Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PELAYANAN NICU

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANAH

PROBOLINGGO

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANAH

Jl. Dr. Saleh No. 43 Telp. (0335) 423487 Fax. (0335) 421329

Email: klinikamanah@yahoo.co.id

PROBOLINGGO
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi di antara negara Asean.
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) 2002-2003,
angka kematian sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Milenium Development
Goals 2015 diharapkan turun menjadi < 20 per 1000 kelahiran hidup.
Penyebab terbesar kematian neonatus di Indonesia adalah BBLR (29%),
Asfiksia (27%), Tetanus neonatorum (10%), masalah pemberian ASI (9,5%),
masalah Haematologi (5,6%), dan infeksi (5,4%).
Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatnya
derajat sosial ekonomi masyarakat Indonesia juga menambah tuntutan mutu
pelayanan pada bayi baru lahir yang semakin tinggi.
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo dan lebih khusus
Neonatus Intensive Care Unit berusaha senantiasa meningkatkan pelayanan
dengan melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada
pasien. Berbekal panduan dasar serta ditambah beberapa referensi maka
disusunlah pedoman ini.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur, dan segala
proses di bidang pelayanan intensive di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Amanah Probolinggo
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pelayanan neonatus yang bermutu dan mengutamakan
keselamatan pasien dalam upaya penurunan Angka Kematian Bayi di
Indonesia.
b. Terlaksananya manajemen pelayanan neonatus dari aspek administrasi &
manajemen, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur
pelayanan di RS
c. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan neonatus
d. Pembinaan dan pengawasan pelayanan neonatus di RS

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan NICU Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah
Probolinggo adalah asuhan neonatal dengan ketergantungan tinggi (Ruang
Rawat Neonatus Asuhan Khusus) yaitu memerlukan perawatan intensif
dengan kemampuan memberikan alat bantu nafas menggunakan CPAP
(Continuos Positive Airway Pressure).

D. Batasan Operasional
1. Gangguan respirasi
2. Gangguan kardiovaskuler
3. Skor APGAR kurang dari 4
4. Berat lahir sangat rendah (>1500 gram)
5. Kurang bulan dengan umur kehamilan > 32 minggu
6. Neonatus dengan gangguan susunan saraf pusat seperti kejang dan
ensefalopati hipoksik iskemik
7. Gangguan saluran cerna berat, seperti EKN dan perdarahan saluran cerna
8. Bayi dari ibu Diabetes
9. Bayi yang lahir dari kehamilan berisiko tinggi atau persalinan dengan
komplikasi
10. Gawat nafas yang tidak memerlukan ventilasi bantuan
11. Hiperbilirubinemia yang perlu terapi sinar
12. Sepsis neonatorum
13. Hipotermi

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/Menkes/SK/Per/II/1988
tentang Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
6. PMK No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
7. KepMenKes No. 938/SK/VIII/2007 Tentang Standar Asuhan Kebidanan
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di Neonatus Intensive Care Unit
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo harus mempunyai
pengetahuan yang memadai, mempunyai keterampilan yang sesuai, memiliki
pengalaman kerja atau magang di unit intensive, dan mempunyai komitmen
terhadap waktu.
1. Tenaga Medis
Dokter yang bekerja di Neonatus Intensive Care Unit Rumah Sakit
Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo harus memenuhi standar
kompetensi berikut:
a. Terdidik dan bersertifikasi sebagai seorang spesialis anak
melalui program pelatihan dan pendidikan yang diakui oleh
perhimpunan profesi yang terkait
b. Menunjang kualitas pelayanan NICU dan menggunakan
sumber daya secara efisien
c. Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam
pelayanan NICU
d. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan
pelayanan 24 jam/ hari, 7 hari/ minggu
e. Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain:
1) Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk
intubasi dan ventilasi mekanis
2) Mengambil kateter intravaskuler untuk monitoring invasive
maupun terapi invasive
3) Resusitasi jantung paru
f. Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan membaca
literature kedokteran
g. Berpartisipasi dalam program-program pendidikan dokter
berkelanjutan
2. Tenaga Keperawatan
Perawat yang bertugas di Neonatus Intensive Care Unit Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo harus terlatih serta
jumlahnya sesuai dengan ketersediaan inkubator, cuve, maupun box
yang terpakai.

B. Distribusi Ketenagaan

Jenis Ketenagaan Jumlah


Dokter Spesialis On Call 24 jam
Anak
Ahli manajemen 1 setiap shift jaga
laktasi
Rasio perawat 1:2-4
pasien

C. Pengaturan Jaga
Hal yang berkaitan dengan pengaturan jaga mengikuti aturan sebagai
berikut:
1. Untuk mendukung misi pelayanan di NICU yaitu pelayanan yang cepat
tepat dan akurat, maka perlu disiapkan tenaga dokter, tenaga perawat,
tenaga laborat, dan tenaga administrasi keuangan secara penuh 24 jam
pelayanan.
2. Diberlakukan jam kerja sebagai berikut :
Shift I : 07.00 – 14.00
Shift II : 14.00 – 21.00
Shift III : 21.00 – 07.00

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang (Terlampir)

B. Standar Fasilitas
1. Persyaratan Fisik Bangunan
a. Unit dekat dengan ruang bersalin dan harus jauh dari tempat lalu lintas
barang dan pengunjung
b. Ada jarak 1 meter antar inkubator atau tempat tidur bayi
c. Lantai tertutup poselen
d. Dinding tertutup porselen
e. Pembatas dari porselen memiliki ketinggian 10 cm
f. Langit-langit di cat dengan cat yang bisa dicuci
g. Tersedia 1 wastafel dengan campuran air panas dan dingin, kran dapat
dibuka dengan siku

2. Sarana

No. Ruang Keterangan (Saat Ini)


1. Ruang Perawatan Ada
2. Dapur Susu Ada
3. Ruang Laktasi Ada
4. Ruang Penyimpanan obat Ada

3. Prasarana
a. Peralatan Medis

Perlengkapan Jumlah
Inkubator 2 set
Fototerapi 1 buah
Monitor 2 buah
Pulse Oxymetri 2 buah
Syringe Pump 4 set
Gluco Check 1 set
Radiant Warmer 1 set
Perangkat resusitasi 2 set
Sumber Oksigen Tersedia
Suction Pump 1 set
CPAP 1 set
NeoPuff 1 set
Infus Pump 1 set
Box bayi 1 buah
Cuve bayi 2 buah
Stetoskop bayi 1 buah
Laringoskop 1 set
Termometer digital 1 buah
Timbangan bayi 1 buah
Penggaris panjang bayi 1 buah
Standar infus 1 buah
Alat Penyeteril botol susu 1 buah
Nebulizer 1 buah

b. Perangkat Resusitasi

Perlengkapan Jumlah
Ambubag + PEEP Valve 1 buah
Juction Risk 1 buah
Clemek 1 buah
Bedong 3 buah
Laringoskop 1 set
Pulse Oxymetri 1 buah
Bak instrumen
- Kassa 1 buah
- Gunting 1 buah
- Klem Koher 1 buah
Stetoskop bayi 1 buah
Glove steril 1 pasang
Slym sucker 1 buah
Klem umbilikal 1 buah
OGT No 5 1 buah
Spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc Masing-masing 1 buah
ETT No 2,5; 3; 3,5; 4 Masing-masing 1 buah
Pz 100 cc 1 kolf
Epinephrin 3 ampul
Vit K 1 ampul

c. Bahan Habis Pakai

Bahan Habis Pakai Stok Minimal


Nasal canul bayi 2 buah
Solution set 2 buah
Spuit 1 cc 5 buah
Spuit 3 cc 5 buah
Spuit 5 cc 5 buah
Spuit 10 cc 5 buah
Spuit 20 cc 2 buah
Spuit 50 cc 2 buah
IV Venflon No 26 3 buah
Terumo NGT No 5 3 buah
Terumo NGT No 8 3 buah
Pediatric NGT No 5 3 buah
Pediatric NGT No 6 3 buah
Pediatric NGT No 8 3 buah
Glove steril 3 pasang
Glove clean 1 box
Masker petugas 5 buah
Alcohol swab 1 box
Kassa 1 box
Extention tube 2 buah
Slym sucker 2 buah
Needle No 24 5 buah
Needle No 25 5 buah
Needle No 26 5 buah
Needle No 27 5 buah
Suction catheter No 8 3 buah
Benang round 3 buah
Three way 3 buah
Klem umbilikal 3 Buah
ETT No 2,5 2 buah
ETT No 3 2 buah
ETT No 3,5 2 buah
ETT No 4 2 buah

d. Obat-obatan

Obat-obatan Stok Minimal


Plasminex 2 ampul
Ventolin 2 flakon
Aminophilin 3 ampul
Atropin sulfat 2 ampul
Alinamin 2 ampul
Dexamethason 2 ampul
Diazepam 2 ampul
Epinephrin 2 ampul
Furosemid 3 ampul
Cernevit 2 vial
Ondasetron 2 ampul
Ranitidine 3 ampul
Vit K 2 ampul
Metoclopramide 2 ampul
Novalgin 2 ampul
Ca Glukonas 2 ampul
Ephedrin 2 ampul
Meropenem 2 vial
Vicillin SX 2 vial
Mikasin 2 vial
Ceftazidime 2 vial
Cefotaxim 2 vial
Cebactam 2 vial
Gentamicin 2 ampul
Amphicilin 2 vial
Dopamin 3 ampul
Dobutamin 3 ampul

e. Cairan

Cairan Stok Minimal


D 10 % 1/5 NS 3 kolf
D5% 3 kolf
D 10 % 3 kolf
Benutrion 1 botol
NaCl 0,9 % 100 cc 3 kolf
NaCl 0,9 % 500 cc 3 kolf
RL 3 kolf
D 5 % ¼ NS 3 kolf
Aquabides 1000 cc 2 kolf
Aquabides 25 cc 3 flakon

f. Peralatan Non Medis

Peralatan Jumlah
Lemari Pendingin 1 buah
AC 1 buah
Tempat Sampah Medis 1 buah
Tempat Sampah Non Medis 1 buah
Savety Box 1 buah
Meja perawat 1 buah
Kursi perawat 1 buah
Kursi pasien 1 buah
Troli obat 1 buah
Troli alat medis 1 buah
Lemari BHP 1 buah
Laci BHP 1 buah
Lemari pakaian bayi 1 buah
Nampan 4 buah
Gunting 1 buah
Kunci inggris 1 buah
Meja pembuatan susu 1 buah
Meja pengoplosan obat 1 buah
Dispenser 1 buah
Baju bayi Tersedia
Bedong bayi Tersedia
Popok bayi Tersedia

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Kriteria Masuk NICU


Sebelum pasien masuk NICU, keluarga harus mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapat
perawatan di NICU, serta tindakan medis yang mungkin dilakukan selama
pasien dirawat di NICU. Penjelasan tersebut diberikan oleh perawat NICU
atau dokter spesialis anak yang menangani pasien. Atas penjelasan tersebut
keluarga dapat menerima/ menyatakan persetujuan untuk dirawat NICU.
Persetujuan dinyatakan dengan menandatangani formulir informed consent.
Diagnosa penyakit yang dirawat di NICU antara lain :
- Bayi premature > 32 minggu
- Bayi dari ibu yang Diabetes
- Bayi yang lahir dari kehamilan berisiko tinggi atau persalinan dengan
komplikasi
- Gawat nafas yang tidak memerlukan ventilasi bantuan
- Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) > 1,5 kg
- Hiperbilirubinemia yang perlu terapi sinar
- Sepsis neonatorum
- Hipotermi

B. Monitoring Dan Evaluasi Pasien


Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna
mewujudkan pelayanan NICU yang aman dan mengutamakan keselamatan
pasien
Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti untuk
menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar dapat diupayakan
penyelesaian yang efektif.

C. Prosedur Medis (Terlampir Di SPO)


- Resusitasi bayi
- Pemasangan umbilikal kateter
- Pemasangan infus
- Pemasangan sonde
- Pengambilan sampel darah vena

D. Penggunaan Alat Medis (Terlampir di SPO)


- Neopuff
- Inkubator
- CPAP
- Syringe Pump
- Suction
- Cuve

E. Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan


Catatan NICU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan
pelayanan di NICU dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut
Pencatatan menggunakan status khusus NICU yang meliputi pencatatan
lengkap terhadap diagnosis yang menyebabkan dirawat di NICU, data tanda
vital, jenis dan jumlah asupan nutrisi dan cairan, catatan pemberian obat serta
jumlah cairan tubuh yang keluar dari pasien.
Pelaporan pelayanan NICU terdiri dari jenis indikasi pasien masuk serta
jumlahnya, penggunaan alat bantu, lama rawat, dan keluaran (pulang atau
dirujuk) dari NICU.
BAB V

LOGISTIK

Pengelolaan logistik meliputi perencanaan, pemesanan, penerimaan, dan


penyimpanan. NICU mempunyai permintaan rutin dari Permintaan Obat Pasien
(POP), di mana POP mendistribusikan stock alat kesehatan dan obat-obatan.
Jadwal permintaan untuk POP setiap hari Senin – Sabtu.

A. Tujuan
Tujuan dari pengadaan logistik sendiri adalah untuk menunjang
operasional harian agar dapat berjalan dengan lancar demi keamanan
dan keselamatan pasien dan petugas.
B. Tata Laksana Logistik
Ketersediaan logistik di pelayanan NICU menjadi tanggung jawab
dari seluruh staff yang bertugas. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh
setiap staff adalah pergerakan dari setiap barang yang ada dengan cara
melakukan inventarisasi setiap hari. Pengawasan dilakukan oleh kepala
unit, dan jika terjadi ketidakseimbangan antara barang masuk dan
keluar dilakukan penelusuran terhadap hal tersebut. Setiap bulannya
dilakukan analisa pemakaian barang.
C. Perencanaan
Perencanaan pengadaan barang disesuaikan jenis barang. Untuk
pengadaan barang fix asset dilakukan rencana budgeting pada setiap
akhir tahunnya. Barang dengan permintaan untuk POP menggunakan
form LPO (Lembar Permintaan Obat) dilakukan pada hari Senin –
Sabtu.

D. Pemesanan
Jenis pemesanan dapat berupa:
1. Fix asset
Pemesanan barang yang sifat barangnya tidak habis pakai
(menjadi asset) baik yang terdaftar sebagai budget tahunan
maupun permintaan di luar budget (jika ada perluasan,
permintaan barang baru yang sifatnya tidak bisa ditunda)
2. Purchasing request
Bagian purchasing akan memproses pemesanan setiap
permintaan barang baik fixxed asset maupun non fixed asset
3. LPO
Pemesanan barang melalui LPO. Barang yang sudah
dipakai (bahan habis pakai) dapat berupa service unit yang
menjadi beban unit.

E. Penggunaan
Penggunaan barang disesuaikan dengan kebutuhan. Agar tidak
terjadi kerusakan, staff harus memelihara alat/ barang dengan sebaik
mungkin. Barang harus dilakukan perawatan harian, pengecekan
berkala oleh petugas bio medik dan jadwal kalibrasi. Penggunaan
barang harus efektif dan efisien. Seluruh staff memiliki tanggung
jawab terhadap alat/ barang yang ada di area kerjanya.

F. Penarikan
Jika terjadi kerusakan alat/ barang dilakukan proses pengajuan
work order dan jika barangnya tidak dapat diperbaiki dan harus diganti
maka dilakukan mutasi barang. Untuk barang-barang yang kadaluarsa
dilakukan proses retur.

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh staff
dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan bagi pasien serta untuk
mencegah cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat menjalankan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Tercapainya International Patient Savety Goals

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


1. Tujuh Langkah Menuju
Tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit merupakan panduan
yang komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh
langkah tersebut secara menyeluruh perlu dilaksanakan oleh Rumah Sakit
Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo:
a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Memimpin dan mendukung staf untuk memiliki komitmen dan
fokus pada keselamatan pasien di rumah sakit
c. Mengintegrasikan manajemen resiko
d. Mengembangkan sistem pelaporan di rumah sakit
e. Mengembangkan komunikasi terbuka dengan pasien
f. Mempelajari dan membagi pengalaman tentang keselamatan
pasien
g. Mencegah cedera melalui implementasi keselamatan pasien

2. Standar Keselamatan Pasien


Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:
a. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan
termasuk kemungkinan terjadinya insiden
b. Mendidik pasien dan keluarga
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya
tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan
pasien
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Rumah sakit menjamin keselamatan pasien dalam
kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien
Rumah sakit harus mendesain proses baru atau
memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi
kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif
insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja
serta keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program
keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui
penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit”
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan, dan
orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan
dengan keselamatan pasien secara jelas
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses
manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi
kebutuhan informasi internal dan eksternal

3. International Patient Safety Goals


a. Mengidentifikasi pasien dengan benar
Prosedur identifikasi positif dilakukan ketika staff melakukan
pengkajian pasien, akan dilakukan tindakan/ prosedur. Proses
identifikasi dengan cara mencocokkan nama lengkap dan tanggal lahir
yang ada pada gelang identitas pasien dengan identitas yang ada pada
file pasien.
b. Meningkatkan komunikasi efektif
Untuk di Medical Center tidak dilakukan read back karena tidak
merawat pasien.
c. Meningkatkan keamanan obat-obatan
Obat-obatan high alert tersimpan di lemari terkunci, sedangkan
untuk vaccine tersimpan di lemari es yang terkunci.
d. Pastikan pembedahan dengan benar lokasi, benar prosedur, benar
pasien yang akan dilakukan tindakan.
Untuk penandaan dan time out dilakukan pada pasien yang akan
dioperasi.
e. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan di Rumah Sakit.
Untuk menunjang keberhasilan ini dilakukan dengan melaksanakan
program 5 momen cuci tangan yaitu:
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum tindakan aseptik
3) Sesudah kontak dengan pasien
4) Sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien
5) Sesudah kontak dengan lingkungan pasien
Prinsip-prinsip mencuci tangan:
1) Kedua tangan harus dicuci berdasarkan 5 momen cuci tangan
2) Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan menggunakan
pembersih tangan yang mengandung alkohol, sabun cair atau
cairan antiseptik. Pilihan cairan tergantung aktivitas yang
dilakukan.
3) Semua staf harus mengikuti kebijakan dan panduan mencuci
tangan, jam tangan dan perhiasan/ cincin harus dilepaskan saat
cuci tangan.
4) Kuku harus dipotong pendek (≤0,5 cm). Kuku palsu dan
pewarna kuku tidak boleh dipakai saat kontak langsung dengan
pasien.
5) Luka sayat dan luka lecet harus ditutup dengan plester kedap
air.
f. Mengurangi risiko pasien terjatuh
Untuk di Medical Center resiko pasien jatuh dilakukan penilaian
saat pengkajian awal pasien. Jika ditemukan pasien beresiko jatuh
maka dilakukan penanganan/ pengawasan ekstra terhadap pasien
tersebut dan dikomunikasikan kepada keluarga dan dokter.

D. Pelaporan Insiden, Analisa, Dan Solusi


Pelaporan insiden adalah pelaporan atas kejadian yang dapat berupa
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cidera (KTC), Kejadian
Nyaris Cidera (KNC), dan Keadaan Potensial Cidera (KPC) yang terjadi pada
pasien/ pengunjung/ karyawan, kerusakan alat medis, kerusakan sistem utilitas
(air, listrik), masalah keamanan dan masalah penanganan bahan berbahaya &
beracun (B3), untuk dilakukan analisis penyebab, rekomendasi, solusi, dan
bisa dijadikan pembelajaran untuk kemudian hari.
Setiap terjadi insiden staff harus membuat laporan insiden yang kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan action plan. Laporan insiden dikirim ke unit
manajemen risiko serta dilaporkan juga kepada kepala unit kemudian
diteruskan ke kepala perawatan.
Setiap terjadi insiden baik yang terjadi di layanan NICU maupun yang
terjadi di unit lain, dilakukan breafing kepada staf NICU agar hal yang serupa
tidak terjadi kembali, atau jika diperlukan re-sosialisasi.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan keselamatan dan
peningkatan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan penyakit
dan kecelakaan akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi
kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.

B. Tujuan
Menurut mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari kesehatan dan
keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-
baiknya seselektif mungkin
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
gizi pegawai
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

C. Ruang Lingkup
1. Lingkungan misalnya lantai tidak licin
2. Cukup pencahayaan
3. Peralatan siap pakai, dilakukan tes fungsi sebelum menggunakan peralatan
4. Fasilitas terkait tersedia, misalnya safety box untuk membuang jarum
5. Terdapat APD yang sesuai
6. Tidak terpapar infeksi airborne misalnya menggunakan masker jika batuk
atau pilek

D. Prosedur
1. Terdapat prosedur pemakaian APD
2. Prosedur penanggulangan kebakaran
3. Prosedur penanggulangan bencana
4. Prosedur pelaporan Incident Report
5. Prosedur penanganan tumpahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian
Mutu adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam
tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

B. Indikator
Indikator mutu pelayanan NICU ada dua yaitu:
1. Kepatuhan staff dalam melakukan hand hygiene sesuai 5 momen
pedoman WHO
2. Kepatuhan staff dalam melakukan identifikasi pasien dengan benar
Untuk mengetahui kepatuhan staff terhadap kedua indikator mutu
pelayanan di NICU maka dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Sosialisasi tentang indikator mutu
2. Sosialisasi tentang 5 momen hand hygiene
3. Audit oleh representatif untuk memantau kepatuhan staff dalam
melakukan hand hygiene
4. Sosialisasi tentang identifikasi pasien
5. Audit oleh representatif untuk memantau kepatuhan staff dalam
melakukan identifikasi pasien dengan benar
6. Sosialisasi dan simulasi tentang teknik hand hygiene yang benar
7. Couching conceling kepada staff yang tidak patuh
8. Breafing oleh Karu/ representatif setiap bulan mengenai indikator
mutu unit
9. Evaluasi pencapaian mutu tiap bulan

BAB IX

PENUTUP
Pedoman pelayanan Neonatus Intensive Care Unit Rumah Sakit Ibu Dan
Anak Amanah Probolinggo ini diharapkan dapat menjadi panduan atau acuan bagi
seluruh staff yang bekerja di NICU sehingga pelayanan kesehatan paripurna
kepada pasien dan keluarga dapat diwujudkan.

Pedoman ini juga menjadi acuan kepada seluruh staff yang bekerja di
NICU baik staff lama ataupun staff yang baru bergabung. Khusus untuk staff yang
baru, pedoman ini akan dapat memberikan gambaran pekerjaan yang akan
dilakukan sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien, keluarga serta
customer lainnya dapat mencapai tujuannya yaitu kepuasan kepada pelanggan
tercapai dengan sebaik-baiknya.

Demikian Pedoman Pelayanan Neonatus Intensive Care Unit ini disiapkan,


agar operasional pelayanan berjalan dengan lancar. Pedoman ini dapat dilakukan
revisi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai