Tinggi dan berat badan Melina Bertha Aryaningsih tidak sesuai dengan
pertumbuhan anak kelas III SD pada umumnya. Hal ini sesuai dengan
tahap 3 perkembangan berdasarkan biologi menurut Kretschmer. Tinggi
badannya yaitu 120 cm dan berat badannya 32 kg. Hal tersebut membuat
melina terlihat lebih gemuk dari teman perempuan sebayanya. Pada
umumnya, pertumbuhan tinggi dan berat badan anak perempuan kelas III
SD memiliki kecenderungan lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-
laki, hal itu bisa dibuktikan dari tinggi dan berat badan Melina yang
pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki di
kelasnya.
2. Kelainan/Cacat
Melina merupakan siswi yang gesit dan lincah. Hal ini terlihat dari
kegemarannya bermain lompat tali dengan teman-temannya. Dia terlihat
begitu bersemangat saat bermain. Saat dia bermain di kelas, dia juga
terlihat gesit dengan berlari kesana-kemari. Ini merupakan salah satu ciri
anak kelas rendah dimana mereka terlihat lebih gesit dan lincah dalam
bermain. Pada umumnya permainan yang mereka mainkan adalah
permainan yang melibatkan fisik seperti kejar-kejaran dan kasti.
6. Suka bermain
9. Senang Bermain Dengan Teman Kelas Atau Teman Yang Berbeda Kelas
Namun Sebaya.
10. Senang bermain dengan temannya yang kelasnya lebih tinggi dan lebih
rendah (tidak sebaya)
Melina adalah siswi yang mudah bergaul dengan teman dan juga orang
yang tidak seusia dengannya. Jadi terkadang dia juga sering bermain
dengan kakak kelas maupun adik kelasnya. Hal ini mungkin juga
disebabkan karena dia memiliki kakak. Berdasarkan obrolan yang saya
lakukan selama pengamatan, terkadang kakak Melina mengajak temannya
main ke rumah dan dia juga bermain dengan teman kakaknya tersebut.
Sehingga hal ini sedikit berpengaruh kepada Melina dalam hal bermain
dan sosialisasi dengan teman yang kelasnya lebih tinggi maupun lebih
rendah darinya.
Meskipun Melina meiliki banyak teman namun Melina tidak senang bila
bermain dengan lawan jenisnya. Hal ini sesuai dengan faktor intern yang
mempengaruhi perkembangan anak sekolah dasar dimana salah satu
faktonya menyebutkan bahwa anak pada usia ini anak cenderung senang
bermain dengan teman yang berjenis kelamin sama. Mereka juga senang
berkelompok dan melakukan hal-hal lain seperti belajar dan berdiskusi
dengan teman yang berjenis kelamin sama
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa Melina lebih suka bermain
dengan teman segender. Hal ini bisa disebakan karena anak pada usia ini
mulai menyadari peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Menurut
Havighurst, pada usia 9 dan 10 tahun anak mulai menyadari peranan
sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak wanita menampilkan tingkah
lakunya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat sebagai wanita,
demikian juga halnya anak pria. Sehingga hal ini menjadikan anak lebih
senang berkumpul dengan teman segender.
Pada tata tertib SDN Madyopuro 3 ini menyebutkan bahwa siswa dilarang
membawa alat komunikasi dalam bentuk apapun. Dalam salah satu ciri
khas anak SD menyebutkan bahwa anak SD memiliki sikap tunduk kepada
peraturan-peraturan. Sehingga hal ini membuat Melina tidak membawa
alat komunikasinya. Pihak sekolah berpikir bahwa alat komunikasi belum
sepantasnya dimiliki oleh siswa. Sebab jika mereka membawa HP maka
hal itu dapat mengganggu konsentrasinya dalam belajar.
14. Selalu mengganggu teman
Meskipun Melina merupakan siswa yang aktif tapi Melina tidak suka
mengganggu temannya. Justru teman laki-laki sekelasnya yang senang
mengganggunya. Tapi Melina tidak membalas dengan mengganggu
mereka.
Meskipun pada masa ini anak-anak senang mencari perhatian dari orang
lain dengan perbuatan yang mereka lakukan, namun tidak begitu dengan
Melina. Dia bukan tipe anak yang hiperaktif dan senang mencari perhatian
di kelas dengan berteriak-teriak. Dia hanya berteriak saat memanggil
temannya yang berada jauh dari dirinya. Dia juga berteriak saat kesal
karena diganggu oleh teman laki-laki di kelasnya.
Pada usia ini, anak umunya memiliki sikap egois yang tinggi. Namun,
Melina tidak demikian. Saat berebut sesuatu dengan temannya Melina
akan cenderung mengalah dan membiarkan temannya memakainya dulu.
Secara tersirat hal ini menunjukkan bahwa Melina bukan tipe anak egois,
meskipun pada ciri-ciri yang ada menyebutkan bahwa anak kelas rendah
umumnya memiliki sifat egosentris yang tinggi.
Melina merupakan siswi yang ceria. Jika diajak bicara dia selalu
tersenyum dan ramah. Hal itu sesuai dengan ciri anak kelas rendah yang
senang bermain dan pada umumnya mereka terlihat lebih ceria. Sebab
beban tugas dari sekolah tidak terlalu mereka rasakan. Mereka cenderung
bermain atau melakukan kegiatan yang menyenangkan di luar rumah.
18. Mudah menangis
Melina bukan merupakan tipe anak yang mudah menangis. Seperti yang
sudah disebutkan di atas, melina adalah siswi yang ceria. Jika dia
mengalami kesulitan dalam hal belajar, dia tidak akan menangis melainkan
mempelajari pelajaran yang tidak dia kuasai. Sedangkan, saat dia di
ganggu teman lak-laki di kelasnya, Melina juga tidak mudah menangis.
Pada usia ini, semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu
makin tinggi. Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam
aktivitas yang sedang dilakukan makin meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat konsentrasi yang cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam
aktivitas yang dilakukannya. Sebagai contoh salah satu permainan yang
agak rumit dan membutuhkan pemikiran adalah rubik. Namun dalam hal
ini Melina tidak senang bermain rubik. Bila dia bermain permainan yang
agak rumit, dia lebih senang bermain game dengan kategori petualangan
pada tab atau leptop yang ada di rumahnya.
20. Suka bertanya baik pada teman, guru maupun kepada orang lain
Secara umum salah satu sifat anak SD adalah sangat realistik, rasa ingin
tahu besar dan ingin belajar. Hal itu juga terjadi pada Melina. Dia
merupakan salah satu siswi yang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Bila
ada mata pelajaran atau istilah yang tidak dia mengerti dia akan bertanya
pada guru. Namun untuk bertanya pada teman, Melina sering bertanya
tentang tugas. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya merupakan
pertanyaan yang sifatnya realistis sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Hal ini membuat nilai keaktifan Melina baik dan dia juga merupakan siswi
yang pandai.
Dalam kelas Melina merupakan salah satu siswa yang terlihat lebih
dominan. Namun untuk segi kreativitas, Melina kreatif dalam hal
mewarnai. Dia berani memadukan warna-warna sehingga menjadi
kombinasi warna yang indah. Saat mewarnai, siswi ini memberikan warna
pada objek yang digambar sesuai dengan apa yang dilihatnya. Misalnya
daun pada pohon berwarna hijau dan daun yang berguguran berwarna
kuning karena merupakan daun yang layu. Sedangkan dalam menggambar
Melina masih sering meniru gambar pada buku.
Menurut Jean Piaget selaku psikolog asal Swiss menyatakan bahwa salah
satu konsep dan prinsip tentang sifat perkembangan kognitif anak adalah
anak sebagai pembelajar yang aktif. Hal ini berarti anak memiliki rasa
ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusahan mencari
informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas
dunia yang mereka hadapi itu.
Berdasarkan tata tertib yang dibuat pihak sekolah Melina tidak pernah
melanggarnya. Dia merupakan siswa yang patuh dan juga tidak pernah
terlambat. Hal ini juga dibuktikan dengan Melina yang tidak membawa
alat komunikasi saat sekolah.
Melina merupakan anak yang sopan dan menjunjung tinggi tata krama.
Jika dia berbicara dengan orang yang lebih tua darinya dia bisa
menempatkan diri dan bicaranya sopan. Begitupun tingkah lakunya
dengan guru dan teman-temannya. Misalnya saat dia berbicara dengan ibu-
ibu atau orang yang lebih tua menggunakan bahasa Jawa, dia akan
menjawabnya dengan bahasa yang halus (krama inggil) meskipun masih
banyak bahasa krama inggil yang belum dia ketahui. Sehingga dalam
bicara dia masih sering mencampuradukkan bahasa. Sedangkan saat dia
lewat depan kantor atau di depan gurunya, dia akan membungkukkan
badannya.
Berdasarkan teori etologi salah satu perilaku positif anak sekolah dasar
adalah kemampuan menahan emosi. Perkembangan etologi sendiri
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam
pembentukan kebiasaan dan sikap secara alami. Pada umumnya, anak di
usia kelas rendah memiliki perilaku yang agresif seperti memukul,
mencubit, melempar dan sebagainya. Jika anak bersikap agresif dan tidak
diatasi maka akan menghambat anak dalam berhubungan dengan orang
lain. Dalam hal ini Melina memiliki kontrol diri yang baik. Emosinya
tidak mudah tersulut jika dia di ejek oleh temannya, sehingga dia jarang
marah. Jika hal itu terjadi, Melina hanya akan membiarkan temannya
tersebut. Namun jika temannya mulai mengganggu dengan melibatkan
fisik (mencubit) sehingga Melina kesakitan maka dia akan membalas
dengan mencubitnya juga.
Dalam hal berbicara Melina menggunakan bahasa yang runtut dan mudah
dimengerti. Sehingga ini membuat lawan bicaranya mengerti apa yang dia
bicarakan. Begitupun bila dia berbicara dengan orang yang lebih tua. Di
rumah, Melina menggunakan sistem kedwibahasaan yaitu penggunaan dua
bahasa dalam kehidupan sehari-harinya. Ini menyebabkan anak yang
dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu akan
lebih cepat perkembangan bahasanya dari pada yang hanya menggunakan
satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara
bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa Indonesia
dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Jawa.