Tugas Nutrisi Periop Pak Budi Fixx Kurang Imsak
Tugas Nutrisi Periop Pak Budi Fixx Kurang Imsak
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya angka kurang gizi pada pasien yang dirawat di bagian bedah
adalah karena kurangnya perhatian terhadap status gizi pasien yang
memerlukan tindakan bedah, sepsis sering terjadi setelah seminggu perawatan,
dan sangat susah ditanggulangi, sebagian besar berakhir dengan kematian
(Djalinz, 1992 dalam Susetia, dkk, 2006).
Faktor asupan nutrisi, nutrisi yang sangat diperlukan antara lain terutama
protein dan kalori untuk membantu proses penyembuhan luka adalah sekitar 1,2-
2g/kg/hari. Diet tinggi protein dan kalori harus tetap dipertahankan selama masa
penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat optimal bila kebutuhan nutrisi
terutama protein terpenuhi (JM, Moya, 2004 dalam Hananto, Sri, 2012).
Penyembuhan luka setelah operasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu status nutrisi, perawatan luka, kebersihan diri serta aktivitas, dan istirahat
yang seimbang. Pemenuhan nutrisi yang adekuat meningkatkan daya tahan
tubuh dan meningkatkan kemampuan penyembuhan luka (Semba, Martin, 2001
dalam Sri, Dewi, 2012).
Kesembuhan luka operasi sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen dan
nutrisi ke dalam jaringan (Kartinah, 2006 dalam Sulastri, 2007). Status gizi
mempengaruhi keadaan kesehatan secara umum, penyembuhan dari trauma
atau prosedur tindakan, serta mempengaruhi timbulnya infeksi dan
penyembuhan infeksi.
Gangguan gizi dapat muncul pada pasien-pasien yang sedang dirawat di
rumah sakit, salah satunya kasus yang rentan terhadap masalah gizi paling
banyak terjadi pada pasien di ruang bedah (Binadiknakes, 2000 dalam Hayati,
2010).
Oleh karena itu, makalah ini kami buat sebagai salah satu bentuk
tanggung jawab sebagai praktisi medis agar dapat mengenal lebih dalam tentang
nutrisi terkait dengan proses penyembuhan luka sebelum benar-benar
mengaplikasikan teori pengobatan yang rasional.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan teori tenang nutrisi terkait dengan proses penyembuhan luka
dalam dunia medis
2. Tujuan Khusus
Pengertian luka
Mekanisme terjadinya luka
Fase penyembuhan luka
Komplikasi kegagalan penyembuhan luka
Klasifikasi luka op
Faktor yg mempengaruhi penyebab luka
Dampak pembedahan thd status gizi
Dampak status nutrisi thd hasil pembedahan
Estimasi kebut energy dan protein
Diit pasca bedah
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengertian luka
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor, 1997).
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat proses
patalogis yang berasal dari internal dan eksternal dan mengenai organ tertentu
(Lazarus,et al., 1994 dalam Potter & Perry, 2006).
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang
atau organ tubuh yang lain. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul
seperti hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stress simpatis,
perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, dan kematian sel
(Kozier, 1995).
Infeksi luka operasi adalah infeksi pada tempat didaerah luka setelah
tindakan bedah. infeksi luka operasi dibagi atas insisi superfisial (kulit dan
jaringan sekitar), insisi dalam (otot dan fasia), dan organ/ruang (Anaya dan
Dellinger, 2008).
Infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari
setelah tindakan operasi jika tidak ada tindakan implantasi atau dalam kurun
waktu 1 tahun setelah tindakan operasi jika ada dilakukan implantasi dan infeksi
yang tampak ada hubunganya setelah dilakukan tindakan operasi (Gray dan
Hawn, 2007)
Operasi (perioperatif) merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian
tubuh yang mencakup fase praoperatif, intraoperatif dan pascaoperatif
(postoperatif) yang pada umumnya merupakan suatu peristiwa kompleks yang
menegangkan bagi individu yang bersangkutan.