Anda di halaman 1dari 4

KASUS INFEKSI SALURAN CERNA

KASUS 1

Uraian Kasus:
An. Dika (14 th, BB 25 kg) menderita demam selama 5 hari dengan manifestasi demam tiap sore
hari, suhu badan 37,5 – 38,6 ºC.
Riwayat pengobatan terdahulu:
Si ibu memberi penurun panas Proris Forte 3dd1. Anak tersebut juga mengeluh tidak bisa BAB,
anoreksia, dan perut terasa mulas dan mendapatkan Enzyplex 2dd1, serta Dulcolax anak
1dd1suppo malam hari. Karena tidak kunjung sembuh si ibu menambahkan Amoxicilin 250mg
3dd1.
Perkembangan penyakit:
Setelah 5 hari, An, Dika masih saja merasa tidak sehat, si ibu pun membawanya ke dokter dan
hasil pemeriksaan menunjukkan ada infeksi thypoid dengan pemeriksaan titer widal sbb :
Antigen O = 1/320
Antigen H = 1/640
Leukosit = 10.000/mm³
Dilakukan juga pemeriksaan Elisa Salmonella typhi untuk memperkuat diagnosa pasien terkena
demam tifod dan diperoleh hasil bahwa :
IgM = (+) Skala 4
Data laboratorium lain:
Hb : 12 g/dL
HCT : 37,5 vol %
Trombosit : 280.000/mm³
Eritrosit : 4 juta/mm³
MCV : 89 mikron kubik
MCH : 29 pikogram
MCHC : 33,9 %
Pertanyaan :
Analisis kasus di atas dengan metode SOAP atau FARM (sertakan data normal lab).
Rekomendasikan terapi yang tepat untuk pasien di atas sesuai dengan guideline terapinya!
KASUS 2
Seorang anak bernama Cakra (3 th, 10kg) dibawa ke RS dengan keluhan diare sejak lima hari yang
lalu dengan frekuensi diare lebih dari lima kali sehari sampai sekarang. Selain diare, ia mengeluh
nyeri dan kram di perut serta sakit ketika BAB. Pada waktu BAB pun, feses yang keluar sudah
bercampur dengan darah dan berlendir yang sering berbau busuk. Adanya tenesmus dan darah
pada fesesnya membuat Cakra sangat takut sehingga setiap BAB ia selalu menangis. Adanya
keluhan lain seperti demam dan mual-muntah, membuat Cakra tidak memiliki nafsu makan. BB
cakra pun menurun drastis.
Riwayat pengobatan terdahulu:
Ibu pasien telah memberikan oralit dan entrostop cair anak : 1 sachet (3x1) untuk mengatasi diare
dan antimo cair 1-2 sachet setiap 6-8 jam untuk mual-muntah, namun tidak mampu untuk
mengatasi kondisi sakit pasien.
Data pemeriksaan klinik
Suhu : 39oC
Nadi : 82 x / menit
RR : 22 x / menit
TD : 96/54 mmHg
Data Laboratorium :
Hb : 9 g/dL
Leukosit : 11.000/mm³
Na : 133 mEq/L
K : 4,6 mEq/L
Cl : 97 mEq/L
Glukosa : 196 mEq/L
Dari diagnosa dokter An. Cakra dinyatakan menderita disentri.
Pertanyaan:
Analisis kasus di atas dengan metode SOAP atau FARM (sertakan data normal lab).
Rekomendasikan terapi yang tepat untuk pasien di atas sesuai dengan guideline terapinya!
KASUS 3
Tn. James (45 th, 60 kg) sejak 2 minggu yang lalu mengeluhkan BAB lebih dari 4x dalam sehari,
tinja sangat encer dan berwarna kehijauan kadang disertai darah, kembung dan muntah, kejang
pada perut (nyeri epigastrium), disertai demam tinggi (39,2oC) dan pernah sekali mengalami
hematemesis dan melena.
Untuk nyeri perutnya, terjadi beberapa kali sehari biasanya antara waktu makan dan saat tidur di
malam hari sehingga membuatnya terbangun. Namun frekuensi nyerinya meningkat selama 1
minggu terakhir. Tn. James juga mengaku bahwa ia sering mengalami diare dlm beberapa bln
terakhir dan seminggu terakhir mengeluhkan napasnya berbau seperti alkohol sedangkan Tn.
James tidak pernah mengkonsumsi alkohol.
Riwayat pengobatan terdahulu:
Tn. James telah meminum Mylanta tab 3dd1 untuk mengurangi nyeri perutnya namun tidak teraasi.
Kemudian ia mencoba menggunakan Ranitidin 150mg 2dd1 pc dan gejala nyerinya bisa teratasi
sekitar 5 jam, kemudian kambuh kembali.
Mengonsumsi Panadol extra jika sakit kepala
Riwayat penyakit terdahulu:
12 tahun yang lalu mengalami nyeri perut yang sama dan dicurigai ulkus peptikum (terapi:
Omeprazol tab)
Riwayat sosial:
Perokok aktif (1 pak rokok setiap hari selama 20 tahun terakhir)
Menyukai minuman yang mengandung kopi/kafein (4-6 cangkir sehari)
Riwayat alergi:
Alergi antibiotic gol. penicilin

Tn. James menyangkal penggunaan Klaritromisin dan Metronidazole.


Pemeriksaan fisik normal keculai pada bagian epigastrium : nyeri pada perut bag.atas saat ditekan
Hb= 14,0 g/dL ; HCT = 44%
Pertanyaan:
Analisis kasus di atas dengan metode SOAP atau FARM (sertakan data normal lab).
Rekomendasikan terapi yang tepat untuk pasien di atas sesuai dengan guideline terapinya!
KASUS 4
B.W., a 35-year-old woman, is admitted to a 10-bed medical ward for the treatment of
Streptococcus pneumoniae meningitis. On arrival, she is started on ceftriaxone (Rocephin) 2 g IV
every 12 hours and improves during the next few days. On day 7 of antibiotic therapy, she
complained of feeling warm, with cramping abdominal pain and diarrhea. She began passing
mucoid, greenish, foul-smelling watery stools, and had a temperature of 101oF. Microscopic
examination of a stool sample was positive for fecal leukocytes. The physician’s assessment of
B.W.’s clinical and laboratory findings is antibiotic-associated diarrhea (AAD), most likely caused
by C. difficile. After 2 days, B.W.’s stool sample is positive for C. difficile toxin

Anda mungkin juga menyukai