Gambaran Umum Wilayah menjelaskan kondisi umum Kabupaten OKU Selatan yang
mencakup: kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah,
kebijakan penataan ruang, struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab perangkat
daerah.
Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013 terdiri dari 19 kecamatan, 7 Kelurahan dan 252
desa, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Buana Pemaca dengan luas wilayah
71,452 Ha atau 13,01 % dari total luas wilayah kabupaten, sementara itu Kecamatan Kisam
Ilir memiliki luas wilayah terkecil diantara kecamatan lainnya dengan luas 13,602 Ha atau
hanya 2,48 % dari luas total wilayah Kabupaten.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta
2.1 dan Peta 2.2.
Gambar 2.1 Grafik Curah Hujan Rata-rata Kab.OKU Selatan Tahun 1981-2012
250.0
200.0
150.0
100.0
50.0
0.0
jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec
curah hujan
Dari rata-rata curah hujan di atas, Kabupaten OKU Selatan mengalami musim
kemarau pada bulan Juli hingga Oktober, dan musim hujan pada November hingga Juni,
dimana musim kemarau didefinisikan jika dalam satu bulan curah hujan kurang dari 150 mm
dan musim hujan jika lebih atau sama dengan 150 mm. Musim pancaroba pada umumnya
terjadi pada pertengahan Mei – pertengahan Juni (Pancaroba Hujan ke Kemarau) dan
pertengahan September –pertengahan Oktober (Pancaroba Kemarau ke Hujan).
Kabupaten OKU SELATAN dialiri oleh dua sungai besar yang bermuara ke sungai
komering, yaitu Sungai Saka dan Selabung. Selain itu masih terdapat 20 Sungai dan anak
sungai lainya yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten OKU SELATAN. Di Kabupaten
OKU SELATAN juga terdapat beberapa danau, baik yang besar maupun agak kecil,
sehingga daerah ini merupakan daerah pariwisata potensial di Provinsi Sumatra Selatan.
Danau yang terbesar adalah Danau Ranau(Kecamatan Banding Agung), selanjutnya adalah
Danau Rakihan(Kecamatan Sindang Danau), Danau Halim(Kecamatan Buay Rawan), dan
Danau Asmara(Kecamatan Simpang).
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
No Nama Daerah Aliran Sungai Luas (ha)
1. Sungai Saka 6000
2. Sungai Gilas 1200
3. Sungai Selulu 3500
4. Sungai Mangama 2200
5. Sungai Pilamasin 1500
6. Sungai Giham 3000
7. Sungai Tahmi 2000
8. Sungai Seliam 9000
9. Sungai Furu 1500
10. Sungai Imus 4000
11. Sungai Buyuk 2500
12. Sungai Telema 3000
13. Sungai Keruh 2000
14. Sungai Selabung 4400
15. Sungai Ruos 2600
16. Sungai Ngepah 1000
17. Sungai Mekakau 4000
18. Sungai Beangtai 1500
19. Sungai Kemu 3500
20. Sungai Singau 2300
21. Sungai Kisam 5000
22. Sungai Luas Putih 1500
23. Sungai Luas Besar 2000
24. Sungai Are 3000
25. Sungai Asahan 1500
26. Sungai Meleki 2000
27. Sungai Singalaga 1000
28. Sungai Limpung 1000
29. Sungai Keni, 2000
Sumber : RTRW Kabupaten OKU Selatan 2012-2032
Berdasarkan faktor iklim, tutupan lahan, tingkat erodibiltas, dan pengelolaan lahan
oleh manusia, dapat diketahui tingkat kekritisan sub-sub DAS di wilayah Kabupaten OKU
Selatan. Tingkat kekritisan lahan ini tentu saja perlu menjadi perhatian dalam pembangunan
di wilayah Kabupaten OKU Selatan mengingat sub-sub DAS tersebut tidak saja berpengaruh
terhadap lingkungan di wilayah Kabupaten OKU Selatan tetapi juga akan berpengaruh
terhadap lingkungan di wilayah regional.
Peta 2.2: Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten OKU Selatan
Commented [n1]: Peta dibuat 1 halaman tersendiri dalam
ukuran A3
2.2 Demografi
Tabel 2.2
Nama, Luas wilayah dan Jumlah Kelurahan
Kabupaten OKU SELATAN
Jumlah Luas Wilayah Commented [n2]: Tambahkan kolom Luas Wilayah Terbangun
No Kecamatan Desa/Kel Luas Persentase (sesuai template). Bila tidak ada data, isi Tidak Ada Data
(Km2) (%)
1 Mekakau Ilir 15 261,15 4,75
2 Banding Agung 22 276,38 5,03
3 BPR. Ranau Tengah 22 353,20 6,43
4 Warkuk Ranau Selatan 16 239,48 4,36
5 Buay Pemaca 22 714,52 13,01
6 Simpang 7 342,29 6,23
7 Buana Pemaca 8 190,10 3,46
8 Muaradua 14 261,95 4,77
9 Buay Rawan 11 167,00 3,04
10 Buay Sandang Aji 16 450,00 8,19
11 Tiga Dihaji 8 153,45 2,79
12 Buay Runjung 14 171,19 3,12
13 Runjung Agung 9 157,41 2,87
14 Kisam Tinggi 19 417,00 7,59
15 Muaradua Kisam 18 219,80 4,00
16 Kisam Ilir 9 136,02 2,48
17 Pulau Beringin 13 476,51 8,67
18 Sindang Danau 7 210,00 3,82
19 Sungai Are 9 296,49 5,40
Jumlah 19 5.493,94 100,00
Sumber : OKU Selatan dalam angka Tahun 2012
Pn = Po ( 1 + r )n
Tabel 2.3: Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3-5 tahun terakhir Commented [n3]: Data dimulai N-5 (2008)
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK TINGKAT PERTUMBUHAN
TAHUN TAHUN TAHUN
NAMA n-3 n-2 n-1 n-3 n-2 n-1 2010- 2011- RATA-
KECAMATAN (2010) (2011) (2012) (2010) (2011) (2012) 2011 2012 RATA
(a) (b) © (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j)
Muaradua 39,692 39,467 46,754 9,493 9,656 9,819 -0.006 0.185 0.089
Pulau Beringin 26,603 25,492 29,999 5,412 5,502 5,592 -0.042 0.177 0.068
Banding Agung 24,279 21,598 25,557 5,037 5,121 5,205 -0.110 0.183 0.036
Muaradua Kisam 17,765 17,472 20,165 4,305 4,376 4,447 -0.016 0.154 0.069
Simpang 15,505 23,544 16,429 3,199 3,251 3,303 0.518 -0.302 0.108
Buay Sandang Aji 23,710 22,814 23,298 3,957 4,022 4,087 -0.038 0.021 -0.008
Buay Runjung 14,135 12,091 14,175 2,410 2,449 2,488 -0.145 0.172 0.014
Mekakau Ilir 21,386 21,728 23,601 4,756 4,835 4,914 0.016 0.086 0.051
Buay Pemaca 40,881 35,781 46,458 11,555 11,756 11,957 -0.125 0.298 0.087
Kisam Tinggi 21,856 18,771 22,124 5,109 5,194 5,279 -0.141 0.179 0.019
Kisam Ilir 7,774 7,835 8,299 1,922 1,953 1,984 0.008 0.059 0.034
BPR Ranau Tengah 26,855 23,765 26,956 6,036 6,137 6,238 -0.115 0.134 0.010
Warkuk Ranau Selatan 23,637 25,213 25,674 5,005 5,088 5,171 0.067 0.018 0.042
Runjung Agung 15,736 15,360 16,051 2,703 2,747 2,791 -0.024 0.045 0.011
Sungai Are 9,897 10,238 10,362 2,553 2,595 2,637 0.034 0.012 0.023
Sindang Danau 10,045 9,521 10,658 1,897 1,928 1,959 -0.052 0.119 0.034
Buana Pemaca 13,268 14,555 14,688 3,080 3,130 3,180 0.097 0.009 0.053
Tiga Dihaji 12,453 10,846 12,802 2,632 2,675 2,718 -0.129 0.180 0.026
Buay Rawan 14,107 12,495 15,703 3,259 3,312 3,365 -0.114 0.257 0.071
JUMLAH 379,584 368,586 409,753 84,320 85,727 87,134
Sumber: Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil, 2013
Tabel 2.4: Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
JUMLAH PENDUDUK
TAHUN
NAMA KECAMATAN n n+2 n+3 n+4 n+5
(2013) (2014) (2015) (2016) (2017) Commented [n4]: N+5=2018
(a) (b) © (d) (e) (f)
Muaradua 50,938 55,496 60,462 65,872 71,766
Pulau Beringin 32,025 34,187 36,495 38,959 41,590
Banding Agung 26,488 27,454 28,454 29,491 30,565
Muaradua Kisam 21,553 23,036 24,621 26,316 28,127
Simpang 18,206 20,174 22,356 24,774 27,453
Buay Sandang Aji 23,105 22,913 22,724 22,535 22,348
Buay Runjung 14,372 14,571 14,773 14,978 15,186
Mekakau Ilir 24,807 26,074 27,407 28,807 30,279
Buay Pemaca 50,492 54,875 59,640 64,818 70,446
Kisam Tinggi 22,539 22,961 23,391 23,829 24,276
Kisam Ilir 8,577 8,865 9,162 9,469 9,787
BPR Ranau Tengah 27,215 27,476 27,740 28,007 28,276
Warkuk Ranau Selatan 26,765 27,902 29,087 30,322 31,611
Runjung Agung 16,220 16,391 16,564 16,739 16,915
Sungai Are 10,603 10,850 11,103 11,361 11,626
Sindang Danau 11,016 11,387 11,770 12,166 12,575
Buana Pemaca 15,467 16,288 17,153 18,063 19,022
Tiga Dihaji 13,130 13,467 13,813 14,167 14,530
Buay Rawan 16,822 18,020 19,304 20,679 22,152
JUMLAH 430,339 452,388 476,018 501,352 528,529
Sumber: Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil, 2013
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2008-2012 Commented [n5]: Tabel tidak sesuai template
No Anggaran 2008 2009 2010 2011 2012 Commented [n6]: Tidak ada kolom Rata2 Pertumbuhan
A Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
1 (PAD) 13.167.984.20,28 10.243.723.515,46 13.104.697.916,01 13.676.922.539,12 18.948.549.851,12
Dana Perimbangan
2 (Transfer) 402.071.603.462 394.364.142.138 459.705.804.084,00 544.302.125.094,00 630.587.642.901,14
Lain-Lain Pendapatan yang
3 Sah 14.640.390.000 46.506.731.651 53.975.544.632,00 118.295.213.465,00 65.533.551.277,85
Jumlah Pendapatan 418.028.791,882,28 451.114.597.304,46 526.786.046.632,01 676.274.261.098,12 715.069.744.029,97
B Belanja
1 Belanja Tidak Langsung 141.885.255.938,00 179.166.751.917 245.950.738.016,00 271.848.227.174,00 303.877.564.832,00
2 Belanja Langsung 338.326.906.130,00 272.949.218.287 210.296.223.599,62 380.183.253.521,80 392.151.401.953,03
Jumlah Belanja 480.212.162.068,00 452.115.970.204,00 456.246.961.615,62 652.031.480.695,80 696.028.966.785,03
Surplus/Defisit Anggaran (62.183.370.185,72) (1.001.372.899,54) 70.539.085.016,39 24.242.780.695,80 19.040.772.244,94
Sumber : Bagian Keuangan, Setda OKU Selatan
Berdasarkan data hasil analisa yang didapatkan dari APBD Kabupaten OKU
SELATAN Tahun 2008-2012, belanja sektor sanitasi selalu berfluktuatif. Hal ini diakibatkan
karena dinamika prioritas pembangunan daerah yang juga dinamis.
Pada tahun 2008 belanja sanitasi per penduduk adalah sebesar Rp. 625,75/jiwa, terus
meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2010, dimana belanja modal sanitasi
mencapai Rp. 16,855,30/jiwa. Akan tetapi kembali mengalami penurunan pada tahun 2011
yaitu sebesar Rp. 1.749,56/jiwa. Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per
penduduk kabupaten OKU Selatan dapat dilihat pada tabel 2.6 dibawah ini.
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2008-2012 Commented [n7]: Tabel tidak sesuai dengan template
No Subsektor/SKPD 2008 2009 2010 2011 2012
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
A Air Limbah
B Persampahan
C Drainase
I Jumlah penduduk
TABEL 2.7. DATA PEREKONOMIAN UMUM DAERAH Commented [n9]: Tabel 2.8. Sesuaikan dengan template
KABUPATEN OKU SELATAN 5 TAHUN TERAKHIR
No Deskripsi 2008 2009 2010 2011 2012
PDRB harga Konstan
1 (Struktur Perekonomian) 1.137.069 1.206.027 1.280.469 1.367.342 1.460.109
(Rp)
Pendapatan Per Kapita (
2 konstan ) 3.452.960 3.800.254 3.251.777 3.912.989 4.708.650
Kabupaten/Kota (Rp)
Upah Minimum Regional
3 - - 974.216 1.048.440 1.195.220
Kabupaten/Kota (Rp)
4 Inflasi (%) 10.19 8,22 9,10 7,83 7,33
Pertumbuhan Ekonomi
5 5.41 5,89 6,17 6,78 6,3
(%)
Sumber : OKU Selatan dalam angka
Laju Pertumbuhan Ekonomi per sektor setiap tahunnya cenderung meningkat, kecuali
ditahun 2008-2009, akan tetapi penurunan itu dari tahunnya tidak terlalu signifikan karena
pada tahun berikutnya laju pertumbuhan ekonomi setiap sektornya meningkat kembali.
Dari Tabel 2.7 diatas dapat dilihat bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten OKU
SELATAN sempat mengalami penurunan pada tahun 2008, namun meningkat kembali di
tahun 2011, hal itu diduga terjadi karena adanya pemekaran Wilayah Kabupaten menjadi 19
kecamatan di tahun tersebut.
PDRB Kabupaten OKU SELATAN dari tahun 2003 – 2012 terus mengalami peningkatan
yang diikuti oleh meningkatnya jumlah penduduk. Berdasarkan PDRB Harga Konstan Tahun
2000 dan Harga Berlaku, pendapatan per kapita penduduk Kabupaten OKU SELATAN tahun
2003 – 2012 berturut-turut terus mengalami peningkatan seperti yang diperlihatkan pada
tabel 2.7 diatas.
2.4 Tata Ruang Wilayah Commented [n10]: Sesuaikan data yang diminta di template.
Data tidak terkait sanitasi tidak perlu dimasukkan
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Daerah Kabupaten OKU Selatan Nomor 13 Tahujn 2012 sebagai berikut:
2.4.1 Tujuan Penataan Ruang
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang
wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun).
Berdasarkan pada visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten, karakteristik wilayah
kabupaten, isu strategis dan kondisi obyektif yang diinginkan, maka berikut ini adalah
tujuan penataan ruang Kabupaten OKU Selatan :
“Mewujudkan ruang wilayah yang seimbang, serasi, aman, nyaman, produktif
dan berkelanjutan berbasis Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Pariwisata dan
Pertambangan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat dengan
mengoptimalkan dan mensinergikan pemanfaatan sumber daya”.
Sebagai turunan dari rumusan kebijakan penataan ruang yang dijabarkan secara lebih
operasional, maka strategi penataan ruang Kabupaten OKU Selatan adalah sebagai berikut:
1. Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka “Pengembangan organisasi ruang wilayah
kabupaten yang efisien melalui susunan pusat kegiatan yang berhirarki dan mencakup
seluruh ruang wilayah kabupaten” adalah :
a. Mengembangkan satu pusat kegiatan lokal wilayah kabupaten (PKL) sesuai
arahan RTRWP dan mempromosikan pusat lokal lainnya sesuai dengan
potensinya;
b. Menetapkan minimal 1 (satu) pusat kegiatan sebagai Pusat Pengembangan
Kawasan (PPK) pada masing-masing kecamatan;
c. Menetapkan pusat kegiatan/pusat permukiman yang memiliki wilayah layanan
antar desa dan atau lebih dari satu desa sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL), selain yang telah ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Kawasan
(PPK); dan
d. Menetapkan pusat permukiman yang memiliki tingkat layanan mendekati pusat
kegiatan di atasnya, dipromosikan menjadi pusat kegiatan di atasnya (PKLp, PPKp,
PPLp).
3. Strategi untuk “Pemantapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten OKU Selatan yang
telah ditetapkan dalam RTRWN dan RTRW Provinsi dan menambah kawasan lindung
dalam kewenangan Kabupaten” adalah:
a. Mempertahankan kawasan lindung yang telah ada dan sesuai RTRWN dan
RTRWP;
b. Mengembalikan fungsi lindung untuk kawasan lindung yang telah ditetapkan pada
RTRWN dan RTRWP yang telah mengalami perubahan pemanfaatan non lindung,
sepanjang syarat dan ketentuan sebagai kawasan lindung terpenuhi sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No 10/2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan
Fungsi Kawasan Hutan;
c. Mengembangkan kawasan lindung skala kabupaten sesuai dengan potensi fungsi
yang ada pada kawasan; dan
d. Mengusahakan terjaganya kawasan hutan minimal 30% dari setiap DAS dalam
keseluruhan wilayah Kabupaten.
5. Strategi untuk “Perwujudan usaha untuk perubahan fungsi dari kawasan hutan ke
kawasan bukan hutan untuk kawasan budidaya yang diperlukan untuk kepentingan
pembangunan Kabupaten sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku (PP No.
10/2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi kawasan Hutan)”
adalah:
a. menetapkan kembali kawasan hutan yang termasuk dalam kawasan budidaya di
Kabupaten OKU Selatan, sebagaimana dalam RTRWP Sumsel yang telah disetujui
oleh Menteri Kehutanan; dan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU Selatan I - 14
Tahun 2013
PEMERINTAH KABUPATEN OKU SELATAN
POKJA AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
6. Strategi untuk “Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara”
adalah:
a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan
pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan dan keamanan Negara sebagai zona penyangga; dan
d. turut serta memelihara dan menjaga asset-aset pertahanan dan keamanan.
Untuk lebih jelasnya, pusat pelayanan di Kabupaten OKU Selatan dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 2.8 Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten OKU Selatan
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang
dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten
berfungsi:
a. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan
pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;
b. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
c. sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua
puluh tahun; dan
d. sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.
tanah longsor. Berdasarkan pertimbangan dan kriteria, daerah tersebut masuk dalam
kategori kawasan rawan bencana alam. Kawasan rawan tanah longsor di Kabupaten
OKU Selatan adalah kawasan-kawasan yang memiliki tingkat gerakan tanah yang
tinggi, seperti Kecamatan Sungai Are, Sindang Danau, Pulau Beringin, Mekakau Ilir,
Tiga Dihaji, Buay Sandang Aji, dan Banding Agung (Sumber : Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia). Namun tidak hanya itu, kawasan yang memiliki kemiringan lahan > 45 %
pun sangat rentan akan bahaya longsor.
b. Kawasan Rawan Banjir
Kawasan rawan banjir di Kabupaten OKU Selatan adalah di Kecamatan Simpang, Buay
Sandang Aji, Buay Rawan, Buay Pemaca, Muaradua, BPR Ranau Tengah, Runjung
Agung, Banding Agung, Warkuk Ranau Selatan. Beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk penanganan masalah banjir ini dapat melalui sistem pengendalian
banjir (dapat dilihat pada Bab Rencana Struktur Ruang), namun terdapat beberapa
langkah yang dapat dilakukan untuk menekan dampak banjir yaitu :
Mencegah adanya pembangunan di sepanjang sempadan sungai.
Pengawasan penggunaan lahan dan perencanaan lokasi untuk menempatkan
fasilitas vital yang rentan terhadap banjir pada daerah yang aman.
Saluran drainase dibersihkan secara rutin/berkala.
Penyesuaian desain bangunan didaerah banjir harus tahan terhadap banjir
dan dibuat bertingkat.
Pembangunan tembok penahan dan tanggul disepanjang sungai kapuas
rawan banjir akan sangat membantu untuk mengurangi bencana banjir.
Pengaturan kecepatan aliran air permukaan dan daerah hulu.
Pengerukan sungai, pembuatan sudetan sungai baik secara saluran terbuka
maupun dengan pipa atau terowongan dapat membantu mengurangi resiko
banjir.
Pelatihan tentang kewaspadaan banjir seperti cara penyimpanan/
pergudangan perbekalan, tempat istirahat/ tidur di tempat yang aman (daerah
yang tinggi).
Persiapan evakuasi bencana banjir seperti perahu dan alat-alat penyelamatan
lainnya.
Menumbuhkan kesadaran masyarakat agar selalu menjaga lingkungan.
c. Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung
Kawasan rawan bencana angin puting beliung terdapat di Kecamatan Sungai Are, Kisam
Tinggi, dan Simpang. Bencana angin yang terjadi di kawasan ini sering mengakibatkan
kerusakan permukiman masyarakat. Arahan pengembangan permukiman di sekitar
kawasan ini disarankan memperkuat konstruksi atap rumah, karena yang sering rusak
adalah bagian atap rumah yang terkena angin puting beliung tersebut. Selain itu, bencana
angin puting beliung pun dapat dihindari dengan mempertahankan tutupan lahan hijau
dan mencegah ilegal logging.
g. Kawasan pertambangan minyak dan gas dengan potensi kurang lebih 5000 (lima ribu)
hektar yang berada di wilayah Kecamatan Muaradua, Buay Rawan dan Buay Pemaca.
2.4.3. 6. Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri adalah kawasan yang fungsinya diperuntukan bagi kegiatan
industri. Kawasan peruntukan industri dibedakan atas kawasan industri kecil/rumah tangga,
industri pertanian, industri ringan, berat, dan industri lainnya. Rencana pengembangan
kawasan industri di Kabupaten OKU Selatan diharapkan mampu menjadi stimulus percepatan
perkembangan ekonomi daerah kabupaten dan kesejahteraan masyarakat sekitar dan wilayah
lebih luas, dengan tetap memperhatikan upaya mencegah pencemaran fungsi lingkungan.
Industri yang berkembang di Kabupaten OKU Selatan meliputi industri rumah
tangga/kecil, industri ringan, dan industri besar sebagai berikut :
1. Industri Kecil/rumah tangga
Pengembangan Industri rumah tangga yang ramah lingkungan di Kabupaten OKU
Selatan terdiri dari :
Industri souvenir terletak di Kecamatan Banding agung, BPR Ranau Tengah, dan
Kecamatan Warkuk Ranau selatan ;
Industri tahu dan tempe terletak di Kecamatan Muaradua dan Kecamatan Buay
Rawan;
Industri penggemukan sapi terletak di Kecamatan Buay Sandang Aji;
Industri ramie terletak di Kecamatan Mekakau Ilir dan Kecamatan Buay Ranjung;
Industri Sutra terletak di Kecamatan Warkuk Ranau Selatan.
2. Industri Sedang
Pengembangan industri sedang di Kabupaten OKU Selatan terdiri dari :
Industri pengolahan kopi bubuk terletak di Kecamatan Muaradua, Banding agung,
Pulau Beringin, Kisam Tinggi, Buay Sandang Aji, Buay Runjung dan Kecamatan
Sindang Danau;
Industri batu bata terletak di Kecamatan Buay Rawan, Buay Pemaca dan
Kecamatan Buana Pemaca;
Industri batu gamping terletak di Kecamatan Muaradua;
Industri makanan terletak di Kecamatan Muaradua, Banding Agung, Pulau
Beringin, BPR Ranau Tengah, Warkuk Ranau Selatan dan Kecamatan Buay
Pemaca;
Industri meubiler terletak di Kecamatan Muaradua, Simpang, Buay Rawan dan
Kecamatan Pulau Beringin;
Industri pengrajin besi terletak di Kecamatan Muaradua, Banding agung dan
Kecamatan Warkuk Ranau Selatan.
3. Industri Besar
Pengembangan industri besar di Kabupaten OKU Selatan terdiri dari :
Industri batu bara terletak di Kecamatan BPR Ranau Tengah, Buay Sandang Aji dan
Kecamatan Buay Pemaca;
Industri bahan baku semen batu raja II di Kecamatan Muaradua.
a. Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman perkotaan dikembangkan pada kota-kota Kecamatan yang
mempunyai pertumbuhan cepat dan telah menunjukkan ciri-ciri perkotaan. Pemanfaatan
ruang yang diarahkan pada kawasan permukiman perkotaan adalah; permukiman
kepadatan sedang sampai dengan tinggi, jasa dan perdagangan, perkantoran, dan industri
secara terbatas. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan terutama diarahkan pada
kawasan pusat-pusat pelayanan, yaitu pada setiap ibukota Kecamatan. Pengembangan
kawasan permukiman perkotaan utama direncanakan di Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam
hal ini adalah ibukota Kecamatan Muaradua, Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dalam
hal ini adalah ibukota Kecamatan Banding Agung, serta di pusat pengembangan kawasan
(PPK) yaitu Kota Kecamatan Buay Pemaca, Pulau Beringin, Simpang, Buay Sandang Aji
dan Muaradua Kisam. selanjutnya Kecamatan yang menjadi kawasan koridor Muaradua –
Banding Agung yaitu Kecamatan Buay Rawan dan Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau
Tengah.
b. Permukiman Perdesaan
Tabel 2.10
Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten OKU Selatan 2005-2011
Sumber: BPS,2012
2.5.3 Perumahan
Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga sebagai
tempat untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan
perumahan sangat berperan sebagai media penularan penyakit di antara anggota
keluarga dan tetangga sekitarnya. Salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai
kesehatan perumahan diantaranya adalah luas lantai rumah/tempat tinggal. Luas
lantai rumah tempat tinggal selain digunakan sebagai indikator untuk menilai
kemampuan sosial masyarakat, secara tidak langsung juga dikaitkan dengan ssitem
kesehatan lingkungan keluarga dan tempat tinggal (perumahan). Luas lantai erat
kaitannya dengan tingkat kepadatan hunian atau rata-rata luas runag untuk setiap
anggota keluarga. Menururt Kementerian Kesehatan, sebuah rumah dikategorikan
sebagai rumah rumah sehat apabila luas lantai hunian yang ditempati minimal 8 meter
persegi per orang. Sedangkan menurut Badan Kesehatan Dunia (Word Health
Organization/WHO), sebuah rumah dikatakan sehat dan layak huni apabila luas lantai
hunian per kapita minimal 10 meter persegi.
Pada tahun 2010 tercatat sebesar 21.99 persen rumah tangga di Kabupaten
OKU SELATAN yang tinggal di rumah yang relative sempit, yaitu kurang dari 10 m2
per anggota rumah tangga. Dibandingkan pada tahun 2006, persentase rumah tangga
yang menepati rumah dengan luas kurang dari 10 m2 justru mengalami peningkatan.
Hal ini menunjukan dari sisi luas rumah terlihat adanya perbaikan kondisi perumahan
di Kabupaten OKU SELATAN.
Pada tahun 2006 tercatat 78.09 persen rumah tangga di Kabupaten OKU
SELATAN tidak menggunakan tanah sebagai lantai rumah. Angka ini sedikit
meningkat mnenjadi 77.64 persen pada tahun 2010. Hal ini memberikan gambaran
bahwa meskipun masih cukup banyak rumah tangga yang tinggal dalam rumah yang
kurang sehat dan belum ada perbaikan berarti pada kondisi lantai rumah penduduk
dari tahun ke tahun.
Tabel 2.11 Jumlah Rumah per Kecamatan
No Kecamatan Jumlah Rumah
1 Muaradua 2,819
2 Pulau Beringin 1,592
3 Banding Agung 1,205
4 Muaradua Kisam 1,447
5 Simpang 1,303
6 Buay Sandang Aji 1,087
7 Buay Runjung 1,088
8 Mekakau Ilir 1,914
9 Buay Pemaca 4,957
10 Kisam Tinggi 1,279
11 Kisam Ilir 984
12 BPR Ranau Tengah 1,238
13 Warkuk Ranau Selatan 1,171
14 Runjung Agung 791
15 Sungai Are 1,637
16 Sindang Danau 959
17 Buana Pemaca 1,180
18 Tiga Dihaji 1,018
19 Buay Rawan 1,409
Sumber: Bappeda OKU Selatan, 2012
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
BUPATI
WAKIL
BUPATI DPRD
KECAMATAN
KELURAHAN
Keterangan :
Garis Komando
Garis Pertanggungjawaban
Garis Koordinasi