel diharapkan dapat mengurangi sebagai reaktor.
atau mensubstitusi sekitar 40% atau 25
juta kilo liter kebutuhan BBM nasional Batasan Masalah
yang sampai saat ini masih harus Untuk menjadikan penelitian ini
dipenuhi dengan cara mengimpor. lebih terarah maka penulis akan
Untuk itu, pemerintah Indonesia memberikan batasan-batasan masalah
mengeluarkan PP No: 5 Tahun 2006 yang meliputi hal-hal berikut ini :
tentang kebijakan Energi Nasional 1. Bahan bakar yang digunakan adalah
untuk mengembangkan sumber energi minyak biji karet
alternatif sebagai bahan bakar 2. Jenis proses yang digunakan adalah
pengganti minyak dan gas bumi. Pada esterifikasi.
tahun 2013 Kementrian ESDM telah 3. Analisa berdasarkan data penelitian
mentargetkan pemanfaatan BBN pada yang hasil pengujian karakterisasi.
semua sektor sebesar 2.017.000 KL, 4. Temperatur ruangan pengujian 27
akan tetapi yang terealisasikan sebesar °C.
604.188 KL (Kementrian ESDM, 5. Dalam penelitian ini proses
2013). Peraturan Menteri Nomer 25 dilakukan menggunakan gelombang
tahun 2013, yang mendukung mikro.
penggunaan biodiesel, mewajibkan
TINJAUAN PUSTAKA
penggunannya untuk transportasi umum
Minyak Biji Karet (Hevea
sebesar 10%, transportasi non-umum
brasiliensis)
3%, industri dan komersial 5% dan
Ada banyak sekali manfaat yang
untuk pembangkit listrik sebesar 7,5%
dapat diambil dengan memanfaatkan
untuk tahun 2013 dan akan naik pada
biji karet yang tidak pernah diolah dan
2014 dengan penggunaan untuk
dikembangkan secara khusus. Secara
transportasi umum sebesar 10%,
umum, yang diktahui oleh masyarakat
transportasi non-umum 10%, industri
hanyalah pengambilan getah dari batang
dan komesial 10% dan untuk
karet atau yang sering disebut dengan
pembangkit listrik sebesar 20 %. Oleh
menyadap. Bahkan, hal – hal yang perlu
karena itu perlu diketahui lagi lebih
diketahui dalam proses penyadapan
dalam tentang sumber bahan bakar
kurang diketahui oleh masyarakat,
nabati lain yang mampu dimanfaatkan
sehingga kualitas karet yang dihasilkan
untuk dijadikan biodiesel. kurang bagus. Jika kita melihat
Untuk menemukan bahan bakar komposisi biji karet yang begitu banyak
alternative yang bisa mengatasi mengandung minyak, seharusnya ada
permasalahan di atas, kita juga harus suatu pemanfaatan lebih dalam
mempertimbangkan masalah pengolahan biji karet tersebut. Adapun
ketersediaan bahan baku. Diusahakan beberapa energi alternatif yang
bahan baku berasal dari tanaman non- dihasilkan dari bahan dasar biji karet
pangan di Indonesia, minyak biji karet adalah sebagi berikut:
merupakan bahan baku potensial untuk 1. Briket
pembuatan biodiesel karena sifatnya 2. Biokerosin
non-edible oil. Oleh karena itu 3. Biopelet
dilakukan penelitian untuk mengetahui 4. Biodiesel
pengaruh variasi waktu pemancaran
dengan minyak biji karet (Hevea Microwave
brasiliensis) pada proses esterifikasi Gelombang mikro merupakan
untuk menghasilkan biodiesel dengan cara alternative untuk pemberian input
energi ke dalam proses reaksi kimia.
Melalui pemanasan dielektrik, untuk menghasilkan produk yang
campuran reaksi secara homogen jernih dan bertitik nyala 1000 C.
dipanaskan tanpa kontak dengan Melalui kombinasi-kombinasi yang
dinding. Waktu reaksi secara signifikan jitu dari kondisi-kondisi reaksi dan
tereduksi dibanding dengan system metode penghilangan air, dan juga
pemanasan konvensional. Kekurangan dengan pelaksanaan reaksi secara
dari gelombang mikro adalah kenyataan bertahap, konversi sempurna asam-
bahwa proses reaksi kimia dalam medan asam lemak ke ester metilnya dapat
gelombang mikro tergantung pada dituntaskan dalam waktu 1 sampai
peralatan dan bahan kimia yang bisa beberapa jam. Proses transesterifikasi
digunakan dibandingkan dengan cara dan esterifikasi dapat digabungkan
pemanasan konvensional. untuk mengolah bahan baku dengan
Banyak reaksi kimia organik dan kandungan asam lemak bebas sedang
proses hanya dapat berlangsung apabila sampai tinggi seperti CPO low grade,
ditambahkan energi. Seringkali, maupun PFAD. Sebagai bahan baku
digunakan energi termal. Naskah ini biodiesel dapat digunakan antara lain
menjelaskan penggunaan gelombang minyak jarak, minyak sawit, minyak
mikro sebagai sumber energi alternatif. kelapa dll.
Esterifikasi
Biodiesel Esterifikasi adalah proses untuk
Biodiesel merupakan salah satu mengubah asam lemak bebas hasil dari
jenis biofuel (bahan bakar cair dari proses degumming menjadi ester dengan
pengolahan tumbuhan) di samping hasil samping air. Katalis yang biasa
Bio-etanol. Biodiesel adalah senyawa digunakan adalah zat dengan sifat asam
alkil ester yang diproduksi melalui yang cukup tinggi, salah satunya yang
proses alkoholisis (transesterifikasi) sering digunakan adalah H2SO4. Reaksi
antara trigliserida dengan metanol atau esterifikasi dilakukan pada suhu 60 –
etanol dengan bantuan katalis basa 70°C karena pada suhu diatas tersebut
menjadi alkil ester dan gliserol; atau metanol akan menguap. Proses
esterifikasi asam-asam lemak (bebas) esterifikasi diawali dengan mencampur
dengan metanol atau etanol dengan alkohol dengan katalis. Campuran
bantuan katalis basa menjadi senyawa tersebut diaduk selama 10 menit.
alkil ester dan air. Setelah itu, campuran katalis dan
Biodiesel mentah (kasar) yang alkohol ditambahkan ke dalam minyak
dihasilkan proses transesterifikasi dan diaduk kembali selama 10 menit.
minyak (atau esterifikasi asam-asam Bila sudah tercampur maka, larutan
lemak) biasanya masih mengandung tersebut dapat dipanaskan pada reaktor.
sisa-sisa katalis, metanol, dan gliserol Minyak hasil esterifikasi selanjutnya
(atau air). Untuk memurnikannya, diendapkan selama 24 jam untuk
biodiesel mentah (kasar) tersebut bisa memisahkan ester dengan hasil
dicuci dengan air, sehingga sampingnya.
pengotor-pengotor tersebut larut ke
dalam dan terbawa oleh fase air
pencuci yang selanjutnya dipisahkan.
Porsi pertama, menggunakan air yang
dipakai mencuci disarankan
mengandung sedikit asam/basa untuk
menetralkan sisa-sisa katalis.
Biodiesel yang sudah dicuci kemudian Gambar 2.2 Reaksi esterifikasi
dikeringkan pada kondisi vakum Sumber : Marwan (2012:6)
Indeks Cetane Besarnya indeks setana dapat
Indeks cetane menunjukkan dihitung dengan persamaan perhitungan
seberapa cepat bahan bakar mesin diesel indeks setana (2-2).
yang diinjeksikan ke ruang bakar bisa
terbakar secara spontan (setelah CCI = 454,74 – 1641,416 D + 774,74
bercampur dengan udara). Pada D2 – 0,554 B + 97,803 (log B)2
penelitian ini menggunakan perhitungan (ASTM D976)
setane indeks atau sering di sebut Keterangan:
dengan CCI (calculate cetane index) CCI = Calculated Cetane Index
dimana nilainya dipengaruhi oleh (perhitungan indeks setana)
besarnya massa jenisnya. Nilai cetane D = Densitas pada 15°C (kg/m3),
pada bahan bakar mesin diesel memiliki berdasarkan metode uji D 1298 atau D
pengertian yang berkebalikan dengan 4052
angka oktan pada bahan bakar mesin B = Temperatur berdasarkan
bensin, karena angka oktan destilasi pada recovery 50% volume
menunjukkan kemampuan campuran (°C).
bensin-udara menunggu rambatan api
dari busi (spark ignition) . Semakin Metanol
cepat suatu bahan bakar mesin diesel Metanol merupakan cairan polar
terbakar setelah diinjeksikan ke dalam yang dapat bercampur dengan air,
ruang bakar, semakin baik (tinggi) alkohol – alkohol lain, ester, keton, eter,
angka cetane bahan bakar tersebut. Dari dan sebagian besar pelarut organik.
standard tersebut bisa dillihat bahwa Metanol sedikit larut dalam lemak dan
hidrokarbon dengan rantai lurus minyak. Secara fisika metanol
(straight chain) lebih mudah terbakar mempunyai afinitas khusus terhadap
dibandingkan dengan hidrokarbon yang karbon dioksida dan hidrogen sulfida.
memiliki banyak cabang (branch). Titik didih metanol berada pada 64,7°C
Indeks cetane berkorelasi dengan dengan panas pembentukan (cairan) –
tingkat kemudahan penyalaan pada 239,03 kJ/mol pada suhu 25°C .
temperatur rendah (cold start) dan Metanol mempunyai panas fusi 103 J/g
rendahnya kebisingan pada dan panas pembakaran pada 25°C
kondisi idle (Environment Canada, sebesar 22,662 J/g. Tegangan
2006). Angka cetane yang tinggi juga permukaan metanol adalah 22,1
diketahui berhubungan dengan dyne/cm sedangkan panas jenis uapnya
rendahnya polutan NOx (Knothe, 2005). pada 25°C sebesar 1,370 J/(gK) dan
panas jenis cairannya pada suhu yang
Secara umum, biodiesel sama adalah 2,533 J/(gK) [4].
memiliki angka cetane yang lebih tinggi Methanol, juga dikenal sebagai
dibandingkan dengan solar. Biodiesel metil alkohol, wood alcohol atau
pada umumnya memiliki rentang angka spiritus. Ia adalah senyawa kimia
cetane dari 46 – 70, sedangkan (bahan dengan rumus kimia CH3OH. Sebagai
bakar) Diesel No. 2 memiliki angka alkohol alifatik yang paling sederhana,
cetane 47 – 55 (Bozbas, 2005). reaktifitas metanol ditentukan oleh
Panjangnya rantai hidrokarbon yang group hidroksil fungsional. Metanol
terdapat pada ester (fatty acid alkyl bereaksi melalui pemutusan ikatan C-O
ester, misalnya) menyebabkan tingginya atau O-H yang dikarakterisasi dengan
angka cetane biodiesel dibandingkan penggantian group –H atau –OH. Pada
dengan solar (Knothe, 2005). "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan
yang ringan, mudah menguap, tidak
berwarna, mudah terbakar, dan beracun
dengan bau yang khas (berbau lebih Metanol kadang juga disebut
ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai fuel cell untuk laptop.
sebagai bahan pendingin anti beku, Sebagai wood alcohol karena ia
pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan dahulu merupakan produk samping dari
additif bagi etanol industri. distilasi kayu. Saat ini metanol
Metanol diproduksi secara alami dihasilkan melului proses multi tahap.
oleh metabolisme anaerobik oleh Secara singkat, gas alam dan uap air
bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap dibakar dalam tungku untuk membentuk
metanol (dalam jumlah kecil) di udara. gas hidrogen dan karbon monoksida;
Setelah beberapa hari, uap metanol kemudian, gas hidrogen dan karbon
tersebut akan teroksidasi oleh oksigen monoksida ini bereaksi dalam tekanan
dengan bantuan sinar matahari menjadi tinggi dengan bantuan katalis untuk
karbon dioksida dan air.Reaksi kimia menghasilkan metanol.Tahap
metanol yang terbakar di udara dan pembentukannya Struktur molekul
membentuk karbon dioksida dan air monogliserida, digliserida, dan
adalah sebagai berikut: trigliserida macam produk seperti
plastik, plywood, cat, peledak, dan
2 CH3OH + 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O tekstil.
 Metanol banyak digunakan sebagai
Api dari metanol biasanya tidak pelarut.
berwarna. Oleh karena itu, kita harus  Metanol adalah bahan baku
berhati-hati bila berada dekat metanol pembuatan dimethyl ether, sebagai
yang terbakar untuk mencegah cedera cairan aerosol.
akibat api yang tak terlihat.  Dalam beberapa pabrik pengolahan
Karena sifatnya yang beracun, air limbah, sejumlah kecil metanol
metanol sering digunakan sebagai bahan digunakan ke air limbah sebagai
additif bagi pembuatan alkohol untuk bahan makanan karbon untuk
penggunaan industri; Penambahan denitrifikasi bakteri, yang mengubah
"racun" ini akan menghindarkan nitrat menjadi nitrogen.
industri dari pajak yang dapat  Metanol kini sedang dikembangkan
dikenakan karena etanol merupakan
bahan utama untuk minuman keras METODOLOGI PENELITIAN
(minuman beralkohol). Dengan dosis 30 Metode Penelitian
mL saja yang dikonsumsi dapat Metode penelitian yang digunakan
menyebabkan kebutaan permanen dalam penelitian ini adalah metode
karena kerusakan dari serat saraf penelitian eksperimental nyata (true
mata.Pada dosis 100 mL methanol ini experimental research) yang langsung
dapat menyebabkan kematian. Methanol digunakan ke objek yang diteliti. Objek
sendiri sebenarnya bukanlah bahan yang diteliti didapatkan data-data yang
beracun, namun dalam perjalanannya kemudian di plot dalam suatu diagram
dia mengalami metabolisme sehingga membentuk suatu pola
(penguraian zat) menjadi formaldehyde kecenderungan tertentu yang nantinya
selanjutnya diurai lagi menjadi asam dapat dibandingkaan dan diambil suatu
format ( formic acid ) oleh enzym kesimpulan tentang objek yang diteliti.
alcohol dehydrogenase. Asam format
inilah yang mempunyai daya rusak yang Tempat Penelitian
kuat pada hati ( lever ) dan ginjal ( Penelitian ini dilakukan di
kidney ). Sebagian besar korban Laboratorium Motor Bakar Teknik
meninggal diakibatkan karena gagal hati Mesin Universitas Brawijaya,
dan gagal ginjal.
Laboratorium Energi, Institut Sepuluh
November.

Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain :
1. Variabel bebas (independent
variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah waktu pemancaran gelombang
mikro pada proses esterifikasi.
2. Variabel terikat (dependent variable) Gambar 3.1 Skema Instalasi Penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini
yaitu viskositas biodiesel, nilai kalor Keterangan :
biodiesel, dan nilai flash point biodiesel.
3. Variabel terkontrol 1. Microwave Oven
Parameter yang dijaga tetap selama 2. Gelas Kimia
pengujian adalah: 3. Penyangga Pengaduk
1. Temperatur lingkungan 27°C. 4. Kontrol Panel
2. Bahan yang digunakan adalah 5. Pengaduk
minyak biji karet. 6. Ruang Reaksi
3. Daya mikrowave 7. Spinning Plate
4. Prosentase methanol yang dipakai. HASIL DAN PEMBAHASAN
5. Katalis yang digunakan asam sulfat.
Pengaruh variasi waktu terhadap
Alat Dan Bahan Penelitian Viskositas
Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : 100
1. Microwave. 80
viskositas (cSt)

2. Viscometer. 60
3. Flash point. 40
4. Timbangan digital. 20
5. Gelas ukur 0
6. Bomkalorimeter.
0 5 10 15 20 25 30
7. Thermocouple.
8. Stop watch. Waktu Penyinaran (menit)
9. Kamera digital.
Bahan yang digunakan
Dari gambar grafik diatas,
Bahan-bahan yang digunakan adalah:
terlihat bahwa nilai viskositas tertinggi
a. Minyak biji karet
terjadi pada waktu pemancaran selama
b. Metanol
20 menit dengan nilai 87,84 cSt dan
c. Asam Sulfat (H2SO4)
nilai terendah pada waktu pemancaran
selama 10 menit dengan nilai 65.26 cSt.
Instalasi Penelitian
Pada waktu pemancaran selama 5 menit
Instalasi alat yang digunakan
nilai viskositas sebesar 73.02 cSt dan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada
kemudian mengalami penurunan pada
skema di bawah ini :
waktu pemancaran selama 10 menit
kemudian mengalami kenaikan dengan
nilai 82.19 cSt pada waktu pemancaran
15 menit dan pada waktu pemancaran masih jauh lebih tinggi dari yang
20 menit dengan nilai 87.84 cSt. Hal ini disyaratkan yaitu rentang 65.26 cSt-
disebabkan karena pada waktu 87,84 cSt.
pemancaran 5 menit campuran minyak
biji karet, H2SO4 dan metanol belum Pengaruh variasi waktu terhadap
bereaksi sempurna, dan pada waktu Massa jenis
pemancaran 10 menit minyak biji karet
semakin banyak yang bereaksi dengan

massa jenis (gr/cm3 )


metanol. Pada waktu pemancaran 15 0.925
dan 20 menit nilai viskositas mengalami
0.905
kenaikan hal ini disebabkan oleh
naiknya suhu yang cukup tinggi yang 0.885
menyebabkan metanol menguap 0.865
sebelum bereaksi. Pada waktu 0 5 10 15 20 25 30
pemancaran selama 25 menit kembali
mengalami penurunan nilai viscositas Waktu Penyinaran (menit)
sebesar 79.52 cSt yang dikarenakan Penjelasan dari gambar grafik
suhu yang terlalu tinggi menyebabkan diatas adalah nilai terendah terjadi pada
adanya katalis dan asam lemak yang variasi waktu penyinaran selama 5
terbakar sehingga menyebabkan adanya menit sebesar 0.868 gr/cm3 dan nilai
kotoran yang tercampur pada minyak. tertinggi pada waktu penyinaran selama
Viskositas kinematik suatu fluida 25 menit sebesar 0.905 gr/cm3. Nilai
merupakan kemampu tahanan suatu massa jenis yang didapat cenderung
fluida terhadap gaya geser. Semakin mengalami kenaikan. Nilai yang
tinggi nilai viskositas kinematik diperoleh dari pengujian ini sebesar
biodiesel maka kemampuan untuk 0.868 gr/cm3 untuk lama pemancaran
mengalirnya semakin rendah begitu selama 5 menit, 0.872 gr/cm3 untuk
juga sebaliknya. Viskositas merupakan pemancaran 10 menit, 0.884 gr/cm3
sifat yang sangat penting dalam untuk pemancaran 15 menit, 0.895
penyimpanan dan penggunaan bahan gr/cm3 untuk pemancaran 20 menit, dan
bakar minyak. Viskositas 0.905 gr/cm3 untuk pemancaran 25
mempengaruhi derajat pemanasan awal menit. Hal ini dikarenakan kenaikan
yang diperlukan untuk handling, suhu yang terlalu cepat meningkat.
penyimpanan dan atomisasi yang Semakin tinggi suhu yang digunakan
memuaskan. Jika minyak terlalu kental, menyebabkan campuran metanol
maka akan menyulitkan dalam semakin cepat menguap, sehingga
pemompaan, sulit untuk menyebabkan kurangnya jumlah
menyalakan burner, dan sulit dialirkan. metanol yang bereaksi dengan minyak
Atomisasi yang jelek akan biji karet. Hal ini juga dapat
mengakibatkan terjadinya pembentukan dipengaruhi karena adanya sisa kotoran
endapan karbon pada ujung burner atau yang disebabkan oleh tingginya suhu
pada dinding-dinding. Melihat pada SNI tersebut, menyebabkan adanya sedikit
( Standar Nasional Indonesia) untuk kerak yang ikut teruji karena pencucian
minyak nabati teresterifikasi untuk dilakukan secara sederhana. Dari
diesel putaran sedang yang ditetapkan pencucian ini juga bisa menyebabkan
oleh Kepdirjen tentang BBN tahun adanya air yang ikut teruji, karena
2013, nilai viskositas kinematik yang pembuangan air pencucian tidak tejadi
ditetapkan adalah 36 cSt. Bila mengacu secara sempurna. Melihat pada SNI
pada nilai yang ditetapkan tersebut, nilai (Standar Nasional Indonesia) untuk
viskositas kinematik yang didapatkan minyak nabati teresterifikasi untuk
Diesel putaran sedang yang ditetapkan 9364.085961 kkal/kg hasil dari lama
oleh Kepdirjen tentan BBN tahun 2013, pemancaran 25 menit. Hal ini bisa
nilai massa jenis yang ditetapkan adalah dikarenakan oleh suhu pemanasan
0,87-0,92 g/cm3. Bila mengacu pada karena pemancaran yang tinggi. Pada
nilai yang ditetapkan tersebut, nilai pemancaran 5 menit sampai 20 menit
massa jenis yang didapatkan sudah mengalami kenaikan suhu yang cukup
memenuhi standar yang ditetapkan signifikan. Saat lama pemancaran 5 dan
tersebut dengan nilai massa jenis antara 10 menit metanol mengalami reaksi
0.868 gr/cm3 - 0.905 gr/cm3. yang cukup merata dengan minyak
karet, dan pada pemancaran 15 dan 20
Pengaruh variasi waktu terhadap menit tingginya suhu menyebabkan
Nilai Kalor metanol yang ada dalam campuran
mengalami penguapan, akan tetapi
tingginya suhu juga dapat
10200 mengakibatkan asam lemak yang ada
10100 pada minyak biji karet juga ikut terurai
10000
nilai kalor (kal/gr)

9900 dan pada pemancaran 25 menit,


9800 lamanya waktu pemancaran dan
9700
9600 semakin naiknya suhu dapat
9500 menyebabkan adanya katalis dan asam
9400 lemak yang mulai terbakar sehingga
9300
timbulnya kerak dan kotoran pada
0 5 10 15 20 25 30
minyak hasil esterifikasi.
Waktu Pemancaran (menit)
Pengaruh variasi waktu terhadap
Nilai kalor suatu bahan bakar Nilai indeks setana
adalah jumlah energi panas yang
terkandung dalam suatu massa atau
volume bahan bakar yang dilihat 60
Indeks Setana

melalui proses pembakaran sempurna. 50


40
Jadi, semakin tinggi nilai kalornya maka 30
energi panas yang dikandung oleh 20
bahan bakar tersebut semakin besar. 10
0
Pada pengujian nilai kalor dari biodiesel
minyak biji karet didapatkan hasil yang 0 10 20 30
nilainya semakin naik dengan semakin Waktu Pemancaran (menit)
lamanya waktu pemancaran. Nilai yang
didapat dari waktu pemancaran 5 menit Indeks setana suatu bahan bakar
sebesar 9381,93961 kkal/kg, 9510,3897 biodiesel merupakan pendekatan dari
kkal/kg pada lama pemancaran 10 nilai angka setana. Angka setana
menit, 9714,1865 kkal/kg pada lama seberapa cepat bahan bakar mesin diesel
pemancaran 15 menit, 10140,6140 yang diinjeksikan ke ruang bakar bisa
kkal/kg pada lama pemancaran 20 menit terbakar secara spontan (setelah
dan kemudian mengalami penurunan bercampur dengan udara). Indeks setana
setelah lama pemancaran 25 menit. Hal suatu bahan bakar biodiesel merupakan
tersebut dapat dilihat melalui gambar pendekatan dari nilai angka setana.
grafik diatas. Nilai kalor tertinggi Angka setana seberapa cepat bahan
adalah 10140.61401 kkal/kg didapat bakar mesin diesel yang diinjeksikan ke
dengan lama pemancaran 20 menit, ruang bakar bisa terbakar secara
sedang nilai terkecilnya adalah spontan (setelah bercampur dengan
udara). Nilai indeks setana juga sangat titik 10 menit nilai yang didapat jauh
dipenggaruhi oleh massa jenis dari dibawah nilai yang ditetapkan oleh
minyak tersebut. Nilai indeks setana Kepdirjen yang berkisar 100°C. Hal ini
yang didapatkan dari penelitian ini bisa dikarenakan banyaknya fraksi
sebesar 53.3769 untuk lama ringan pada minyak tersebut yang tejadi
pemancaran selama 5 menit, 52.2034 karena pemanasan dengan
untuk pemancaran 10 menit, 48.7451 menggunakan microwave dapat
untuk pemancaran 15 menit, 45.8468 menghasilkan pemanasan secara merata
untuk pemancaran 20 menit, dan dan homogen dan juga dapat
43.5828 untuk pemancaran 25 menit. dipengaruhi oleh tingginya suhu dan
Nilai indeks setana terkecil didapat pada waktu pemancaran yang terjadi.
titik 25 menit dengan nilai indeks tingginya suhu yang diperoleh
Setana 43.5828, sedang nilai menyebabkan metanol yang ada
terbesarnya didapat pada titik 5 menit menguap lebih cepat sehingga tidak
yaitu dengan nilai 53.3769. Nilai Indeks bereaksi dengan minyak, akan tetapi
setana yang didapat cenderung juga dapat menurunkan kadar lemak
mengalami penurunan dan sudah yang ada pada minyak tersebut.
memenuhi standar dari nilai yang
ditetapkan oleh Kepdirjen BBN yang KESIMPULAN
memiliki nilai minimal 39. Dari penelitian yang dilakukan
Pengaruh variasi waktu terhadap didapatkan kesimpulan bahwa :
Nilai flashpoint
Dari penelitian yang dilakukan
90 didapatkan suhu pemanasan yang cukup
80
Flash Point

tinggi, untuk lama penyinaran 5 menit suhu


70 yang didapat sekitar 85°C, 10 menit sekitar
60 129°C, 15 menit sekitar 151°C, 20 menit
50 sekitar 212°C, dan 25 menit sekitar 228°C.
0 5 10 15 20 25 30
Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan
waktu pemancaran (menit)
untuk nilai viskositas, semakin lama waktu
yang digunakan untuk pemancaran
Titik nyala suatu bahan bakar gelombang mikro maka nilai viskositasnya
adalah suhu terendah dimana bahan
bakar dapat dipanaskan sehingga uap mengalami penurunan pada lama
mengeluarkan nyala sebentar bila pemancaran 10 menit kemudian semakin
dilewatkan oleh suatu nyala api. Titik naik seiring dengan lama waktu yang
nyala yang didapatkan dari penelitian
ini sebesar 65°C untuk lama digunakan. Pada nilai kalor lama waktu
pemancaran selama 5 menit, 57°C untuk juga berpengaruh, nilai kalor yang didapat
pemancaran 10 menit, 67°C untuk
cenderung naik sampai lama pemancaran
pemancaran 15 menit, 61°C untuk
pemancaran 20 menit, dan 62°C untuk sebesar 20 menit kemudian mengalami
pemancaran 25 menit. Nilai titik nyala penurunan. Pengaruh juga terlihat pada
biodiesel minyal biji karet tertinggi
terjadi pada titik 15 menit sebesar 67°C. nilai massa jenisnya dengan didapatkan
nilai terendah sebesar 57°C terjadi pada nilai massa jenis yang meningkat seiring
dengan lama waktu yang digunakan untuk (Intercropping). Jakarta:
pemancaran gelombang mikro. Titik nyala Universitas Pancasila.

yang didapatkan dari penelitian ini, nilai Mittlebach, M., Remschmidt. 2006.
Biodiesel The Comprehensive
titik nyala minyak karet hasil esterifikasi
Handbook. Boersedruck Ges
tertinggi terjadi pada titik 15 menit sebesar m.b.H, Vienna, Austria.
67°C. nilai terendah sebesar 57°C terjadi Panitia Teknis Energi Baru dan Terbarukan
pada titik 10 menit. Bila mengacu pada (PTEB) .(2005). SNI 04-7182-
standart kualitas minyak nabati 2006. Jakarta : Badan Standarisasi
Nasional (BSN).
teresterifikasi untuk mesin putaran sedang
Panitia Teknis Energi Baru dan Terbarukan
yang ditetapkan oleh Kementrian Energi
(PTEB) .(2013). SNI nomor
dan Sumber Daya Mineral, hasil dari 830K/10/DJE/2013. Jakarta :
esterifikasi minyak biji karet dengan Badan Standarisasi Nasional
(BSN).
memanfaatkan lama pemancaran
gelombang mikro ini masih belum Prihandana, Rama, dkk; 2006:
Menghasilkan Biodiesel Murah;
memenuhi standar yang ditetapkan
Agromedia Pustaka, Jakarta.
sehingga memerlukan penelitian lebih
Ramadhas, A.S., dkk; 2005: Biodiesel
lanjut. Production from High FFA
Rubber Seed Oil; Fuel 84 : pp.
335 – 340.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2006. Luas Rhesa, P. Putra & Mahfud. 2012.
areal dan produksi perkebunan Pembuatan Biodiesel Secara
rakyat di Indonesia 1995-2003 Batch dengan Memanfaatkan
[Online]. Diperoleh dari Radiasi Gelombang Mikro.
www.deptan.go.id. Surabaya: Institut Sepuluh
Ikwuagwu, O.E.; 2000: Production of Nopember.
Biodiesel Using Rubber [Hevea Sari, Annas Puspita. 2005. Kinetika Reaksi
Brasiliensis] sed oil; Lipid and Esterifikasi Pada Proses
Lipoprotein Research Unit, Pembuatan Biodiesel Dari
Department Minyak Dedak Padi. Semarang:
Kementrian Energi dan Sumber Daya Universitas Diponegoro.
Mineral (ESDM) Republik Teterissa, J.J. dan Marpaung, D. 1985.
Indonesia. 2013. Informasi Teknis Potensi limbah tanaman karet di
Biodiesel. Jakarta. Indonesia. Kantor Menteri Muda
Marwan, Ibrahim Ali., Hendry Sujarwo., Urusan Peningkatan Produksi
Muhammad Fajri. 2012. Pangan, Jakarta
Pemanfaatan Tanaman Jarak Wardana, I.N.G.; 2008: Bahan Bakar &
Pagar Sebagai Alternatif Bahan Teknologi Pembakaran; PT.
Baku Pembuatan Biodiesel Dan Danar Wijaya-Brawijaya
Pertanaman Campuran University Press, Malang.
(Polyculture) Menggunakan
Yuliani, Fitri, dkk . 2013. Pengaruh Katalis
Metode Tumpangsari
Asam (H2SO4) dan Suhu Reaksi
pada Proses Esterifikasi Minyak
Biji Karet (Havea Brasiliensis)
Menjadi Biodiesel . Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.

Anda mungkin juga menyukai