Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI SELULER MOLEKULER

“FOTOSINTESIS”

Nama : Frestuty Astriana D.

Nim : 1610211035

Semester : 3 ( Tiga )

Shift : 1 ( Satu )

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
1. Membuktikan bahwa proses fotosintesis membutuhkan klorofil dan cahaya, serta
menghasilkan karbohidrat (amilum)
2. Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan O2
3. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap aktivitas fotosintesis
1.2 Dasar Teori
Suatu sifat fisologi yang hanya dimilki oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk
menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi abhan organik serta
diasimilisasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya belangsung jika ada
cukup cahaya, oleh karena ituasimilasi karbon disebut juga fotosintesis. Jadi
fotosintesis adalah suatu proses dimana zat-zat organik H2O dan C02 oleh klorofil
diubah mennjadi zat organik karbohidrat dengan pertoolongan siinar matahari dan
melalui perantara pigmen hijau daun (klorofil) yang terletak dalam organel kloroplas
pada sitoplasma. Proses fotosintesis dapat dirumuskan dalam persamaan reaksi sebagai
berikut :
cahaya
6CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6O2
Klorofil

Persamaan reaksi tersebut diperoleh dari dua tahap reaksi fotosintesis yaitu
1. Tahap reaksi terang atau fotolis atau reaksi Hill, merupakan tahap yang peka
cahaya tetapai tidak tergantung suhu
Cahaya
2H2O 2NASPH2 + O2
Klorofil

2. Tahap reaksi gelap atau fiksasi C02 atau reaksi Blackman, merupakan tahap yang
epka cahaya tetapi bergantung suhu.
CO2 + NADPH2 2NASP + CH2O + H2O
Berikut ini para ilmuan yang telah mebuktikan kebenaran reaksi fotosintesis adalah :
1. Ingenhouz (1799), membuktikan bahwa pada fotosintesis dilepaskan O2
2. Engelmann (1822), membuktikan bahwa klorofil merupakan suatu faktor
keharusan dalam prposes fotsintesis.
3. Sach (1860), membuktikan pada fotosintesis terbentuk karbohidrat (amilum),
4. Hill (1937), berahsil mengikuti kegiatan kloroplas yang telah dipisahkam dari sel
hidup
5. Kloroplas sel itu jika disinari lampu menghasilkan 02 asal tersedia penampung
elektron seperti Fe3+ (ion feri),
6. Blackman (1905) membuktikan bahwa reduksi dari CO2 ke CH2O berlangsung
tanpa sinar, yang selanjutnay disebut reaksi gelap.
7. Ruben dan Kamen (1941) membuktikan bahwa O2 yang terkepas pada
fotosintesiss itu berasal dari air. Untuk membuktikan hal tersebut digunakan air
yang oksigennya radioaktif yaiyu O18,
8. Benson dan Calvin (1950) mengikuti urt-urutan zat-zat antara yang terjadi pada
fotosintesis dengan menggunakan karbon radioaktif yaitu C14.
Percobaan sachs untuk membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum
dilakukan seperti Gambar 1 berikut ini

Gambar 1. Percobaan Sachs


Sachs menutup sebagian daun dengan kertas perak?aluminium foil dengan tujuan
supaya sebagaian daun tersebut tidak terkena cahayamatahari selama beberapa hari.
Kemudian daun tersebut dipetik dan direndam paad air mendidih supaay sel-sel daun
mati. Setelah itu daun dimasukkan kedalam alkohol panas dengan tujuan untuk
melarutkan klorofil, dan terakhir daun ditetesi larutan iodium untuk membuktikan ada
tidaknya amilum ditunjukkan oleh terjadinya warna biru ua-hitam pada daun yang
terkena sinar matahri. Percobaan ingenhouz yang membuktikan bahwa fotosintesis
menghasillkan O2 dilakukan dengan menggunakan tanaman air Hydrilla verticillata
yang diletakkan dibawah corong terbalik (Gambar 2). Jika tanaman tersebut diberi
sinar, maka timbulah gelembung-gelembung udara/ gas yang akhirnay mengumpul
didasar tabung reaksi. Udara / gas tersebuyt ternyata oksigen.

Gambar 2. Percobaan Ingenhousz


Seperti halnya proses metabolisme yang lain, fotosintesisdipengaruhi oleh berbagi
faktor. Di alam fotosintesis dipengaruji oleh faktor luar dan dalam, dan sulit dipisahkan
secara tegas. Faktor-faktor luar yang mmepengaruhi fotosintesis adalah, cahaya,
temperatur, oksigen, C02, air, klorofil, morfologi daun, anatomi daun, protoplasma, dan
akumulasi fotosintat.
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan
suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun
satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya
matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut.
Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses
fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat
menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya
matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul
yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti
sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling
sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer,
trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer
terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis atau asimilasi karbon merupakan proses konversi energi cahaya
menjadi energi kimia. Daun merupakan organ utama dalam tubuh tumbuhan sebagai
tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu
energi cahaya (foton) sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai
energi potensial berupa ikatan senyawa organik pada glukosa (Setiowati dan Furqonita,
2007). Fotosintesis terjadi dalam kloroplas dengan bantuan energi cahaya matahari
foton dan berlansung dalam 2 tahap reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap, adapun
percobaan yang membuktikan fotosintesis adalah sebagai berikut : Percobaan
Engelmann, dengan bakteri thermo dan Spirogyra, Fotosintesis menghasilkan oksigen,
Percobaan Ingenhouse, dengan hydrilla, Fotosintesis menghasilkan oksigen, Percobaan
Sach’s, dengan daun yang ditutup dan terbuka,
Fotosintesis menghasilkan karbohidrat (Maniam dan Syulasmi, 2006). Fotosintesis
adalah proses pembentukan molekul-molkul makanan yang kompleks dan berenergi
tinggi dari komponen-komponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan
organisme autotrofik lainnya dengan keberadaan energi cahaya. Dalam proses
fotosintesis, foton (paket satuan) cahaya ditangkap oleh molekul-molekul pigmen yang
spesifik (Fried dan Hademenos, 2005)
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H2O dan CO2
menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya
dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi
sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan gradient
panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara
termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan
O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah
keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit
(Anwar, 1984).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz.
Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan
fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung
maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan
tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup
dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh,
kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul
gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball,
1993).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.
Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus
dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan
ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang
tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Fotosistes ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I
tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara
maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II
perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum oleh
cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :
1. Reaksi Terang
Reaksi terang fotosintesis merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh klorofil yang
berlangsung digrana yang dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan unit yang
mampu menangkap energi cahay matahari dalam rantai transfor elektron pada fotosintesis.
Tersusun atas kompleks antene pusat reaksi dan akseptor elektrona (Saimbolon, 1989).
2. Reaksi gelap
Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP (Ribolosa
Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung distroma, reaksi gelap meliputi 3 hal
penting, yaitu:
a. Karboksilasi merupakan pengikatan CO2 oleh RPB untuk membentuk molekul PGA
b. Reduksi : PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C).
c. Regenerasi : pembentukan kembali RBP
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


No. Alat Bahan
1. Gelas Beker Kertas perak / alumunium foil
2. Cawan petri Alcohol 70 %
3. Tabung reaksi Larutan Iodium
4. Corong Air mendidih
5. Pinset Hydrilla verticillata
6. Lampu duduk

2.2 Cara Kerja


1. Percobaan Sachs

Memetik daun bayam yang telah diperlakukan dengan menutup bagian tengahnya
dengan kertas perak/alumunium foil selama 1 hari , kemudian melepas kertas
peraknya dan memasukkan daun itu ke dalam gelas piala yang berisi air mendidih
selama 30 menit .

Memindahkan daun tersebut ke dalam gelas beker yang berisi alkohol panas selama 5
menit , kemudian setelah itu memindahkan ke dalam cawan petri dan menetesi daun
tersebut dengan larutan iodium

Mengamati perubahan warna daun sebelum dan sesudah ditetesi iodium dari daun
bekas tertutup kertas perak dan bagian daun yang tidak tertutup kertas perak
2. Percobaan Ingenhousz

Mengatur penyinaran dengan menggunakan lampu duduk pada jarak 10 , 20 , 30 ,


40 cm dari gelas beker

Membiarkan beberapa menit sampai terlihat adanya gelembung udara/gas yang keluar
dari tanaman Hydrilla verticillata

Menghitung jumlah gelembung udara/gas yang keluar tiap satu menit pada maisng-
masing jarak lampu selama 15 menit dan catat hasilnya

Menghitung rata-rata jumlah gelembung udara/gas pada tiap-tiap perlakuan (jarak


lampu )
BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Hasil Pengamatan Percobaan Sachs


Daun Gambar tangan Gambar literatur Keterangan
Daun bayam

3.2 Hasil Pengamatan Percobaan Ingenhousz


Jarak Jumlah gelembung udara gas pada menit ke
lampu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Rata
(cm)

10 3 6 14 18 20 19 27 31 41 41 42 33 35 0 12 22,8
20 1 3 10 7 4 4 2 4 1 1 1 1 17 20 23 6,6
30 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 4 4 4 6 11 2,26
40 0 1 0 0 1 0 0 1 2 2 2 0 1 1 0 0,73

3.3 Dokumentasi Cara Kerja Percobaan Sachs

No. Dokumentasi Keterangan


1. Menutup daun bayam di bagian tengah
dengan menggunakan kertas
alumunium selama seminggu
2. Memasukkan daun bayam ke dalam air
mendidih selama 5 menit

3. Setelah di rendam di air mendidih selama


5 menit, daun dipindahkan ke dalam
gelas beaker yang berisi alkohol
panas selama 5 menit.

4. Setelah direndam di alkohol panas


selama 5 menit, daun diletakkan ke
dalam cawan petri dan kemudian di
tetesi larutan iodium.

5. Setelah itu mengamati perubahan warna


daun sebelum dan setelah ditetesi
Iodium, dan warna dari bagian daun
yang ditutup kertas alumunium dan
bagian daun yang tidak ditutup.

3.4 Dokumentasi Percobaan Ingenhousz


No Dokumentasi Keterangan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk pengamatan daun
Hydrilla verticillata.

2. Memasukkan daun Hydrilla


verticillata ke dalam corong.

3. Corong yang berisi daun Hydrilla


verticillata di masukkan ke dalam
beaker gelas yang berisi air.

4. Mengatur penyinaran dengan lampu


duduk pada jarak 10,20,30 dan 40
cm dari gelas beker.

5. Membiarkan bebrapa menit sampai


terlihat adanya gelembung
udara/gas yang keluar dari
tanaman daun Hydrilla verticillata.
6. Menghitung jumlah gelembung
udara/gas yang keluar tiap satu
menit pada masing-masing jarak
lampu selama 15 menit dan
mencatat hasilnya.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini tentang fotosintesis yang bertujuan untuk membuktikan
proses fotosintesis membutuhkan klorofil dan cahaya, untuk membuktikan bahwa fotosintesis
menghasilkan O2 dan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap aktivitas fotosintesis.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu daun Amaranthus sp , kertas
perak/aluminium foil, Alkohol 70% , Larutan Iodium, Air mendidih, dan Hydrilla
verticillata. Dalam praktikum ini dilakukan dua percobaan yaitu Percobaan Sachs dan
Percobaan Ingenhousz.
Percobaan Sachs ini dilakukan dengan membungkus sebagian permukaan daun
tersebut dengan aluminium foil h-7 sebelum praktikum. Adapun tujuan membungkus daun
tersebut dengan aluminium foil adalah agar daun yang tertutup tidak terkena sinar matahari
sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Pada percobaan ini cara kerja pertama
yaitu memanaskan air hingga mendidih selama 5 menit, jika telah mendidih masukkan daun
Amaranthus sp tunggu selama 5 menit. Setelah itu pindahkan daun ke dalam beaker glass
yang berisi alkohol panas tunggu selama 5 menit. Setelah itu dipindahkan daun tersebut ke
dalam cawan petri. Teteskan larutan iodium ke daun tersebut. Amati perubahan yang terjadi.
Pada percobaan hasil pengamatan yang diperoleh yaitu tidak terjadi perubahan sama sekali
pada daun tersebut. Pada langkah tersebut pemanasan dilakukan untuk mematikan jaringan,
penambahan alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil. Dari percobaan tersebut menurut
literatur, dapat diambil kesimpulan bahwa daun yang tidak ditutupi aluminium foil
menunjukan perubahan warna menjadi gelap (biru tua/hitam). Ini berarti pada proses
fotosintesis menghasilkan amilum. Sedangkan pada daun yang ditutup dengan aluminium foil
tidak menunjukan perubahan warna, karena tidak melakukan fotosintesis (cahaya tidak dapat
ditangkap klorofil karena tertutup oleh aluminium foil) sehingga tidak menghasilkan amilum.
Adapun kegagalan pada salah satu percobaan dikarenakan kesalahan praktikan dalam
menutup daun menggunakan alumunium foil, kemudian kesalahan memilih daun pada
intensitas cahaya yang tidak tinggi. Dapat pula terjadi karenaa pada saat pemanasan klorofil
belum larut sempurna dank arena faktor cuaca yang kurang mendukung.
Selanjutnya Pada percobaan Ingenhousz, percobaan ini medianya menggunakan
Hydrilla verticillata. Alat-alat yang digunakan yaitu beaker glass, lampu duduk, dan corong.
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah menyusun alat-alat yang disediakan seperti
percobaan Ingenhousz. Kedua mengatur penyinaran dengan lampu duduk pada jarak 10, 20,
30, dan 40 cm dari gelas beker. Ketiga membiarkan beberapa menit sampai terlihat adanya
gelembung udara/gas yang keluar dari tanaman Hydrilla verticillata. Keempat menghitung
jumlah gelembung udara/gas yang keluar tiap 1 menit pada masing-masing jarak lampu
selama 15 menit, dan mencatat hasilnya. Kelima menghitung rata-rata jumlah gelembung
udara/gas pada tiap-tiap perlakuan (jarak lampu), kemudian membuat grafik hubungan antara
jumlah gelembung udara/gas yang dihasilkan dengan jarak lampu. Selanjutnya membuat
kesimpulan dari percobaan ini. Pada uji Ingenhousz ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis. Hasil pengamatan yang kami peroleh
sebagai berikut :
Jarak Jumlah gelembung udara gas pada menit ke
la
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Rata
m

pu
(cm)
10 3 6 14 18 20 19 27 31 41 41 42 33 35 0 12 22,8
20 1 3 10 7 4 4 2 4 1 1 1 1 17 20 23 6,6
30 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 4 4 4 6 11 2,26
40 0 1 0 0 1 0 0 1 2 2 2 0 1 1 0 0,73

Dari data yang kami dapatkan bahwa jumlah gelembung tiap menit berbeda-beda,
jumlah gelembung yang di hasilkan lebih banyak pada jarak lampu yang ke 10 cm dan 20 cm
dari pada jarak lampu 30 cm dan 40 cm. pada percobaan kami berhasil karena daun Hydrilla
verticillata menghasilkan gelembung.
Menurut literature memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana
yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya di beri tabung
reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di sinar matahari atau lampu. Tak
lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara
tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz
menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen.
Reaksi yang terjadi saat Hydrilla verticillata berfotosintesis adalah :

Cahaya matahari
CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + Energi panas
klorofil

Gelembung udara yang dihasilkan menandakan bahwa proses fotosintesis pada


Hydrilla verticillata menghasilkan oksigen. Gelembung udara yang dihasilkan tidak begitu
banyak.
Berdasarkan hasil pengamatan, nilai rata-rata semua gelembung dari jarak 10 cm
menit ke ’15 rata-ratanya yaitu 22.8 , jarak 20 cm menit ke 15 yaitu 6.6 , jarak 30 cm menit
ke 15 rata-ratanya yaitu 2,26 dan pada jarak 40 cm menit ke 15 rata-ratanya yaitu 0,73. Ini
disebabkan karena cahaya yang diterima oleh Hydrilla verticillata tidak optimal karena
percobaan dilakukan di dalam ruangan. Hal ini membuktikan teori yang telah dijelaskan
bahwa intensitas cahaya sangat mempengaruhi proses fotosintesis. Intensitas cahaya yang
optimum sangat baik untuk proses fotosintesis. Sebaliknya, dengan intensitas cahaya yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menghambat berlangsungnya proses fotosintesis.
Timbul atau munculnya gelembung dari Hydrilla verticillata karena terjadinya proses
fotosintesis pada Hydrilla verticillata. Fotosintesis terjadi apabila adanya beberapa faktor
seperti cahaya matahari, adanya zat warna (klorofil), serta ketersediaan air dan
karbondioksida.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil :
a. Faktor pembawaan.
Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.
b. Cahaya.
Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang
dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat
pada daun-daun yang terus terkena kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau
kekuning-kuningan.
c. Oksigen
d. Karbohidrat.
Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan
klorofil, meskipun faktor-faktor lain cukup.
e. Nitrogen Magnesium.
Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu condition sinc
qua non (kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan
klorosis kepada tumbuhan.
f. Air.
Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi
dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
g. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali,
membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan
mengalami klorosis juga.
h. Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan
klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26o-
30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
 Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
 Konsentrasi karbon dioksidaSemakin banyak karbon dioksida di udara, makin
banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan
fotosintesis.
 Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
 Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
 Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
 Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan
yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin
dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan
makanan untuk tumbuh.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini tentang fotosintesis dapat disimpulkan bahwa pada
percobaan sachs mengalami kegagalan daun Amaranthus sp yang ditutup aluminium foil
tidak terjadi perubahan warna sama sekali. Faktor utama penyebab kegagalan yaitu faktor
cuaca. Sedangkan pada percobaan Ingenhousz data yang kami dapatkan bahwa jumlah
gelembung tiap menit berbeda-beda, jumlah gelembung yang di hasilkan lebih banyak pada
jarak lampu yang ke 10 cm dan 20 cm dari pada jarak lampu 30 cm dan 40 cm. pada
percobaan kami berhasil karena daun Hydrilla verticillata menghasilkan gelembung.
Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen
DAFTAR PUSTAKA

Tim Mata Kuliah Biologi Seluler Molekuler. 2016. Petunjuk Praktikum Biologi Seluler
Molekuler. Jember :Universitas Muhammadiyah Jember
Campbell, Nail A. 2000. Biologi. Jakarta:Erlangga
Winarto, L. M. 1981. Penuntun Pelajaran Biologi. Ganeca Exact :Bandung
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung.
Internet.Online.2017.https://www.academia.edu/12702422/LAPORAN_PRAKTIKUM_SIL
VIKA_FOTOSINTESIS (diakses 7 Desember 2017 pukul 18.30 WIB)
Internet.Online.2017. https://www.scribd.com/doc/220856605/Laporan-Praktikum-Biologi-
Hydrilla (diakses 7 Desember 2017 pukul 19.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai