Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
TUGAS UJIAN
Disusun Oleh:
Colin Bid 0910015027
Ibnu Ludi Nugroho 0910015050
Penguji:
dr. Prima Deri Pella Todingbua, Sp.OG
2. Penatalaksaan PUA
3. Indikasi kuretase
Indikasi diagnostik
Metroragia
Perdarahan uterus disfungsional
Polip uteri
Karsinoma endometrium
Perdarahan pasca molar (kemungkinan koriokarsinoma)
Infertilitas
Amenore sekunder
Indikasi terapetik
Abortus insipien, abortus inkomplit, missed abortion
Sisa plasenta
Mola hidatidosa
4. Indikasi induksi
Apa indikasi induksi ?(Saifuddin, Ilmu Bedah Kebidanan, 2009)
Indikasi Janin :
Hamil lewat bulan
Ketuban Pecah Dini
Janin mati
Indikasi Ibu :
Ibu dengan DM
Ibu dengan Hipertensi
Indikasi Janin :
Tali pusat menumbung
Mekoneum pada letak kepala
Denyut jantung memburuk
Indikasi Profilaksis
Panggul sempit
Partus lama
Primigravida tua
Indikasi Sosial
Bayi mahal
14. Tubektomi
Teknik Madlener (1919), caranya :
a. Buat loop tuba sekitar 3 cm
b. Tuba dikrus beberapa kali sehingga kanalisnya mengalami kerusakan
c. Ikat dengan benang sutra yang tidak diserap
d. Selanjutnya tuba tidak dipotong, tuba yang sudah dikrus (dilunakkan)
ditanamkan dimesosalping
Teknik Aldridge
Peritoneum dari ligamentum latum dibuka dan kemudian tuba bagian
distal bersama-sama dengan fimbriae ditanam ke dalam ligamentum latum
Teknik Uchida (1960) :
a. Buat edema artificial dengan saline + epinefrin sehingga tuba tampak
putih
b. Tuba dikeluarkan, dipotong dan diikat di dua tempat
c. Bagian proksimal ditanam di bawah mesosalping, bagian distal dibiakan
kearah peritoneum, mesosalping dijahit kembali dan perdarahan dirawat
a) Klasik (Deventer)
Prinsip
Melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan lengan belakang
lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas (sacrum),
kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawaah simpisis.
Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada
pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut
janin mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong
dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk
menelusuri bahu janin sampai pada fossa kubiti kemudian lengan bawah
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka
janin.
Untuk melahirkan lengan depan, pergelangan kaki janin diganti dengan
tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung
janin mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan depan
dilahirkan.
Keuntungan
Umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan letak sungsang tetapi
kerugiannya lengan janin relativ tinggi didalam panggul sehingga jari
penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang dapat menimbulkan
infeksi.
b) Mueller
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu
dan lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan
bahu dan lengan belakang. Bokong janin dipegang dengan femuropelvik
yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari
telunjuk pada krisat iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian depan.
Kemudian badan ditarik ke curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu
depan tampak di bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan dengan
mengait lengan bawahnya. Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan
janin ke atas sampai bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke
dalam jalan lahir sehingga mengurangi infeksi.
c) Lovset
Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin
dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke
bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir
dibawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan.Keuntungannya yaitu
sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada semua letak sungsang,
minimal bahay infeksi.Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan pada sungsang
dengan primigravida, janin besar, panggul sempit.
d) Bickenbach
Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan
cara klasik. Tahap ketiga dengan melahirkan kepala yang menyusul (after
coming head).