Oleh:
Pembimbing:
dr. Dian Dameria, Sp.M
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. NS
Umur : 71 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Alamat : Palembang
Tanggal Pemeriksaan : 17 Maret 2017
b. Riwayat PerjalananPenyakit
Sejak 2 bulan yang lalu, penderita mengeluh mata kiri dan kanan kabur,.
Mata merah (-), pandangan mata seperti berasap, silau saat melihat
matahari (+), sakit kepala (-), mual muntah (-), nyeri disekitar bola mata (-
), melihat seperti terowongan (-), mata terasa mengganjal, berair-air (+),
b. Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
KBM Ortoforia
GBM
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Slitlamp
Pemeriksaan FT
5. Diagnosis banding
Subconjungtival Bleeding OS
Konjungtivitis OS
6. Diagnosis Kerja
Subconjungtival Bleeding OS
7. Tatalaksana
Informed consent
KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)
o Menjelaskan kepada pasien mengenai etiologi dan mekanisme
singkat perdarahan subkonjungtiva
o Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi ini akan membaik
dengan sendirinya, perdarahan subkonjungtiva dapat diserap dalam
satu atau dua minggu. Biasanya pemulihan terjadi utuh, tanpa
adanya masalah jangka panjang
o Kembali ke poli jika terdapat gangguan penglihatan
Farmakologi
o Cendo Lyteers (Kalium Chloride 0,8 g/ml + Sodium Chloride 4,4
mg/mL) 6x1 tetes per hari
Non-Farmakologi
o Hindari mengucek mata
o Kompres air hangat
8. Prognosis
• Okuli Sinistra
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : bonam
LAMPIRAN
PEMBAHASAN
Pasien laki-laki berusia 30 tahun datang ke Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat
(RSKMM) Palembang dengan keluhan merah pada mata kiri sejak 4 hari yang lalu, terjadi
akibat membentur aspal karena kecelakaan lalu lintas, pasien juga mengeluhkan mata kiri
terasa mengganjal dan gatal, mata kiri terasa sedikit panas, merah (+), berair-air (-), nyeri (-),
pandangan mata kabur (-), pasien tidak mengeluhkan batuk, demam, dan mual muntah
sebelumnya. Terdapat bengkak pada kelopak mata kiri bagian bawah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus 6/6 pada kedua mata, tidak ditemukan nyeri
tekan pada mata, kornea jernih, pupil isokor, tepi regular, diameter 3 mm, reflek cahaya
normal, tidak ditemukan edema palpebra, sekret ataupun lakrimasi yang berlebihan, dan
ditemukan tanda-tanda peradangan ringan.
Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik,
yang mana keluhan dan hasil dari beberapa pemeriksaan fisik mengarah pada perdaraham
subkonjungtiva, antara lain: merah pada mata kiri yang muncul pasca trauma, pada awalnya
pasien merasa tidak nyaman seperti ada yang mengganjal di mata, tidak ada keluhan nyeri,
tidak ada riwayat batuk, demam maupun mual muntah pada pasien, pasien tidak
mengkonsumsi obat-obatan tertentu (antikoagulan), serta ditemukannya tanda-tanda
peradangan ringan.
Pada pasien ini terdapat beberapa gejala yang merupakan manifestasi klinis dari
perdarahan subkonjungtiva seperti: sangat jarang mengalami nyeri ketika terjadi perdarahan
subkonjungtiva. Ketika terjadi perdarahan akan terasa tidak nyaman, terasa ada yang
mengganjal dan penuh di mata. Tampak adanya perdarahan di sklera dengan warna merah
terang (tipis) atau merah tua (tebal). Tidak ada tanda peradangan, kalaupun ada biasanya
peradangan yang ringan. Perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam pertama setelah itu
kemudian akan berkurang perlahan ukurannya karena diabsorpsi.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik kemungkinan penyebab timbulnya
perdarahan subkonjungtiva pada pasien ini adalah trauma, karena adanya riwayat benturan
pada mata kiri sebelum terjadinya perdarahan. Adapun penyebab perdarahan subkonjungtiva
berdasarkan literatur adalah idiopatik, batuk, tegang, muntah-muntah, bersin, traumatik,
hipertensi, gangguan perdarahan, penyakit hati atau hematologik, diabetes, SLE dan defisiensi
vitamin c, berbagai antibiotik, obat/bahan kimia, sequele normal pada operasi mata sekalipun
tidak terdapat insisi pada konjungtiva, beberapa infeksi sistemik, dan penggunaan lensa
kontak.