Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu Yoci Legi
Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu Yoci Legi
Yoci Legi*
Abstrak
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan dengan negara
ASEAN lainnya. Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menurunkan angka
kematian ibu seperti program yang dijalankan oleh puskesmas antara lain : 1.Audit maternal
perinatal, 2.Keluarga Berencana, 3.Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, 4.Jaminan
Persalinan. Penyebab kematian ibu dapat terjadi langsung dan tidak langsung. Secara umum
disebabkan perdarahan (25%), infeksi(15%), pre-eklampsia / eklampsia (15%), persalinan
macet dan abortus.Peningkatan pelayanan kesehatan melalui program yang dijalankan oleh
puskesmas dan peran serta masyarakat mampu menurunkan angka kematian pada ibu.
Kata kunci : AKI, Puskesmas.
Abtrack
Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still very high compared to other ASEAN
countries. Various attempts have been made in to reduce maternal mortality as a program run
by health centers include: 1. Audit maternal perinatal, 2. Family Planning, 3. Neonatal Basic
Emergency Obstetric Care, 4. Delivery Guarantee. Causes of maternal deaths can occur
directly and indirectly. Generally caused bleeding (25%), infection (15%), pre-
eclampsia/eclampsia (15%), obstructed labor and abortion. Improved health services through
a program run by health centers and community participation are able to reduce maternal
mortality.
Keywords: MMR, health center.
Pendahuluan
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam pembangunan bangsa karena
seluruh komponen yang lain sangat di pengaruhi oleh kesehatan ibu. Jika ibu sehat, maka
akan menghasilkan bayi sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga
menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Tiga indicator yang dipakai dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan ibu adalah angka kematian ibu (AKI), proporsi pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka pemakaian kontrasepsi.1
*
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida, Alamat:Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat
11510No. Telp (021) 5694-2061, E-Mail : Yoci.2014fk148@Civitas.Ukrida.Ac.Id Nim
102014148
Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan yang
terjal. Terlebih kala itu dikaitkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs)
2015, yakni menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup, dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup yang harus
dicapai. Waktu yang tersisa hanya tinggal tiga tahun ini, tidak akan cukup untuk mencapai
sasaran itu tanpa upaya-upaya yang luar biasa.2
Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir,
bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas
kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan
dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.2
Rumusan Masalah
1. Target pencapaian dan proyeksi angka kematian ibu pada tahun 2015
2. Peningkatan pelayanan kesehatan pada puskesmas
Analisis Masalah
2
Desa Siaga
Suami
Siaga Lingkungan Ekonomi
Masyarakat
Angka
Kematian Ibu
Hipotesis
Penurunan angka kematian ibu dapat dicapai dengan adanya peningkatan pelayanan
kesehatan oleh puskesmas dan masyarakat.
Sasaran Pembelajaran
Pembahasan
1. Penyebab langsung
a) Usia
3
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilandan
persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil danmelahirkan
pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari padakematian maternal
yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternalmeningkat kembali setelah usia
30-35 tahun.
b) Eklampsia
Eklampsia merupakan penyebab utama kedua kematian ibu, yaitu 13 persen kematian
ibu di Indonesia (rata-rata dunia adalah 12 persen).Pemantauan kehamilan secara
teratur sebenarnya dapat menjaminakses terhadap perawatan yang sederhana dan
murah yang dapat mencegah kematian ibu karenaeklampsia
c) Aborsi tidak aman
Aborsi yang tidak aman. bertanggung jawab terhadap 11 persen kematianibu di
Indonesia (rata-rata dunia 13 persen). Kematian ini sebenarnya dapatdicegah jika
perempuan mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanankontrasepsi serta
perawatan terhadap komplikasi aborsi. Data dari SDKI 2002–2003 menunjukkan
bahwa 7,2 persen kelahiran tidak diinginkan.
d) Sepsis
Sepsis sebagai faktor penting lain penyebab kematian ibu sering terjadi karena
kebersihan (hygiene)yang buruk pada saat persalinan atau karena penyakitmenular
akibat hubungan seks yang tidak diobati. Sepsis ini berkontribusi pada 10 persen
kematian ibu (rata-rata dunia 15 persen). Deteksi dini terhadap infeksiselama
kehamilan, persalinan yang bersih, dan perawatan semasa nifas yang benar dapat
menanggulangi masalah ini. Partus lama, yang berkontribusi bagi sembilan persen
kematian ibu (rata-rata dunia 8 persen), sering disebabkan oleh
disproposicephalopelvic,kelainan letak, dan gangguan kontraksi uterus.
2. Penyebab tidak langsung
Tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, faktor budaya, dan aksesterhadap sarana
kesehatan dan transportasi juga berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian
dan kesakitan ibu. Situasi ini diidentifikasi sebagai “3T” (tiga keterlambat).Yang pertama
adalah terlambat deteksi bahaya dini selama kehamilan, persalinan, dan nifas, serta dalam
mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan neonatal. Kedua,
terlambat merujuk ke fasilitaskesehatan karena kondisi geografis dan sulitnya
4
transportasi. Ketiga, terlambatmendapat pelayanan kesehatan yang memadai di tempat
rujukan.2
Pelayanan kesehatan merupakan tantangan berikutnya yang perluditangani. Termasuk di
dalamnya adalah kualitas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah dan swasta serta
penanganan disparitas akses pada kelompok rentandan miskin. Data terbaru menunjukkan
bahwa jumlah bidan di desa yangmenyediakan pelayanan bagi kelompok rentan dan
miskin telah menurun.4
Gambar 1
Penyebab kematian ibu di Indonesia
Sumber: SKRT 2001
Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.6Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan terdepan,
kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan
bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi masyarakat.keberadaan Puskesmas di
suatu wilayah dimanfaatkan sebagai upaya-upaya pembaharuan (inovasi) baik di bidang
kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat
sekitarnya sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat, oleh karena itu
keberadaan Puskesmas dapat diumpamakan sebagai "agen perubahan" di masyarakat
sehingga masyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan-gerakan upaya kesehatan yang
bersumber pada masyarakat.7
Kegiatan pokok puskesmas antara lain :1. Kesehatan ibu dan anak 2. Keluarga berencana 3.
Usaha peningkatan gizi 4. Kesehatan lingkungan 5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular 6. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan 7. Penyuluhan
kesehatan masyarakat 8. Kesehatan sekolah 9. Kesehatan olahraga 10. Perawatan kesehatan
5
masyarakat 11. Kesehatan kerja 12. Kesehatan gizi dan mulut 13. Kesehatan jiwa 14.
Kesehatan mata 15. Laboraterium sederhana 16. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka
system informasi kesehatan 17. Kesehatan usia lanjut 18. Pembinaan pengobatan tradisional.8
Program Puskesmas
6
Alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit kedua saluran yang
menghasilkan indungtelur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri daribahan plastik
polietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak.
Tubektomi
Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metodekontrasepsi mantap yang
bersifat sukarela bagi seorangwanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara
mengoklusituba falupii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga
sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
Vasektomi
Vasektomi (Metode Operasi Pria/MOP) adalah prosedur klinikuntuk menghentikan
kapasitas reproduksi pria dengan caramengoklusi vasa deferensia sehingga alur
transportasi spermaterhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak
terjadi
2) Hormonal
Progestin: pil, injeksi danimplan
Kombinasi: pil dan injeksi
Menurut Word Population Data Sheet 2013, Indonesia merupakan Negara ke 5 didunia
dengan stimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 249 juta penduduk. Diantara Negara
asean, Indonesia dengan luas wilayah terbedar tetap menjadi Negara dengan penduduk
terbanyak, jauh diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau total fertility
rate (TFR) 2,6 indonesia masih berada diatas rata-rata TFR negara asean yaitu 2,4. 19
7
Gambar 2 Angka Fertilitas (TFR) Negara Asean Tahun 2013
8
pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir
yang pembiayaannya dijamin oleh Pemerintah.15
LingkunganMasyarakat
1. Desa siaga
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kedaruratan kesehatan, secara mandiri.11Desa yang dimaksud di sini dapat berarti
kelurahan atau nagari atau istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan adat-istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.12
Desa Siaga Aktif adalah desa atau kelurahan yang disebut dengan nama lain, yang:11
Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanankesehatan dasar yang
memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau
saranakesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, PusatKesehatan Masyarakat
Pembantu (Pustu), Pusat KesehatanMasyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan
lainnya.
9
Memiliki upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat(UKBM) yang melaksanakan
upaya survailans berbasismasyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan
anak,gizi, lingkungan, dan perilaku), penanggulangan bencana dankegawatdaruratan
kesehatan, serta penyehatan lingkungan.
2. Ekonomi
Faktor ekonomi berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk dapat mengakses
pelayanan kesehatan. Data profil kesehatan 2010 menunjukkan bahwa tingkat ekonomi
berpengaruh terhadap akses seorang ibu terhadap pelayanan kesehatan. Semakin tinggi
tingkat pengeluaran per-kapita keluarga maka semakin tinggi pula persentase persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan.Di pedesaan, persentase ibu yang menggunakan
fasiltas kesehatan sangat rendah yaitu 35,2% sebaliknya persalinan yang dilakukan di
rumah atau tempat lain sangat tinggi yaitu 62,7%.13
Penyebab mendasar kematian ibu adalah faktor sosial ekonomi dan demografi, terutama
kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan
seksual dan proses reproduksi, budaya, kondisi bias gender dalam masyarakat dan
keluarga serta lokasi tempat tinggal yang terpencil.Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP)
menunjukkan bahwa salah satu penyebab kematian ibu lebih banyak terjadi pada ibu
dengan karakteristik kemampuan membayar biaya pelayanan persalinan rendah dan
melakukan persalinan di rumah.14
Simpulan
Hipotesis yang ajukan diterima yaitu “Penurunan angka kematian ibu dapat dicapai dengan
adanya peningkatan pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan masyarakat” karena tanpa
peningkatan pelayanan kesehatan, masyarakat tidak mengetahui dan mengerti manfaat
adanya program puskesmas dan penyebab angka kematian ibu terus bertambah dan dukungan
dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjalankan semua program yang ada
dipuskesmas.
Daftar Pustaka
10
2. Diunduh pada http://www.gizikia.depkes.go.id/artikel/upaya-percepatan-penurunan-
angka-kematian-ibu-dan-bayi-baru-lahir-di-indonesia/?print=pdf tanggal 27 november
2014
3. Kemenkes RI. Angka kematian ibu. 2008 diunduh pada http://www.pps.unud.ac.id/
thesis/pdf_thesis/unud-290-270711906-bab%20i.terbaru.pdftanggal 27 november
2014
4. Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan.Pedoman
Audit Material Perinatal (AMP). Kementerian Kesehatan. 2010.Hlm. 1-53
5. Summary Executive. Pola Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). 2001: 2
6. Sulastomo. Manajemen kesehatan.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2007
7. Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas. 2014. Diunduh
pada http://www.depkes.go.id/index.php?txtKeyword=puskesmas&
act=searchaction&pgnumber=0&charindex=&strucid=&fullcontent=&C2=1&C3=1
tanggal 28 november 2014
8. Depkes RI. Pedoman kerja puskesmas tahun 1989-1990. Jilid 1. Jakarta:1989. Hal. 1-
12
9. Hargono, R. Pengembangan Indikator Peran Serta Masyarakat Pada Program
Kesehatan dan Pengukurannya, Ujicoba Pada Program Posyandu di Kabupaten Ende
NTT dan Kabupaten Garut Jawa Barat, Ringkasan Disertasi, Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta. 1998
10. Impact. Seandainya Kematian Ibu Menjadi Tolok Ukur Keberhasilan Tokoh-Tokoh
Politik, Warta Kesehatan Ibu, Edisi 4.2005
11. Dinkes RI. Petunjuk Teknis Penghitungan Biaya Pengembangan Desa Dan Kelurahan
Siaga Aktif. 2010. Hal 3-4
12. Depkes RI. Kajian Kesiapan Petugas dan Masyarakat dalam Pengembangan Desa
Siaga. Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan. 2007
13. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta. 2011
14. Bappenas. Angka kematian ibu : rancang bangun percepatan penurunan angka
kematian ibu untuk mencapai sasaran millenium depelopment goals (mdgs). Asia
Works: Jakarta. 2007
15. Depkes RI. Buku saku jaminan persalinan. 2014. Diunduh pada http://www.depkes
.go.id/index.php?txtKeyword=buku+saku+jampersal&act=search-action&pgnumb
11
er=0&charindex=&strucid=&fullcontent=&C-ALL=1&C2=1&C3=1 tanggal 28
november 2014
16. Gunawan S, Meg EW, Endang A, Surekha C, Carine R. A district-basedaudit of the
causes and circumstances of maternal deaths in SouthKalimantan, Indonesia. Bulletin
of the World Health Organization2002;80:228-234.
17. Admin Dinas Kesehatan Kota Palembang. Pertemuan Audit MaternalPerinatal
Tingkat Kota Palembang. 2011. Diunduh dari
http://www.dinkes.palembang.go.id/?nmodul=berita&bhsnyo=id&bid=139,diakses
pada tanggal 29november 2014
18. Dewiyana. 2010. PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman.FKM
UNAIR 2010 di Seksi Info & Litbangkes Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
19. Bkkbn. Pedoman pelayanan keluarga berencana pasca persalinan difasilitas kesehatan.
2012. Diunduh pada http://www.bkkbn.go.id/infoprogram/Documents/METODE
%20%20KONTRASEPSI%20BERDASARKAN%20SARAN%20DITJALPEM.pdf
Tanggal 29 november 2014
12