PENDAHULUAN
Awal gerak butiran dasar merupakan kondisi atas antara aliran tanpa angkutan
sedimen dan aliran dengan sedimen dasar. Angkutan sedimen yang di alira melalui
saluran terbuka atau sungai dapat menyebabkan penumpukan sedimen terutama di
bagian hulu sungai. Angkutan sedimen yang diangkut oleh sungai dapat menyebabkan
pendangkalan pada sungai. Akibat dari pendangkalan sungai tadi, sungai tidak dapat
memaksimalkan fungsinya sehingga dapat menyebabkan banjir
1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Berdasarkan tujuan dari penulisan laporan ini, maka diharapkan dari penulisan
laporan ini adalah dapat menambah wawasan penulis khususnya dalam menganalisa
atau menghitung jumlah volume angkutan sedimen.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Partikel sedimen adalah material yang berasal dari fragmentasi batuan yang
bahan utamanya merupakan hasil pelapukan dan pengikisan permukaan bumi. Kata
sedimen berasal dari bahasa latin “sedimentum” yang berarti endapan. Sedimentasi
adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es,
atau gletser di suatu cekungan.
2. Material organik.
3
1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan
material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui
proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan
terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.
2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme
yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang
mengalami dekomposisi.
3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi
kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut
sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah
magnetit, phosphorit dan glaukonit.
4. Cosmogenous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan
masuk melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar
angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material
yang bersal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir
dan jatuh di laut.
Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa
debu volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang
bersal dari partikel didarat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering
dimana proses eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah
subtropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen
tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan sumber-sumber yang lain.
4
2.2 Klasifikasi Sedimen
Menurut Slley (1985), fasies sedimen adalah suatu satuan batuan yang dapat
dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi,
struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya. Fasies sedimen merupakan produk
dari proses pengendapan batuan sedimen di dalam suatu jenis lingkungan
pengendapannya. Diagnosa lingkungan pengendapan tersebut dapat dilakukan
berdasarkan analisa faises sedimen, yang merangkum hasil interpretasi dari berbagai
data, diantaranya :
5
1. Geometri :
a) regional dan lokal dari seismik (misal : progradasi, regresi, reef dan chanel)
Model fasies adalah miniatur umum dari sedimen yang spesifik. Model fasies
adalah suatu model umum dari suatu sistem pengendapan yang khusus (Walker ,
1992).
Model fasies dapat diiterpretasikan sebagai urutan ideal dari fasies dengan
diagram blok atau grafik dan kesamaan. Ringkasan model ini menunjukkan sebagaio
ukuran yang bertujuan untuk membandingkan framework dan sebagai penunjuk
observasi masa depan. model fasies memberikan prediksi dari situasi geologi yang
baru dan bentuk dasar dari interpretasi lingkungan. pada kondisi akhir hidrodinamik.
Model fasies merupakan suatu cara untuk menyederhanakan, menyajikan,
mengelompokkan, dan menginterpretasikan data yang diperoleh secara acak.
a) Model Geometrik berupa peta topografi, cross section, diagram blok tiga dimensi,
dan bentuk lain ilustrasi grafik dasar pengendapan framework
b) Model Geometrik empat dimensi adalah perubahan portray dalam erosi dan
deposisi oleh waktu .
c) Model statistik digunakan oleh pekerja teknik, seperti regresi linear multiple,
analisis trend permukaaan dan analisis faktor. Statistika model berfungsi untuk
mengetahui beberapa parameter lingkungan pengendapan atau memprediksi respon
dari suatu elemen dengan elemen lain dalam sebuah proses-respon model.
6
2.3.2 Facies Sequence
Suatu unit yang secara relatif conform dan sekuen tersusun oleh fasies yang
secara genetik berhubungan. Fasies ini disebut parasequence. Suatu sekuen ditentikan
oleh sifat fisik lapisan itu sendiri bukan oleh waktu dan bukan oleh eustacy serta
bukan ketebalan atau lamanya pengendapan dan tidak dari interpretasi global atau
asalnya regional (sea level change). Sekuen analog dengan lithostratigrafy, hanya ada
perbedaan sudut pandang. Sekuen berdasarkan genetically unit.
Mutti dan Ricci Luchi (1972), mengatakan bahwa fasies adalah suatu lapisan
atau kumpulan lapisan yang memperlihatkan karakteristik litologi, geometri dan
sedimentologi tertentu yang berbeda dengan batuan di sekitarnya. Suatu mekanisme
yang bekerja serentak pada saat yang sama. Asosiasi fasies didefinisikan sebagai suatu
kombinasi dua atau lebih fasies yang membentuk suatu tubuh batuan dalam berbagai
skala dan kombinasi. Asosiasi fasies ini mencerminkan lingkungan pengendapan atau
proses dimana fasies-fasies itu terbentuk.
7
Pembentukan dibagi menjadi empat fasies asosiasi (FAS), yaitu dari bawah ke
atas. Litologi sedimen ini menggambarkan lingkungan yang didominasi oleh braided
stream berenergi tinggi.
a. Asosiasi fasies 1
b. Asosiasi fasies 2
Fasies ini mencerminkan lingkungan yang lebih tenang, unit ini kadang-
kadang terganggu oleh lensa dari FA1 sedimen. Bed berada di seluruh tipis, planar
dan disortir dengan baik. Bed sekitar 5 cm (2 in) bentuk tebal 2 meter (7 ft) unit
"bedded sandsheets"- lapisan batu pasit yang membentuk lithology dominan fasies ini.
Sudut rendah (<20 °), lintas-bentuk batu pasir berlapis unit hingga 50 cm (19,7
inci) tebal, kadang-kadang mencapai ketebalan sebanyak 2 meter (7 kaki). Arah arus
di sini adalah ke arah selatan timur - hingga lereng - dan memperkuat interpretasi
mereka sebagai Aeolian bukit pasir. Sebuah suite lebih lanjut lapisan padat berisi fosil
jejak perkumpulan; lapisan lain beruang riak saat ini tanda, yang mungkin terbentuk di
sungai yang dangkal, dengan membanjiri cekungan hosting mungkin pencipta jejak
fosil. Cyclicity tidak hadir, menunjukkan bahwa, alih-alih acara musiman, kadang-
kadang innundation didasarkan pada peristiwa-peristiwa tak terduga seperti badai, air
yang berbeda-beda tabel, dan mengubah aliran kursus.
c. Asosiasi fasies 3
Fasies ini sangat mirip FA1, dengan peningkatan pasokan bahan clastic
terwakili dalam rekor sedimen tdk halus, diurutkan buruk, atas-fining (yaitu padi-
padian terbesar di bagian bawah unit, menjadi semakin halus ke arah atas), berkerikil
palung lintas-unit tempat tidur hingga empat meter tebal. Jejak fosil langka. Sheet-
8
seperti sungai dikepang disimpulkan sebagai kontrol dominan pada sedimentasi di
fasies ini.
d. Asosiasi fasies 4
Lingkungan pada semua tempat di darat atau di bawah laut dipengaruhi oleh
proses fisika dan kimia yang berlaku dan organisme yang hidup di bawah kondisi itu
pada waktu itu. Oleh karena itu suatu lingkungan pengendapan dapat mencirikan
proses-proses ini. Sebagai contoh, lingkungan fluvial (sungai) termasuk saluran
(channel) yang membawa dan mengendapkan material pasiran atau kerikilan di atas
bar di dalam channel.
Ketika sungai banjir, air menyebarkan sedimen yang relatif halus melewati
daerah limpah banjir (floodplain) dimana sedimen ini diendapkan dalam bentuk lapis-
lapis tipis. Terbentuklah tanah dan vegetasi tumbuh di daerah floodplain. Dalam satu
rangkaian batuan sedimen channel dapat diwakili oleh lensa batupasir atau
konglomerat yang menunjukkan struktur internal yang terbentuk oleh pengendapan
pada bar channel. Setting floodplain akan diwakili oleh lapisan tipis batulumpur dan
batupasir dengan akar-akar dan bukti-bukti lain berupa pembentukan tanah.
9
pengendapan dapat dibuat. Lensa batupasir mungkin menunjukkan channel sungai jika
endapan floodplain ditemukan berasosiasi dengannya. Namun bagaimanapun, channel
yang terisi dengan pasir terdapat juga di dalam setting lain, termasuk delta, lingkungan
tidal dan lantai laut dalam. Pengenalan channel yang terbentuk bukanlah dasar yang
cukup untuk menentukan lingkungan pengendapan.
1. Tempat pengendapan dan kondisi fisika, kimia, dan biologi yang menunjukkan sifat
khas dari setting pengendapan [Gould, 1972].
2. Kompleks dari kondisi fisika, kimia, dan biologi yang tertimbun [Krumbein dan Sloss,
1963].
3. Bagian dari permukaan bumi dimana menerangkan kondisi fisika, kimia, dan biologi
dari daerah yang berdekatan [Selley, 1978].
4. Unit spasial pada kondisi fisika, kimia, dan biologi scara eksternal dan mempengaruhi
pertumbuhan sedimen secara konstan untuk membentuk pengendapan yang khas
[Shepard dan Moore, 1955].
10
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
Jadi pada saat survey terdapat sedimen berupa bebatuan dan pasir,dari
Bendugan Tundak sampai dengan wilayah Kubur sukur terdapat beberapa endapan
sedimen, tetapi tempat yang baling banyak sedimen adalah di antara jembatan batu
putek sampai kubur sukur dengan klasifikasi sedimen sebagai berikut :
11
dari hasil pengukuran yang kami dapatkan bahwa terdapat pasir yang
mengendap sepanjang 100 m dengan lebar 2 m di atas pemukaan sungai
dan ketingian menjapai 0.05 meter.
- Peeble/ Kerikil ( 0,4 cm )
Dari hasil pengukuran yang kami dapatkan, diketahui bahwa terdapat
kerikil sepanjang 100 m dan lebar 2m di atas pemukaan sugai dengan
ketingian 0.1 meter
V = p x l x t = 200 x 4 x 0.2 = 80 m³
V = p x l x t = 100 x 2 x 0,05 = 10 m³
V = p x l x t =100 X 2 X 0.1 = 30 m ³
Dari data diatas dapat diketahui bahwa volume total sepanjang 400 m
sungai adalah: vb + vp + vk = 120 m³,
12
BAB 4
Penutup
4.1 Kesimpulan
- Sekitar pukul 02.00 siang terjadi hujan yang berkelanjutan hingga malam
hari yang mengakibatkan banjir karena debit air yang berlebih pada aliran
sungai, karena pada bendungan Tundak yang tidak dapat menampung
kelebihan aliran air kiriman dari daerah Hulu.
13
Sehingga dapat kami simpulkan bahwa volume setiap sedimen adalah :
V = p x l x t = 200 x 4 x 0.2 = 80 m³
V = p x l x t = 100 x 2 x 0,05 = 10 m³
V = p x l x t =100 X 2 X 0.1 = 30 m ³
Dari data diatas dapat diketahui bahwa volume total sepanjang 400 m
sungai adalah: vb + vp + vk = 120 m³,
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Echosounder. Diakses pada tanggal 1 Juni 2010.
Anonim. http://indrayaksa.wordpress.com/2009/10/05/pengertian-sedimen-pettijohn75-3/.
Diakses tanggal 1 Juni 2010
Anonim. http://k-o-n-inews.blogspot.com/2010/04/praktikum-mata-kuliah-
sedimentologi.html. Diakses tanggal 1 Juni 2010
15