Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMENTAL

KELOMPOK : 01
NAMA : 1. Ahmad Muflihul Azmi
2. Apriliyani Indiastari
3. Azah Roturoviah
4. Renny Oktaviana
KELAS : 1D-D3

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2017
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMENTAL

A. Judul : Konduktometri
B. Hari / Tanggal : Senin, 15 Mei 2017
C. Tujuan :
1. Dapat menentukan daya hantar listrik suatu larutan
2. Dapat menentukan titik ekuivalen titrasi asam basa
D. Dasar Teori :

Konduktometri merupakan metode untuk menganalisa larutan berdasarkan


kemampuan ion dalam mengantarkan muatan listrik di antara dua elektroda. Ini berarti
konduktometri adalah salah satu metode analisa elektrokimia di samping potentiometri,
amperometri dan sebagainya.
Teori tentang konduktometri merupakan kebalikan dari teori (hukum) Ohm
tentang hambatan listrik. Dalam hukum Ohm dinyatakan bahwa:
R = E/I
dimana R = hambatan (ohm) E = tegangan (volt) I = kuat arus (amper)
Selanjutnya, berdasarkan sifat dan ukuran material, hambatan dinyatakan dalam :
R = ρ l/A
dimana : ρ = hambatan jenis atau resistivitas (ohm meter)
l = panjang material (meter)
A = luas penampang material (meter 2)
Berangkat dari hukum ohm tersebut, maka disusunlah teori tentang konduktivitas yang
merupakan kebalikan dari resistivitas:
1/R = G = Konduktansi (mho) atau (S)
1/ ρ = k = konduktivitas (S meter -1)_S
Catatan : S singkatan dari Siemens
Konduktivitas larutan elektrolit pada temperatur konstan, tergantung pada jenis
ion dan konsentrasinya. Jika larutan semakin encer, maka konduktifitasnya akan
menurun. Ini terjadi karena jumlah ion per satuan luas semakin sedikit. Akan tetapi,
kemampuan tiap ion dalam meneruskan muatan akan semakin besar karena tidak adanya
hambatan antar ion pada larutan encer.
Karena konsentrasi larutan pada umumnya dinyatakan dalam satuan molar
(mol/liter), maka pada konduktometri terdapat istilah konduktivitas molar ( Λ), yang
mempunyai hubungan dengan konsentrasi secara :
1000 𝐾
Λ= = 1000 KV
𝐶
Dimana : Λ = konduktivitas molar (Scm 2 mol -1)
C = konsentrasi (mol. dm -3)
K = konduktivitas (S cm -1)
V = volume yang mengandung satu mol (dm -1)
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, konduktivitas ditentukan oleh jenis ion.
Untuk mengetahui kemampuan tiap jenis ion, maka perlu dilakukan percobaan dengan
larutan yang sangat encer, sehingga tidak dipengaruhi ion lain. Pada kondisi seperti ini,
maka konduktivitas larutan merupakan jumlah konduktivitas ion positif (kation) dan ion
negatif (anion).
Λo = Λokation + Λoanion
Λo adalah konduktivitas molar ion pada larutan sangat encer (konsentrasi
mendekati nol).
Harga konduktivitas molar beberapa ion dengan konsentrasi mendekati nol ditabelkan
sebagai berikut :
TITRASI KONDUKTOMETRI
Dengan memahami penjelasan tentang konduktometri di atas, maka kita dapat
melakukan analisa, misalnya titrasi, dengan metode konduktometri pada titrasi, misalnya
asam basa, larutan asam yang hendak dititrasi harus lebih encer dari larutan yang basa
penitrasi. Asam tersebut diletakkan dalam gelas piala, dilengkapi pengaduk magnetis.
Elektrode juga diletakkan di dalam gelas piala itu. Kita akan melihat bahwa sebelum
larutan basa menetes ke dalam gelas piala itu, harga konduktivitas masih cukup tinggi. Ini
disebabkan ΛH dan CL cukup besar. Penambahan basa, misalnya NaOH ke dalam gelas
piala menyebabkan perubahan jumlah dan jenis ion yang ada
H+ + Cl- + Na+ + OH- Na+ + Cl- + H2O
Ini berarti semakin banyak NaOH yang ditambahkan, semakin berkurang ion H
yang ada dalam gelas piala. Meskipun ion Na semakin banyak, namun ΛNa < ΛH.
Itulah sebabnya, konduktivitas larutan akan menurun pada awal penambahan zat
penitrasi hingga " end point " tercapai. Setelah " end point " tercapai penambahan NaOH
menyebabkan jumlah OH cukup tinggi maka penambahan NaOH akan meningkatkan
harga konduktivitas seperti terlihat pada grafik.

E. Alat yang di gunakan


 Cassy Pack P = 1 bh
 Elektroda imersion cell = 1 bh
 Dosimat 665 = 1 bh
 Gelas reaksi = 1 buah
 Personal komputer = 1 set
 Gelas kimia 250 ml = 1 bh
 Pipet seukuran 10 ml = 1 bh
 Boulp Pipet = 1 bh
 Botol semprot = 1 bh
 Modul conductivity = 1 bh
F. Bahan bahan yang di perlukan
 KCl
 HCl 0,1 N
 NaOH 0,1 N
G. SkemaKerja
 Kalibrasi KCL

Memasang dosimat dan elektroda Immersion Cell


pada alat

Menghidupkan alat konduktometer

mengatur

FREQ pada 2 KHz TEMP pada Pt 100 Range pada posisi fixed

Mencelupkan elektroda pada KCL 0,1 M ; 0,01 M ; 0,001 M

Menekan tombol COND

Menekan tombol stand by

 Titrasi Konduktometri

Mengisi dosimat dengan NaOH 0,1 N

Memasukkan 10 ml HCL + aquadest 75 ml dalam gelas


kimia

Mencelupkan elektroda pada larutan tersebut

Menekan COND
Dosimat (GO) setiap 0,5 ml sampai
18 ml

Menekan tombol stand by


H. Hasil Percobaan, Kondisi Operasi, dan Perhitungan
1. Hasil Percobaan

Penam  K/V


CH3COO CH3COO
bahan HCl CH3COO CH3COO CH3COO CH3COO
H H + HCl HCl HCl
NaOH H H + HCl H H + HCl
0 57,3 2,45 26,8 -3,3 0,29 -1,0 0 0 0
0,5 54 2,16 25,8 -1,6 0,02 -1,4 -3,2 0,04 -2,8
1 52,4 2,18 24,4 -1,8 0,17 -2,2 -3,6 0,34 -4,4
1,5 50,6 2,35 22,2 -2,2 0,25 -0,8 -4,4 0,5 -1,6
2 48,4 2,6 21,4 -1,7 0,31 -1,5 -3,4 0,62 -3
2,5 46,7 2,91 19,9 -1,4 0,34 -1,5 -2,8 0,68 -3
3 45,3 3,25 18,4 -1,6 0,36 -1,67 -3,2 0,72 -3,34
3,5 43,7 3,61 16,73 -1,8 0,34 -1,43 -3,6 0,68 -2,86
4 41,9 3,95 15,3 -1,6 0,37 -1,41 -3,2 0,74 -2,82
4,5 40,3 4,32 13,89 -1,6 0,36 -1,35 -3,2 0,72 -2,7

5 38,7 4,68 12,54 -2,1 0,36 -1,27 -4,2 0,72 -2,54


5,5 36,6 5,04 11,27 -1,6 0,38 -1,1 -3,2 0,76 -2,2
6 35 5,42 10,17 -1,6 0,36 -0,82 -3,2 0,72 -1,64
6,5 33,4 5,78 9,35 -1,7 0,36 -0,34 -3,4 0,72 -0,68
7 31,7 6,14 9,01 -1,4 0,35 -0,04 -2,8 0,7 -0,08
7,5 30,3 6,49 8,97 -1,5 0,36 0,12 -3 0,72 0,24
8 28,8 6,85 9,09 -1,7 0,34 0,21 -3,4 0,68 0,42
8,5 27,1 7,19 9,3 -1,3 0,35 0,23 -2,6 0,7 0,46
9 25,8 7,54 9,53 -1,4 0,33 0,27 -2,8 0,66 0,54
9,5 24,4 7,87 9,8 -1,4 0,35 0,27 -2,8 0,7 0,54
10 23 8,22 10,07 -1,3 0,33 0,29 -2,6 0,66 0,58
10,5 21,7 8,55 10,36 -1,9 0,34 0,28 -3,8 0,68 0,56
11 19,8 8,89 10,64 -1 0,33 0,27 -2 0,66 0,54
11,5 18,8 9,22 10,91 -2,16 0,3 0,29 -4,32 0,6 0,58
12 16,64 9,52 11,2 -1,44 0,37 0,28 -2,88 0,74 0,56

12,5 15,2 9,89 11,48 -0,3 0,31 0,28 -0,6 0,62 0,56
13 14,9 10,2 11,76 0,2 0,3 0,27 0,4 0,6 0,54
13,5 15,1 10,5 12,03 0,47 0,29 0,3 0,94 0,58 0,6
14 15,57 10,79 12,33 0,84 0,28 0,29 1,68 0,56 0,58

14,5 16,41 11,07 12,62 0,74 0,27 0,45 1,48 0,54 0,9
15 17,15 11,34 13,07 0,69 0,3 0,61 1,38 0,6 1,22
15,5 17,84 11,64 13,68 0,76 0,42 0,74 1,52 0,84 1,48

16 18,6 12,06 14,42 0,7 0,61 0,77 1,4 1,22 1,54


16,5 19,3 12,67 15,19 1 0,76 0,82 2 1,52 1,64
17 20,3 13,43 16,01 0,9 0,8 0,78 1,8 1,6 1,56
17,5 21,2 14,23 16,79 0,8 0,8 0,88 1,6 1,6 1,76

18 22 15,03 17,67

Titrasi larutan HCL dengan NaOH standar


55
50
45
40
35
30
K, mS/cm

25
Series1
20
15 Series2
10
5
0
-5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
-10
volume NaOH

Titrasi larutan CH3COOO dengan NaOH standar


16
14
12
10
K, mS/cm

8
Series1
6
Series2
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
volume NaOH

Titrasi larutan CH3COOH + HCL dengan NaOH


standar
30
25
20
15
K, mS/cm

10 Series1
5 Series2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
-5
-10
volume NaOH
2. Kondisi Operasi
Dilakukan sesuai dengan SOP

3. Perhitungan

 Kurva titrasi konduktometri CH3COOH  0.1 N oleh NaOH 0.1 N

Titik ekivalen = VNaOH = 16 mL

Konsentrasi HCl ialah : VCH3COOHx NCH3COOH = VNaOH x NNaOH

10 mL x NCH3COOH = 16 mL x 0,1 N

Jadi, NCH3COOH = 0,16 N

= 0,16 x 10 = 1.6 N

10 x x %
M = 𝑀𝑟

10 x 1 x %
1,6 = 60

= 9,6%

 Kurva titrasi konduktometri HCl 0.1 N oleh NaOH 0.1 N

Titik ekivalen = VNaOH = 12.5 mL

Konsentrasi HCl ialah : VHClx NHCl = VNaOH x NNaOH

10 mL x NHCl = 12.5 mL x 0,1 N

Jadi, NHCl = 0,125 N

= 0,125 x 10 ml = 1,25 N (dalam botol)

10 x x %
M= 𝑀𝑟

10 x 1x %
1,25 = 36,5

= 4,5%

 Kurva titrasi konduktometri HCl+CH3COOH 0.1 N oleh NaOH 0.1 N

Titik ekivalen = VNaOH = 6,5 mL

Konsentrasi HCl ialah : VHClx NHCl = VNaOH x NNaOH

5 mL x NHCl = 6,5 mL x 0,1 N

Jadi, NHCl = 0,13 N

Anda mungkin juga menyukai