Pada tanggal 5 Januari 1808 zaman penguasaan Daendels terjadi perseteruan pihak Belanda
dengan Keraton.
Daendles : “Pembangunan jalan ini harus segera dilakukan!. Dari Anyer hingga Panarukan harus
segera dilaksananakan! Tidak mau tau, segera bukakan akses untuk melancarkan pembangunan
jalan ini!”
Pihak Keraton: “Tidak bisa sebelum ada persetujuan dari pihak kami, pilih saja jalur lain”
Penasehat Keraton: “Bagaimana mungkin di usia yang begitu muda, sri sultan hamengkubuwono
Smissaert: “lebih baik saya gantikan sementara posisi adik baginda sri sultan, setelah beliau
tumbuh dewasa akan saya kembalikan, dengan begitu kehidupan rakyat pasti terjamin”
Hamengkubuwono IV: “ Baiklah, namun masih ada harapan dari bagian keraton yang dapat
Smissaert: “Mana bisa seperti itu, saya sudah berbaik hati menawarkan tugas seberat ini masih
anda tolak?”
DIponegoro ini tidak puas dengan melihat penderitaan rakyat karena kekejaman dan kelicikan
Rakyat : “Bagaimana kita bisa makan? Untuk berdiri pun rasanya tak kuat menahan pedih,
kejam sekali”
Pihak Keraton;” harus memperoleh uang darimana lagi untuk membayar kompensasi?”
Pihak Keraton :”Kita manfaatkan saja Diponegoro ia kan memiliki banyak channel dengan
Datanglah pihak Keraton ke kediaman diponegoro dan memohon meminjami pihak Keraton
Smissaert berhasil menipu kedua wali sultan untuk meluluskan kompensasi yang diminta oleh
dengan keraton
Diponegoro sangat membenci perlakuan dan penguasaan belanda di nusantara, beliau melihat
Ratu Ageng: “ Benar apa yang dikatakan patih danurejo, pihak belanda membantu kita”
Pangeran Diponegoro: “ Seharusnya kalian tidak harus berhubungan dengan Belanda.Apa yang
kalian lakukan itu membuat rakyat menderita dan keuangan keraton menjadi bangkrut,karena
kompensasi tersebut”.
Pangeran Diponegoro:” Memang apa saja keuntungan yang kalian dapat dari Belanda?”
Patih Danurejo:” Banyak sekali , tapi tidak bisa kami sebutkan satu per satu , yang jelas kami
Setelah konflik itu terjadi, akhirnya Pangeran Diponegoro memutusnya hubungannya dengan
pihak keraton .
Akhirnya Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan dengan membatalkan perja puwasa pada
Mei 1985 agar petani di Tegal Rejo dapat membeli senjata dan makanan.
MULAI PERANG
Smissaert:”Perintahkan pada anak buah kita agar pemasangan patok segera dilaksanakan
Patih Danu Rejo:”Baik segera saya laksnakan tetapi apakah sudah mendapat persetujuan dari
Pangeran Diponegoro Karen pemasangan patok tersebut akan melewati pekarangan Pangeran
DIponegoro”.
Setelah Pangeran Diponegoro tahu , beliau memerintahkan rakyat untuk mencabuti patok-patok
dengan benar!”
Pangeran Diponegoro:” Lawan dulu sampai habis , saya akan memikirkan di mana kita akan
berlindung”.
Sentot, dan Kyai Maja sebagai pengawas spiritual dalam perang ini. Perang ini semakin meluas
Jendral De kock:”Kuatkan pasukan kita untuk melawan Diponegoro. Kirim Letkol Clurens ke
kalau kita meminta bantuan dari pasukan kita yang berada di Sumatra Barat?”
Jendral De Kock:”Lakukan saja kalau memang itu yang terbaik”.
dari Goa Selarong dipindahkan ke Dekso oleh pimpina Alibasyah Sentot. Alibasyah Sentot
mendapatkan kemenangan .
Jendral De Kock:”Bagaimana kalian ini! Kenapa menghadapi Diponegoro saja tidak becus!
Salah satu pasukan Belanda:”Tapi kami sudah menjalankan siasat yang telah disusun”.
Pada tahun 1827 Perlawanan Diponegoro berhasil dikalahkan oleh Belanda.Para pemimpin yang
membantu Diponegoro mulai banyak yang tertangkap walaupun perlawanan rakyat masih
terjadi.
Alibasyah Sentot:”Serang habis pasukan Belanda , jangan sampai kita mau ditindas”.
Pasukan Belanda mencoba mendekati Alibasyah Sentot untuk berunding , tapi ia selalu menolak.
Pasukan Belanda:”Bagaimana ini? Apakah kta bisa membuat Sentot menerima ajakan kita?”.
Aria Prawirodiningrat:”Mengapa tidak kau terima saja rundingan yang akan diadakan oleh
Belanda?”
banyak keuntungan”.
Pihak Belanda:”Bagaimana tuan Alibasyah? Apa yang ingin anda pertahankan dan apa yang bisa
kami dapatkan?”.
Alibasyah Sentot:”Biarkanlah aku dan pasukan Pangeran Diponegoro berjuang dijalan Allah dan
Pihak Belanda:”Baiklah,Akan kami wujudkan .Tetapi setelah perjanjian ini tanggal 24 Oktober
1829 kalian semua harus menyerahkan diri ke Ibu Kota Negeri Yogyakarta”.
Kemudian ditandatanganilah perjanjian Imogiri antara Alibasyah Sentot dengan pihak Belanda.
Penyerahan diri atau tertangkapnya para pemimpin pengikut Diponegoro merupakan pukulan
Pasukan Belanda:”Tidak tahu tuan.Diponegoro selalu bergerak daru pos satu ke pos yang lain”.
Pasukan Belanda:”Apakah isi sayembara itu? Akan segera kami sebar luaskan”.
Pimpinan Belanda:”Buat saja pengumuman siapapun yang dapat menerahkan Diponegoro dalam
Segera pihak Belanda menyebarluaskan sayembara tersebut , tetapi tidak ada satupun yang
tertarik.
Pihak Belanda berhasil menemukan Diponegoro di daerah Gombong, tipuan dari Belanda
meninggal di Benteng Belanda yang berada di Makasar yaitu Benteng Fort Rotterdam.
http://fajriasidhi.blogspot.co.id/2016/01/naskah-drama-perang-diponegoro.html