Anda di halaman 1dari 2

TITRASI IODIMETRI

Iodimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri secara langsung yang mengacu
kepada titrasi dengan suatu larutan iodium standar dalam suasana netral atau sedikit asam.
Disebut sebagai titrasi langsung karena dalam iodimetri, I2 berperan sebagai titran atau pereaksi
yang langsung bereaksi dengan sampel (titer). Salah satu sifat dari iodium adalah harga
potensial standar (Eo) iodium berada pada daerah pertengahan yaitu iodium dapat digunakan
sebagai oksidator maupun reduktor. Walaupun pada dasarnya iodium akan lebih gampang
mengoksidasi dari pada mereduksi (Khopkar, 2003).

Dalam iodimetri, pada dasar penentuannya dalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sample
dengan ion iodide. Titrasi ini berdasarkan reaksi terhadap zat-zat yang potensial oksidasinya
lebih rendah dari sistem iodium-iodida, sehingga iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa
yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil akan teroksidasi oleh iodium secara
kuantitatif pada titik ekivalennya. Contoh senyawa-senyawa yang dapat ditetapkan dengan
iodimetri adalah : Sn2+, Hg2+, Pb2+, Na2S2O3, ion sulfit, glukosa (atau gula-gula pereduksi lain),
serta vitamin C (Asam askorbat).

Indikator yang digunakan dalam iodimetri adalah kanji atau amilum 0,5-1%, karbon
tetraklorida atau kloroform dapat mengetahui titik akhir titrasi namun pada umumnya digunakan
suatu larutan (disperse koloidal) kanji. Warna yang dihasilkan adalah biru tua hasil reaksi I2
dengan amilum. Berbeda dengan iodometri, dalam iodimetri indikator kanji ditambahkan di awal
karena kanji tidak akan mengadsorpsi I2 dalam larutan. Titrasi iodimetri dilakukan dalam
keadaan netral atau dalamkiaran asam lemah sampai basa lemah. Pada pH tinggi (basa kuat),
iodine dapat mengalami reaksi disproporsionasi menjadi hipoidat, seperti dalam reaksi berikut :

I2 + 2OH- IO3- + I- + H2O

Walaupun dalam prosesnya mudah, namun ada beberapa kelebihan dan juga kekurangan
dari metode titrasi iodimetri yaitu sebagai berikut :

Kelebihan :

1. Reaksi berlangsung lebih cepat karena titer dan titran langsung bereaksi
2. Penambahan indicator kanji dilakukan di awal titrasi
3. Warna titik akhir lebih mudah diamati yaitu dari tidak berwarna (bening) menjadi
berwarna biru
Sedangkan kekurangannya adalah :
1. I2 sebagai titran bersifat tidak stabil karena mudah terurai oleh cahaya sehingga
preparasi sampel harus dilakukan terlebih dahulu
2. Dalam keadaan asam, larutan iod dapat dioksidasi oleh udara

Daftar Pustaka :
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai