Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN III

MEMAHAMI STRUKTUR DASAR TUBUH CICAK (Cosymbotus platyurus)

A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenal lebih nyata dan mampu mengidentifikasi
bentuk luar dan topografi alat-alat visceral cicak (Cosymbotus platyurus)
2. Mahasiswa dapat mengenal lebih nyata dan mampu mengidentifikasi
sistem digestoria cicak (Cosymbotus platyurus)
3. Mahasiswa dapat mengenal lebih nyata dan mampu mengidentifikasi
sistem urogenitalia cicak (Cosymbotus platyurus)
4. Mahasiswa dapat mengenal lebih nyata dan mampu mengidentifikasi
sistem respiratoria cicak (Cosymbotus platyurus)

B. Dasar Teori
Reptil adalah hewan dengan sifat bertahah hidup yang luar biasa. Mereka
dapat berkembang biak di gurun dan habitat kering lain, tempat binatang
lainnya akan binasa dengan cepat. Rahasia keberhasilan reptil bertahan hidup
adalah kulitnya yang kedap air dan bersisik. Jenis kulit ini dan kemampuan
mereka bertahan tanpa makanan dalam jangka waktu lama membuat reptil
cocok hidup di gurun. Keadaan di gurun ialah udara yang panas terik dan
makanan yang sangat sedikit dengan jarak yang jauh satu sama lain. Reptil
berkuasa di gurun, tetapi gurun bukanlah tempat satu-satunya makhluk
tangguh ini hidup. Mereka juga mendiami banyak pulau di dunia ini, bahkan
reptil sudah mencapai berbagai pulau vulkanik baru sebelum hewan darat
lainnya tiba di sana. Namun tidak semua reptil hidup di darat. Beberapa
tinggal di danau dan sungai serta ada pula yang hidup di lautan (Parker, 2014:
1).
Reptil bisa ditemukan di hampir setiap celah penjuru dunia. Mereka
hidup dalam banyak wujud dan rupa, sehingga mereka bisa bertahan hidup
dalam segala habitat yang berbeda. Ada reptil yang berkulit cerah dan
2

berwarna-warni tapi kebanyakan jenis reptil memiliki warna kulit yang


berkamuflase dengan lingkungannya. Semua reptil sama-sama memiliki ciri
fisik tertentu. Seperti hewan vertebrata lainnya, mereka memiliki rangka
dalam dengan tengkorak untuk melindungi otaknya. Beberapa jenis reptil
dapat melahirkan bayinya, tetapi kebanyakan berkembang biak dengan cara
bertelur atau ovipar yang cangkangnya kuat (Parker, 2014: 2-3).
Reptil adalah vertebrata dengan kulit kering, yang tertutup oleh sisik-
sisik atau papan-papan epidermal. Tengkorak biasanya lebih sedikit tertekan
lateral, dengan sebuh kondioksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh
dengan baik kecuali pada ular yang tereduksi atau bahkan hilang sama sekali.
Vertebrate terbagi dengan jelas menjadi lima bagian yaitu, servikal, dada
(toraks), lumbar, sacral, dan ekor (caudal). Jari-jari dengan cakar, telinga
tengah mengandung oksikel auditori. Mata mempunyai kelenjar (air mata)
yang menjaga agar mata tetap basah. Otak dengan cerebrum yang lebih besar
dibandingkan dengan cerebrum pada ikatan. Sebagian besar reptil
mempunyai 12 pasang saraf kanal. Baik yang telahpunah atau yang masih
hidup ukuran reptil itu bervariasi. Reptil terbesar (fosil) adalah dari ordo
dinosaurus (Brotowidjoyo, 1993: 200).
Reptil adalah hewan bertulang belakang yang bersisik dan bernapas
dengan paru-paru. Ciri utama reptil adalah tubuhnya yang ditutupi dengan
sisik-sisik rata atau berduri yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi air
melalui kulitnya. Pada beberapa jenis reptil terdapat tulang-tulang kecil yang
hampir muncul di permukaan kulit lidah yang merupakan salah satu organ
yang penting bagi kebanyakan reptil untuk mendeteksi dan menangkap
mangsanya. Sedangkan organ-organ dalam reptil tidak jauh berbeda dengan
hewan bertulang belakang lainnya. Namun, reptil mampu beradaptasi lebih
baik daripada amfibi ketika berada di darat. Hal ini bisa dilihat dari posisi alat
geraknya. Kaki pada kebanyakan reptil lebih melengkung kebawah, sehingga
tubuhnya tidak menyentuh tanah dan kemudian bisa bergerak lebih cepat dan
leluasa. Hampir semua reptil adalah ovipar atau bertelur, dan sebagian lagi
ovovivipar. Reptil dapat bersifat ovipar maupun ovovivipar walaupun
3

termasuk dalam genus yang sama. Perbedaan sifat tersebut dapat ditemukan
juga pada jenis yang sama, pada dua populasi berbeda. Proses pembuahan sel
telur oleh sperma pada reptil terjadi secara internal. Reptil betina
meninggalkan telurnya yang bercangkang dan disembunyikan dalam lubang
buatan atau di bawah lapisan tanah, serasah untuk ditetaskan. Suhu inkubasi
berbeda pada setiap jenis (Yusuf, 2008: 3-4).
Reptil memiliki sisik-sisik yang mengadung protein keratin (demikian
pula kuku manusia). Sisik membantu melindungi kulit hewan dari desikasi
dan abrasi. Selain itu, kebanyakan reptil menghasilkan telur-telur
bercangkang didarat. Fertilisasi harus terjadi secara internal, sebelum
cangkang telur disekresikan. Banyak spesies ular dan kadal adalah vivipar
pada spesies-spesies semacam itu, membran-membran ekstraembrionik
membentuk semacam plasenta yang memungkinkan embrio memperoleh
nutrier dari induk betinanya (Campbel, 2012: 289).
Reptil seperti kadal dan ular terkadang disebut “berdarah dingin” karena
mereka tidak menggunakan metabolismenya secara ekstensif untuk
mengendalikan suhu tubuh. Akan tetapi, reptil-reptil itu mengatur suhu tubuh
dengan menggunakan berbagai adaptasi perilaku. Misalnya, banyak kadal
yang berjemur dibawah sinar matahari ketika udara sejuk dan berteduh ketika
udara terlalu hangat. Deskripsi yang lebih akurat bagi reptil-reptil ini adalah
dengan mengatakan bahwa mereka adalah ektotermik (ectothermic), yang
berarti bahwa mereka menyerap panas eksternal sebagai sumber utama panas
tubuh. Dengan menghangatkan dirinya secara langsung menggunakan energi
matahari daripada melalui pemecahan makanan secara metabolik, reptil
ektotermik dapat sintas dengan kurang dari 10% energi makanan yang
diperlukan oleh mamalia yang berukuran sama (Campbell, 2012: 289).
Reptil memiliki kulit bersisik tanpa kelenjar, bulu, rambut atau kelenjar
susu seperti pada mamalia. Tidak seperti ikan, sisik reptil tidak saling
terpisah. Warna kulit beragam, dari warna yang menyerupai lingkungannya
sampai warna yang membuat reptil mudah terlihat. Semua reptil tidak
memiliki telinga eksternal. Pada sebagian besar reptil terdapat perbedaan
4

antara jantan dan betina yaitu pada ukuran dan bentuk, maupun warna tubuh
dewasa. Ciri yang membedakan kura-kura dengan satwa lain adalah perisai
yang terdapat pada tubuh kura-kura. Perisai tersebut terdiri dari dua bagian,
yaitu karapas yang menutupi punggung kura-kura dan plastron yang
menutupi perut kura-kura. Perisai ini terdiri dari sisik yang merupakan
lapisan epidermis yang termodifikasi (Endarwin, 2006: 4).
Sebagian besar reptil adalah karnivora, dengan pakan beragam dari
serangga sampai mamalia. Kura-kura air tawar cenderung bersifat omnivora,
dan kura-kura darat merupakan herbivora. Semua ular adalah karnivora.
Mereka. mencari mangsa. menggunakan lidahnya yang dapat mendeteksi
partikel-partikel kimia di udara. Beberapa jenis memiliki sensor panas untuk
mendeteksi keberadaan mangsa. Sebagian besar jenis ular membunuh mangsa
dengan melilitnya, dan jenis ular lainnya dengan bisanya. Ular berbisa
memiliki taring untuk mengeluarkan bisa pada mangsanya. Taring tersebut
terletak pada bagian belakang rahang atas atau pada bagian depan rahang.
Habitat Sebagai satwa ektotermal, reptil tersebar pada berbagai macam
habitat. Jenis-jenis reptil dapat hidup di laut, perairan tawar, gurun, bahkan
pegunungan. Penyebaran reptil sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari yang
mencapai daerah tersebut (Endarwin, 2006: 6).
Cicak (Cosymbotus platyurus) merupakan salah satu anggota Lacertilia
yang mempunyai kemampuan autotomi dan regenerasi ekor sehingga sangat
menarik untuk diteliti. Setelah peristiwa autotomi ekor akan terjadi proses
regenerasi sehingga tumbuh ekor baru yang bentuk dan ukurannya hampir
sama dengan ekor semula. Perbedaan ekor asli dengan hasil regenerasi
terutama terletak pada struktur vertebrata dan medulla spinalis. Ekor yang
mengalami regenerasi tidak disokong oleh deretan vertebra seperti halnya
ekor asli, oleh bangunan berbentuk pipa memanjang tersusun atas tulang
rawan. Pada ekor yang regenerasi medulla spinalistidak sempurna karena
hanya tersusun atas sel-sel epindima se-sel glia dan serabut-serabut syaraf
tanpa badan sel syaraf. Lapisan epindema merupakan deretan sel-sel
ependima yang melapisi canalis centralis medulla spinalis (Basrawi, 2012: 2).
5

Beberapa anggota Lacertilia mempunyai cara perlindungan diri dengan


autotomi ekor, yaitu putusnya ekor pada tempat-tempat tertentu disepanjang
ekor yang disebut dengan dataran autotomi. Autotomi ekor terjadi apabila
hewan dikejar atau ekornya ditangkap. Ekor merupakan organ yang sangat
menarik untuk diteliti karena beberapa anggota Lacertilia mempunyai
kemampuan autotomi ekor yang selanjutnya diikuti oleh regenerasi (Basrawi,
2012: 1).

Gambar 1. Struktur morfologi reptile


Sumber: http://www.softilmu.com

Tiga ordo reptilia hidup yang terbesar dan paling beraneka ragam
(dengan jumlah total sekitar 6500 spesie) adalah Chelonia (kura-kura),
Squamata (kadal dan ular), dan Crocodilia (alligator dan buaya). Kura-kura
cangkangnya umumnya keras, suatu adaptasi yang melindung diri dari
predator. Kadal adalah reptilia yang paling banyak jumlahnya dan paling
beraneka ragam yang masih hidup saat ini. Ular adalah hewan karnivora, dan
sejumlah adaptasi telah membantu mereka dalam pemburuan mangsa. Buaya
dan alligator merupakan sebagian dari reptilia hidup yang paling besar.
Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya dalam air, dan menghirup
udara melalui lubang hidungnya yang membuka ke atas (Campbell, 2012:
264-265).
6

Gambar 2. Struktur anatomi reptil


Sumber: (www.mikirbae.com)

1. Sistem digestoria atau sistem pencernaan


Saluran pencernaan reptilia memanjang, mulai dari mulut
kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Batas antara bagian-bagianya
tidak begitu jelas. Pada mulut terdapat gigi dan lidah bercabang. Gigi
reptilia terdapat rahang atas maupun rahang bawah. Kecuali buaya gigi
reptilia selalu tumbuh lagi bila tanggal. Pergantian gigi ini bersifat tak
terbatas. Pada beberapa jenis reptilia bersifat tak terbatas. Pada
beberapajenis reptilia seperti cicak dan tokek, lidahnya bergerak untuk
menangkap mangsanya (Halimah, 2011: 1).
Pada beberapa spesies sistem pencernaannya berupa lidah yang dapat
dijulurkan dengan mudah keluar dengan mudah (bebas) gigi-gigi melekat
pada rahang. Dari mulut dilanjutkan kefaring, esofagus dan lambun.
Lambung dengan bagian fundus dan pilorus. Dari lambung kemudian ke
intestinum, rektum, dan kolaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke
intestinum. Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan ekskret, dan untuk
reproduksi (Brotowidjoyo, 1993: 209).

Gambar 3. Sistem pencernaan pada reptil


Sumber: (www.areabaca,com)
7

2. Sistem urogenitalia
Ginjal bertipe metanefros. Sistem porta renal tereduksi.fertilisasi
internal. Reptilia itu ovipar atau ovovivipar. Yang ovipar meletakkan telur-
telurnya dengan kulit cangkang yang keras. Embrio reptilia terlindung di
dalam amnion dan allantois seperti pada burung dan hewan menyusui. Yang
ovovivipar menghasilkan telur dengan banyak kuning telur, dan telur itu
tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur) hewan betina.
Saluran telur itu, karenanya, dapat disebut uterus. Contoh: bengkarung dan
rattle-snake (Brotowidjoyo, 1993: 203).

Gambar 4. Sistem urinaria pada reptil


Sumber: (dosenbiologi.com)

Fertilisasi internal, organ kopulasi primitif, telur dengan dinding yang


seperti kulit, diletakan dalam lubang galian (oleh induknya) dipasir tepi laut.
Mebrio terbungkus dalam membran disebut amnion, dan bernapas dengan
allantois. Fertilisasi internal kadal jantan mempunyai hemipenis (seperti
pada penyu) didekat kloaka. Kebanyakan perkembangan telur terjadi dialam
bebas, tetapi kadang-kadang jika keadaan tidak sesuai, kadal betina
menahan telur yang telah dibuahi (ovipar atau ovovivipar). Telur yang
diletakan ditanah berkulit keras. Embrio dikelilingi oleh amion, korion, dan
allantois (Brotowidjoyo, 1993: 207, 211)

Gambar 5. Alat kelamin jantan dan betina pada reptile


Sumber: (fembrisma.com)
8

3. Sistem respiratoria
Reptilia bernapas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks
dari amfibia. Jantungnya terdiri dari 2 aurikel (serambi) dan 2 ventrikel
(bilik). Pada beberapa reptilia, ventrikel itu hampir-hampir sempurna
terbagi menjadi 2 bilik, walaupun kebanyakan pembagian itu belum
sempurna betul (Brotowidjoyo, 1993: 203).
Udara masuk melalu lubang hidung kehidung dalam (dibelakang
velum) kemudian ke glottis (dalam faring), trakea, bronki, dilanjutkan
keparu-paru (dengan kapiler-kapilernya). Paru-paru itu terbagi dalam
kompartemen-kompartemen (lobus-lobus). Laring dari kartilago terdapat
diujung anterior trakea (Brotowidjoyo 1993: 203).

Gambar 6. Bentuk paru-paru pada reptil


Sumber: (www.sentra-edukasi.com)
9

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Dissecting set 1 unit
b. Papan paraffin 1 buah
c. Toples atau killing bottle 1 buah
2. Bahan
a. Cicak tembok (Cosymbotus platyurus)
b. Alkohol 70%
c. Kapas

B. Prosedur Kerja
1. Cicak (Cosymbotus platyurus) dimasukkan kedalam killing bottle,
kemudian diberikan alkohol dengan menggunakan kapas
2. Toples ditutup sampai cicak (Cosymbotus platyurus) dalam keadaan mati
lemas
3. Cicak (Cosymbotus platyurus) diletakkan diatas papan bedah dengan bagian
ventral (perut) menghadap atas
4. Extremitas atas dan bawah dijepit dengan menggunakan jarum penusuk
5. Kulit cicak (Cosymbotus platyurus) digunting dari atas posterior (kloaka
atau diantara extermitas bawah kearah horizontal hingga diantara extermitas
atas atau dibawah leher)
6. Antara kulit cicak (Cosymbotus platyurus) dan otot dipisahkan untuk
mengamati organ bagian dalam
7. Anatomi luar dan anatomi dalam yang terlihat diamatai dan di gambar
10

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, Mukayat Djarubiti. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga. Hal.


200, 203, 207, 209, 211

Campbell, Neil A, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi Edisi


Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hal. 265, 289

Parker, Steve dan Daniel Gilpin. 2014. Animal Kingdom II. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer. Hal. 1-3

Endarwin, Wempy. 2006. Keanekaragaman Jenis Reptil Dan Biologi


Cyrtodactylus Cf Fumosus Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,
Lampung-Bengkulu. http://repository.ipb.ac.id/wen.pdf. Diakses pada
tanggal 22 Oktober 2017 pada pukul 19.15 WITA. Hal. 4, 6

Basrawi. 2012. Perbandingan Struktur Morfologi Kulit Ekor Asli dan Regenerat
Tokek (Gekko gecko linnaeus, 1758) dengan Cicak (Hemadactylus
frenatus gray, 1825). http://digilib.uin-suka.ac.id/ 20Pustaka.pdf. Diakses
pada tanggal 23 Oktober 2017 pada pukul 20.15 WITA. Hal. 1-2

Halimah, S. Nur. 2011. Tokek dan Jual Beli Menurut Islam. http://eprints.walisongo
.ac.id/724/3/082311068_bab2.pdf. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2017
pada pukul 20.15 WITA. Hal. 1

Yusuf, L Ramdani. 2008. Studi Keanekaragaman Jenis Reptil.


http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11151/Yusuf.pdf
diakses pada tanggal 10 November 2017 pukul 23:20 WITA. Hal:3-4
11

LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 23 Oktober 2017

Mengetahui,

Asisten Praktikum Praktikan

Arnika Bahri Lia Agustina


NIM. 1505015029 NIM. 1605015013

Anda mungkin juga menyukai