JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
MEDAN
201 5
i
BAB 1.PENDAHULUAN
1.3 Temuan
Temuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah data tentang efek
ekstrak daun kelor terhadap sel-sel hepar yang rusak yang dilakukan melalui dua
kelompok uji coba (perlakuan). Perbedaan masing-masing perlakuan akan
menghasilkan gambaran yang lebih jelas dan dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
1.5 Luaran
Moringa oleifera lam yang dikenal dengan nama kelor adalah species yang
paling terkenal dari tiga belas species genus moringacae. Diduga memiliki asal-
usul di Agra dan Oudh, terletak di barat laut India, wilayah pegunungan Himalaya
bagian selatan. Nama shigon untuk kelor telah disebutkan dalam kitab “shushruta
sanhita” yang ditulis pada awal abad pertama masehi. Ada bukti bahwa kelor ini
telah dibudidayakan di India sejak ribuan tahun yang lalu. Meskipun, merupakan
tanaman asli kaki bukit selatan Himalaya, namun kelor hadir di semua negara-
negara tropis.
Gambar 1 : Perbandingan Nutrisi Daun Kelor Segar dan Serbuk, dengan beberapa
sumber nutrisi lainnya. (Diolah dari: fuglie LJ (1999) The Miracle tree : Moringa
Oliefera: and published as The Miracle Tree: The multiple Atributes of Moringa,
172 pp.)
Tahun 2006, Wiley InterScience mempublikasikan artikel berjudul “Moringa
oleifera: A Food Plant with Multiple Medicinal Uses”.
Tentang penggunaan bagian-bagian tanaman kelor sebagai obat penyembuh
disebutkan, berbagai bagian dari tanaman kelor berisi mineral penting dan
merupakan sumber protein yang baik, vitamin, , β-karoten, asam amino fenolat
dan berbagai asam amino essensisal lainnya. Kelor menyediakan kombinasi yang
kaya dan langka dari azeatin, quercetin, β - sitosterol, asam caffeoylquinic dan
kaempferol.
Selain memiliki kekuatan sebagai pemurni air yang efektif dan nilai gizi yang
tinggi, Kelor sangat penting untuk pengobatan alami. Berbagai bagian dari
tanaman Kelor seperti daun, akar, biji, kulit kayu, buah, bunga dan polong
dewasa, bertindak sebagai stimulan jantung dan peredaran darah, memiliki anti-
tumor, anti-piretik, anti-epilepsi, anti-inflamasi, anti-ulcer, anti-spasmodic,
diuretik, anti-hipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan, anti-diabetik,
hepatoprotektif, anti-bakteri dan anti-jamur. Saat ini Kelor sedang diteliti untuk
digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit dalam sistem kedokteran,
khususnya di Asia Selatan.Kelor memang merupakan Tanaman Ajaib anugrah
Tuhan untuk umat manusia.
2.2. Hati
2.2.1. Anatomi Hati
2.2.2. Histologi Hati
Hati terdiri atas bermacam-macam sel. Hepatosit meliputi 60% sel hati,
sedangkan sisanya terdiri atas sel-sel epithelial system empedu.
Fungsi utama hati adalah pembentukan dan ekskresi empedu sebanyak satu
literper hari kedalam usus halus.
Enzim adalah protein dan senyawa organic yang dihasilkan oleh sel
hidup.Enzim terdiri atas bagian protesis yang tiak mengandung protein tetapi
mengandung vitamin atau mineral dan bagian yang mengandung protein yang
terdiri atas polipeptida.
Enzim terdiri atas 6 kelas yaitu: 1).oksidereduktase misalnya LDH; 2).
Transferase misalnya alanine aminotransferase; 3).Hydrolase misalnya CHE;
4).Liase misalnya ALD; 5).Isomerase mislanya glukosa fosfat isomerase;
6).Ligase misalnya piruvat karboksilase.
Enzim umumnya terdapat didalam sel dan bissa berada dalam struktur yang
spesifik seperti organel atau mitokondria atau juga terdapat didalam sitosol.
Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan anatra pembentukan enzim
dengan penghancurannya. Walaupun terdapat keseimbangan antara penghancuran
dengan pembentukan enzim, akan selalu terdapat sedikit enzim yang keluar ke
ekstraselukar. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabelitas
membrane sel, enzim akan banyak keluar keruang ekstraselular dan dapat
digunakann sebagai sarana untuk membuat diagnosis.
Enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel yaitu
SGOT,SGPT,GLDH, dan LDH.Nilai normal SGOT/AST yaitu 5-40 IU/I dan nilai
normal SGPT/ALT yaitu 5-35 IU/I. SGOT dan SGPT meningkat sesuai inflamasi
atau nekrosis hepatosit. (Setiati et al (2014))
SGOT merupakan singkatan dari serum glutamic oxaloacetic transaminase.
Beberapa laboratorium juga sering memakai istilah AST aspartat
aminotransferase. Adanya kerusakan pada hati, otot jantung, otak, ginjal dan
rangka bisa dideteksi dengan mengukur kadar SGOT.
SGPT merupakan singkatan dari serum glutamic piruvaic transaminase,sering
juga disebut dengan ALT (alanine aminotransferase). SGPT dianggap jauh lebih
spesifik untuk menilai kerusakan lever kronis dan hepatitis.
8
3.2.1 Persiapan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitia ini adalah Tikus wistar jantan
umur 3-4 bulan, dengan kisaran berat badan 200-250 gram dan sehat, diperoleh
dari unit pengelola hewan laboratorium (UPHL) FK UMSU. Sebelum perlakuan
tikus terlebih dahulu diaklimatisasi selama seminggu. Tikus dipelihara dalam
kandang yang diberi alas sekam dan anyaman kawat sebagai penutup. Pemberian
pakan dilakukan setiap hari secara ad libitum. Selanjutnya secara acak tikus
dimasukkan ke dalam tiap kandang terpisah yang sudah diberi tanda sesuai
dengan perlakuan.
3.2.2 Persiapan Bahan Uji
Daun kelor (moringa oleifera) dicuci dengan air yang mengalir, kemudian
daun ini dikeringkan pada suhu ruangan selama 24 jam. Daun yang sudah
dikeringkan diinkubasi pada suhu 60°C selama 24 jam. Setelah daun kelor
(moringa oleifera) kering selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan mortar,
setelah halus serbuk daun kelor kering ditimbang dengan timbangan analitik
(gram) dilarutkan kedalam alkohol 96 %, kemudian diaduk dan didiamkan selama
24 jam. Filtrat yang diperoleh dengan penyaringan melalui 4 lapis kain kasa atau
kertas saring. (kasolo et al (2011)). Selanjutnya diuapkan dengan vakum rotary
evaporator pada suhu 50°C, 70 rpm sehingga diperoleh ekstrak kasar
menggunakan metode soklet ekstrak yang didapat kemudian ditampung dalam
botol steril.