Anda di halaman 1dari 10

HASIL LAPORAN OBSERVASI KELAS III SDN MADYOPURO 3

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang


bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan
pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat
dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara
melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan.
Contohnya adalah pertumbuhan pada tumbuhan dapat di lihat dengan adanya
perubahan tinggi batang, menghitung daun dan jumlah bunga. Secara fisik, anak
kelas III SD memiliki karakteristik tersendiri yang perlu dipelajari dan dipahami
oleh guru, karena di dalam menjalankan aktivitasnya termasuk aktivitas belajar
dan aktivitas mental lainnya akan lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi fisik.

Sedangkan perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang


terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman bekerja dalam
suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikis atau
perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan
individu.

Dalam observasi ini, saya mengamati seorang siswi bernama Melina


Bertha Aryaningsih. Di merupakan siswi SDN Madyopuro 3 yang sedang duduk
di bangku kelas III B. Melina memiliki kondisi yang baik dan sehat secara
jasmani. Berikut pembahasan tentang aspek pertumbuhan dan perkembangan pada
Melina anak kelas III SD :

1. Bentuk Badan Proporsional

Tinggi dan berat badan Melina Bertha Aryaningsih tidak sesuai dengan
pertumbuhan anak kelas III SD pada umumnya. Hal ini sesuai dengan
tahap 3 perkembangan berdasarkan biologi menurut Kretschmer. Tinggi
badannya yaitu 120 cm dan berat badannya 32 kg. Hal tersebut membuat
melina terlihat lebih gemuk dari teman perempuan sebayanya. Pada
umumnya, pertumbuhan tinggi dan berat badan anak perempuan kelas III
SD memiliki kecenderungan lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-
laki, hal itu bisa dibuktikan dari tinggi dan berat badan Melina yang
pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki di
kelasnya.

2. Kelainan/Cacat

Melina tidak memiliki kelainan/cacat sedikitpun. Dia memiliki fisik yang


sempurna dan lengkap. Panca inderanya berfungsi dengan baik. Hal ini
terlihat dari Melina yang tidak menggunakan kaca mata ataupun alat bantu
lainnya yang digunakan anak-anak yang memiliki kelainan/cacat untuk
membantu mereka dalam kegiatan sehari-hari. Meskipun Melina memiliki
tubuh yang gemuk, namun hal itu termasuk hal yang wajar karena
kegemukan yang dimilikinya bukanlah suatu penyakit ataupun obesitas.

3. Gesit dan Lincah Bergerak

Melina merupakan siswi yang gesit dan lincah. Hal ini terlihat dari
kegemarannya bermain lompat tali dengan teman-temannya. Dia terlihat
begitu bersemangat saat bermain. Saat dia bermain di kelas, dia juga
terlihat gesit dengan berlari kesana-kemari. Ini merupakan salah satu ciri
anak kelas rendah dimana mereka terlihat lebih gesit dan lincah dalam
bermain. Pada umumnya permainan yang mereka mainkan adalah
permainan yang melibatkan fisik seperti kejar-kejaran dan kasti.

4. Memperlihatkan Kondisi Kondisi Sehat Jasmani

Pada anak kelas 3 SD terkadang terdapat berapa anak yang masih


memiliki gigi susu dan biasanya gigi susu tersebut mengalami kerusakan
seperti keropos ataupun gigi mereka berubah menjadi hitam. Sedangkan
Melina memiliki gigi yang sehat dan rapi. Giginya juga sudah merupakan
gigi tetap. Namun kukunya terlihat kotor dan tidak terawat. Kuku yang
dimiliki Melina terlihat panjang dan sedikit kotor.

5. Terlihat senang menyendiri

Loree (1970:86) menjelaskan bahwa sosialisasi merupakan suatu proses


dimana individu melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-
rangsangan social. Dalam hal ini Melina merupakan siswa yang senang
bersosialisasi, sehingga dia tidak senang menyendiri. Dia selalu
beraktifitas dan berkumpul dengan teman-temannya. Hal ini sesuai dengan
sifat manusia sebagai makhluk sosial dimana manusia memiliki sifat yang
selalu ingin berkumpul dan melakukan sesuatu dengan orang lain.

6. Suka bermain

Minat melakukan aktivitas fisik pada siswa kelas rendah sangat


dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik itu sendiri.
Pada umumnya anak kelas rendah baik anak laki-laki maupun anak
perempuan mengalami peningkatan minat yang besar dalam melakukan
aktivitas fisik. Misalnya aktivitas bermain yang dilakukan lebih
didominasi oleh permainan yang bersifat aktif, seperti bermain kejar-
kejaran, petak umpet, dan beberapa bentuk permainan tradisional yang
melibatkan aktivitas fisik. Tentunya disesuaikan dengan minat dan
kesepakatan anak-anak tersebut dalam memilih jenis permainan yang akan
dilakukan. Begitu juga dengan Melina, dia sangat senang bermain, apalagi
permainan yang melibatkan fisik. Permainan favoritnya adalah lompat tali
dan petak umpet. Biasanya dia bermain lompat tali di sekolah dengan
teman-temannya pada jam istirahat.

7. Senang Bekerja Sama Dalam Kegiatan Bermain Maupun Kegiatan


Lainnya.

Melalui pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak dapat belajar aspek-


aspek penting dalam proses sosialisasi seperti : belajar memenuhi aturan-
aturan kelompok,belajar setia kawan,belajar tidak tergantung pada orang
dewasa di sekelilingnya dan lain-lain. Dalam hal ini, Melina merupakan
siswa yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Jika teman
sekelasnya berkumpul atau bermain, dia sering ikut dan terlibat di
dalamnya. Hal ini menyebabkan dia menyukai permainan yang bersifat
kelompok yang membutuhkan kerja sama.
8. Senang Menolong Teman Saat Temannya Mengalami Kendala

Meskipun di usia anak kelas rendah umumnya memiliki sikap egosenttris


yang tinggi namun tidak demikian yang terjadi pada Melina. Dia termasuk
siswa yang memiliki insting tinggi. Insting merupakan
suatu rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak
kelahiran suatu makhluk hidup. Hal ini terlihat saat temannya lupa tidak
membawa alat tulis maka Melina tanpa di minta akan meminjamkan alat
tulisnya pada temannya tersebut. Begitu juga saat guru menjatuhkan
barang, Melina dengan cepat membantu sang guru mengambilkan
barangnya.

9. Senang Bermain Dengan Teman Kelas Atau Teman Yang Berbeda Kelas
Namun Sebaya.

Anak pada usia SD mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan


keluarga. Anak (siswa) SD mulai belajar memberi dan menerima dalam
kehidupan sosial diantara teman sebaya. Hal ini juga terjadi pada Melina.
Dalam hal bermain dia senang bermain dengan teman sekelas atau teman
yang berbeda kelas namun sebaya. Untuk teman yang berbeda kelas
biasanya Melina bermain bersama mereka saat istirahat jam ektrakurikuler
ataupun pada saat les di luar sekolah. Hal tersebut membuat Melina akrab
dengan anak yang tidak satu kelas dengannya dan hal itu juga
membuatnya memiliki banyak teman.

10. Senang bermain dengan temannya yang kelasnya lebih tinggi dan lebih
rendah (tidak sebaya)

Melina adalah siswi yang mudah bergaul dengan teman dan juga orang
yang tidak seusia dengannya. Jadi terkadang dia juga sering bermain
dengan kakak kelas maupun adik kelasnya. Hal ini mungkin juga
disebabkan karena dia memiliki kakak. Berdasarkan obrolan yang saya
lakukan selama pengamatan, terkadang kakak Melina mengajak temannya
main ke rumah dan dia juga bermain dengan teman kakaknya tersebut.
Sehingga hal ini sedikit berpengaruh kepada Melina dalam hal bermain
dan sosialisasi dengan teman yang kelasnya lebih tinggi maupun lebih
rendah darinya.

11. Lebih senang bermain dengan lawan jenis

Meskipun Melina meiliki banyak teman namun Melina tidak senang bila
bermain dengan lawan jenisnya. Hal ini sesuai dengan faktor intern yang
mempengaruhi perkembangan anak sekolah dasar dimana salah satu
faktonya menyebutkan bahwa anak pada usia ini anak cenderung senang
bermain dengan teman yang berjenis kelamin sama. Mereka juga senang
berkelompok dan melakukan hal-hal lain seperti belajar dan berdiskusi
dengan teman yang berjenis kelamin sama

12. Berkelompok dengan gender

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa Melina lebih suka bermain
dengan teman segender. Hal ini bisa disebakan karena anak pada usia ini
mulai menyadari peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Menurut
Havighurst, pada usia 9 dan 10 tahun anak mulai menyadari peranan
sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak wanita menampilkan tingkah
lakunya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat sebagai wanita,
demikian juga halnya anak pria. Sehingga hal ini menjadikan anak lebih
senang berkumpul dengan teman segender.

13. Membawa alat komunikasi berupa handphone

Pada tata tertib SDN Madyopuro 3 ini menyebutkan bahwa siswa dilarang
membawa alat komunikasi dalam bentuk apapun. Dalam salah satu ciri
khas anak SD menyebutkan bahwa anak SD memiliki sikap tunduk kepada
peraturan-peraturan. Sehingga hal ini membuat Melina tidak membawa
alat komunikasinya. Pihak sekolah berpikir bahwa alat komunikasi belum
sepantasnya dimiliki oleh siswa. Sebab jika mereka membawa HP maka
hal itu dapat mengganggu konsentrasinya dalam belajar.
14. Selalu mengganggu teman

Meskipun Melina merupakan siswa yang aktif tapi Melina tidak suka
mengganggu temannya. Justru teman laki-laki sekelasnya yang senang
mengganggunya. Tapi Melina tidak membalas dengan mengganggu
mereka.

15. Suka berteriak-teriak

Meskipun pada masa ini anak-anak senang mencari perhatian dari orang
lain dengan perbuatan yang mereka lakukan, namun tidak begitu dengan
Melina. Dia bukan tipe anak yang hiperaktif dan senang mencari perhatian
di kelas dengan berteriak-teriak. Dia hanya berteriak saat memanggil
temannya yang berada jauh dari dirinya. Dia juga berteriak saat kesal
karena diganggu oleh teman laki-laki di kelasnya.

16. Memperlihatkan sikap egois dengan tidak mau mengalah

Pada usia ini, anak umunya memiliki sikap egois yang tinggi. Namun,
Melina tidak demikian. Saat berebut sesuatu dengan temannya Melina
akan cenderung mengalah dan membiarkan temannya memakainya dulu.
Secara tersirat hal ini menunjukkan bahwa Melina bukan tipe anak egois,
meskipun pada ciri-ciri yang ada menyebutkan bahwa anak kelas rendah
umumnya memiliki sifat egosentris yang tinggi.

17. Selalu ceria dan mudah tersenyum

Melina merupakan siswi yang ceria. Jika diajak bicara dia selalu
tersenyum dan ramah. Hal itu sesuai dengan ciri anak kelas rendah yang
senang bermain dan pada umumnya mereka terlihat lebih ceria. Sebab
beban tugas dari sekolah tidak terlalu mereka rasakan. Mereka cenderung
bermain atau melakukan kegiatan yang menyenangkan di luar rumah.
18. Mudah menangis

Melina bukan merupakan tipe anak yang mudah menangis. Seperti yang
sudah disebutkan di atas, melina adalah siswi yang ceria. Jika dia
mengalami kesulitan dalam hal belajar, dia tidak akan menangis melainkan
mempelajari pelajaran yang tidak dia kuasai. Sedangkan, saat dia di
ganggu teman lak-laki di kelasnya, Melina juga tidak mudah menangis.

19. Bermain dengan melakukan permainan yang agak rumit karena


membutuhkan pemikiran.

Pada usia ini, semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu
makin tinggi. Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam
aktivitas yang sedang dilakukan makin meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat konsentrasi yang cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam
aktivitas yang dilakukannya. Sebagai contoh salah satu permainan yang
agak rumit dan membutuhkan pemikiran adalah rubik. Namun dalam hal
ini Melina tidak senang bermain rubik. Bila dia bermain permainan yang
agak rumit, dia lebih senang bermain game dengan kategori petualangan
pada tab atau leptop yang ada di rumahnya.

20. Suka bertanya baik pada teman, guru maupun kepada orang lain

Secara umum salah satu sifat anak SD adalah sangat realistik, rasa ingin
tahu besar dan ingin belajar. Hal itu juga terjadi pada Melina. Dia
merupakan salah satu siswi yang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Bila
ada mata pelajaran atau istilah yang tidak dia mengerti dia akan bertanya
pada guru. Namun untuk bertanya pada teman, Melina sering bertanya
tentang tugas. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya merupakan
pertanyaan yang sifatnya realistis sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Hal ini membuat nilai keaktifan Melina baik dan dia juga merupakan siswi
yang pandai.

21. Cepat dalam merespon pertanyaan yang diberikan


Saat saya bertanya pada Melina respon yang dia berikan begitu cepat. Hal
ini membuat dia terkesan lebih dewasa dari teman laki laki sebayanya.
Itulah yang menyebabkan guru-guru senang mengobrol dengannya. Dalam
hal ini bisa dikatakan Melina memiliki komunikasi yang baik.

22. Terlihat lebih dominan dan kreatif

Dalam kelas Melina merupakan salah satu siswa yang terlihat lebih
dominan. Namun untuk segi kreativitas, Melina kreatif dalam hal
mewarnai. Dia berani memadukan warna-warna sehingga menjadi
kombinasi warna yang indah. Saat mewarnai, siswi ini memberikan warna
pada objek yang digambar sesuai dengan apa yang dilihatnya. Misalnya
daun pada pohon berwarna hijau dan daun yang berguguran berwarna
kuning karena merupakan daun yang layu. Sedangkan dalam menggambar
Melina masih sering meniru gambar pada buku.

Menurut Jean Piaget selaku psikolog asal Swiss menyatakan bahwa salah
satu konsep dan prinsip tentang sifat perkembangan kognitif anak adalah
anak sebagai pembelajar yang aktif. Hal ini berarti anak memiliki rasa
ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusahan mencari
informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas
dunia yang mereka hadapi itu.

23. Terlihat patuh dengan tata tertib

Berdasarkan tata tertib yang dibuat pihak sekolah Melina tidak pernah
melanggarnya. Dia merupakan siswa yang patuh dan juga tidak pernah
terlambat. Hal ini juga dibuktikan dengan Melina yang tidak membawa
alat komunikasi saat sekolah.

24. Sopan kepada teman, guru dan orang lain

Melina merupakan anak yang sopan dan menjunjung tinggi tata krama.
Jika dia berbicara dengan orang yang lebih tua darinya dia bisa
menempatkan diri dan bicaranya sopan. Begitupun tingkah lakunya
dengan guru dan teman-temannya. Misalnya saat dia berbicara dengan ibu-
ibu atau orang yang lebih tua menggunakan bahasa Jawa, dia akan
menjawabnya dengan bahasa yang halus (krama inggil) meskipun masih
banyak bahasa krama inggil yang belum dia ketahui. Sehingga dalam
bicara dia masih sering mencampuradukkan bahasa. Sedangkan saat dia
lewat depan kantor atau di depan gurunya, dia akan membungkukkan
badannya.

25. Mempunyai kontrol diri yang baik

Berdasarkan teori etologi salah satu perilaku positif anak sekolah dasar
adalah kemampuan menahan emosi. Perkembangan etologi sendiri
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam
pembentukan kebiasaan dan sikap secara alami. Pada umumnya, anak di
usia kelas rendah memiliki perilaku yang agresif seperti memukul,
mencubit, melempar dan sebagainya. Jika anak bersikap agresif dan tidak
diatasi maka akan menghambat anak dalam berhubungan dengan orang
lain. Dalam hal ini Melina memiliki kontrol diri yang baik. Emosinya
tidak mudah tersulut jika dia di ejek oleh temannya, sehingga dia jarang
marah. Jika hal itu terjadi, Melina hanya akan membiarkan temannya
tersebut. Namun jika temannya mulai mengganggu dengan melibatkan
fisik (mencubit) sehingga Melina kesakitan maka dia akan membalas
dengan mencubitnya juga.

26. Memiliki jiwa toleran

Dalam kelasnya Melina termasuk dalam kelompok minoritas dalam hal


agama. Namun dia memiliki jiwa toleran yang tinggi terhadap teman-
temannya yang memeluk agama berbeda. Misalnya, saat temannya yang
beragama islam merayakan idul fitri dan melakukan tradisi maaf-maafan
dalam islam, Melina juga ikut saling bermaaf-maafan. Hal ini merupakan
wujud dari jiwa toleran yang tinggi.

27. Memiliki rasa peduli yang tinggi


Meskipun dalam usia ini tingkat keegoisan anak tinggi, namun jika ada
teman yang mengalami kesulitan atau sakit, Melina sering menjenguknya
bersama tema-teman sekelasnya. Hal itu merupakan salah satu bentuk rasa
peduli yang tinggi terhadap teman.

28. Berbicara dengan jelas

Melina berbicara dengan jelas. Meskipun suaranya masih kecil (suara


anak-anak) tapi dia berbicara dengan jelas dan lantang. Ini terlihat pada
saat saya berbicara dengan dia. Melina juga tidak memiliki masalah dalam
pengucapan huruf ataupun cadel. Jadi hal ini juga termasuk salah satu
faktor yang menyebabkannya mampu berbicara dengan jelas.

29. Berbicara menggunakan bahasa yang runtut dan mudah dimengerti.

Dalam hal berbicara Melina menggunakan bahasa yang runtut dan mudah
dimengerti. Sehingga ini membuat lawan bicaranya mengerti apa yang dia
bicarakan. Begitupun bila dia berbicara dengan orang yang lebih tua. Di
rumah, Melina menggunakan sistem kedwibahasaan yaitu penggunaan dua
bahasa dalam kehidupan sehari-harinya. Ini menyebabkan anak yang
dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu akan
lebih cepat perkembangan bahasanya dari pada yang hanya menggunakan
satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara
bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa Indonesia
dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Jawa.

Anda mungkin juga menyukai