oleh seorang analis yang setiap hari dapat melakukan pemeriksaan pasien yang datang baik
pasien rawat jalan maupun rawat inap.
Kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jenis
penyakit yang di derita pasien. Contohnya yaitu :
Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan
Laboratoria pada Program Studi Teknik Fisika. Melalui usaha kesehatan pencegahan di
lingkungan kerja masing-masing dapat dicegah adanya bahaya dan penyakit akibat dampak
pencemaran lingkungan maupun akibat aktivitas dan produk Laboratorium terhadap
masyarakat konsumen baik di lingkungan Laboratorium itu sendiri maupun masyarakat
sekitarnya.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang optimal.
Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa
penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas
kerja
PENGENDALIAN MUTU
1. Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan
yang dilaksanakan di laboratorium. Audit ada dua macam, yaitu audit internal dan audit
eksternal.
Audit internal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah senior. Penilaian yang
dilakukan haruslah dapat mengukur berbagai indikator penampilan laboratorium,
misalnya kecepatan pelayanan, ketelitian laporan hasil pemeriksaan laboratorium dan
mengidentifikasi titik lemah dalam kegiatan laboratorium yang menyebabkan kesalahan
sering terjadi.
Audit eksternal bertujuan untuk memperoleh masukan dari pihak lain di luar laboratorium
atau pemakai jasa laboratorium terhadap pelayanan dan mutu laboratorium. Pertemuan
antara kepala-kepala laboratorium untuk membahas dan membandingkan berbagai
metode, prosedur kerja, biaya dan lain-lain merupakan salah satu bentuk dari audit
eksternal.
Pendidikan dan pelatihan bagi tanaga laboratorium sangat penting untuk meningkatkan
mutu pelayanan laboratorium melalui pendidikan formal, pelatihan teknis, seminar,
workshop, simposium, dsb. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan
dipantau pelaksanaannya.
Audit Internal adalah alat yang penting, karena memberikan penilaian yang independen dan objektif terhadap
pemenuhan bisnis terkait dan persyaratan lainnya. Temuan berdasarkan audit internal dapat memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan efisiensi bisnis, efektifitas, kinerja dan keuntungan.
Auditor Internal harus memiliki dan memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan oleh ISO 9001 : 2000. Tim
Auditor Internal Puskesmas Kotabumi II telah memenuhi persyaratan tersebut, dan telah mengikuti serta Lulus
ujian yang diselenggarakan oleh Konsultan Sertifikasi dari AIMS pada tahun 2007. Kompetensi tersebut
dibuktikan dengan sertifikat kelayakan sebagai AUDITOR INTERNAL QMS ISO 9001 : 2000 yang dimiliki
oleh para Auditor.
Pengembangan ISO 9001 dari versi 2000 ke versi 2008, menuntut Tim Auditor Internal Puskesmas Kotabumi II
harus memiliki kompetensi lebih, sesuai yang dipersyaratkan. Pada tanggal 1 – 2 April 2008, Tim Auditor
mengikuti ujian sebagai Tim Auditor Internal QMS ISO 9001 : 2008. Berlangsung di Jakarta dan
diselenggarakan oleh badan Sertifikasi SAI GLOBAL.
Tim Auditor Internal Puskesmas Kotabumi II dinyatakan lulus kompetensi dan dikualifikasikan sebagai Internal
Auditor Sistem Manajemen Mutu yang telah diakui oleh Quality Society of Australia (QSA).Kompetensi yang
dimiliki terdaftar dan terakreditasi di National Trainning Board (NTB). Pernyataan lulus tersebut dituangkan
dalam bentuk Certificate of Attainment, khusus bagi Tim Auditor Internal yang dinyatakan lulus.
1. Untuk memastikan bahwa kegiatan sistem mutu telah sesuai dengan ketentuan
persyaratan / standar yang dijadikan acuan.
2. Untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan baik berupa barang/material
ataupun jasa/pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan standar yang telah
disepakati.
3. Untuk melakukan perbaikan – perbaikan yang diperlukan.
4. Manfaat Audit Mutu Internal
5. Manfaat bagi Pimpinan
Hasil audit mutu internal dapat menjadi masukan berharga untuk referensi dalam
membuat keputusan atau mengambil/mengubah kebijakan mutu sehingga
pengelolaan mutu dapat berjalan sesuai dengan yang ditetapkan.
1. Mengarahkan diskusi anggota tim agar pelaksanaan audit dapat berjalan efektif
dan objektif.
2. Menyusun rencana audit, melatih anggota tim, mengkoordinir penyusunan
instrument audit.
3. Memimpin pelaksanaan audit mutu
4. Mengarahkan penyusunan laporan hasil audit
Sebaiknya ketua tim telah berpengalaman dalam pekerjaan yang akan menjadi
tanggung jawabnya dan telah mengikuti pelatihan audit mutu.
Anggota
Anggota bertugas:
Bahan kimia pada tingkat ini memenuhi aturan standar yang ditetapkan oleh The American
Chemical Society Committee on Analytical Reagents dan pabrik pembuatnya mencantumkan
pernyataan “Conforms to ACS Specifications” pada label pereaksi yang juga memuat daftar
impuritis (pengotor) dan persen kemurniannya. Untuk keperluan baku primer, kemurnian 99,5-100%
cukup memenuhi persyaratan analisis. Istilah lain untuk tingkatan ini adalah Pro Analysi, p.a;
Analaar Reagent, AR; Guaranteed Reagent, GR.
Tingkat pereaksi (Analyzed Grade) : Pro analysis (PA), Analar Reagent (AR), Guaranteed
Reagent (GR). Tingkat kemurnian memenuhi aturan kebakuan ACS (The American Chemical
Society Committe on Analytical Reagents). Pabrik pembuatnya selalu mencantumkan
pernyataan pada label pereaksi “Conforms to ACS Specification”. Memenuhi persyaratan
analisis.
Zat-zat / bahan kimia ini umumnya digunakan untuk kebutuhan industri, dan jarang digunakan
untuk tujuan analisis kimia. Kecuali digunakan untuk keperluan sebagai larutan pencuci/pembersih,
dan untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstratif) bila masih 9emberikan hasil yang cukup jelas,
atau impuritisnya diperkecil terlebih dahulu sebelum digunakan melalui proses tertentu. Istilah lain
untuk bahan kimia grade teknis adalah grade komersial.
Bahan kimia pada tingkat ini kemurniannya memenuhi standar USP (United States Pharmacopeia)
dan biasanya digunakan untuk kebutuhan bidang farmasi dan kedokteran. Jika digunakan sebagai
pereaksi kimia di laboratorium, tingkat kemurnian ini cukup memenuhi kecuali untuk analisis kimia
Bahan kimia pada tingkat ini pada umumnya jauh lebih murni dari Pharmaceutical grade (kata
‘murni’ di sini berarti murni secara kimiawi). Tidak ada ketentuan khusus mengenai aturan
kabakuan umum terhadap tingkat kemurniannya. Oleh karena itu, biasanya setiap pabrik
pembuatnya mencantumkan keterangan mengenai tingkat kemurnian. Umumnya bahan kimia pada
tingkat ini dapat digunakan sebagai pereaksi analisis. Akan tetapi, untuk proses analisis kimia
tertentu, bahan kimia pada tingkat ini pelu diuji lagi ketidakmurniannya sebelum digunakan. Istilah
lain untuk tingkatan ini adalah GPR (General Purpose Reagents).
Bahan kimia pada tingkat ini memenuhi aturan standar yang ditetapkan oleh The American
Chemical Society Committee on Analytical Reagents dan pabrik pembuatnya mencantumkan
pernyataan “Conforms to ACS Specifications” pada label pereaksi yang juga memuat daftar
impuritis (pengotor) dan persen kemurniannya. Untuk keperluan baku primer, kemurnian 99,5-100%
cukup memenuhi persyaratan analisis. Istilah lain untuk tingkatan ini adalah Pro Analysi, p.a;
Analaar Reagent, AR; Guaranteed Reagent, GR.
Dalam menggunakan zat kimia untuk keperluan analisis, sangat ditekankan untuk mengetahui dan
memeriksa keterangan yang ada pada label, agar tidak terjadi kekeliruan proses dan hasil analisis.