Agama Islam
Agama Islam
MODERN
KELOMPOK 12
PENDAHULUAN
Segala puji bagi ALLAH SWT yang dengan nikmat dan karuniaNya sehingga
dengan nikmat tersebut kita dapat beribadah kepada ALLAH SWT dan dapat
menyelesaikan makalah agama pada materi terakhir ini yang insya ALLAH akan
kita bahas bersama-sama.
Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya dan pengikutnya.
Masa kini sudah tidak asing lagi dengan teknologi yang semakin maju sehingga
zaman kini menjadi modern serta karakter masyarakat maupun sikapnya menjadi
modern pula.
Alam tidak lagi hal yang amat vital dalam menunjang kehidupan mereka seperti
yang dialami masyarakat tradisional. Sebaliknya alam dikendalikan dengan
kemampuan pengetahuan mereka dalam menunjang kehidupan yang lebih baik.
Masyarakat modern yang hidupnya mengalami gejala modernisasi yang ingin
kehidupannya dikendalikan oleh sumber daya manusia yang instan bukan lagi
dikendalikan oleh alam. Menjadikan masyarakat modern yang sebagian besar
masyarakatnya mempunyai karakter yang berbeda dengan masyarakat tradisional,
yang mana masyarakat modern mereka lebih cenderung individual tidak peka
terhadap keaadan sekitar.
a. Rumusan Masalah
1. Berbagai pandangan hidup dalam masyarakat modern
2. Pandangan hidup islam
3. Islam dan modernitas
4. Sikap muslim modernitas
5. Cirri – cirri muslim modern
BAB II
PEMBAHASAN
a. Berpikir Rasional
Masyarakat modern sangat percaya pada kekuatan akal manusia. Manusia modern
berfikir bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat dipertanyakan secara kritis dan
rasional. Bila manusia tradisional bisa dibungkam dengan otoritas, manusia
modern justru menuntut penjelasaan dan pembuktian rasional dari siapapun juga,
termasuk dari otoritas tertinggi sekalipun.
b. Terobsesi dengan Perubahan atau Kemajuan
Manusia sangat terobsesi untuk melakukan inovasi dan perubahan di segala
bidang, yang paling mencolok diantaranya adalah perubahan dalam sarana
komunikasi dan transportasi. Pada masa kita sekarang, manusia dapat
mengelilingi bumi tak lebih dari satu hari saja, dan dapat berkomunikasi langsung
dengan semua manusia di belahan dunia. Manusia modern sangat terobsesi pada
kecepatan, efektifitas, dan kemudahan dalam segala hal. Karena obsesi ini, waktu
bagi mereka menjadi sedemikian berarti.
c. Mengandalkan Sains dan Teknologi
Pengandalan akal dan obsesi akan perubahan dan kecdepatan memnbuat manusia
modern terus melakukan inovasi dan pengembangan dalam bidang sains dan
teknologi. Telah banyak kemajuan sains dan teknologi yang dihasilkan, sampai-
sampai zaman modern disebut-sebut sebagai the age of science and technology
(zaman sains dan teknologi). Dengan sains dan teknologi, manusia semakin tidak
tergantung pada alam. Karena cenderung lebih percaya pada sains, manusia
modern mempunyai ketergantungan pada sains. Manusia modern telah
mengeksplorasi dan mengeksploitasi alam secara besar-besaran yang berdampak
pada rusaknya ekosistem.
d. Cenderung Materialis
Masyarakat modern cenderung materialis dan mengabaikan yang spiritual.
Manusia modern cenderung pada konsumerisme dan hedonisme. Modernisme
sendiri telah ditopang oleh mesin ekonomi yang disebut kapitallisme, yang telah
mengiringi manusia modern untuk berorientasi pada materi. Di tengah orientasi
materi ini, tak jarang muncul kehampaan spiritual dalam diri manusia modern.
Mereka pun rentan terjangkit penyakit kejiwaan, seperti kecemasan, kesepian,
kebosanan, dan prilaku menyimpang. Dengan bantuan teknologi di segala aspek
kehidupan, manusia modern ternyata justru terjebak dalam rantai ketergantungan
pada alat yang turut membuatnya terasing dari kualitas dan kemampuan jiwa dan
raganya sendiri.
e. Terobsesi dengan Kebebasan
Manusia modern pada dasarnya mengangungkan kebebasan. Obsesi akan
kebebasan inilah yang menyuburkan individualism dalam masyarakat modern.
Manusia modern telah mengembangkan konsep hak sedemikian rupa untuk
mnjamin terciptanya kebebasan individu dalam hal apapun, seperti berpendapat,
beragama, dsb.
f. Memberikan Penghargaan dan Imbalan berdasarkan Prestasi
Manusia modern tidak memberikan imbalan berdasarkan kasta atau status social
namun berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan hasil kerja.
a. Taat beragama
Pandangan muslim modern dengan taat beragama sangat penting karena untuk
mencapainya hidup yang tentram dan sejahterta. Agama pun menjadi landasan
kehidupan kita dalam hal apapun baik dalam social, politik maupun akademik.
Taat Bergama mencakup salimul aqidah, salimul aqidah iyalah aqidahnya yang
lurus yang selamat, bersih dari kesyirikan ataupun menyekutukan ALLAH,
karakteristik muslim modern ini walaupun ia mengikuti perkembangan teknologi
yang semakin maju namun karakter ini akan terus melekat dalam dirinya, inilah
karakter muslim modern.
b. Berakhlak Mulia
Menuntut ilmu adalah kewajiban hingga liang lahat. Tentu yang dimaksud
adalah ilmu yang bermanfaat. Ijtihad: usaha (inovasi dan kreatifitas)
olehulama. Masyarakat pembelajar muncul ulama-ulama yang
menjadirujukan. Semuanyalahirdarikomunitas yang memiliki komitmen
pembelajar.Jika seorang muslim modern tidak mempunyai karakter ini maka dia
akan dibodohi oleh teknologi yg semakin canggih.
d. Moderat
e. Terbuka
f. Dinamis
Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Apa yang kit abangun selama ada manfaat
untuk peradaban akan diberi pahalaoleh Allah SWT. Dan karakter muslim modern
disamping dinamis ia juga bisa bermanfaat bagi muslim lainnya.
g. Mutsaqoful Fikri
Mampu berusaha sehingga menjadikan seorang yang berwija mandiri dan tidak
mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
3. Islam dan modernitas
Islam dan tantangan modernitas secara teologis. Islam merupakan suatu sistem
nilai dan ajaran yang bersifat ilahiah. Pada posisi ini islam adalah pandangan
dunia yang memberikan kacamata pada manusia dalam memahami realitas
a. Muhammadiyah
a. Persatuan Islam
b. Kaum Tradisionalis
Sikap kaum muslimin juga harus mengkaji dunia barat (modern) secara objektif
dengan gagasan dan ajaran-ajarannya dalam sejarah keagamaannya sendiri, bila
tidak dikaji secara objektif maka keberhasilannya dalam menghadapi dunia lebih
modern merupakan suatu yang mustahil bahkan untuk kelangsungan hidupnya
saja pun akan sangat meragukan.
Sikap muslimin terhadap modernitas antara lain menyikapinya secara positif dan
tidak menyalahi syariat, memanfaatkannya sebagai sarana dakwah virtual yang
bermanfaat bagi kaum muslimin lainnya dan menjadikannya ladang pahala
dengan adanya teknologi yang semakin maju dan modern, contohnya :
mengeshare tutorial sholat nabi dan juga bisa membuat video tentang cara bersuci
ke youtube yang bisa dilihat orang banyak lalu dipraktikkan. Disamping itu juga
sikap kaum muslim terhadap modernitas mengkaitkan yang baik antara pranata-
pranata barat (modern) dengan tradisi islam melalui sumber al quran dan sunnah.
5. Ciri – cirri muslim modern
1. Hidupnya digunakan untuk mencari uang. Siapa saja pelakunya,
dimana saja tempatnya, bagaimana saja caranya, pokoknya cari duit dan
cari duit. Slogan yang sering diucapkan: “Time is money.”
2. Setelah mendapat uang, hidupnya diisi dengan acara senang-senang
melulu, memuaskan hawa nafsu sepuas yang mereka mampu.
Istilahnya, having funs. Slogan yang sering mereka ucapkan: “The life is
too short, so play more!” (hidup terlalu singkat, maka bermainlah
sebanyak-banyaknya).
3. Bertahan hidup agar bisa melakukan poin 1 dan 2. Cara bertahan hidup
misalnya ikut fitness, jaga kebugaran fisik, rajin kontrol kesehatan,
melakukan general check up setiap tahun, konsumsi makanan bergizi,
memakai obat natural, ikut terapi ini dan itu. Juga menempelkan sticker
“safety driving and riding” karena takut kecelakaan. Kalau ditanya, kenapa
sih mesti ikut ini dan itu? Jawabnya: “Biar bisa terus cari duit dan senang-
senang.”
Poin 1 dikenal dengan istilah MATERIALISM (hidup untuk cari duit). Poin 2
dikenal sebagai HEDONISM (hidup untuk senang-senang). Poin 3 dikenal
sebagai SURVIVALISM (hidup untuk terus hidup).
Para politisi Senayan, para pejabat birokrasi haus kuasa, para pengamat berjiwa
selebritis, para elit politik, para komedian politik; para artis, pemain sinetron,
gadis-gadis model, pemain boy band, vokalis band (yang kemarin baru keluar
penjara itu), para komedian asli, para presenter TV, para model iklan (meat show
profile); para bisnisman kapitalis, para eksekutif muda hedonis, para penyuka seks
ilegal, para penyuka seks sejenis; para operator korupsi, makelar kasus, makelar
proyek (cara-cara hitam), mafia, dan seterusnya; termasuk di dalamnya orang-
orang yang menjadikan agama sebagai komoditi, apapun bungkus dan
retorikanya. Sayangnya, orang-orang gituan kini banyak menjadi social model di
negeri kita. Masyarakat menjadikan mereka role model, lalu meniru, mengagumi,
hingga menangis haru untuk manusia-manusia begituan.
“Dan sungguh Kami akan memenuhi neraka jahannam itu dengan kebanyakan
dari manusia dan jin. Mereka memiliki hati-hati, tetapi tidak digunakan untuk
memahami (ayat-ayat Allah); mereka memiliki mata-mata, tetapi tidak digunakan
untuk mendengar; mereka memiliki telinga-telinga, tetapi tidak digunakan untuk
mendengarkan. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai.” [Al A’raaf: 179].
“Hendaklah Anda semua selalu istiqamah di jalan Islam ini; jangan lemah, jangan
putus asa, jangan gentar hati melihat kelakuan manusia-manusia aneh di sekitar
Anda. Mereka telah menempuh jalannya, dan kita pun menempuh jalan kita.
Mereka didukung oleh kekuatan sekuler, hedonis, jahiliyah; tetapi kita didukung
oleh ALLAH Rabbul ‘Alamiin, Sang Penguasa langit dan bumi. Sulitnya hidup
kita di zaman ini adalah ujian keimanan semata. Bersabarlah, bersabarlah, dan
bersabarlah melihat kelakuan manusia-manusia yang kelak akan binasa itu.
Kesabaranmu akan menjadi hujjah bagi Rabb-mu untuk menasehati manusia-
manusia yang lalai itu.”
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat modern pada umumnya berpikir rasional mereka sangat percaya pada
kekuatan akal manusia, manusia modern juga sangat terobsesi untuk melakukan
inovasi dan perubahan di segala bidang. Manusia modern sangat terobsesi pada
kecepatan, efektifitas, dan kemudahan dalam segala hal. Karena obsesi ini, waktu
bagi mereka menjadi sedemikian berarti. Mereka cenderung mengandalkan sains
dan teknologi, materialis, terobsesi dengan kebebasan.
B. SARAN
1. Al – Quran
2. Razak, Yusron. 2001. Pendidikan Agama Islam. UHAMKA
press.
3. Saleh, Fauzan. Modern Trends in Islamic Theological in
Twentiethcentruy Indonesia: A Critical Survey. Leiden: Brill, 2001
4. http://raudlatina.blogspot.com/2012/03/makalah-islam-dan-
modernitas.html
5. https://abisyakir.wordpress.com/tag/ciri-manusia-modern/
Nama Anggota =
1. Tanjung Pangestu
2. Wahyu Hermawan
3. Rohmatullah