Disusun oleh:
Kevin Pinarto
Email: kblancc@live.com
Pendahuluan
Di dalam tubuh terjadi proses metabolisme yang dilakukan untuk mendapatkan energi
dari makanan yang kita makan. Sumber energi pada tubuh yang utama ialah karbohidrat.
Selain karbohidrat, ada juga sumber energi lain yang kita makan sehari – hari, yaitu lemak
dan protein.
Karbohidrat, lemak, dan protein yang kita makan harus diolah menjadi bentuk terkecil
oleh enzim pencernaan dan kemudian dijadikan sebagai substrat dalam proses metabolisme
yang menghasilkan energi.
Proses metabolisme juga dipengaruhi oleh beberapa hormon terkait yang dapat
meningkatkan atau menghambat proses metabolisme energi.
Pada makalah ini akan dibahas proses metabolisme karbohidrat dan lemak lalu
hormon yang terkait serta organ – organ yang terkait dengan hormon tersebut.
Pembahasan
Tubuh manusia dalam memperoleh energi memerlukan substrat berupa glukosa dan
juga oksigen yang berasal dari rantai pernapasan. Rantai pernapasa sangat penting dalam
menghasilkan energi yang disebut Adenosin Tri Fosfat (ATP).
1|PBL BLOK 11
*Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Email: kblancc@live.com
Proses dalam metabolisme glukosa secara umum terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
2|PBL BLOK 11
Glikolisis pada umumnya merupakan suatu proses untuk merubah glukosa menjadi
dua molekul piruvat.1
Gambar di atas merupakan gambar proses glikolisis secara aerob. Semua enzim yang
dibutuhkan dalam jalur glikolisis ditemukan di larutan di sitoplasma, yaitu sitosol.2 Glukosa
mulai memasuki jalur glikolisis setelah dilakukan proses fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat
oleh enzim heksokinase pada jaringan ekstrahepatik. Tetapi di sel hati dan pankreas, fungsi
enzim heksokinase digantikan oleh enzim glukokinase yang aktivitasnya dipengaruhi oleh
keadaan nutrisi tubuh.2
ATP diperlukan sebagai donor fosfat dan Mg2+ sebagai kompleks Mg-ATP. Fosfat yang
didonorkan oleh ATP merupakan fosfat tinggi energi dan terbentuklah ADP. Heksokinase
dihambat oleh efek alosterik dari glukosa 6-fosfat.2 Reaksi ini irreversibel.
Mg2
+
Glukosa + ATP Glukosa 6-Fosfat + ADP
Heksokinase
Glukokinase
3|PBL BLOK 11
Heksokinase ditemukan pada semua jaringan ekstrahepatik. Heksokinase memiliki afinitas
tinggi pada glukosa (Km rendah). Glukokinase memiliki Km yang tinggi sehingga afinitas
terhadap glukosa rendah.2
Glukosa 6-fosfat merupakan suatu substrat yang penting dan digunakan untuk beberapa jalur
metabolisme seperti glikolisis, glukoneogenesis, jalur pentosa fosfat/HMP Shunt,
glikogenesis, dan glikogenolisis. Pada glikolisis, glukosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-
fosfat oleh enzim isomerase. Reaksi ini irreversibel.2
Fosfoheksosa isomerase
α-D-Glukosa 6-fosfat α-D-Fruktosa 6-fosfat
Lalu reaksi selanjutnya diikuti oleh fosforilasi lagi yang menggunakan ATP sebagai donor
fosfat dengan enzim fosfofruktokinase untuk menghasilkan fuktosa 1,6-bisfosfat. Enzim
fosfofruktokinase merupakan enzim regulator untuk kadar glikolisis. Reaksi ini irreversibel
dalam kondisi fisiologis.2
Fosfofruktokinase
Fruktosa 1,6-bisfosfat akan terbagi menjadi dua menjadi dua triosa oleh enzim aldolase
menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat(DHAP).1,2
Aldolase
Gliseraldehid 3-fosfat dan DHAP dapat dikonversi bolak – balik oleh enzim fosfotriosa
isomerase.1,2
Fosfotriosa
isomerase
Gliseraldehid 3-fosfat Dihidroksiaseton fosfat
4|PBL BLOK 11
Gliseraldehid 3-fosfat DH
Enzim yang bertanggung jawab atas atas oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat
merupakan enzim NAD-dependen. Enzim ini dihambat oleh iodoasetat.
Fosfogliserat kinase
Karena dua molekul triosa terbentuk di sini setiap glukosa yang menjalani glikolisis, maka
dua molekul ATP terbentuk setiap molekul glukosa.
Jika terdapat arsenat, arsenat akan bersaing dengan fosfat inorganik (Pi) pada reaksi di atas
agar terbentuk 1-arseno-3-fosfogliserat yang terhidrolisis secara spontan menjadi 3-
fosfogliserat tanpa menghasilkan ATP.
Fosfogliserat mutase
3-Fosfogliserat 2-Fosfogliserat
Mg2+
2-Fosfogliserat Fosfoenolpiruvat + H2O
Enolase
Lalu akan terbentuk piruvat dan ATP dari PEP oleh enzim piruvat kinase.
Piruvat kinase
Fosfoenolpiruvat + ADP Piruvat + ATP
5|PBL BLOK 11
Jika proses anaerob terjadi, reoksidasi NADH dengan transfer kovalen pereduksi melalui
rantai pernapasan dihambat. Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat dan dikatalisis oleh
enzim laktat dehidrogenase.2
Laktat DH
Piruvat + NADH + H+ Laktat + NAD+
Di dalam eritrosit sebagian besar mamalia, pembentukan ATP mungking saja dilewati karena
melewati perubahan dari 1,3-Bisfosfogliserat menjadi 3-Fosfogliserat yang menghasilkan
ATP. Pada eritrosit, 1,3-Bisfosfogliserat akan diubah menjadi 2,3-Bisfosfogliserat oleh enzim
bisfosfogliserat mutase dan menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim 2,3-Bisfosfogliserat fosfatase
yang melepas satu atom Pi.
Oksidasi Piruvat
6|PBL BLOK 11
Piruvat DH
Sebelum piruvat dapat memasuki siklus asam sitrat (SAS), piruvat harus dibawa ke dalam
mitokondria melalui suatu spesial piruvat transporter. Di dalam mitokondria, piruvat
mengalami proses dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-koA. Piruvat didekarboksilasi oleh
enzim piruvat DH.
7|PBL BLOK 11
Siklus Asam Sitrat (SAS) menyediakan substrat bagi rantai pernapasan.2
Proses pertama pada siklus asam sitrat dimulai dari kondensasi antara asetil-koA dan
oksaloasetat oleh enzim sitrat sintase dan membentuk sitrat.
Sitrat sintase
Asetil-koA + Oksaloasetat + H2O Sitrat + koA
Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase yang terdiri dari ion Fe2+ dalam
bentuk Fe:S protein.
H2O H2O
8|PBL BLOK 11
Reaksi ini dapat dihambat oleh fluoroasetat. Lalu isositrat akan mengalam dehidrogenasi oleh
karena enzim isositrat dehidrogenase untuk membentuk oksalosuksinat dan menjadi α-
ketoglutarat dan menghasilkan NADH+H+.
α-ketoglutarat DH
α-ketoglutarat + NAD + KoA Suksinil-KoA + CO2 + NADH + H+
Reaksi ini dikatalisis oleh α-ketoglutarat DH memerlukan kofaktor yang identik. Untuk
melanjutkan siklus, suksinil-koA dikonversi menjadi suksinat melalui enzim suksinat
tiokinase. Pada reaksi ini juga terjadi pembentukan ATP.
Suksinat tiokinase
Suksinil-koA + Pi + ADP Suksinat + ATP + koA
Lalu suksinat mengalami metabolisme lebih lanjut mengalami dehidrogenasi yang diikuti
oleh penambahan molekul air dan dehidrogenasi lebih lanjut menghasilkan oksaloasetat.
Suksinat DH
Suksinat + FAD Fumarat + FADH2
Lalu enzim fumarase mengkatalisis penambahan air sebelumnya dang\ menghasilkan malat.
Fumarase
Fumarat + H2O Malat
Lalu malat diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase yang memerlukan
NAD+
9|PBL BLOK 11
Malat DH
HMP Shunt
Pembentukan awal melalui substrat yang berasal dari proses glikolisis, yaitu glukosa 6-fosfat.
Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi 6-fosfoglukonolakton oleh enzim glukosa 6-fosfat
dehidrogenase. Lalu 6-fosfoglukonolakton diubah menjadi 6-fosfoglukonate oleh enzim
glukonolakton hidrolase. Setelah menghasilkan 6-fosfoglukonate, dengan bantuan enzim 6-
fosfoglukonate DH akan diubah menjadi Ribulosa 5-fosfat dan dengan enzim R-5-P
Epimerase berubah menjadi Xilulosa 5-fosfat dan dengan enzim R-5-P ketoisomerase diubah
menjadi ribosa 5-fosfat.2
Tujuan HMP Shunt adalah untuk menghasilkan gula ribosa dan NADPH.
10 | P B L B L O K 1 1
Glikogenesis
1. Enzim UDP-glukosapirofosforilase
Untuk pembentukan UDP-Glu dari glukosa 1-fosfat
2. Enzim glikogen sintase
Pembentukan unit glukosil α-1→4 dari molekul glikogen primer
3. Enzim percabangan
Pembentukan rantai α-1→6. Enzim ini memindahkan segmen glukosa ke cabang lain
apabila sudah terbentuk sekitar 11 glukosa.
Glikogenolisis
11 | P B L B L O K 1 1
Enzim yang berperan dalam proses ini adalah: Fosforilase, glukan transferase, dan enzim
pemutus cabang.2
Fosforilase merupakan enzim regulator yang mengkatalisis ikatan pada rantai glukosa lurus.
Oleh fosforilase, tiap satu molekul glukosa dilepaskan kembali menjadi glukosa 1-P kurang
lebih hingga tersisa empat molekul glukosa pada cabang. Lalu enzim glukan transferase akan
memindahkan sekitar tiga segmen glukosa dari sisa empat glukosa ke rantai lurus yang
berdekatan dan menyisakan satu glukosa pada cabang.2
Lalu debranching enzyme akan menghidrolisis glukosa terakhir pada percabangan dan
menghasilkan glukosa bebas.2
Jika Ca2+, epinefrin meningkat, maka proses glikogenolisis akan meningkat dengan cara
meningkatkan enzim glikogen fosforilase.
Jika Insulin meningkat, maka glikogenesis akan meningkat dengan cara meningkatkan enzim
glikogen sintase.
12 | P B L B L O K 1 1
Pada hati:
Jika kadar glukosa darah meningkat, maka insulin akan aktif dan terjadi glikogenesis.
Enzim glikogen sintase dalam bentuk aktif jika tidak terikat fosfat dan enzim fosforilase
dalam bentuk aktif jika terikat fosfat. Peningkatan epinefrin atau glukagon akan
mengaktifkan enzim adenilat siklase yang mengubah AMP menjadi cAMP. cAMP akan
mengaktifkan protein kinase yang menyebabkan enzim fosforilase aktif karena telah terikat
oleh fosfor.
Jika insulin meningkat akan meningkatkan enzim fosfodiesterase yang mengubah cAMP
menjado 5’AMP. Insulin merangsang protein fosfatase untuk untuk melepaskan fosfat dari
fosforilase.
Pada enzim glikogen sintase, peningkatan epinefrin atau glukagon akan merangsang
pengaktifan protein kinase yang menyebabkan glikogen sintase terikat fosfat dan menjadi
tidak aktif.
Glukoneogenesis
13 | P B L B L O K 1 1
Glukoneogenesis merupakan reaksi pembentukan glukosa/glikogen dari senyawa yang bukan
karbohidrat.1,2
Pembentukan ini bertujuan untuk menyediakan glukosa dalam tubuh bila terjadi kekurangan.
Proses ini terjadi di hati dan ginjal.
Metabolisme Lemak
Terjadi di dalam mitokondria.2 Memerlukan transpor karnitin jika atom C molekul lemak
lebih dari 12. Aktivasi awal oleh enzim tiokinase.
Oksidasi beta asam lemak juga terjadi di peroksisom, tetapi khusus untuk lemak rantai
panjang. Aktivasi awal oleh asil-koA sintase.
Terjadi di jaringan otak dan tidak menghasilkan ATP. Tidak memerlukan aktivasi asil-koA.
Terjadi di hepar dan dikatalisis oleh sitokrom P450, memerlukan NADPH, menghasilkan
asam dikarboksilat.
14 | P B L B L O K 1 1
Sintesis de novo asam lemak:
Tahap awal:2
Sintesis Triasilgliserol2
Gliserol 3-P akan diubah menjadi 1-asil-gliserol 3-P oleh enzim asil transferase. 1-asil-
gliserol 3-P akan diubah menjadi 1,2 diasil-gliserol P oleh enzim yang sama. Lalu enzim
fosfohidrolase akan mengkatalisis 1,2 diasil-gliserol P menjadi 1,2 diasil-gliserol dan
selanjutnya menjadi TAG.
Sintesis Kolesterol2
Tahap keempat: Skualen akan dikonversi menjadi lanosterol oleh enzim skualen epoksidase.
15 | P B L B L O K 1 1
Struktur Mikroskopis Pankreas
Pankreas merupakan suatu kelenjar campuran. Pankreas terdiri dari kelenjar eksokrin (sel
asinus) dan kelenjar endokrin (pulau langerhans).3
16 | P B L B L O K 1 1
- Sel Delta (D) menghasilkan somatostatin
- Sel F menghasilkan polipeptida pankreas
Hormon
Hormon yang berperan dalam pengaturan glukosa darah yang terutama adalah hormon-
hormon yang dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans kelenjar pancreas yang merupakan kumpulansel-sel
ovoid tersebar di seluruh pancreas dan terdiri dari beberapa jenis sel. Hormon-hormon yaitu insulin dan
glukagon.
Insulin4
Diciptakan oleh sel beta dari pulau-pulau langerhans pankreas
Bersifat anabolik karena meningkatkan simpanan karbohidrat, lemak, dan protein.
Fungsi insulin adalah : Menurunkan kadar glukosa, asam amino, dan asam lemah
dalamdarah dengan meningkatkan simpanan nutrient-nutrien makanan tersebut.
Cara kerja insulin adalah dengan meningkatkan pemasukan glukosa melalui membrane sel jaringan
seperti jaringan otot, meningkatkan transportasi asam-asam lemak dari darah
ke jaringan adipose, dan mendorong transportasi aktif asam-asam amino dari darah ke
dalamotot dan jaringan lain.
Insulin merangsang proses glikogenesis, yaitu pembentukan glikogen dari glukosa, baik diotot
maupun di hati. Juga merangsang sintesis trigliserida dan protein.
Menghambat proses glikogenolisis, lipolisis, atau ataupun
glukoneogenesis, sehinggamenghambat proses katabolisme dari glukosa, trigliserida, dan
protein.
Insulin merupakan satu-satunya enzim yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Rangsang utama pengeluaran insulin dari sel beta ini adalah kadar glukosa dalam
darah.Bila kadar glukosa dalam darah meningkat maka pengeluaran insulin
pun meningkatdemikian pun sebaliknya sehingga kadar glukosa dalam
darah dapat dipertahankan.
Pengeluaran insulin pun juga meningkatnya kadar asam amino dalam
darah, pengaruh hormon pencernaan utama khususnya gastric inhibitory peptide,
dan peningkatan aktivitas parasimpatis di pulau-pulau langerhans.
Sekresi insulin dapat dihambat oleh rangsang simpatis atau peningkatan epinefrin.
17 | P B L B L O K 1 1
Defisiensi insulin umumnya menimbulkan keadaan hiperglikemia(kenaikan kadar
glukosa darah) yang umum diderita oleh penderita Diabetes Melitus.
Pada protein, defisiensi akan menimbulkan penumpukan urea hasil katabolisme dan
padalemak akan menimbulkan banyak asam lemak bebas yang akan diubah
menjadi benda- benda keton.
Sebaliknya, apabila terjadi kelebihan sekresi insulin, maka akan terjadi kelaparan di
otak karena otak mendapat energi bahan bakar hanya dari glukosa.
Glukagon4
Diciptakan oleh sel alfa pulau-pulau langerhans pankreas.
Umumnya kerjanya berlawanan dengan insulin.
Pada karbohidrat, glukagon meningkatkan glukosa dalam darah dengan proses pengeluaran
glukosa oleh hati.
Pada lemak, mendorong penguraian lemak, menghambat sintesis trigliseridasehingga kadar asam
lemak dalam darah meningkat.
Pada protein, menghambat sintesis protein dan meningkatkan penguraian protein dihati.
Sekresi glukagon juga berkebalikan dengan insulin, glukagon meningkat sekresinya pada waktu
post-absortif, sehingga dapat dibilang sebagai hormon “puasa”.
Rangsang utama sekresi glukagon juga sama seperti insulin yaitu kadar glukosa dalam darah.
Glukagon disekresi oleh sel alfa sebagai respon terhadap menurunnyakadar glukosa dalam darah.
Dengan demikian, sekresi glukagon akan menurun dengan meningkatnya kadar glukosa di dalam
darah.
Apabila terjadi kelebihan sekresi dari hormon glukagon (hipersekresi), maka akan terjadi
hiperglikemia dimana bila terjadi pada penderita DM maka akan memperparah keadaan penyakitnya.
Gizi
MenyusunMenu
Menyusun menu sangat penting karena untuk memenuhi kebutuhan gizi individu yang berbeda yang
dipengaruhi tinggi, berat badan, umur, jenis kelamin, pertumbuhan, aktivitas, penyakit.
Menu juga seharusnya disusun dengan melihat pengelompokkan berdasarkan jenis bahanmakanan. Bisa
berdasarkan komposisi makanan berdasarkan piramida makanan atau 4sehat 5 sempurna. Dan juga mengikuti
Pedoman Umum Gizi Sehat (PUGS).
PUGS :
18 | P B L B L O K 1 1
oMakanlah aneka ragam makanan
oMakanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
oMakanlah makanan sumber makanan karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
oMakanlah konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
oGunakan garam beryodium
oMakan makanan sumber zat gizi
oBerikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan dan tambahkan MP-ASIsesudahnya
oBiasakan makan pagi
oMinumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya
oLakukan aktivitas fisik secara teratur
oHindari minum minuman beralkohol
oMakanlah makanan yang aman bagi kesehatan
oBacalah label pada makanan
Menyusun menu juga penting memperhatikan kandungan gizi dari makanan-makanan itu.
19 | P B L B L O K 1 1
2. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harper’s biochemistry. Edisi ke-27. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009.h.176-82,185-89,205-09.
3. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore. Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2003.h.24-5.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2012.h.772-783.
5. Suhardjo, Kusharto CM. Prinsip-prinsip ilmu gizi. Yogyakarta:Kanisius;2010.h.138.
20 | P B L B L O K 1 1