Anda di halaman 1dari 36

Contoh ASKEB ANC Fisiologis

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “S” GII P1001 Ab000 UK 6 – 8 MINGGU


DENGAN KEHAMILAN NORMAL
DI POLINDES ANANDA – PUJON
7 JULI 2011

Untuk Memenuhi Tugas PKK I Semester IV

Oleh :
VITA WULANDARI
09.2.116

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
MALANG
2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan Pada Ny. “S” GIIP1001Ab000 UK 6 – 8 minggu
dengan kehamilan normal di Polindes Ananda Pujon 7 Juli 2011.
Asuhan ini disusun sebagai pemenuhan tugas kebidanan yang diselenggarakan oleh
Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang Program Studi Kebidanan untuk meningkatkan
kompetensi mahasiswa dalam pelayanan kebidanan pada ibu hamil.
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Chaidir Karnanda, Sp. PD, selaku direktur Poltekkes dr. Soepraoen Malang.

2. dr. Prabowo R, Sp.OG, selaku Kaprodi Kebidanan Poltekkes dr. Soepraoen Malang
3. Ibu Yeni Agus S, S.ST selaku Pembimbing Akademik Poltekkes RS dr. Soepraoen
4. Ibu SK. Sulastri, A. Md. Keb, S.ST selaku Pembimbing Institusi Poltekkes RS dr.
Soepraoen
5. Ibu Ovalya Makarova, A.Md. Keb selaku pembimbing klinik praktek kebidanan
6. Rekan-rekan mahasiswa Poltekkes RS dr. Soepraoen yang telah membantu dalam
penyusunan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang dapat memperbaiki kualitas
asuhan kebidanan ini. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, Oktober 2011

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah pertemuan sel telur dengan sperma yang diikuti dengan nidasi/ imlpantasi
( Rustam, 1998 : 17 ). Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus, kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) ( Sarwono, 1999 : 25 )
Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa
pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Kematian
maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di Negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 1998
: 8).
Kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
pelayanan kesehatan, seperti asuhan kebidanan yang sesuai dengan manajemen kebidanan. Oleh
karena itu ibu hamil perlu diberikan asuhan pada masa kehamilan untuk deteksi dini adanya
tanda bahaya kehamilan agar angka kematian dan kesakitan ibu hamil dapat ditekan.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil kasus Asuhan Kebidanan Pada Ny. “S”
GIIP1001Ab000 UK 6 – 8 minggu dengan kehamilan normal. Dengan tujuan agar dapat
memberikan asuhan kebidanan yang tepat dan sesuai standart.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasisiwa mampu melaksanakan asuhan kebidananan
pada hamil secara komprehensif meliputi biologi, psikologi, sosial dan spiritual terhadap klien
dan keluarga.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil.
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah yang muncul dari hasil pengkajian.
c. Mengantisipasi masalah potensial yang muncul.
d. Melakukan kebutuhan segera sesuai dengan masalah potensial.
e. Membuat rencana tindakan.
f. Melakukan tindakan sesuai intervensi.
g. Melakukan evaluasi dan pendokumentasian.

1.3 Metode Penulisan


1.3.1 Anamnesa / Wawancara
Mengambil data dengan tanya jawab langsung pada klien.
1.3.2 Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan fisik untuk memperoleh data obyektif.
1.3.3 Praktek
Melaksanakan asuhan kebidanan atau menerapkan pengetahuan dan keterampilan kebidanan
1.3.4 Studi Pustaka
Mengkaji data pada klien dengan membaca sumber yang dapat mendukung terlaksananya asuhan
serta dapat membandingkan antara teori dengan praktek.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Teori
2.1 Konsep Teori
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil.
BAB III Tinjauan Kasus
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Diagnosa / Masalah
3.3 Identifikasi Masalah Potensial
3.4 identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Pengertian Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
1. Ovulasi pelepasan ovum
2. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
3. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
4. Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
5. Pelepasan plasenta
6. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
( Manuaba, 1998 : 95 )
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi atas 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu (minngu ke-28 hingga ke-40).
( Sarwono, 2008 : 213 )
Kehamilan adalah pertemuan sel telur dengan sperma yang diikuti dengan nidasi / implantasi.
( Rustam, 1998 :17 )
Kehamilan adalah petemuan antara sel telur dengan sel spermamatozoa (konsepsi) yang
ddikuti dengan perubahan fisiologis dan psikologis.
( Mitayani, 2009 : 2 )
2.1.2 Proses Permulaan Kehamilan
1. Penghamilan (konsepsi – fertilisasi)
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk
zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi diliputi korona radiata, yang mengandung
persedian nutrisi.
b. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitellus.
c. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke
dalam vitellus , melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi terjadi di pars ampularis tuba :
 Tempat yang paling luas.
 Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia.
 Ovum mempunyai waktu terlama di ampula tuba
e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selam 48 jam.
 Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
 Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari “liproteinnya”
sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
 Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
 Spermatozoa hidup selam tiga hari dalam genetalia interna.
 Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan
zona pelusida dengan proses enzimatik: hialuronidase.
 Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum.
 Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar.
 Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
( Manuaba, 1998 : 99 )

2. Nidasi
Nidasi adalah masuknya sel telur ke dalam endometrium. Nidasi terjadi ± 6 hari setelah
fertilisasi. Terjadi karena trofobalst mempunyai daya untuk menghancurkan sel-sel endometrium
dan digunakan sebagai bahan makanan oleh telur.
( Unpad, 1983 : 104 )
3. Plasenta dan Mukosa Rahim
 Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukaran zat antara ibu
dan janin, dan sebaliknya.
( Unpad, 1983 : 104 )
Plasenta merupakan organ yang berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu
terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan janin
itu sendiri selama kehidupan intrauterin.
( Salmah, 2006 : 25 )
 Mukosa rahim terdiri dari tiga lapisan :
a. Stratum compactum yang sifatnya padat. Telur ada dalam lapisan ini.
b. Stratum spongiosum mengandung banyak kelenjar dan pembuluh darah.
c. Stratum nasale, tidak berubah.
Pada saat hamil maka mukosa rahim yang disebut desidua membesar karena telur di dalam
desidua. Terbagi atas :
a. Desidua basalis : terletak diantara konsepsi dan rahim, disinilah plasenta dibentuk.
b. Desidua kapsularis : meliputi hasil konsepsi kea rah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu
dengan desidua vena karena obliterasi.
c. Desidua vera (parietalis) : yang meliputi dinding dalam rahim.
( Unpad , 1983 : 109 )
4. Embriogenesis
Pertumbuhan embrio bermula dari embrional plate (lempeng embrional) yang selanjutnya
berdefisiensi menjadi tiga unsur lapisan yaitu :
a. Lapisan sel ectoderm : lapisan paling luar.
b. Lapisan sel metoderm : lapisan tengah.
c. Lapisan sel endoderm : lapisan paling dalam.

2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan


A. Tanda – tanda Dugaan Hamil.
1. Amenorea ( terlambat datang bulan)
a. Konsepsi dan nidasi mneyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graf dan ovulasi.
b. Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus neagle dapat ditentukan perkiraan
persalinan.
( Manuaba, 1998 : 125)
2. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
a. Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
b. Menimbulkan mual dan muntah terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness.
c. Dalam batas fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
d. Akibat mual muntah nafsu makan berkurang.
( Manuaba, 1998 : 125)
3. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut
Ngidam.
( Manuaba, 1998 : 125)
4. Sinkope atau pingsan
a. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf
pusat sehingga menimbulkan sinkope atau pingsan.
b. Kehamilan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.
( Manuaba, 1998 : 125)
5. Payudara Tegang
a. Pengaruh estrogen – progesterone dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan
garam pada payudara.
b. Payudara membesar dan tegang.
c. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
( Manuaba, 1998 : 125)
6. Sering Berkemih
Pada awal kehamilan, uterus yang membesar akibat pelunakan istmus menyebabkan kandung
kemih tetekan. Pada akhir kehamilan, turunnya bagian presentasi janin, kandung kemih kembali
mendapat tekanan. Nokturia dapat terjadi sebagian karena wanita berada dalam posisi
rekumbendan kekuatan yang lebih kecil menekan vena kava inferior, yang menambah aliran
darah ke ginjal dan meningkatkan kecepatan filtrasi glomerulus.
( Sinclair, 2010 : 58 )
7. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus sehingga menyebabkan kesulitan
buang air besar.
( Manuaba, 1998 : 125)
8. Pigmentasi Kulit
1) Sekitar pipi : chloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi pada
kulit.

2) Dinding perut
 Striae lividae
 Linea nigra
 Linea alba makin menghitam
3) Sekitar payudara
 Hiperpigmentasi pada areola mamae
 Puting susu makin menonjol
 Kelenjar montgomery makin menonjol
 Pembuluh darah perifer sekitar payudara.
( Manuaba, 1998 : 126)
9. Epulsi
Hipertropi pada gusi disebut epulsi, dapat terjadi bila hamil.
( Manuaba, 1998 : 126)
10. Varises
Varises dapat terjadi di labia atau tungkai. Hemoroid adalah suatu bentuk varises, dan
kecenderungan terjadi varises diwariskan dalam keluarga. Selama masa hamil progesteron
merelaksasi dinding vena, dan aliran balik vena dari ekstremitas bawah terganggu oleh uterus
yang terus membesar sehingga sistem vena mendapat tekanan semakin besar dan akibatnya
timbul varises. Kelebihan berat badan, mengangkat berat badan, dan konstipasi juga berperan
dalam pembentukan varises. Varises merupakan predisposisi bagi wanita untuk mengalami
trombus. Setelah melahirkan varises akan membaik, kendati pada kehamilan berikutnya varises
akan kembali dan mingkin memburuk.
( Sinclair, 2010 : 58 )
B. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditemtukan dengan jalan :
1. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.
2. Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
 Tanda hegar
Pelunakan isthmus uteri (rahim) yang menyebabkan isthmus menjadi lunak sehingga pada
pemeriksaan dalam kedua jari seolah-olah bisa bertemu.
 Tanda Chadwick
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga
tampak semakin merah dan kebiru-biruan.
 Tanda piskacek
Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama kesemua arah tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat
pada daerah implantasi plasenta sehingga rahim bentuknya tidak sama.
 Tanda goodel
Serviks vaskularisasinya dan lunak seperti bibir.
 Kontraksi Braxton hicks
 Teraba ballottement
Timbul lentingan rahim bila digoyangkan.
3. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
 Sebagian kemungkinan positif palsu.
( Manuaba, 1998 : 126 )
C. Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti kehamilan dapat ditemtukan dengan jalan :
1. Gerakan janin dalam rahim.
 Terlihat / teraba gerakan janin.
 Teraba bagian-bagian janin
2. Denyut jantung janin
 Didengar dengan stetoskop Laenec, alat kardiografi, alat Doppler.
 Dilihat dengan ultrasonografi.
 Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.
( Manuaba, 1998 : 126 )
2.1.4 Perubahan Fisik Pada Kehamilan
1. Uterus
Uterus yang awalnya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan
hiperplasia, sehingga beratnya mencapai 100 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami
hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim
karena pertumbuhan janin.
( Manuaba, 1998 : 106 )

2. Serviks
Mengandung lebih banyak jaringan serabut dan sedikit jaringan otot dibandingkan dengan
uterus. Dalam pengaruh progesteron, sel secret mukus endoserviks menjadi lebih tebal dari
serviks. Sedangkan prostaglandin dilepaskan dari jaringan lokal mengurangi konsentrasi kolagen
di dalam serviks yang juga mempunyai peran dalam perlunakan serviks.
( Salmah, 2006 : 48 )
3. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan
meneruskan fungsinya sampai terbentuk plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili chorialis yang mengeluarkan hormon
chorionic gonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisik anterior.
4. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga
tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick).
( Manuaba, 1998 : 107 )
5. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan laktasi dan
memproduksi ASI. Perkembangan payudara tidak terlepas dari hormon estrogen, progesteron
dan somatomamotropin.
Penampkan payudara pada ibu hamil :
a. Payudara menjadi lebih besar.
b. Areola payudara makin hiperpigmentasi.
c. Glandula montgomery makin tampak.
d. Puting susu makin menonjol.
( Manuaba, 1998 : 108 )
6. Sirkulasi Darah Ibu
 Volume darah
Volume darah semakin meningkat, dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel
darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya umur kehamilan 32
minggu. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak pada usia kehamilan 16 minggu,
sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali.
( Manuaba, 1998 : 109 )
 Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin
dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah
sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis.
( Manuaba, 1998 : 109 )
7. Sistem Respirasi
Pada kehamilan terjadi perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2
disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada UK 32
minggu sehingga kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu
hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.
( Manuaba, 1998 : 109 )
8. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan:
 Hipersalivasi (pengeluaran air liur yang berlebihan).
 Mual di pagi hari.
 Emesis dan hiperemesis gravidarum.
 Obstipasi karena gerak usus berkurang.
( Manuaba, 1998 : 110 )
9. Sistem perkemihan
Desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua dapat menyebabkan gangguan
miksi atau sering kencing. Desakan tersebut membuat kandung kemih cepat terasa penuh.
Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air
seni bertambah.
( Manuaba, 1998 : 110 )
10. Sistem integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore
stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprenalis.
( Manuaba, 1998 : 110 )
11. Perubahan Metabolisme

a. Metabolisme basal naik sebesar 15 – 20%


b. Kebutuhan protein wanita hamil semakin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan dan persiapan laktasi.
Dalam makanan diperlukan protein tinggi ± ½ gr per Kg BB atau 1 butir telur
ayam/hari.
c. Kebutuhan kalori dapat diperoleh dari karbohidrat, lemak protein.
d. BB ibu hamil akan bertambah 6,5-16,5 Kg selama hamil atau terjadi kenaikan
berat badan sekitar ½ Kg/minggu. Penambahan berat badan ini dapat dirinci
sebagai berikut :
1) Janin 3-3,5 Kg
2) Plasenta 0,5 Kg
3) Air ketuban 1 Kg
4) Rahim 1 Kg
5) Timbunan lemak 1,5 Kg
6) Timbunan protein 2 Kg
7) Retensi air dan garam 1,5 Kg
( Manuaba, 1998 : 106 – 111 )
12. Sistem skeleton dan persendian
Letak tulang belakang akan berubah mengembang, pembesaran abdomen yang disebut lordosis.
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligament-ligament, juga terjadi pelebaran
pada ruang persendian.

2.1.5 Perbandingan antara Primipara dan Multipara


Perbandingan Primipara Multipara
1. Perut  Tegang  Longgar
2. Pusar  Menonjol  Dapat datar
3. Rahim  Tegang  Agak lunak
4. Payudara  Tegang, tengah  Menggantung, agak lunak,
terdapat striae
5. Labia mayora  Agak terbuka
6. Hymen  Bersatu
 Kurunkulae himendiks
7. Vagina  Kaya beberapa rambut
 Lebar, rugae kurang
 Sempit dengan rugae utuh
8. Serviks  Licin, letak tertutup
 Sedikit terbuka, teraba keras,
robekan persalinan
9. Pembukaan serviks
 Mendatar dulu diikuti  Membuka bersamaan dengan
10. Perineum pembukaan mendatar
 Masih utuh  Bekas luka episiotomy

( Manuaba, 1998 : 127 )


2.1.6 Diet dalam Kehamilan
Perubahan Umum dalam Pengaturan Makanan Ibu Hamil
1. Pada trimester I, biasanya nafsu makan ibu berkurang maka diperlukan adanya suplementasi zat
besi khusus. Diberikan makanan berkonsentrasi energi yang tinggi akan tetapi volume/ porsinya
harus kecil.
2. Pada trimester II, akan mengalami kenaikan metabolisme basal. Oleh karena itu kebutuhan ibu
akan energi dan zat gizi lain mulai meningkat. Berat badan juga menunjukkan peningkatan yang
nyata. Mulai masa ini volume dan mutu makanan harus mengandung protein, vitamin, dan
mineral.
3. Pada trimester III, metabolisme basal tetap naik, nafsu makan ibu cukup baik dan ibu selalu
merasa lapar. Oleh karena janin sudah cukup besar. Diafragma sudah melaui agak tertekan, maka
perlu makanan dengan mengatur sumber energi.
( Annasari, 2009 : 20)

 Pertumbuhan berat wanita hamil :


Trimester I penambahan ± 1 Kg
Trimester II penambahan ± 5 Kg
Trimester III penambahan ± 5,5 Kg
2.1.7 Keluhan - Keluhan yang Sering Didapatkan pada Wanita Hamil
1. Mual dan muntah
Biasanya timbul pada bulan ke II dan hilang setelah bulan ke III lewat. Mual muntah ini terutama
timbul pada pagi hari ialah waktu perut kosong (morning sicknes).
Penyebabnya yang persis tidak diketahui, mungkin disebabkan oleh HCG, estrogen dan
progesteron yang meningkat, relaksasi otot halus, perubahan metabolisme karbohidrat.
Cara pengobatannya :
a. Makan dulu sedikit, misalnya biskuit dan teh sebelum bangun dari tempat tidur.
b. Makan harus dalam porsi yang kecil-kecil tapi sering, misalnya 5 kali perhari.
c. Dapat juga diberikan vitamin B complex, vitamin C, dan sedative.
2. Sakit pinggang
Sebagian disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut, perut yang
membesar, melonggarnya sendi-sendi panggul seperti symphisis dan articulatio sacroiliaca, dan
pengaruh hormon kehamilan.
Cara meringankan :
 Dengan analgetica
 Istirahat yang cukup
 Pemakaian korset
3. Varises
Timbulnya varises dipengaruhi oleh faktor keturunan, berdiri lama, dan usia. Dalam kehamilan
dipengaruhi juga karena faktor hormon.
Cara meringankan :
a. Wanita varises tidak boleh memakai pakaian yang sempit.
b. Tidak boleh lama bekerja sambil berdiri.
c. Waktu istirahat kakinya ditinggikan.
d. Menggunakan kaos kaki panjang dan elastic.

4. Haemoroid (Bawasir)
Adalah pelebaran vena-vena dari usus, dapat bertambah besar dalam kehamilan karena ada
bendungan darah dalam rongga panggul.
Cara meringankan :
a. Defekasi teratur.
b. Kalau perlu diberi suppositoria haemoroid.
c. Kalau menyebabkan perdarahan banyak, harus dioperasi.
5. Sakit kepala
Biasanya timbul pada hamil muda dan sukar ditentukan sebabnya. Pada pertengahan kehamilan
hilang atau berkurang. Salit kepala pada trimester akhir dapat merupakan gejala pre eklampsi
berat.
6. Odema
Paling sering timbul pada kaki dan tungkai bawah. Harus selalu diperiksa apakah tidak
disebabkan oleh toxaemi gravidarum. Kadang disebabkan oleh tekanan dari rahim yang
membesar pada vena-vena panggul.
Cara mengatasi :
a. Istirahat yang cukup.
b. Kaki ditinggikan kalau tidur.
7. Sesak nafas
Disebabkan karena rahim yang membesar, mendesak difragma ke atas.
Cara mengatasi tidur dengan bantal yang tinggi.
8. Flour albus (darah putih, keputihan)
Pada umumnya cairan di dalam vagina bertambah dalam kehamilan tanpa sebab-sebab yang
patologis dan sering tidak menimbulkan keluhan.
2.1.8 Konsep ANC
Adalah pengawasan sebelum anak lahir, terutama ditujukan kepada ibu dan janin, dan
pertumbuhan serta perkembangan janin di dalam rahim.
Secara khusus pngawasan antenatal bertujuan untuk :
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
persalinan, dan kala nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan kala nifas.
3) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas,
laktasi dan aspek keluarga berencana.
4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
( Manuaba, 1998 : 129 )
Pemeriksaan antenatal paling sedikit 4 kali kunjungan :
a. Satu kali pada trimester I (sebelum UK 14 munggu)
b. Satu kali pada trimester II (UK 14-28 minggu)
c. Dua kali pada trimester III (UK 28 sampai 36 minggu dan sesudah UK 36 minggu).
2.1.9 Standart Minimal Asuhan Antenatal
1. Timbang BB
Berat badan ibu hamil akan bertambah 6,5-16,5 Kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat
badan sekitar ½ Kg/minggu
2. Tekanan darah diukur
Untuk mengetahui umur kehamilan, pertumbuhan janin dan deteksi dini adanya gemelli dan
mola.

1. TFU diukur
Umur Kehamilan TFU
12 minggu 2 jari diatas symphisis
16 minggu Pertengahan symphisis - pusat
20 minggu 3 jari dibawah pusat
24 minggu setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu pertengahan pusat - PX
36 minggu 3 jari dibawah PX
40 minggu pertengahan pusat - PX

Menentukan umur kehamilan dan taksiran persalinan.


Rumus Neagle dapat dihitung dari TP = HPHT +7, bulan - 3, tahun +1
Cara Mc.Donald :
Tuanya kehamilan (bulan) = TFU (cm) : 3,5 cm

1. Imunisasi TT
Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat menurunkan angka kematian bayi
karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama hamil.
2. Tablet tambah darah
Fe yang terdapat dalam makanan tidak mencukupi kebutuhan wanita hamil akan Fe. Jadi, dalam
kehamilan perlu diberi tambahan Fe misalnya sebagai sulfas ferosus 3 x 200 mg.
( Unpad. 2001 )
Pemberian tablet zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah hilang. Satu tablet sehari selama
minimal 90 hari. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg dan asam folat 500 mg.
( Salmah, 2006 :114 )
3. Tes terhadap PMS
4. Temu wicara untuk persiapan rujukan.
2.1.10 Informasi Untuk Kunjungan Antenatal
Kunjungan Waktu Informasi Penting
Trimester I < 14 minggu 1. Membangun hubungan saling percaya antara
petugas kesehatan dan ibu.
2. Mendeteksi masalah dan menanganinya.
3. Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatorum, anemia, penggunaan
praktek tradisional yang merugikan.
4. Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
5. Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi,
latihan, kebersihan dan istirahat).
Trimester II 14-28 minggu 1.Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeclampsia, tanda gejala
pre eklampsi: TD naik, edema, protein urin.

Trimester III 28-36 minggu Sama seperti diatas ditambah palapasi


abdomen untuk mengetahui apakah ada
Setelah 36 kehamilan ganda.
minggu Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit.
2.1.11 Macam-macam Palpasi
1. Secara Leopold I, gunanya untuk :
a. Menentukan umur kehamilan.
Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri :
 Sebelum bulan ketiga fundus uteri belum bisa terbaca dan diraba dari luar.
 Akhir bulan ketiga (12 minggu) → 1 – 2 jari atas symphisis
 Akhir bulan IV (16 minggu) → pertengahan antara pusat – symphisis
 Akhir bulan V (20 minggu) → 3 jari bawah pusat
 Akhir bulan VI (24 minggu) → setinggi pusat
 Akhir bulan VII (28 minggu) → 3 jari atas pusat
 Akhir bulan VIII (32 minggu) → pertengahan prosessus xipoideus
 Akhir bulan IX (36 minggu) → 3 jari bawah prosessus xipoideus
 Akhir bulan X (40 minggu) → pertengahan prosessus xipoideus – pusat.
( Unpad : 162 )
b. Mengetahui bagian yang terdapat di fundus.
1. Kepala → keras, bundar, dan melenting.
2. Bokong → lunak, kurang bundar, kurang melenting.
3. Lintang → fundus teraba kosong.
c. Menghitung TBJ menurut Johnson Tusak.
H I : TFU – 13cm X 155 gram
H II : TFU – 12cm X 155 gram
H III : TFU – 11cm X 155 gram
2. Secara Leopold II
Gunanya untuk menentukan letak punggung anak pada letak memanjang dan menentukan letak
kepala dan letak lintang.
Tanda punggung : datar, keras, tidak teraba bagian kecil anak.
3. Secara Leopold III
Gunanya untuk mnentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak
sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
4. Secara Leopold IV
Gunanya untuk menentukan seberapa jauh masuknya bagian bawah. Bila jari-jari tangan saling
bertemu berarti kepala belum masuk (convergen), bila kedua tangan sejajar berarti kepala sudah
masuk rongga panggul, dan bila kedua tangan saling menjauh berarti ukuran kepala terbesar
sudah masuk PAP (divergen).
Prasat Osborn gunanya untuk menentukan ada tidaknya keseimbangan antara kepala dan
panggul.
 Kesimpulan Hasil Palpasi
a. Menentukan UK.
b. Bagian anak dapat diraba dengan jelas setelah kehamilan 20 minggu.
c. Letak anak membujur atau melintang.
d. Presentation yaitu bagian janin yang terletak di bawah.
e. Kedudukan anak habitus yaitu fleksi atau defleksi.
f. Posisi yaitu letak punggung kiri atau kanan.
g. Masuknya bagian bawah ke PAP, primigravida 32 minggu, multigravida 36 minggu.
h. Kelainan – kelainan pada ibu dan janin seperti CPD, hidramnion, gemelli.

2.1 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil


I. Pengkajian
Tanggal : untuk mengetahui tanggal mulai dilakukan pengkajian pada pasien.
Jam : untuk mengetahui waktu pengkajian pada pasien.
A. Data Subtektif
1. Biodata
Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan.
( Ambarwati, 2010 : 131 )
Umur : Kurun reproduksi sehat antara umur 20 – 30 tahun.
( Manuaba, 1998 : 27 )
Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien
dalam berdoa.
( Ambarwati, 2010 : 132 )
Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
( Ambarwati, 2010 : 132 )
Pekerjaan : Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
( Ambarwati, 2010 : 132 )
Penghasilan : Ditanya untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikn mempengaruhi sikap
perilaku kesehatan seseorang.
Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
( Ambarwati, 2010 : 132 )
2. Keluhan Utama
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada pengaduan lain yang
penting.
( Unpad, 1983 : 154 )
Keluhan yang menyebabkan kedatangan pasien ke pusat kesehatan :
 Berkaitan dengan kehamilan yaitu komplikasi : kepala pusing, pandangan kabur, perdarahan,
pecahnya ketuban, inpartu.
 Penyakit yang menyertai kehamilan.
( Manuaba, 1998 )
3. Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang
Meliputi penyakit yang pernah dialami, penyakit yang sedang atau pernah diderita dan
pengobatannya yang sedang atau pernah dilakukan. Hal ini penting diketahui untuk melihat
kemungkinan adanya penyakit-penyakit yang menyertai dan yang dapat mempengaruhi
kehamilannya, sehubungan dengan keadaan ibu yang lemah pada waktu kehamilan dan setelah
melahirkan.
Penyakit tersebut meliputi :
a. Penyakit Jantung
Kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung, bahkan dapat meyebabkan payah jantung
(dekompensasi cordis). Karena pada saat kehamilan terjadi perubahan pada jantung yaitu
hipervolemia jantung dan diafragma terdorong ke atas karena pembesaran uterus. Puncak
keadaan payah jantung itu akan dijumpai pada waktu :
 Puncak hemodilusi : 28 sampai 32.
 Pada saat inpartu.
 Pada saat plasenta lahir, darah kembali ke peredaran darah umum dalam jumlah besar untuk
membentuk ASI.
 Terjadinya perdarahan post partum, sehingga diperlukan kekuatan ekstra jantung untuk dapat
melakukan kompensasi.
Akibat penyakit jantung dalam kehamilan :
 Abortus
 Persalinan prematurus/ berat lahir rendah.
 Kematian perinatal yang makin meningkat.
 Pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami kematian.
( Manuaba, 1998 : 273 )
b. Diabetes Melitus
1. Pengaruh kehamilan, persalinan, dan nifas tehadap penyakit gula :
o Keadaan pre diabetes lebih jelas menimbulkan gejala pada kehamilan, persalinan dank ala nifas.
o Penyakit diabetes (gula) makin kuat.
o Saat persalinan karena memerlukan tenaga yang besar dan dapat terjadi koma diabetikum.
2. Penyakit gula berpengaruh terhadap kehamilan, diantaranya :
o Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim: terjadi keguguran, persalinan premature,
kematian dalam rahim, lahir mati, dan bayi yang besar.
o Dapat terjadi kehamilan, dapat menimbulkan pre eklampsia, eklampsia.
3. Pengaruh penuyakit gula terhadap persalinan :
o Gangguan kontraksi otot rahim.
o Janin besar dan sering menimbulkan operasi.
o Gangguan pembuluh darah plasenta yang bisa menimbulkan asfiksia sampai lahir mati.
o Perdarahan post partum, karena gangguan kontraksi otot rahim.
o Post partum terjadi infeksi
o Bayi mengalami hipoglikemia post partum dan dapat menimbulkan kematian
4. Pengaruh penyakit gula terhadap janin :
o Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, IUFD (setelah minggu ke-36) dan lahir mati.
o Bayi dengan dismaturitas.
o Bayti yang potensial mengalami kelainan syaraf dan jiwa.
o Bayi potensial mengidap penyakit gula.
( Manuaba, 1998 : 281-282 )
c. Tuberkulosis Paru
Diagnose kadang-kadang tidak mudah, karena ibu hamil tampak sehat terutama dalam proses
penyakit tenang .
 Dalam anamnese ibu mengatakan pernah berobat/ sedang berobat penyakit paru-paru.
 Keluhan dan gejala : batuk menahun, hemaptoe (batuk darah), dan kurus kering.
 Pemeriksaan fisik – diagnostic pada paru-paru dijumpai adnya kelainan fungsi pernapasan.
 Photo rontgen paru-paru.
 Uji mantoux
( Rustam Mochtar, 1998 : 155 )
d. Penyakit Asma
Penyakit asma dalam kehamilan kadang-kadang bertambah berat atau bahkan berkurang. Dalam
batas yang wajar penyakit ini tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan. Penyakit asma
yang berat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui
gangguan pertukaran O2 dan CO2. Pengawasan hamil dan pertolongan persalinan dapat
berlangsung biasa, kecuali terdapat indikasi pertolongan persalinan dengan tindakan operasi. Bila
bidan berhadapan dengan kehamilan disertai asma sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
sehingga dapat melakukan pengawasan bersama.
( Manuaba, 1998 : 275 )
e. Anemia
Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan maupun nifas. Dan masa selanjutnya berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia,
seperti :
 Abortus
 Partus prematurus
 Partus lama karena inersia uteri
 Perdarahan post partum karena atonia uteri
 Syok
 Infeksi, baik partum maupun post partum
 Anemia yang sangat berat, dengan Hb kurang dari 4gr/ 100ml dapat menyebabkan Dekompensasi
Kordis.
Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan berpengaruh kurang baik :
 Kematian mudigah
 Kematian perinatal
 Prematuritas
 Dapat terjadi cacat bawaan
 Cadangan besi kurang
( Sarwono, 2008 : 450-451 )
f. Hepatitis Infeksiosa
Gambaran klinik berupa anoreksia, demam, mual muntah, nyeri ulu hati, ikterus dan pembesaran
hati. Pemeriksaan laboratorium menggunakan urine, darah dan fungsi hati akan menguatkan
diagnosa.
1. Pengaruh pada kehamilan.
 Dapat terjadi abortus, partus prematurus, dan kematian janin dalam kandungan.
 Apakah virus sudah masuk dalam tubuh janin belum dapat dipastikan.
2. Pengaruh terhadap persalinan dan nifas.
 Penghentian kehamilan tidak mengubah jalannya penyakit baik dengan jalan abortus buatan
maupun denagn induksi persalinan.
 Bila tidak ada indikasi penyelesaian persalinan, kelahiran pervaginam diawasi dengan baik.
 Kala II boleh diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forceps bila janin hidup dan embriotomi
bila mati.
 Bahaya yang paling mengancam ibu adalah saat persalinan, karena sering terjadi perdarahan
yang hebat dan sakit dikontrol atau hipofibrinogemia.
3. Penanganan
 Pengobatan hepatitis dalam kehamilan sama dengan ahli patologi klinik dan penyakit dalam.
 Penderita harus dirawat, istirahat, dan diet hepatitis.
 Diberikan infus cairan (Dekstrosa dan glukosa) dan elektrolit yang cukup.
 Obat-obat : antibiotika, kortikosteroid, dan obat proteksi hati.
( Rustam Mochtar, 1998 : 162 )
g. Hipertensi Esensial
Kehamilan dengan hipertensi esensial dapat berlangsung sampai aterm tanpa gejala menjadi pre
eklampsia tidak murni. Hanya sekitar 20% menjadi pre eklampsi-eklampsi tidak murni yang
disertai gejala protein urin, oedem, dan terdapat keluhan nyeri pada epigastrium, sakit kepala,
penglihatan kabur dan mual serta muntah. Yang banyak dijumpai adalah hipertensi esensial jinak
dengan tekanan darah antara 140/90 mmHg sampai 160/100 mg.
( Manuaba, 1998 : 273 )
h. Gonorrhoe
Dapat menyebabkan vulva vaginitis dalam kehamilan, dengan keluhan flour albus dan disuria.
Bayi yang lahir dari ibu gonorrhoe dapat menderita conjungtivitis gonorrhoika neonatorum atau
disebut Blenorrhea Neonatorum.
( Sarwono, 2008 : 407 )
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang kesehatan keluarga terutama :
o Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular, seperti TBC,
Hepatitis.
o Penyakit keluarga yang dapat diturunkan, seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa,
asma.
o Riwayat kehamilan kembar. Factor yang dapat meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah
faktor ras, keturunan, umur wanita dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah
melahirkan atau hamil anak kembar harus diwaspadai, karena hal ini bisa menurun pada ibu.
( Manuaba, 1998 : 265 )
5. Riwayat Haid
 Menarche
Menarche adlah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas, yaitu sekitar
usia 10-16 tahun, rata-rata usia 12,5 tahun.
( Sarwono, 2008 )
 Siklus
Lamanya siklus haid normal atau dianggap sebagai siklus haid klasik adalah 28 hari ditambah
atau dikurangi dua sampai tiga hari. Siklus ini dapat berbeda-beda pada wanita yang normal dan
sehat.
( Sarwono, 2008 : 46 )

 HPHT
HPHT dapat dijabarkan untuk memperhitungkan tanggal tafsiran persalinan. Bila siklus haid ±
28 hari, rumus yang dipakai adalah rumus neagle, yaitu hari + 7, bulan – 3, dan tahun +1.
( Sarwono, 2008 : 155 )
Untuk siklus haid 35 hari, perkiraan partus adalah hari + 14, bulan – 3, tahun +1.
( Suliman, 1983 : 127 )
6. Riwayat Perkawinan
Menikah : berapa kali.
Lama menikah :
a. Infertile primer, pasangan suami/ istri belum pernah hamil meskipun senggama dilakukan tanpa
perlindungan apapun, untuk waktu sekurang-kurangnya 12 bulan.
b. Infertile sekunder, pasangan suami/ istri pernah hamil tapi kemudian tidak mampu hamil lagi
dalam waktu 12 bulan, kemudian senggama dilakukan tanpa perlindungan apapun.
( Hanafi, 2000 : 35 )
Usia pertama menikah : kurun reproduksi sehat antara 20-30 tahun.
( Manuaba, 1998 : 27 )
7. Riwayat Kehamilan. Persalinan, Nifas yang Lalu
 Kehamilan : Ibu pernah berapa kali hamil, periksa hamil berapa kali dan dimana, apa ada keluhan saat
hamil.
 Persalinan : ibu melahirkan di usia kehamilan berapa, dimana, ditolong siapa, secara apa, jenis kelamin
bayi, berat bayi waktu lahir, panjang bayi.
 Nifas : apakah ada kelainan saat nifas, bagaimana perdarahan, bagaimana pengeluaran ASI.
8. Riwayat Kehamilan Sekarang
Apakah ada keluhan saat hamil, berapa kali periksa hamil dan dimana, apa saja yang sudah ibu
dapatkan selam periksa. Kapan gerakan janin mulai dirasakan dan berencana melahirkan dimana.

9. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan KB apa, ada keluhan atau tidak, rencana KB ibu, alasan memilih KB
tersebut dan ingin digunakan berapa lama.
Ada 3 tujuan Kb, antara lain:
1. Menunda kehamilan (usia < 20 tahun), KB yang cocok : pil, IUD, metode sederhana.
2. Menjarangkan kehamilan (usia 20-35 tahun), Kb yang cocok IUD, minipil, pil, implant, metode
sederhana, suntikan.
3. Mengakhiri kehamilan (usia > 35 tahun), Kb yang cocok : Kontap, IUD, implant, suntikan, pil,
metode sederhana.
(Syaifudin, 2006 : U-9 )
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
 Makan berapa kali, komposisi, minum berapa kali.
Wanita hamil harus betul-betul mendapatkan perhatian. Terutama jumlah kalori, protein yang
berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
anemia, abortus, partus presipitatus, perdarahan post partum, sepsis puerpuralis, dll. Zat-zat yang
diperlukan : protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacam-macam garam terutama
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin dan air.
Yang penting diperhatikan sebenarnya yaitu :
- Cara mengatur menu.
- Cara menghidangkan menu makanan.
( Rustam, 1998 : 59-60 )
b. Eliminasi
 BAK dan BAB berapa kali sehari, konsistensi, keluhan.
BAB pada wanita hamil mungkin terjadi obstipasi karena :
 Kurang gerak badan.
 Peristaltic usus kurang karena pengaruh hormone.
 Tekanan pada rektum oleh kepala.
Usaha untuk melancarkan BAB adalah : minum banyak, gerak badan yang cukup, makan yang
banyak serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
( Sulaiman, 1983 : 209 )
BAK karena pengaruh desakan dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi
dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat penuh.
( Manuaba, 1998 : 110 )
c. Aktivitas
 Kegiatan sehari-hari, apakah ada gangguan.
Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan, bekerjalah sesuai dengan kemampuan dan makin dikurangi
dengan semakin tuanya kehamilan. Kehamilan bukanlah merupakan halangan berkarya, asalkan
dikerjakan dengan pengertian sedang hamil, senam hamil dimulai pada umur 24 – 48 minggu.
( Manuaba, 1998 : 139-141 )
d. Kebersihan
 Mandi, gosok gigi, ganti celana dalam berapa kali.
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa hamil. Baju hendaknya yang longgar dan mudah
dipakai. Mamae yang bertambah besar juga membutuhkan BH yang lebih besar.
Bila kerusakan gigi tidak diperhatikan dengan baik, dapat mengakibatkan komplikasi seperti
nefritis, septikema, dan lain-lain. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil
harus memeriksakan giginya secara teratur.
( Sarwono, 2008 )
e. Istirahat
 Tidur siang dan malam berapa jam, apakah ada gangguan.
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan
janin.
( Manuaba, 1998 )
f. Kebiasaan : apakah ibu minum jamu, merokok.
g. Seksualitas : berapa kali berhubungan dalam seminggu, apa ada keluhan.
11. Data Psikososial dan Spiritual
 Psikososial : apakah ada gangguan psikologik, bagaimana dukungan keluarga.
 Spiritual : bagaimana ibu melaksanakan ibadah.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
Perhatikan bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalan.
c. Tanda – Tanda Vital
1. Tekanan darah
Tekanan darah normal : 100/60 –130/90 mmHg
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan mempengaruhi
tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan
sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapat.
( Mitayani, 2009 : 5 )
2. Nadi
Kecepatan nadi istirahat meningkat kira-kira 10 – 15 denyut tiap menit selama kehamilan.
( Ben-zion Taber, 1994 : 31 )
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas,
hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan
keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi
seharusnya sama kuat dan teratur.
( Mitayani, 2009 : 5 )
Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60–80x/menit. Denyut nadi, jika denyut nadi ibu
100x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan sebagai berikut :
 Tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu.
 Perdarahan hebat.
 Anemia
 Sakit/demam.
 Gangguan thyroid.
 Gangguan jantung
 Penggunaan obat.
( Pusdiknakes, 2000 : 169 )
3. Pernapasan
Ekspansi rongga iga menyebabkan volume tidak meningkat 30 hingga 40%. Peningkatan ini
terjadi awal kehamilan dan terus meningkat hingga cukup bulan. Meskipun selama kehamilan
frekuensi pernapasan hanya sedikit berubah dari normal 14 atau 15 kali permenit, pernapasan
menjadi lebih dalam sekalipun pada istirahat, akibatnya volume meningkat 40% dan volume
tidak juga meningkat dari 7,5L/ menit pada wanita yang tidak hamil menjadi 10,5L/ menit di akhir
kehamilan.
( Myles, 2009 : 193 )
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16 – 24 kali per menit. Takipnea terjadi
karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas harus sama bilateral,
ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
( Mitayani, 2009 : 5 )
4. Suhu
Suhu normal 98 – 99,6oC (36,1 – 37,6oC)
( Doenges, 2001 )
Suhu normal selama hamil adalah 36,2 - 37,6oC. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi
dan membutuhkan perawatan medis.
( Mitayani, 2009 : 5 )

d. Tinggi badan, berat badan sebelumnya/ sekarang, LILA.


a) Berat badan
Pertambahan berat badan sekitar 6,5–15Kg selama hamil. Kenaikan berat badan tidak boleh lebih
dari 0,5 Kg/minggu.
( Manuaba, 1998 : 136 )
 BB sebelum hamil
 BB selama hamil :
1. Trimester I penambahan BB 1 – 2 Kg.
2. Trimester II penambahan BB 0,25 – 0,4 Kg/ minggu.
3. Trimester III penambahan BB 0,25 – 0,4 Kg/ minggu.
b) Tinggi badan
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari rata-rata (diperkirakan kurang dari 145cm)
kemungkinan panggulnya sempit.
( Depkes RI, 1994 : 10 )
c) LILA
LILA kurang dari 23,5cm merupakan indicator kuat untuk status gizi ibu yang kurang/ buruk,
sehingga ia berisiko untuk melahirkan BBLR. Dengan demikian bila hal ini ditemukan sejak
awal kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar lebih memperhatikan kesehatnnya serta
jumlah dan kualitas makanannya.
( Depkes RI, 1994 : 10 )
2. Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi
Kepala : Rambut bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak. Rambut yang mudah
dicabut menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu.
Muka : Tidak oedem, tidak pucat, bentuk simetris, sudah ada atau belum ada chloasma gravidarum.
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva normal warna merah muda, bila pucat menandakan anemia.
Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila
merah kemungkinan ada conjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak kemungkinan adanya pre
eklampsia.
Hidung : Normal, ada atau tidak kelainan bentuk, tidak ada polip dan kebersihan cukup.
Telinga : Normal, tidak ada serumen yang berlebih dan berbau, bentuk simetris.
Mulut : Adakah sariawan , bagaimana kebersihannya. Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan
gingivitis yang mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, mulut perlu perawatan agar
selalu bersih.
( Sarwomo, 2008 : 495 )
Leher :
 normal tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, daerah ini akan menjadi lebih hitam akibat deposit
pigmen yang berlebihan.
 dalam kehamilan biasa kelenjar gondok (kelenjar thyroid) mengalami hiperfungsi dan kadang
disertai pembesaran ringan. Metabolisme basal dapat meningkat 15-25% walaupun tanpa gejala-
gejala yang dapat menyerupai hiperfungsi glandula thyroid namun wanita hamil normal itu tidak
menderita hyperthyroidismus.
( Sarwono, 2008 : 526 )
Dada : tidak ada retraksi dinding dada.
Payudara : membesar, tegang, putting menonjol, hiperpigmentasi areola.
Membesar dan tegang akibat somatotropin, estrogen, progesterone. Estrogen mengakibatkan
hipertropi sistem saluran. Progesterone mengakibatkan mempengaruhi pertumbuhan sel-sel
asinus dsn menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan casein, lactabumin
dan lactoglobulin.
Di bawah pengaruh progesterone dan somatotropin terbentuk lemak disekitar kelompok alveolus
sehingga mamae membesar, papilla mamae disekitar kelompok alveolus sehingga mamae
membesar, papilla mamae membesar, lebih tegak dan hitam (termasuk areola mamae) karena
hiperpigmentasi. Hamil 12 minggu ke atas keluar kolostrum yang berasal dari kelenjar-kelenjar
asinus yang mulai bersekresi.
( Sarwono, 2008 : 95 )
Penampakan payudara pada ibu hamil :
1. payudara menjadi lebih besar, pada pimigravida payudara tegang, putting susu runcing.
2. Areola payudara makin hiperpigmentasi – hitam.
3. Glandula Montgomery maikn tampak.
4. Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena hambatan PIH (
Prolactin Inhibiting Hormone). Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga
pembuatan ASI dapat berlangsung.
( Manuaba, 1998 :108 )
Abdomen :
 Perut membesar selama kehamilan karena pengaruh estrogen dan progesterone yang meningkat
menyebabkan hipertropi otot polos uterus, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi
hiposkropik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan
janin.
Linea alba menjadi lebih hitam (linea nigra). Terjadi pengaruh hormon kortikosteroid plasenta
yang merangsang melanophore stimulating hormone ( MSH ), sehingga tejadi peningkatan.
Sering dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan
kebiru-biruan disebut strie livide. Setelah partus striae livide berubah warnanya menjadi putih
disebut striae albicans.
( Sarwono, 2008 : 97-98 )
Genetalia : apakah oedem/ tidak, varises/ tidak.
Vulva dan vagina .
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah agak kebiruan.
Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna portio pun tampak lividae. Pembuluh-pembuluh darah
alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi
pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan atau
persalinan, maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian.
( Sarwono, 2008 : 94-95 )
Ekstremitas :Cari varises, oedema.
( Sulaiman, 1983 : 160 )
Tungkai : oedem / tidak.
Sama panjang / tidak.
Ada varises / tidak.
( Pusdiknakes, 1993 : 71 )
 Palpasi
Leher : apa ada pembesaran kelenjar thyroid dan apa ada bendungan vena jugularis.
Payudara : tidak ada benjolan abnormal dan tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : Pemeriksaan Leolod I – IV
1. Leopold I, gunanya untuk :
a. Menentukan umur kehamilan.
Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri :
 Sebelum bulan ketiga fundus uteri belum bisa terbaca dan diraba dari luar.
 Akhir bulan ketiga (12 minggu) → 1 – 2 jari atas symphisis
 Akhir bulan IV (16 minggu) → pertengahan antara pusat – symphisis
 Akhir bulan V (20 minggu) → 3 jari bawah pusat
 Akhir bulan VI (24 minggu) → setinggi pusat
 Akhir bulan VII (28 minggu) → 3 jari atas pusat
 Akhir bulan VIII (32 minggu) → pertengahan prosessus xipoideus
 Akhir bulan IX (36 minggu) → 3 jari bawah prosessus xipoideus
 Akhir bulan X (40 minggu) → pertengahan prosessus xipoideus – pusat.
( Unpad : 162 )
b. Mengetahui bagian yang terdapat di fundus.
1. Kepala → keras, bundar, dan melenting.
2. Bokong → lunak, kurang bundar, kurang melenting.
3. Lintang → fundus teraba kosong.
c. Menghitung TBJ menurut Johnson Tusak.
H I : TFU – 13cm X 155 gram
H II : TFU – 12cm X 155 gram
H III : TFU – 11cm X 155 gram
2. Leopold II
Menentukan bagian mana yang terletak di samping. Normal : teraba punggung kanan atau kiri.
( Manuaba, 1998 : 135 )
3. Leopold III
Gunanya untuk mnentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak
sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Menentukan bagian apa yang terdapat di symphisis.
( Manuaba, 1998 : 135 )
4. Leopold IV
o Convergen : kepala belum masuk PAP.
o Divergen : kepala masuk PAP.
o Sejajar : separuh bagian depan sudah masuk PAP.
( Manuaba, 1998 : 135 )
 Auskultasi
Dada : ronchi -/- , wheezing -/-
Abdomen : Mendengarkan denyut jantung bayi, meliputi frekuensi dan keteraturannya. DJJ dihitung
dengan cara menghitung 5 detik pertama, interval 5 detik dilanjutkan menghitung 5 detik lagi.
Jumlah perhitungan selama tiga kali setiap kali dikalikan empat, sehingga denyut jantung janin
selama satu menit dapat ditetapkan. Jumlah DJJ normal antara 120 – 140x / menit.
( Manuaba, 1998 : 136)
 Perkusi
Reflek patella. :
Normal : tungkai kaki bawah akan bergerak sedikit ketika tendon di tekuk. Bila gerakannya
berlebih dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklampsia.
( Depkes RI, 2000 : 20 )
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Tanggal Pemeriksaan
Tentukan hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kepastian tanggal. Gunakan aturan Naegele
untuk menetukan TP : tambahkan 7 hari ke hari tanggal HPHT yang diketahui dan hitung 3 bulan
mundur.
(Sinclair, 2010 : 4 )
b. TBJ ( Taksiran Berat Janin )
Menghitung TBJ menurut Johnson Tusak.
- H I : TFU – 13cm X 155 gram
- H II : TFU – 12cm X 155 gram
- H III : TFU – 11cm X 155 gram
-
c. Pemeriksaan urine
 Protein dalam urine
Pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urine. Pemeriksaan dilakukan
pada kunjungan pertama dan pada setiap kunjungan pada akhir trimester III kehamilan.
Hasil :
 Negatif ( - ) : urine tidak keruh.
 Positif 2 ( ++ ) : kekeruhan mudah dilihat dan adanya endapan halus.
 Positif 3 ( +++ ) : urine lebih keruh dan ada endapan lebih jelas terlihat.
 Positif 4 ( ++++) : urine sangat keruh dan disertai endapan menggumpal.
( Pusdiknakes, 1993 : 81 )
 Albumin
Bila ada glukosa dalam urine maka harus dianggap sebagai gejala diabetes mellitus, kecuali
kalau dapat dibuktikan hal-hal lain penyebabnya.
( Sarwono, 1999)
d. Hb (Haemoglobin)
Hb : 10 – 16,5 gr %
( Hellen Varney, 2001 : 152 )
Dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko kehamilan yang adanya anemia. Bila kadar Hb ibu
kurang dari 10 gr % berarti ibu dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb kurang dari 8 gr %
berarti ibu dalam keadaan anemia berat.
( Pusdiknakes, 1993 : 81 )
Hasil pemeriksaan dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
o Hb 11 gr % : tidak anemia
o 9 – 10 gr % : anemia ringan
o 7 – 8 gr % : anemia sedang
o < 7 gr % : anemia berat
( Manuaba, 1998 : 30 )
Batas terendah untuk kadar Hb dalam kehamilan adalah 100 gr%/ 100mL, wanita yang
memiliki Hb kurang dari 10gr%/ 100mL baru disebut menderita anemia dalam kehamilan.
Wanita hamil dengan Hb antara 10 dan 12 gr%/ 100mL tidak di anggap anemia patologik, tetapi
anemia fisiologik atau pseudoanemia.
( Sarwono, 1999 : 450 )
4. Terapi yang di dapat.

II. Identifikasi Diagnosa atau Masalah


Dx : G . . . P . . . . Ab . . . UK . . . minggu dengan kehamilan normal.
DS :  Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke . . . .
 Ibu mengatakan hamil berapa bulan . . . .
 Ibu mengatakan haid terakhir tanggal . . . .
 Ibu mengatakan gerakan janin/ tidak.
DO : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV → TD : 100/60 – 130/90 mmHg
Nadi : 60 – 90 x / menit
Suhu : 36,1 – 37,6 oC
Rr : 16 – 24 / menit
TB : > 145 cm BB : . . . . Kg
LILA : 23,5 cm
- Payudara : membesar, tegang, putting menonjol, hiperpigmentasi areola.
- Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, teraba pembesaran fundus.
Leopold I : menentukan TFU dan bagian apa yang ada di fundus.
Normal : pada fundus teraba bokong.
Lepold II : menentukan bagian apa yang terletak di samping.\
Normal : teraba punggung kanan atau kiri.
Leopold III: menentukan bagian apa yang ada di symphisis.
Lepold IV : convergen : kepala belum masuk PAP
Divergen : kepala masuk PAP
Sejajar : separuh bagian depan sudah masuk PAP
- Ekstremitas : tidak oedem, tidak ada varises.

III. Identifikasi Masalah Potensial


Merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan
mengantasipasi penangannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/ masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada
dan bersiap-siap mencegah diagnosis/ masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.
Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
( Salmah, 2006 : 160 )
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini,
mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter dan atau untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
( Salmah, 2006 : 161 )

V. Intervensi
Dx : G . . . P . . . . Ab . . . UK . . . minggu dengan kehamilan normal.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan :
- Ibu mengerti dan mengetahui tentang keadaan kehamilannya.
- Kehamilan berjalan normal sampai melahirkan.
- Tidak terjadi komplikasi pada kehamilan.
KH : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV dalam batas normal → TD : 100/60 –130/90 mmHg
Nadi : 60 – 90 x / menit
Suhu : 36,1 – 37,6 oC
Rr : 16 – 24 x / menit
BB naik 0,25 – 0,4 Kg/ minggu.
TFU naik sesuai UK.
DJJ normal : 120 – 160x/ menit.
Lahir cukup bulan.
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
R/ : Persamaan persepsi tentang kondisinya dan janin akan menambah klien lebih kooperatif
terhadap asuhan yang diberikan.
2. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
R/ : makanan yang bergizi sangat bermanfaat untuk perkembangan dan pertumbuhan janin dalam
rahim.
3. Informasikan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
R/ : deteksi dini bahaya pada kehamilan meminimalkan resiko tinggi pada kehamilan.
4. Diskusikan pentingnya istirahat bagi ibu dan janin.
R/ : istirahat yang kurang dapat menghambat suplai O2 sehingga kebutuhan O2 janin kurang.
5. Ajarkan pada ibu personal hygiene yang benar.
R/ : menghindari terjadinya infeksi akibat kuman yang masuk ke dalam saluran reproduksi.
6. Kolaborasi dengan tim medis yang lain dalam pemberian therapy pada ibu hamil.
R/ : pemberian obat yang sesuai dapat menambah energy ibu.
7. Ingatkan ibu untuk kontrol 1 bulan lagi atau jika ada keluhan.
R/ : memantau keadaan ibu dan janin dalam mendeteksi bila terjadi kelainan pada ibu dan janin.
VI. Implementasi
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman. Pada langkah
ke-6 ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya
sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misal :
memmastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana).
( Salmah, 2006 : 163 )

VII. Evaluasi
Pada langkah 7 ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Hal yang
dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang
telah diidentifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.
( Salmah, 2006 : 163 )

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 7 Juli 2011 Jam : 16.30 WIB
Tempat : Polindes Ananda - Pujon
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bakir, RT 20 RW 7 Pujon Penghasilan : Rp. 1.200.000,-
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluh mual muntah.
3. Riwayat Kesehatan Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kuning, batuk menahun, darah tinggi, kencing
manis, asma, jantung, paru-paru, ginjal, tidak pernah sakit sampai di rawat di rumah sakit.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini dalam keadaan sehat, tidak sedang menderita penyakit kuning, darah
tinggi, kencing manis, asma, jantung, dan batuk menahun, paru-paru, ginjal.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kuning, darah tinggi ,
kencing manis, asma, jantung, dan batuk menahun, serta tidak ada riwayat kembar dalam
keluarganya.
6. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun Banyak : 1 – 2 softex / hari Siklus :
28 hari Keluhan :-
Lama : 3 hari Flour Albus : -
HPHT : 15 – 05 – 2011
7. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1x
Lama Menikah : 11 tahun
Usia pertama menikah : 15 tahun
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu.
 Kehamilan :
Ibu mengatakan periksa hamil di Dukun dan Bidan. Saat periksa di Dukun ibu dilakukan hoyok.
Ibu periksa di Bidan 3x jika ada posyandu, ibu mendapat tablet tambah darah dan konseling
nutrisi.
 Persalinan :
Ibu mengatakan melahirkan secara normal ditolong oleh dukun, melahirkan saat UK 9 bulan,
bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan, BBL : 2800 gr, PBL : 50 cm, lahir langsung
menangis dan tidak ada penyulit.
 Nifas :
Ibu mengatakan masa nifas berjalan normal, tidak ada keluhan, lamanya ± 40 hari, menyusui
bayi sejak lahir sampai usia 3 tahun, sekarang anak sehat dan berusia 10 tahun.
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
 TM I
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, tidak pernah keguguran, hamil di luar kandungan,
hamil di luar kandungan maupun hamil anggur. Ibu mengatakan pergi ke Bidan pertama kali ini
untuk memastikan apakah ibu hamil, ibu mengeluh mual muntah pada pagi hari.
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirka anak pertama ibu menggunakan KB pil sampai anak berusia 3
tahun, tidak ada keluhan, lalu ibu menggunakan KB suntik 3 bulan selama 5 tahun. Lalu ibu
ganti menggunakan KB pil lagi, tidak ada keluhan, ibu menggunakan KB pil sampai 3 bulan
yang lalu, karena ibu ingin hamil.

11. Pola Kebiasaan Sehari-hari


 Nutrisi
ebelum hamil = ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang, komposisi nasi 1 piring, sayur ½
mangkuk, 1-2 potong lauk, dan kadang makan buah. Ibu mengatakan minum air putih 7-8 gelas
sehari kadang minum kopi / teh 1 gelas sehari.
elama hamil = ibu mengatakan tidak nafsu makan karena merasa mual dan muntah, ibu hanya makan 2x
sehari dengan porsi kecil, nasi ½ piring, sayur ½ mangkuk, 1-2 potong lauk, kadang makan buah.
Ibu mengatakan minum air putih 3 gelas karena merasa enek untuk meminumya.
 Eliminasi
ebelum hamil = ibu mengatakan BAK tidak ada masalah, BAK 5 – 6x/ hari dengan konsistensiwarna kuning
jernih, bau khas air seni. BAB 1x/ hari dengan konsistensi padat, warna kuning, bau khas tinja.
elama hamil = ibu mengatakan BAK tidak ada keluhan, BAK 7 – 8x/ hari dengan konsistensi warna kuning
jernih, bau khas air seni. BAB 1x/ hari dengan konsistensi padat, warna kuning, bau khas tinja.
 Aktivitas
belum hamil = ibu mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mengepel dan mencuci, serta mengurus
anak.
lama hamil = ibu mengerjakan kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mengepel, dan mencuci serta mengurus
anak semampunya karena mual muntah yang dirasa dan kadang dibantu oleh suami dan keluarga.
 Kebersihan
ebelum hamil = ibu mengatakan mandi 2x/ hari, gosok gigi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari, ganti celana dalam
2x/hari.
elama hamil = ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari, ganti celana dalam
2x/hari.

 Istirahat
ebelum hamil = tidur siang ± 2 jam (12.30 – 14.30), tidur malam ± 6 jam (22.00 – 04.00)
elama hamil = tidur siang ± 2 jam (12.30 – 14.30), tidur malam ± 6 jam (22.00 – 05.00) saat bangun ibu mual
dan muntah.
 Kebiasaan
ebelum hamil = ibu mengatakan tidak punya kebiasaan merokok dan minum jamu-jamuan.
elama hamil = ibu mengatakan tidak punya kebiasaan merokok dan minum jamu-jamuan.
 Seksualitas
ebelum hamil = ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri 2x/ minggu, tidak ada keluhan
elama hamil = ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri seminggu sekali.
12. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikologi : ibu mengatakan senang dengan kehamilannya ini.
Sosial : ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami dan keluarganya baik, terbukti pada saat periksa
ke Bidan ibu diantar oleh suaminya.
Spiritual : ibu mengatakan taat beribadah dan berdo’a agar kehamilan ini berjalan lancar dan normal.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV → TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/ menit
S : 36,2 oC
Rr : 20x/menit
BB sebelum hamil : 50 Kg
BB sekarang : 51 Kg
TB : 149 cm
Lila : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Rambut : bersih, pertumbuhan merata, warna hitam, tidak mudah rontok.
Muka : tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Hidung : tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip.
Telinga : simetris, tidak ada serumen yang berlebihan.
Mulut : bersih, lidah bersih, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis.
Dada : tidak ada retraksi dinding dada.
Payudara : membesar, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae.
Abdomen : pembesaran perut, tidak ada linea nigra, tidak ada striae livide.
Genetalia : tidak oedem, tidak ada varises.
Ekstremitas : tidak oedem, tidak ada varises.
b) Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : ballottement (+)
c) Auskultasi
Dada : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
d) Perkusi
Reflek patella : + /+
3. Pemeriksaan Penunjang
 TP : 22 – 02 – 2012
 Hb :-
 PPT : (+)

3.2 Identifikasi Diagnosa / Masalah


Dx : GIIP1001Ab000 UK 6 – 8 minggu dengan Kehamilan Normal.
Ds : ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua.
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 15 – 05 – 2011.
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV → TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/ menit
Suhu : 36,2oC
Rr : 20x/ menit
BB sebelum hamil : 50 Kg
BB sekarang : 51 Kg
TB : 149 cm
Lila : 26 cm
Payudara : membesar, putting menonjol, hiperpigmentasi areola mamae.
Abdomen : ballottement (+)
Ekstremitas : tidak oedem, tidak ada varises.

3.3 Identifikasi Masalah Potensial


3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


3.5 Intervensi
Dx : GIIP1001Ab000 UK 6 – 8 minggu dengan Kehamilan Normal.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapakan:
- Ibu mengerti dan mengetahui tentang keadaan kehamilannya.
- Kehamilan berjalan normal sampai melahirkan.
- Tidak terjadi komplikasi pada kehamilan.

KH : Keadaan umum : baik


Kesadaran : composmentis
TTV dalam batas normal → TD : 100/60 –130/90mmHg
Nadi : 60 – 90 x / menit
Suhu : 36,1 – 37,6 oC
Rr : 16 – 24 x / menit
BB naik 0,25 – 0,4 Kg/ minggu.
TFU naik sesuai UK.
DJJ normal : 120 – 160x/ menit.
Lahir cukup bulan.
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
R/ : Persamaan persepsi tentang kondisinya dan janin akan menambah klien lebih kooperatif
terhadap asuhan yang diberikan.
2. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
R/ : makanan yang bergizi sangat bermanfaat untuk perkembangan dan pertumbuhan janin dalam
rahim.
3. Informasikan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
R/ : deteksi dini bahaya pada kehamilan meminimalkan resiko tinggi pada kehamilan.
4. Diskusikan pentingnya istirahat bagi ibu dan janin.
R/ : istirahat yang kurang dapat menghambat suplai O2 sehingga kebutuhan O2 janin kurang.
5. Ajarkan pada ibu personal hygiene yang benar.
R/ : menghindari terjadinya infeksi akibat kuman yang masuk ke dalam saluran reproduksi.
6. Kolaborasi dengan tim medis yang lain dalam pemberian therapy pada ibu hamil.
R/ : pemberian obat yang sesuai dapat menambah energy ibu.
7. Ingatkan ibu untuk kontrol 1 bulan lagi atau jika ada keluhan.
R/ : memantau keadaan ibu dan janin dalam mendeteksi bila terjadi kelainan pada ibu dan janin.
3.6 Implementasi
Tanggal : 7 Juli 2011 Jam : 16.50 WIB
Dx : GIIP1001Ab000 UK 6 – 8 minggu dengan Kehamilan Normal.
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik, TD ibu normal = 110/70 mmHg, hasil tes
kehamilan menunjukkan bahwa ibu positif hamil.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi seperti banyak mengandung
protein, vitamin, dan jangan mengkonsumsi makanan yang keras seperti buah nanas atau durian.
Serta menganjurkan ibu untuk tidak pantang dalam makanan.
3. Menginformasikan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan :
a. Keluarnya darah dari jalan lahir.
b. Nyeri perut yang hebat pada perut bagian bawah.
c. Mual muntah yang berlebihan sampai membuat lemas & mengganggu aktivitas.
4. Memberitahu ibu tentang pentingnya kebersihan badan, terutama alat genetalia, yaitu dengan
mengajarkan cara cebok yang benar, mencucui tangan sebelum dan setelah BAB dan BAK,
minimal ganti celana dalam 2x/ hari atau jika terasa lembab.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup minimal 8 jam untuk tidur malam dan 2 jam untuk tidur
siang.
6. Memberikan terapi yang telah dikolaborasikan dengan tim medis dan menganjurkan ibu untuk
meminum ubat tersebut :
Vitamin B complex 3x1
Vitamin B6 3x1
Folarin 1x1
7. Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 bulan lagi atau jika ada keluhan kehamilannya.

3.7 Evaluasi
Tanggal : 7 Juli 2011 Jam : 16.55 WIB
Dx : GIIP1001Ab000 UK 6 – 8 minggu dengan Kehamilan Normal.
S : ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan petugas.
O : ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan oleh petugas yaitu : ibu mengatakan harus
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin dan tidak pantang terhadap
makanan. Ibu mengatakan jika ada tanda bahaya kehamilan seperti keluar darah dari jalan lahir,
mual muntah berlebihan sampai lemas, nyeri perut bawah ibu akan pergi ke petugas kesehatan.
Ibu harus istirahat cukup minimal tidur malam 8 jam dan tidur siang 2 jam.
A : GIIP1001Ab000 UK 6 – 8 minggu dengan Kehamilan Normal.
P : - Ingatkan ibu untuk minum obat yang telah diberikan secara teratur.
- ingatkan ibu untuk kontrol 1 bulan lagi.

BAB IV
PEMBAHASAN

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi
pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot,
terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm. ( Manuaba, 1998 : 95 ).
Pada kasus didapatkan data subyektif melalui tanya jawab secara langsung dengan pasien
dan data obyektif didapat melalui pemeriksaan-pemeriksaan. Sedangkan pada teori disebutkan
data subyektif di dapat melalui wawancara secara langsung dan data obyektif dari pengamatan
secara langsung, sehingga antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
Diagnosa dan masalah ditegakkan berdasarkan data subyektif dan obyektif yaitu
GIIP1001Ab000 UK 6 – 8 minggu dengan kehamilan normal. Pada kasus tidak ada kelainan-
kelainan yang bisa mengakibatkan komplikasi dalam kehamilan. Sehingga antara teori dan kasus
tidak ada kesenjangan.
Pada teori disebutkan identifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan
diagnosis/ masalah yang sudah diidentifikasi. Dan langkah identifikasi masalah potensial
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Sedangkan pada kasus
tidak terdapat adanya masalah potensial, sehingga tidak diperlukan adanya antisipasi kebutuhan
segera. Jadi antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
Pada perencanaan dibuat untuk membantu mengatasi masalah yang muncul dari diagnosa
dan masalah. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan. Evaluasi dari tindakan atau
asuhan yang diberikan, dilakukan seketika setelah pemberian asuhan. Sehingga antara teori dan
kasus tidak ada kesenjangan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah pertemuan antara sel telur dengan sperma yang diikuti dengan nidasi /
implantas. Proses permulaan kehamilan yaitu :
1. Penghamilan (konsepsi-fertilisasi)
2. Nidasi
3. Plasenta dan mukosa rahim
4. Embryogenesis
Setelah melakukan asuhan kebidanan, penulis dapat menyimpulkan :
- Pada pengkajian didapatkan diagnosa Ny. “S” GIIP1001Ab000 UK 6 – 8 minggu dengan
kehamilan normal, TFU teraba ballottement. Dan antara teori dan kasus tidak ditemukan
kesenjangan yang berarti.
- Pada intervensi dan implementasi yang telah dilakukan antara teori dan kasus tidak ada
kesenjangan.
- Dalam melakukan asuhan kebidanan yang komprehensif memerlukan langkah-langkah
pengkajian, identifikasi diagnose dan masalah, identifikasi masalah potensial, pemenuhan
kebutuhan segera, intervensi, implementasi, dan evaluasi asuhan yang telah diberikan.
- Dari keseluruhan pelaksanaan asuhan kebidanan ini, klien sangat kooperatif dalam menanggapi
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat evaluasi hasil pelaksanaan klien bisa menjawab
keadaan bayinya dan dapat menerima penjelasan tenaga kesehatan.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien pengkajian data harus lengkap
sehingga dapat menentukan diagnose dengan tepat. Pemberian intervensi dan pelaksanaan
implementasi disesuaikan dengan kebutuhan klien dan sesuai dengan standart pemberian asuhan.
Ketrampilan tenaga kesehatan yang baik dapat memberikan asuhan yang efektif bagi klien. Dan
bagi klien sendiri sikap kooperatif dapat mempermudah tenaga kesehatan dalam melaksanakan
asuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.

E. Doengoes, Marilynn dan Mary France Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi Pedoman
untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Mitayani, S.ST, M. Biomed. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan.jakarta : YPBSP.

Salmah. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.

Sinclair, Constance. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC.

Sulistyowati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta : Salemba Medika.

Unpad. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Elemen

Anda mungkin juga menyukai