PENDAHULUAN
1
2
ilmu pengetahuan yang dapat memengaruhi jiwa, raga, dan pikiran sehingga
berdampak menenangkan (relaksasi), meremajakan (rejuvenasi), serta
merevitalisasi tubuh.[6] Menurut Henderson dkk aromaterapi memiliki
beberapa fungsi diantaranya membuat udara dalam ruangan menjadi segar,
menciptakan suasana yang tenang, dapat digunakan sebagai antibiotik, dapat
berguna menjadi antiseptik untuk melakukan perlawanan terhadap virus,
merendam emosi, dapat menjadi alat untuk relaksasi, dan juga meningkatkan
konsentrasi.[7] Beberapa jenis aromaterapi dari minyak atsiri saat ini diunakan
untuk mengurangi kecemasan, stres, serta depresi.[8]
Aromaterapi yang digunakan melalui cara inhalasi atau dihirup akan
masuk ke sistem limbik dimana nantinya aromaterapi ini akan di proses
sehingga dapat mencium baunya. Pada saat menghirup suatu aroma, kompo
nen kimia akan masuk dalam sistim limbik pada otak. Amigdala sebagian dari
sistem limbik bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma.
Hippocampus bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau
juga tempat dimana bahan kimia pada aromaterapi merangsang gudang-
gudang penyimpanan memori otak kita terhadap pengenalan bau-bauan. Hal
ini akan merangsang memori dan respon emosional[9]. Aromaterapi
memberikan efek yang signifikan pada gelombang otak, hal tersebut dilihat
dari hasil Elektroensefalogram (EEG) yakni rekaman aktivitas kelistrikan
otak. Hasil dari amplitudo serta frekuensi menunjukkan bahwa adanya
aktivitas pada gelombang alpha, betha, serta tetha. Ketika individu sedang
membaca atau pada saat pikiran berkonsentrasi, gelombang betha adalah
gelombang dominan dan alpha dihambat.[10] Dimana gelombang betha
berkaitan dengan kognitif, analitis, logika, aktifitas otak kiri, serta konsentrasi,
gelombang alpha terkait meditasi, akses nurani bawah sadar dan gelombang
tetha yakni keadaan tidur lelap.[11]
Minyak atsiri jeruk dapat digunakan sebagai pengharum ruangan,
bahan parfum, dan mengubah citra rasa makanan menjadi lebih
menarik. Selain itu, minyak atsiri jeruk juga memiliki manfaat kesehatan yang
digunakan sebagai aroma terapi. Aroma jeruk dapat menstabilkan sistem
3
dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang terdiri dari 24 orang
responden pria dan 26 orang responden wanita. Hasil eksperimen pada
penelitian ini berupa skor atau jumlah soal yang berhasil dijawab responden
dengan benar untuk masing-masing tes kemampuan kognitif pada setiap
perlakuan. Tes kemampuan kognitif yang diberikan dibagi ke dalam 3 buah
tes yaitu tes kemampuan berhitung, tes kemampuan menghapal dan tes
kemampuan pengambilan keputusan. Hasil yang didapatkan paling signifikan
adalah pemberian intervensi aromaterapi peppermint dan musik rock pada
kemampuan berhitung. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pemberian
perlakuan jenis aromaterapi peppermint dan musik rock memiliki pengaruh
paling baik terhadap kemampuan kognitif berhitung.[18]
Aromaterapi memiliki pengaruh terhadap tingkat kecemasan, depresi,
konsentrasi, serta suasana hati. Berdasarkan fakta tersebut peneliti merasa
perlu dilakukan penelitian dengan tema yang serupa namun memodifikasi
aromaterapi yang diberikan dengan aroma kulit jeruk pontianak, ini
dikarenakan kandungan dari minyak atsiri kulit jeruk pontianak yang
beraroma khas manis dan menyegarkan memengaruhi otak.
Dimana Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator,
memunculkan pesan-pesan ke bagian otak serta bagian tubuh yang lain. Pesan
yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan
senyawa elektrokimia yang menyebabkan euporia, rileks atau sedatif. Sistem
limbik ini terutama digunakan untuk sistem ekspresi emosi.[19]
Berdasarkan data dari dinas pendidikan kota pontianak tahun
2014/2015, dari 71 sekolah yang melaksanakan ujian nasional SMP/MTs se-
kota pontianak diketahui bahwa SMP Muhammadiyah 3 merupakan sekolah
menengah pertama dengan nilai kelulusan siswa terendah. Data yang
diperoleh dari sekolah menunjukkan nilai kelulusan siswa dari tahun 2012
sampai 2014 dengan nilai rata-rata 5,73 ; 5,9 ; 49,23 . Hal ini didukung pula
dengan data studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 3
pontianak, wawancara yang dilakukan pada guru yang mengajar di sekolah
tersebut diakui bahwa siswa nya terlihat kurang produktif dalam belajar.
5
Dari lima orang siswa kelas VIII yang diwawancarai empat diantaranya
mengatakan terkadang merasa kurang bersemangat, tegang, suasana belajar
kurang menyenangkan, serta kurang berkonsentrasi saat proses belajar
berlangsung.