Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PREDIKSI UMUR SIMPAN KERIPIK TEMPE

Laporan ini untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Pengemasan dan Penyimpanan

Dosen Pengampu :Dr. Ir. Sri Mulyani, M.P

KELOMPOK III

1. NI LUH PUTU RATNA GITA UTAMI1610521038


2. INTAN KRISDAYANTI SINAGA 1610521040
3. NI MADE SRI WAHYUNI 1610521042
4. YOHANES WILIAM PAGUR 1610521046
5. I PUTU CAHYA WISNAWA PUTRA 1610521048
6. RAHEL BR GINTING 1610521054

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengolahan pangan pada industri komersial antara lain bertujuan untuk
memperpanjang masa simpan. Umur simpan merupakan salah satu persyaratan yang
harus dipenuhi sebelum produk pangan di pasarkan selain produk aman di konsumsi oleh
masyarakat. Untuk memperluas informasi mengenai penentuan umur simpan, dalam
makalah ini di telaah mengenai regulasi, kriteria kadaluwarsa, prinsip pendugaan umur
simpan, perumusan umur simpan, kriteria kemasan, dan upaya memperpanjang umur
simpan produk pangan. Pengolahan untuk memperpanjang umur simpan produk pangan
perlumengantisipasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan kerusakan mutu. Penentuan
umur simpan juga perlu mempertimbangkan factor teknis dan ekonomis berkaitan dengan
upaya distribusi produk yang di dalamnya mencakup keputusan manajemen yang
bertanggungjawab.
Pengemasan merupakan salah satu cara pengawetan karena dapat memperpanjang
umur simpan dan tidak menurunkan kualitas bahan. Kemasan dapat membantu mencegah
atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran
serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran (Triyanto., dkk 2013). Menurut
Mareta (2011), pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan
dipakai. Dari segi Plastik merupakan salah satu jenis bahan kemas yang sering digunakan
(Mareta, 2011). Selain itu plastik sebagai bahan pengemas memiliki keunggulan
dibanding bahan pengemas lain karena sifatnya yang kuat, termoplastis dan selektif dalam
permeabilitasnya terhadap uap air, O₂, dan CO₂ (Amna, 2012).
Beberapa jenis plastik yang sering digunakan dalam kemasan bahan pangan dan
mudah diperoleh diantaranya polipropilen dan polietilen (Surhaini dan Indriyani, 2009).
Pengemasan keripik yang ada dipasaran umumnya menggunakan jenis plastik
Polipropilen (PP). karena murah, mudah di dapat, kuat, dan berisfat transparan.
Pengemasan yang tepat untuk produk bahan makan kering sangat berpengaruh terhadap
umur simpannya. Umur simpan merupakan suatu parameter produk selama penyimpanan.
Salah satu kendala yang dijumpai oleh industry dalam pendugaan umur simpan suatu
produk adalah masalah waktu, oleh karena itu diperlukan metode pendugaan umur
simpan yang paling cepat, mudah, memberikan hasil yang tepat, dan sesuai dengan
karakteristik produk pangan yang akan diproduksi nantinya oleh suatu industry.
Keripik memiliki sifat mudah menyerap uap air dari udara sekitar. Hal tersebut
membuat keripik mudah melempem dan teksturnya menjadi alot. Oleh karena itu
pengemasan menjadi factor penting dalam mempertahankan kualitas dan umur simpan
keripik. Pada penelitian ini keripik disimpan pada plastik polipropilen (PP). tujuan
penelitian ini adalah untuk memprediksi umur simpan kripik yang dikemas dengan plastik
PP dan disimpan dalam lingkungan penyimpanan yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara memprediksi umur simpan produk pangan (keripik tempe)?
2. Bagaimana hubungan yang terjadi antara kemasan yang digunakan dengan umur
simpan produk?
3. Apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi umur simpan suatu produk pangan ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pelaksanaan praktikum yang ingin
dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui cara memprediksi umur simpan produk pangan (keripik tempe).
2. Untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara kemasan yang digunakan dengan
umur simpan produk.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi umur simpan suatu produk
pangan.

BAB II
METODE DAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Hari, tanggal : Kamis, 23 November 2017
Waktu : 13.00 Wita – selesai
Tempa : Laboratorium Biokimia Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Udayana, Jimbaran

2.2 Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum prediksi umur simpan keripik,
antara lain :
a. Termometer bola basah/kering
b. Timbangan analitik
c. Sealer
d. Micrometer scrup
e. Oven
f. Mortar dan alu
2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum prediksi umur simpan keripik
antara lain :
a. Keripik
b. Plastik
c. Garam
d. Aquades
2.3 Metode Praktikum
Tahapan metode praktikum prediksi umur simpan keripik yaitu :
a. Disiapkan 7 keping keripik dan 2 buah kemasan plastic PP
b. Keripik sebanyak 2 keping kemudian ditimbang dan dicatat.
c. Plastik yang akan digunakan sebanyak 2 buah yang sebelumnya sudah diukur
panjangnya yaitu 8 cm dan ketebalannya dengan menggunakan micrometer scrup.
Ketebalan plastik diukur sebanyak 4 kali di masing-masing sudut plastik. Hasil
pengukuran kemudian dibagi 4 sesuai dengan banyak sudut lalu dibagi 2 karena plastik
memiliki 2 lapisan. Masing-masing plastik diberi tanda yang berbeda untuk
memudahkan dalam mengenali ditahap berikutnya.
d. Sebanyak 1 keping keripik kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing plastik lalu
diseal sejajar dengan garis 8 cm yang sudah ditandai.
e. Selanjutnya plastik yang sudah diisi keripik dan dikemas ditimbang lagi untuk
menentukan berat plastik
f. Masing-masing kemasan yang sudah diisi keripik diletakkan di dua tempat yang
berbeda, 1 bungkus keripik diletakkan di stoples yang berisi thermometer bola
basah/kering dan 1 bungkus lagi diletakkan di suhu ruang (diamati perubahan suhu dan
berat sampel pada hari ke 2,4, dan 6. Pada hari ke-6, dilakukan pengukuran kadar air
untuk menentukan nilai Me.
g. Sebanyak 1 keping keripik berikutnya digunakan untuk menguji kadar air, dengan cara
dihaluskan terlebih dahulu dengan mortar dan alu, kemudian ditimbang beratnya, dan
dioven selama 4 jam. Setelah 4 jam, sampel dibiarkan dalam suhu ruang selama 15
menit kemudian ditimbang. Setelah ditimbang, sampel dimasukkan kembali ke oven
dan dibiarkan selama 1 jam. Setelah 1 jam, sampel dikeluarkan dan didiamkan dalam
suhu ruang selama 15 menit. Sampel kemudian ditimbang kembali dan dicatat
beratnya. Hasil pengukuran kadar air hari ke-0 akan menjadi Mo.
h. 1 keping keripik dicek tingkat kerenyahannya (organoleptic) pada hari pelaksanaan
praktikum (hari ke-0)
i. Sebanyak 3 keping keripik dibiarkan dalam udara terbuka dan dicek tingkat
kerenyahannya (organoleptic) pada hari ke 2,4, dan 6 atau diamati sampai keripik tidak
bisa diterima secara sensori. Kemudian dilakukan pengukuran kadar air pada keripik
yang sudah tidak diterima secara sensori. Hasil pengukuran kadar air sampel rusak
akan menjadi Mt.
j. Setelah mendapatkan semua data yang diperlukan, dilakukan perhitungan umur
simpan keripik dengan menggunakan program Ms.Excel.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


A1. STOPLES

W Sampel W Sampel + W Plastik W Penyimpanan (S + P)


KODE
(gr) Plastik (gr) (WS+P – WS) H-2 H-4 H-6
UI 5,84808 6,29415 0,44607 6,31503 6,33580 6,3509
Setelah disimpan selama 6 hari, sampel kemudian dihitung kadar airnya untuk mencari Kadar
Air Setimbang (Me). Berikut adalah perhitungan kadar air sampel setelah disimpan 6 hari
dalam stoples :
Botol Botol +
W Sampel
Kosong sampel Oven 4 jam W konstan Kadar Air (M0)
(gr)
(gr) (gr)
3,95329 8,62356 4,67027 8,39004 8,38670 5,07165 % bb
Rumus:

Kadar Air =

Keterangan :

= Kadar Air (%bb)

= W sampel (gr)

= W Botol kosong (gr)

= W konstan (gr)

A2. SUHU RUANG

W W Plastik W Penyimpanan (S + P)
KOD W Sampel +
Sampel
E Plastik (gr) (WS+P – WS) H-2 H-4 H-6
(gr)
UII 5,09257 5,53258 0,44001 5,62687 5,72669 5,77672
Setelah disimpan selama 6 hari, sampel kemudian dihitung kadar airnya untuk mencari Kadar Air
Setimbang (Me). Berikut adalah perhitungan kadar air sampel setelah disimpan 6 hari dalam suhu
ruang :

Botol Botol + W Sampel Oven 4


W konstan Kadar Air (M0)
Kosong (gr) sampel (gr) (gr) jam
3,99632 8,66659 4,67027 8,39004 8,35409 6,69126 % bb

Keterangan :

= Kadar Air (%bb)

= W sampel (gr)

= W Botol kosong (gr)

= W konstan (gr)

B. KADAR AIR (M0) Hari ke-0


Botol Botol + W Sampel Oven 4
W konstan Kadar Air (M0)
Kosong (gr) sampel (gr) (gr) jam
2,53641 5,52931 2,9929 5,44987 5,44355 2,86545 % bb

Keterangan :

= Kadar Air (%bb)

= W sampel (gr)

= W Botol kosong (gr)

= W konstan (gr)

C. ORGANOLEPTIK
Kode Hari ke / Hasil Olganoleptik
Keterangan :
0 2 4 1 = sangat6 tidak renyah
Ulangan
2 = tidak renyah
1 5 2 1 X
3 = agak renyah
2 5 2 1 X
4 = renyah
3 5 2 1 X
5 = sangat renyah
4 5 2 1 X

Karena keripik sudah mengalami kerusakan pada hari ke-4 dan sudah tidak bisa
diterima dengan cara sensori, maka dilakukan pengujian kadar air sampel untuk mendapatkan
Kadar Air Sampel Rusak (Mt) tertentu dengan hasil :
Botol Botol + W Sampel Oven 4 W
Kadar Air (M0)
Kosong (gr) sampel (gr) (gr) jam konstan
2,51035 8,07409 5,56374 7,49847 7,49944 10,32363 % bb

Keterangan :

= Kadar Air (%bb)

= W sampel (gr)

= W Botol kosong (gr)

= W konstan (gr)

D. Suhu Stoples untuk Mengukur RH


SUHU
Hari ke- TANGGAL
T. Bola Basah °C T. Bola Kering °C
0 23 – 11 – 2017 25,5°C 26,5 °C
2 25 – 11 - 2017 26,5°C 27,5°C
4 27 – 11 – 1017 26°C 27°C
6 29 – 11 – 2017 26°C 27°C
Jumlah 104 108
Rata-rata 26°C 27°C

Berdasarkan data suhu rata-rata keripik di dalam stoples, dapat dicari RH dengan cara
mengeceknya pada diagram psikrometrik. Berdasarkan data pengamatan di atas, suhu stoples
dengan suhu bola basah sebesar 26°C dan suhu bola kering sebesar 27°C, didapatkan nilai
RH sebesar 90%.
E. Ketebalan Kemasan

Ketebalan (mm) Ketebalan lapisan


Kode Rata - rata
1 2 3 4 plastik

UI 0, 38 0, 38 0, 37 0, 38 0,38 0, 19
UII 0, 37 0, 36 0, 36 0, 35 0, 36 0, 18

3.2 Hasil Perhitungan Umur Simpan Keripik di Stoples

PERHITUNGAN UMUR SIMPAN KERIPIK DI STOPLES


W Sampel
I Hari ke- Δ Berat (g) Bobot Kering (g) Kadar Air % bk
(g)
0 5,84808 0 5,68051 0
2 6,31503 0,46695 5,68051 8,22022
4 6,33580 0,48772 5,68051 8,58585
6 6,35092 0,50284 5,68051 8,85203
II K.A Awal (M0) 2,86545
K.A Seimbang (Me) 5,07165
K.A Sampel Rusak (Mt) tertentu 10,32363

Fungsi Eksponensial
III Hari ke- K.A (% bk) 1-MR
0 0 1
2 0,08220 0,91780
4 0,08586 0,91414
6 0,08852 0,91148

Persamaan untuk Menentukan Umur Simpan Keripik di Stoples


IV Hari ke (t) Mo Me k kt e-kt 1-(e-kt) MT
% % %
0 2,86545 5,07165 -0,014 0 1 0 2,86545
2 2,86545 5,07165 -0,014 -0,028 0,97239 0,02761 2,92637
4 2,86545 5,07165 -0,014 -0,056 0,94554 0,05446 2,98560
6 2,86545 5,07165 -0,014 -0,084 0,91943 0,08057 3,04320

Berdasarkan grafik data di atas, didapatkan persamaan untuk mencari umur simpan
keripik yang dikemas plastik pada penyimpanan stoples sebagai berikut :

Berdasarkan grafik data di atas, didapatkan persamaan untuk mencari umur simpan
keripik yang dikemas plastik pada penyimpanan stoples sebagai berikut :

3.3

Hasil Perhitungan Umur Simpan Keripik di Suhu Ruang


PERHITUNGAN UMUR SIMPAN KERIPIK DI SUHU RUANG
I Hari ke- W Sampel (g) Δ Berat (g) Bobot Kering (g) Kadar Air % bk
0 5,09257 0 4,94664 0
2 5,62687 0,53430 4,94664 10,80126
4 5,72669 0,63412 4,94664 12,81919
6 5,77672 0,68415 4,94664 13,83059

II K.A Awal (M0) 2,86545


K.A Seimbang (Me) 6,691262
K.A Sampel Rusak (Mt) tertentu 10,32363

Fungsi Eksponensial
III Hari ke- K.A (% bk) 1-MR
0 0 1
2 0,10801 0,89199
4 0,12819 0,87181
6 0,13831 0,86169
Persamaan untuk Menentukan Umur Simpan Keripik di Suhu Ruang
Hari ke
IV (t) Mo Me k kt e-kt 1-(e-kt) MT
% % %
0 2,86545 6,691262 -0,023 0 1 0 2,86545
2 2,86545 6,691262 -0,023 -0,046 0,95504 0,04496 3,03745
4 2,86545 6,691262 -0,023 -0,092 0,91211 0,08789 3,20172
6 2,86545 6,691262 -0,023 -0,138 0,8711 0,1289 3,35860

Berdasarkan grafik data di atas, didapatkan persamaan untuk mencari umur simpan
keripik yang dikemas plastik pada penyimpanan suhu ruang sebagai berikut :

= 3 bulan

3.4 Pembahasan
A. Perubahan Kadar Air Keripik Tempe selama Penyimpanan

Selama pelaksanaan praktikum, sampel ditempatkan di dua tempat penyimpanan


yang berbeda, yaitu di dalam stoples dan di suhu ruang. Suhu ruang yang digunakan
diperkirakan sebesar 30°C dengan nilai RH 63%, sedangkan suhu stoples dicari
berdasarkan data pengecekan suhu yang dilakukan selama 4 hari berturut-turut yaitu pada
hari ke-0,2, 4, dan 6. Berdasarkan data tersebut, maka diperoleh data rata-rata suhu dari
thermometer bola basah dan bola kering dari penyimpanan sampel dalam stoples. Hasil
dari rata-rata suhu ini kemudian dicari nilai RH dengan mengecek melalui tabel
psikrometrik. Berdasarkan tabel psikrometrik didapatkan bahwa nilai RH dari tempat
penyimpanan di stoples sebesar 90%.
Berdasarkan data hasil, diketahui bahwa terjadi peningkatan kadar air pada sampel yang
dikemas, baik yang disimpan dalam suhu ruang maupun yang disimpan dalam stoples. Perubahan
kadar air dari kedua sampel dapat dilihat pada tabel berikut :
STOPLES SUHU RUANG
Mo Me Mo Me
2,86545 5,07165 2,86545 6,69126
Dari hasil tersebut pada dasarnya dapat terlihat bahwa kedua sampel tersebut
mengalami peningkatan kadar air. Laju peningkatan kadar dapat dipengaruhi oleh
ketebalan kemasan dan kelembaban relative udara (RH) ruang simpan. Faktor-faktor
tersebut dapat mempengaruhi perbedaan tekanan uap air antara udara lingkungan
penyimpanan dengan produk yang dikemas (keripik tempe) tersebut. Semakin besar
perbedaan tekanan uap air maka semakin cepat juga laju penyerapan air dari udara oleh
keripik.
Jika dibandingkan antara sampel satu (U1) yang dimasukan ke dalam stoples
dengan sempel dua (U2) yang dibiarkan di dalam suhu ruang, terlihat bahwa laju
penyerapan air sempel dua (U2) lebih besar dibandingan dengan sempel satu (U 1). Hal ini
di sebabkan karena sampel satu yang dimasukan ke dalam stoples memiliki perbedaan
tekanan uap air yang lebih kecil dibandingkan sampel dua. Tekanan uap air yang kecil
tersebut dipengaruhi stoples yang membatasi kadar udara (karena udara di atmosfer
mengandung uap air) sehingga tekanan uap air menjadi kecil, selain itu suhu dalam stoples
(27°C) lebih rendah dibandingkan dengan suhu ruang (30°C) yang akan mempengaruhi
kelembapan udara disekitar sampel.
Adapun pengaruh tempat penyimpanan terhadap umur simpan sampel dipengaruhi
oleh suhu dan RH dari tempat penyimpanan tersebut. Seperti yang dapat kita lihat bahwa
semakin rendah suhu tempat penyimpanan, maka semakin besar nilai RHnya. Besarnya
nilai RH inilah yang kemudian mempengaruhi umur simpan sampel, dimana semakin
besar nilai RH maka umur simpan produk semakin panjang atau bisa juga semakin kecil
suhu tempat penyimpanan, maka umur simpan produk semakin panjang.

B. Perubahan Organoleptik Keripik Tempe Selama Penyimpanan


Perlakuan terhadap sampel yang di uji organoleptik adalah dengan diletakan secara
terbuka dalam suhu ruang. Untuk hari ke nol kadar organolpetik masih pada angka 5
dengan keterangan ”sangat renyah” dengan kandungan kadar air awal sebesar 2,86545.
Pada hari kedua keripik tempe mengalami penururan kadar organoleptic dari 5 menjadi 2
dengan keterangan “tidak renyah”. Penurunan kualitas tersebut di akibatkan oleh
meningkatnya kadar air yang terkandung di dalam keripik akibat perbedaan tekanan uap
air yang cukup besar antara sampel dan lingkungan di sekitar sampel. Pada hari ke empat
dan ke enam kadar organoleptiknya jatuh pada titik terendah yaitu bernilai 1 dengan
keterangan “Sangat tidak renyah”, sampel menjadi rusak dan tidak layak dikomsumsi
akibat dari kadar air yang tinggi yaitu sebesar 10,32363 %. Naiknya kadar air dari sampel
yang diuji nilai organoleptiknya disebabkan oleh banyaknya uap air yang diserap oleh
sampel pada setiap penambahan hari simpan. Peningkatan kadar air inilah yang kemudian
menyebabkan menurunnya nilai organoleptic pada sampel.

C. Umur Simpan Keripik Tempe


Umur simpan berbading terbalik dengan penambahan kadar air pada sampel.
Ketebalan dari lapisan kemasan, nilai RH serta suhu ruangan yang berada disekitar sampel
juga akan mempengaruhi laju penambahan kadar air pada sampel. Penambahan kadar air
juga diindikasikan dengan penambahan berat sampel.
Berdasarkan perhitungan data dari grafik hasil plot antara waktu (hari) dengan
persamaan 1-MR dari kedua sampel yang sudah disajikan di data hasil di atas telihat
bahwa semakin lama waktu penyimpanan (hari) maka akan semakin kecil nilai 1-MR.
Dari hasil pehitungan hari diperoleh bahwa massa simpan umur sampel dalam stoples
sebesar 252 hari sedangkan massa simpan untuk sampel pada suhu ruang sebesar 90 hari.
Besarnya masa simpan sampel ditentukan oleh peningkatan nilai MR yang terjadi. Dari
kedua sampel peningkatan nilai MR sampel yang diletakan pada suhu ruang lebih besar
dibandingkan peningkatan MR pada stoples. Hal tersebut terjadi karena perbedaan tekanan
uap air dan kelembapan pada suhu ruang yang lebih tinggi maka proses penyerapan airpun
semakin besar yang berdampak pada peningkatan nilai MR. Sehingga jika dilihat dari nilai
1-MR maka umur simpan di dalam stoples lebih lama daripada umur simpan pada suhu
ruang.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Umur simpan keripik tempe dengan tebal kemasan plastik 0,19 mm pada RH stoples
diprediksi memiliki umur simpan 252 hari (8 bulan, 1 minggu, 5 hari), sedangkan
umur simpan keripik tempe dengan tebal kemasan platik 0,18 mm pada RH suhu
ruang diprediksi memiliki umur simpan 90 hari (3 bulan).
2. Umur simpan keripik tempe (produk pangan) dipengaruhi oleh suhu penyimpanan,
RH penyimpanan, dan tebal kemasan yang digunakan. Semakin rendah suhu
penyimpanan maka semakin panjang umur simpan produk. Pada ketebalan kemasan,
semakin tebal kemasan yang digunakan, maka semakin panjang umur simpan produk.
3. Prediksi umur simpan keripik tempe (produk pangan) dapat dihitung dengan cara uji
kadar air sampel pada hari ke-0, uji kadar air sampel yang disimpan selama beberapa
hari yang akan mendapatkan hasil Me, uji kadar orgenoleptik sampai sampel rusak
yang akan menghasilkan nilai Mt. Hasil dari uji kadar air inilah yang kemudian
dihitung melalui program Ms.Excel sehingga mampu menentukan umur simpan dari
produk yang dikemas.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan terhadap pelaksaan praktikum dan hasil
praktikum yang didapat, sebagai berikut :

1. Panduan praktikum yang diberikan sangat sulit dimengerti sehingga mahasiswa


kebingunan saat pelaksanaan praktikum. Disarankan agar memberikan tahapan
pelaksanaan praktikum pada panduan praktikum agar mahasiswa lebih mudah
mengerjakan praktikum tanpa harus bertanya kembali ke laboran.
2. Jumlah mahasiswa yang terlalu banyak menyebabkan ketidakefektifan pada saat
pelaksanaan praktikum. Disarankan jika mahasiswa dibagi menjadi 2 kloter.
3. Penimbangan dan pengecekan sampel yang tidak sesuai dan teliti menyebabkan hasil
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Disarankan agar pada waktu pelaksanaan
praktikum, mahasiswa harus lebih teliti agar hasil yang didapatkan sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Amna. 2012. Mengukur Permeabilitas Uap Air. http://www.ikaamna.com/2012/03/mengukur-


permeabilitas-uap-air-dari.html. Diakses pada 3 November 2017.

Mareta, D.T. dan Sofia N.A. 2011. Pengemasan Produk Sayuran dengan Bahan Kemas
Plastik pada Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu Dingin. Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian, 7 (1) : 26-40.

Surhaini dan Indriyani.2009. Pengaruh Jenis Plastik dan Cara Kemas terhadap Mutu Tomat
Selama dalam Pemasaran. Jurnal Agronomi, 13 (2) : 44-50.

Triyanto E., B.W.H.E. Prasetiyono, dan S. Mukodiningsih. 2013. Pengaruh Bahan Pengemas
dan Lama Simpan terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Wafer Pakan Komplit
Berbasis Limbah Agroindustri. Animal Agriculture Journal, 2 (1) : 400-409.

Wulandari,Astrid, Sri Waluyo, & Dwi Dian Novita (2013). Prediksi Umur Simpan Keripik
dalam Kemasan Plastik Polipropilen Beberapa Ketebalan. Jurnal Teknik
Pertanian, Vol. 2, No. 2: 105-114.
LAMPIRAN

1 2

Mengukur tinggi space plastik untuk di press Menimbang berat jenis keripik

3 4
Mengepres keripik dengan ukuran yang Memotong sisa plastik hasil pres kemasan
sudah di tentukan
5 6
Hasil dari pengepresan produk pada kemasan Sample lain di tumbuk hingga halus

7 8
Menimbang wadah kosong u/ tempat keripik Hasil penimbangan wadah yang sudah berisi
yang di tumbuk tumbukan keripik

9 10
Wadah yang berisi tumbukan keripik dan Salah satu produk dimasukkan kedalam
sudah di timbang di masukkan kedalam oven toples yang berisi termometer
11 12
Salah satu produk di masukkan kedalam Produk yang di tumbuk
wadah terbuka

Anda mungkin juga menyukai