1. Definisi
Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-
sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan
tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2009 ).
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara
dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi
seluler dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit tunggal (Tucker dkk, 2009).
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit,di atas otot
dada.Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram. Pada payudara terdapat tiga bagian utama yaitu:
a. Korpus
Korpus (badan ) yaitu bagian yang membesar. Alveolus, yaitu unit terkecil yang
memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot
polos, dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus,yaitu beberapa
lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.ASI disalurkan dari alveolus
Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola
yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam putingndan bermuara ke luar. Di dalam
dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat
c. Papilla / Puting
Bentuk puting ada 4, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang dan terbenam
(inverted).
3. Etiologi
genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt menunjang terjadinya kanker ini.
Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum berkaitan dengan
kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui.
Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein
yang menekan atau menigkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon steroid yang
dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon
ovarium utama-estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang
dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Brunner dan Sudart, 2001).
Faktor resiko timbul kanker payudara terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat di ubah
1. Umur
Semakin bertambahnya umur meningkat resiko kanker payudara. Wanita paling sering
terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah wanita 40
tahun juga dapat terserang kanker payudara, namun resikonya lebih rendah dibandingkan
Resiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan
lamanya paparan hormone estrogen dan progesterone pada wanita yang berpengaruh terhadap
Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara.
Sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
4. Riwayat keluarga
Terdapat peningkatan resiko menderita kanker payudara pada wanita yang keluarganya
menderita kanker payudara tertentu. Apabila BRCA 1 (Breast Cancer 2),yaitu suatu
kerentanan terhadap kanker payudara, untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur
50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. 10% kanker payudara bersifat familial. Pada
studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen probabilitas.
5. Riwayat penyakit payudara jinak
Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara memiliki peningkatan resiko
1. Riwayat kehamilan
Usia lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan resiko mengalami kanker payudara.
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dengan kanker payudara pada wanita
pasca menopause. Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor resiko terjadinya kanker
payudara.
kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan
progestron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjer
payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama mempunyai
4. Konsumsi Rokok
Wanita yang merokok meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara daripada waita
Radiasi diduga meningkatkan resiko kejadian kanker payudara. Pemajanan terhadap radiasi
ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun meningkatkan resiko kanker
payudara.
4. Patofisiologi
Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa adanya perubahan genetik berkaitan
dengan kanker payudara namun ap yang menyebabkan genetik masih belum diketahui.Meskipun
belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui namun bisa diindentifikasi melalui
pencegahan.Hal yang selalu harus diingat adalah bahwa 60% yang di diagnosa kanker payudara
tidak mempunyai faktor resiko yang terindentifikas kecuali lingkungan hormonal mereka.Di
mengidentifikasi faktor resiko merupakan cara untuk mengidentifikasi wanita yang mungkin
diuntungkan dari kelangsungan hidup yang harus meningkat dan pengobatan dini (Prince,A
Sylvia.2009).
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal,
mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan waktu 7
tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat
diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari karsinoma
jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Prince,dkk 2009).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri:proliferasi yang
abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar keorgan-organ yang jauh.Didalam sel
tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam maligna dan berubah menjadi
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi dan progresi. Pada tahap inisiasi
terjadi suatu perubahan dalam genetiksel yang memancing selmenjadi maligna.perubahan dalam
denetic sel ini disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan karsinogen,yang bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi atau penyinaran dan sinar matahari. Tetapi, tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen harus merupakan mutagen yang dapat
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat akan dipotong dan
diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-enzim pengoreksi.
Pada keadaan tersebut akan timbul satu atau lebih protein regulator yang akan mengenali
kesalahan resebut dan menghentikan sel dititik tersebut dari proses pembelahan.pada titik ini,
kesalahan DNA dapat diperbaiki,atau sel tersebut deprogram untuk melakukan bunuh diri yang
secara efektif menghambat pewarisan kesalahan sel-sel keturunan jika sel tersebut kembali lobs,
maka sel tersebut akan menjadi mutasi permanen dan bertahan di semua keturunan dan masuk
Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promoter,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahun pun
dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Promotor adalah zat
non-mutagen tetapi dapat menikkan reaksi karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen
produksi copi multiple gen (Sukarha, 2009). Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi
maligna. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh
karena itu, diperlukan beberapa faktor untuk terj adinya suatu keganasan (gabungan dari sel yang
perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Kanker payudara menginvasi secara lokal
dan menyebar pertama kali melalui kelenjer getah bening regional, aliran darah, atau keduanya.
Kanker payudara yang bermetastasis dapat mengenai seluruh organ tubuh, terutama paru-paru,
Metastasis kanker payudara biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa dekade setelah
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaia Dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasienya,sudah sejauh mana tingkat
penyebaran kanker tersebut baik ke organ maupun penyebaran ketempat jauh.Stadium hanya di
kenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada tumor jinak.Untuk menentukan suatu
(Sukarja,2009)
Gejala- gejala kanker payudara yang tidak di sadari dan tidak di rasakan pada stadium dini
menyebabkan bayak penderita yang berobat dalam kondisi stadium lanjut. Hal tersebut akan
mempersulit penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk di sembuhkan. Bila kanker
payudara dapat di ketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan (Ramli M,
2013)
Gejala yang timbul data penyakit memasuki stadium lanjut semakin bayak , seperti:
1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat di raba dengan tangan, makin lama benjolan
3. Bentuk, ukuran, berat salah satu payudara berubah bentuk karena terjadi pembengkakan.
4. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
5. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam yang tadinya
6. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang tidak sedang
hamil.
7. Luka pada payudara tidak sudah lama dan tidak sembuh walau sudah diobati.
8. Kulit payudara seperti mengerut kulit jeruk (peuau d’orange) akibat dari neoplasma menyekat
a. Stadium I
Tumor teraba dalam payudara, bebas dari stadium jaringan sekitarnya, tidak ada fixasi/
infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm dan tidak dapat
terdeteksi dari luar. Kelenjer getah bening regional belum teraba. Perawatan yang sangat
sistematis diberikan tujuannya agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada
stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah
70%.
b. Stadium II
Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada atau beberapa kelenjer
getah bening axila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat
sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan
c. Staium III A
Tumor sudah meluas pada payudara, besar tumor 5-10 cm, tapi masih bebas di jaringan
sekitarnya, kelenjar getah bening axila masih bebas satu sama lain. Menurut data Depkes,
d. Stadium III B
Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah, ada edema (lebih dari sepertiga
permukaan kulit payudara) ulserasi, kelenjar getah bening axila melekat satu sama lain atau
ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm. Kanker sudah menyebar pada seluruh bagian
payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
e. Stadium IV
Tumor seperti pada stadium I,II,III tapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening axila
supra-klafikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh
lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di batang leher.
Tindakan yang harus dilakukan adalah mengangkat payudara. Tujuan pengobatan pada
7. Komplikasi
a. Limpedema
limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe bersirkulasi umum
tidak berfungsi dengan kuat. Jika nodus axilaris dan sistem limfe di angkat maka sistem
kolater dan axilaris harus mengambil ahli fungsi mereka. Limfedema dapat dicegah dengan
meninggikan setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang prokximal. Jika terjadi limfedema
keluasan biasanya berhubungan dengan jumlah saluran limfatik kolateral yang diangkat
b. Sidroma hiperkalsemik
Sidroma hiperkalsemik terjadi jika kanker menghasilkan hormon yang meningkatkan kadar
8. Pemeriksaan Diagnostik
Ada beberapa pemeriksaan penunjang.Namun secara umum terbagi 2 yaitu non invasive dan
invasive.
a. Non Invasive
1. Mammografi
Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar X yang diradiasikan pada
teraba (radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam stadium dini.Waktu yang tepat untuk
melakukan mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid.
Pada perempuan usia nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan
2. Ultrasound
Ultrasound telah digunakan sejak awal 50-an. Alat tersebut sangat berguna dan akurat
dalam mengevaluasi densitas payudara dan dan akurat dalam membedakan antara kista
dengan massa padat. Namun untuk masa yang lebih kecil antara 5-10 mm tidak dapat
divisualisasi dan massa pada jaringan lemak payudara sulit dievaluasi. Keuntungannya
Penggunaan CT dan MRI untuk scanning untuk mengevaluasi kelainan payudara sekarang
sudah mulai diselidiki. Teknik ini mengambil peran dalam mengevaluasi axila,
mediastinum dan area supralivikula untuk adenopati dan membantu dalam melakukan
b. Invasiv
1. Sitologi Aspirasi
Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus (ukuran 20 atau yang lebih kecil)
dengan spuit untuk mengaspirasi sel pada area yang dicuriga, lalu dismear di atas slide dan
difiksasi segera dan diwarnai untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara tepat,
prosedur ini sangat akurat. Namun pemeriksaan ini tidak dapat untuk memeriksa gambaran
histopatologi jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampu mengambil struktur jaringan
sekitar. Teknik stereotaktik untuk sampling lesi nonpalble sudah menjadi hal umum
diamerika serikat. Kelemahan teknik ini adalah ketidak mampuan untuk menentukan
secara akurat resptor estrogen dan progesterone pada specimen yang sangat kecil. Untuk
menegtahui resptor menggunakan teknik ini sudah dikembangkan namun masih belum
Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering dilakukan. Hal tersebut
lebih invasive dibandingkan dengan aspires jarum. CNB lebih akurat dan bisa digunakan
untuk menentukan reseptor estrogen dan progesterone serta bisa dilakukan untuk
Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound. Biopsi
a. Biopsy Eksisi
Istilah biopsy Eksisi merujuk pada istilah yang berarti dengan mengangkat seluruh
massa yang terlihat dan biasanya dengan sedikit batas jaringan yang sehat. Hal tersebut
perlu direncanakan secara hati-hati dan curiga lesinya bersifat gana. Kebanyakan boipsi
bisa dilakukan dengan lokal anestesi. Namun dengan kenyamanan pasien biasa
dilakukan dengan sedasi intravena. Poting beku biasa dilakukan dan bisa disimpan
b. Biopsi Insisi
Untuk lesi yang besar dan sulit untuk dilakukan biopsy eksisi biasanya dilakukan biopsy
insisi dengan hanya mengambil sedikit jaringan. Hal ini bisa dilakukan dalam anestesi
muncul secara klinis. Dan hal tersebut bisa dijadikan petokan dalam melakukan biopsy
jarum dengan bantuan mammografi. Teknik ini dilakukan atas dasar prinsip
menghilangkan lesi secara presisi tanpa mengorbankan jaringan sehat sekitar. Pasien
dilakukan mamografi yang disesuaikan dengan film aslinya dan dilakukan introduks
berdasarkan gambaran film tersebut. Jadi bisa disimpulkan NGB merupakan biopsy
Untuk lesi yang tidak teraba anamun terlihat gambarannya melalui ultrasound. Bisa
dilakukan dengan pasien pada posisi supine, dan payudara discan menggunakan
tranducer. Lalu kulitnya ditandai dengan pensil; lalu dilakukan biopsy secara standard.
Setelah menekan daerah puting maka akan keluar cairan .cairan yang bisa keluar bisa
diusap pada gelas kaca difikasi dan dapat dilihat untuk dievaluasi secara sitologi.
Dilaporkan, sitologi dari NDS memiliki hasil negative palsu sebesar 18% dan positif
sebesar 2,5% jadi dibutuhkan ketelitian dan kehatihatian dalam menginterprestasi hasil
tersebut.
f. Nipple Biopsy
Perubahan epithelium dari puting sering terkait dengan gatal atau nipple discharge biasa
diperbolehkan untuk dilakukan biopsy puting. Sebuah potongan nipple /areola complex
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Adanya beberapa cara pengobatan kanker payudara yang penerapannya tergantung pada
1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang terserang
kanker payudara. Pembedahan paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan
II. Pembedahan dapat bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan
gejala-gejala penyakit).
Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cars yaitu:
operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian
operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka
b. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan
sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih terisisa di
payudara setelah payudara.tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi
lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan
leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan
c. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau
kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan
mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut
d. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone estrogen, oleh karena itu
kanker, terapi hormonal disebut juga dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya
menghambat atau menghentikan kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus
Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens kanker
payudara dan secara tidak langsung akan menurun angka kematian akibat kanker payudara.
a. Pencegahan Primodial
Pencegahan primodial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat yang
memiliki faktor resiko. Upaya yang dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari
kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya. Pencegahan primodial dilakukan melalui
promosi kesehatan yang ditunjukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
b. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki
faktor resiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui upaya
menghindari diri dari keterpaparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insiden kanker payudara yang
yang bersifat karsinigen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feces.
5. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahan seperti tahu atau tempe. Kedelai
mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang berfungsi
sebagai ektrogen nabati (fitoestrogen). Ektrogen nabati ini akan menempel pada reseptor
estrogen sel-sel epitel saluran kelenjer susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli
untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia, seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya,
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri dari pada
oleh dokter. Karena itu, wankita hares mewaspadai setiap [perubahan yang terjadi pada
SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat efektif di
Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas pemeriksaan memadai.
Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara dan bulan ke
bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi
karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak
membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jikan suadah
menopause maka pilihlah satu hari tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan
melakukan SADARI setiap bulan. 17,23 SADARI dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut
Langkah 1: Berdiri didepan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan kedua tangan
dipinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang. Perhatikan
kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari puting,
untuk memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh.
Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk
lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan kearah
antara payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak kiri. akan untuk setiap
ganjalan yang tidak biasa atau di bawah kulit (gambar 3 dan 4).
Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak
normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan (gambar 5).
Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat
dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan dibelakang kepala dan
bantal kecil atau lipatan handuk diletakan di bawah pundak. Posisi menyebabkan
payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan
melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan pula untuk payudara
kiri.
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat
yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi dini dan
pemberian pengobatan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, suatu proses keperawatan,
suatu kolaboratif melibatkan perawat, pasien dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan
untuk mendapatkan data subjektif dan objektif yang dilakukan dengan wawancara dan
pemeriksaan fisik, data tersebut kemudian diolah, dianalisa yang kemudian akan
menghasilkan suatu diagnosa keperawatan yang membutuhkan perencanaan untuk mengatasi
masalah yang timbul dan muncul.Tujuan utama pengkajian adalah memberikan gambaran
secara terus menerus mengenai keadaan pasien yang memungkinkan perawat merencanakan
asuhan keperawatan kepada klien dengan mudah.
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan yang
meliputi:
a. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status perkawinan,
b. Riwayat Kesehatan
a. Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit payudara
mempunyai resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker payudara, wanita
dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami
penyakit ini
f. Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama pada usia
yang relative mudah dan menopause pada usia yang relative lebih tua
dan melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun),
1. Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan
tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
2. Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar.
3. Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang
tidak hamil.
4. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat drainase
5. Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual, muntah,
ansietas.
6. Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
1. Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak perempuan serta
saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia
kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang saudara
langsung.
2. Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau
ovarium.
3. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium
dibawah 40 tahun.
4. Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau ovarium.
e. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien, BB,Tinggi badan,
2. Kepala
a. Rambut
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh
b. Wajah
c. Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis disebabkan oleh nutrisi
d. Hidung
Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan cuping hidung
yang disebabkan klien sesak nafas terutama pada pasien yang kankernya sudah
bermetastase ke paru-paru.
e. Bibir
Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan akibat rapuhnya pembuluh darah dan
caries positif
g. Lidah
Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
3. Leher
Inspeksi
Pada stadium 1
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
Pada stadium 2
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga disebabkan payudara
Pada stadium 3A
biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan tumor yang sudah meluas dalam payudara besar tumor 5-10 cm.
Pada stadium 3B
bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan
Pada stadium 4
Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan
Pada stadium 1
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum
Pada stadium 2
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum
Pada stadium 3A
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum
Pada stadium 3B
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum
bermetastase keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan otot dada .
Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena kanker sudah
metastase ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru sehingga mengakibatkan paru –
Perkusi
Pada stadium 1
Pada stadium 2
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien karena kanker belum
mengalami metastase.
Pada stadium 3A
Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum metastase.
Pada stadium 3B
biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru dimana
parenkim paru lebih padat / mengadung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru
paien yang disebabkan pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan disebut dengan
Pada stadium 4
biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan pada paru-paru
pasien didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura akibat metastase dari
Auskultasi
Pada stadium 1
biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar seluruh lapangan pare dan
inspirasi lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara nafas
Pada stadium 2
biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru clan
inspirasi lebih panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya buni
nafas klien juga dapat terdengar bronkovesikuler dengan bronchial. Suara nafas
Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru dan
inspirasi yang lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi, dan
vaskuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti : Ronchi (+) dan
wheezing (-)
Pada stadium 3 B
biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras
nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi dan terdengar dan terdapat suara nafas
tambahan seperti: Ronchi dan Wheezing ini disebabkan oleh kanker sudah menyebar ke
seluruh bagian payudara, dan mencapai ke dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada
atelektasis.
Pada stadium 4
biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih
keras, nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi dan terdengar. Dan terdapat
suara tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh kanker metastase ke
bagian tubuh lainnya seperti parupare sehingga mengakibatkan terj adnnya penurunan
ekspansi
paru dan compressive atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada daerah lobus
paru.
5. Jantung (Kardiovaskuler)
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea staralis dektra, batas jantung
d. Auskultasi
6. Mammae (payudara)
a. Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan berwarna merah
b. Palpasi
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan dan teraba
pembesaran kelenjar getah bening diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah
ketiak.
7. Perut
a. Inspeksi
b. Palpasi
d. Auskultasi
Tympani
8. Genitourinaria
9. Ekstremitas
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien tidak
elastis
1. Nutrisi
a. Makan
b. Minum
2. Eliminasi
a. Miksi
Sakit :pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna kehitaman atau
Sehat :biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit :biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di bagian
payudara
4. Kebersihan Diri
Sehat :biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali sehari,cuci rambut 1
Sakit :biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1 kali sehari,cuci
Biasanya di tanyakan pada klien tentang pekerjaan, sumber penghasilan dalam keluarga
dan perubahan yang dialami sejak klien sakit, penangguang jawab biaya perawatan klien
h. Data psikologi
Biasanya keadaan psikologi saat sakit lemas dan takut di rawat di rumah sakit, harapan
klien terhadap penyakitnya dapat segera sembuh setelah diobati,dukungan dari keluarga
Biasanya pelaksaanaan ibadah klien selama sakit tertinggal dan agak terganggu di
bandingkan dengan sehat rutin dan rajin beribadah, pandangan klien terhadap penyakit
j. Pemeriksaan laboratorium/penunjang
meningkat.
3. Tes diagnostik yang biasanya di lakukan pada penderita karsinoma mammae adalah
sinar X, sinar X ini di perlukan selain untuk screening pra-operasi,juga untuk melihat
dengan mammografi untuk membedakan krista yang berisi cairan dengan jenis lesi
lainnya.
4. Respon Hormone
Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi di curigai ganas.
Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan di sedot
dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli patologi
anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak
(benigna)
6. Penanda tumor(zat yang di hasilkan dan di sekresi oleh sel tumor dan di temukan dalam
serum missal CEA, antigen spesifik frosfat, alfa-fetoprotein, HCG, asam dll)dapat
a. Elektrolit(natrium,kalium,kalsium)
8. Sinar X dada
k. Analisa Data
berdasarkan ilmiah,pengetahuan yang sama dengan masalah yang di dapat pada pasien
(Gusneli,2007)
2. Diagnosa Keperawatan
jaringan saraf, infiltrasi syaraf, atau suplai vaskulernya, obtruksi jaringan syaraf inflamasi
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan desakan paru oleh diafragma sekunder
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik
f. Gangguan rasa nyaman: cemas berhubungan dengan krisis situasi (kanker) ancaman pada
perubahan status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan
dari keluarga, transmisi atau penularan perasaan interpersonal, perubahan gambaran tubuh
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping kemoterapi atau radioterapi misal
kehilangan rambut, mual dan muntah, penurunan berat badan, impotensi, sterilisasi,
kelelahan berlebihan, nyeri tidak terkontrol kecacatan bedah (Marilynn E.Doenges 2000).
Tujuan dan
No Diagnosa
Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Hasil
1. Gangguan rasa Tujuan : Mandiri:
nyaman : nyeri setelah 1. BHSP kepada 1. Pasien kooperatif
berhubungan dilakukan pasien 2. Mengetahui tingkat
dengan proses asuhan 2. Kaji skala nyeri nyeri pasien
penyakit keperawatan 3. Evaluasi atau 3. Mencegah
(kompressi atau selama 3x24 sadari therapy terjadinya nyeri
dekstruksi, jam diharapkan tertentu misalnya: yang berlebih
jaringan syaraf, nyeri berkurang pembedahan, 4. Mengalihkan rasa
infiltrasi syaraf, radiasi, nyeri
adanya penekanan Kriteria hasil: khemoterapi, 5. Mengurangi rasa
tumor. a. a. nyeri bioterapi, ajarkan nyeri
berkurang atau klien dan keluarga
hilang tentang carab.
b. Nyeri tekan menghadapinya
tidak ada dan apa yangc.
c. Ekspresi diharapkan
wajah tenang 4. Ajarkan tehnik
d. Luka sembuh distraksi relaksasi
dengan baik 5. Kolaborasi
dengan tim medisd.
dalam pemberian
terapi analgesik a.
d.
b
3. Gangguan Tujuan: Mandiri:
pemenuhan setelah 1. BHSP dengan 1. Pasien kooperatif
kebutuhan nutrisi dilakukan pasien 2. Mengidentifikasi
berhubungan asuhan 2. Pantau masukan kekuatan atau
dengan intake yang keperawatan makanan setiap defisiensi nutrisi
tidak adekuat,mual selama 2x24 hari. 3. Membantu dalam
dan muntah jam diharapkan 3. Ukur tinggi, berat mengidentifikasi
kebutuhan badan, dan malnutrisi protein,
nutrisi terpenuhi ketebalan trisep kalori, khususnya
Kriteria hasil: (atau pengukuran bila berat badan
1. nafsu makan antropometrik lain dan pengukuran
meningkat sesuai dengan antropometri
2. klien tidak indikasi, timbang kurang dari normal
lemah berat badan setiap 4. Keefektifan
3. Penambahan hari) penilaian diit
berat badan 4. Dorong klien sangat individual
yang makan diet tinggi dalam
progresif,da kalori kaya penghilangan mual
n bebas dari nutrient , dengan pasca terapi
tanda-tanda masukan cairan 5. Dapat menriger
malnutrusi adekuat respon mual atau
4. Hb 5. Control faktor muntah
normal(12- lingkungan 6. Membantu
14 gr/dl) misalnya bau kuat mengidentifikasi
atau tidak sedap derajat
atau ketidakseimbangan
kebisingan.hindari biokimia atau
makanan terlalu malnutrisi dan
manis, berlemak mempengaruhi
atau makanan pilihan intervensi
pedas diet
6. Kolaborasi
dengan tim medis
dalam meninjau
ulang
pemeriksaan
laboratorium
sesuai dengan
indikasi misal
limfosi total ,
transferin
serum,dan
albumin
4 Intoleransi Tujuan: Mandiri :
aktivitas setelah dilakukan 1. BHSP dengan 1. Pasien kooperasif
berhubungan tindakan asuhan pasien 2. Periode istirahat
dengan keperawatan 2. Rencana sering diperlukan
penurunan selama 3x24 jam keperawatan untuk
produksi diharapkan dapat untuk memperbaiki atau
energy,peningka kembali memungkinkan menghemat
tan energy melakukan periode istirahat energi
(status aktivitas 3. Buat tujuan 3. Memberikan rasa
hipermetabolik) Kriteria : aktivitas realitas control dan
1. Melaporkan dengan pasien mampu
perbaikan rasa 4. Dorong pasien menyelesaikan
berenergi untuk melakukan 4. Meningkatkan
2. Melakukan apa saja bila kekuatan/stamina
aktivitas dan mungkin misalnya dan
berpartisipasi mandi memampukan
dalam duduk,bangun pasien menjadi
beraktivitas dari kursi, dan lebih aktif tanpa
yang di berjalan. tingkat kelelahan yang
inginkan pada aktivitas sesuai berarti.
tingkat dengan 5. Toleransi sangat
kemampuan kemampuan. bervariasi
5. Pantau respon tergantung pada
fisiologi tahap proses
aktivitas,perubaha penyakit.
n pada TD atau 6. Adanya anemia/
frekuensi hipoksemia
jantung/pernafasa menurunkan
n. ketersediaan 02
6. Kolaborasi untuk ambilan
dengan tim medis seluler dan
dalam memperberat
memberikan 02 keletihan.
suplemen sesuai
indikasi
1. Brunner & Suddarth. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 1 .Jakarta : EGC
2. Brunner & Suddarth. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2 .Jakarta : EG
3. Donengoes Marilynn E.2000 Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien Edisi 3,Jakarta EGC
4. Dyayidi.2009 praktik SADARI dikalangan remaja putri dalam hal ini siswa SMA Negeri dan
Swasta.www.eprints.undip.ac.id
5. Nugroho ,Taufan 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas,Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam
Yogyakarta : Nuha Medika
8. Rasjidi Iman .2009 Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker . Jakarta : CV Sagung Seto