Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RESPONSI KASUS

POLIKLINIK PSIKIATRI RSUD WANGAYA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Oleh:
SHENBAGAM MAHALINGAM (1202006208)

Pembimbing:

DALAM RANGKA MENJALANI


KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN/SMF PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNUD/RSUD WANGAYA
2017
LAPORAN RESPONSI KASUS

0
POLIKLINIK PSIKIATRI RSUD SANJIWANI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Pembimbing : dr.AAA Indriany, Sp.KJ


Nama Dokter Muda/NIM : Tharisini Raja/1202006230

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : C.
No. RM :.
Baru/ulangan : Ulangan.
Jenis Kelamin : Perempuan.
Tempat, tanggal lahir : Jawa, 1979.
Umur : 37 tahun.
Tingkat Pendidikan : SMK.
Pekerjaan : Tidak ada
Status Perkawinan : Sudah bercerai 10 tahun yang lalu.
Agama : Islam.
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia.
Alamat : Jalan Manggis, Gianyar
Kontrol terakhir : 07 April 2016.
Tanggal kunjungan : 07 April 2016.
Diagnosis : Skizofrenia Hebefrenik (F20.1).

II. AUTOANAMNESIS
Keluhan utama: Pasien datang untuk kontrol obat habis.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUD Sanjiwani pada tanggal 07 April
2016 pukul 11.25 WITA diantar oleh kakak kandungnya. Pasien diwawancara
dengan posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa dipisahkan oleh sebuah
meja. Penampilan pasien tampak wajar, cukup bersih, dan tidak berbau. Pasien
menggunakan baju kemeja berbahan kain berwarna hijau serta celana panjang
berbahan kain berwarna hitam. Pasien berperawakan sedang, sedikit kurang
berisi, kulit berwarna sawo matang, dan raut wajah yang sesuai dengan umur
dan tampak seperti sedang ada yang dipikirkan. Pasien diwawancara
menggunakan bahasa Indonesia, perkataannya dapat dimengerti oleh
pemeriksa. Pasien dapat menjawab namanya, siapa yang mengantar, sekarang
pukul berapa, dan mengetahui dirinya sedang berada di RSUD Sanjiwani.

1
Selama wawancara berlangsung, pasien kurang dapat menjawab dengan
jawaban yang sesuai dengan pertanyaan pemeriksa. Sesekali tampak pasien
enggan menjawab pertanyaan dengan mendiam dan merenung kearah lain.
Selama wawancara mata pasien tampak sesekali tidak terfokus pada pemeriksa
dan menunduk. Pasien menjawab pertanyaan dengan suara yang tidak tegas
dan volume yang kurang dan pasien juga tampak tidak bersemangat.
Maksud kedatangan pasien ke Poliklinik Psikiatri RSUD Wangaya adalah
untuk kontrol rutin. Pasien mengaku perasaannya saat ini sudah lebih baik
setelah minum obat yang diresepkan dari rumah sakit dengan teratur. Pasien
menyatakan hal itu apabila ditanya bagaimana perasaannya saat ini.
Saat ditanyakan keluhan yang dirasakan saat ini, pasien mendiam dan
menunduk kepalanya. Pasien dapat menjawab namanya dengan lengkap dan
benar serta mengetahui dirinya saat ini sedang ada dimana dan waktu
wawancara adalah pagi hari. Pasien mengatakan bahwa dirinya diantar ke
rumah sakit oleh kakak kandungnya. Saat ditanyakan kembali nama pemeriksa
yang sudah disebutkan sebelumnya, pasien dapat menyebutkan dengan benar.
Pasien mengatakan bahwa ia sudah makan dan dapat menyebutkan makanan
yang dimakan pada pagi hari dan makanan yang baru saja ia makan. Saat
ditanya aktivitasnya sehari-sehari pasien menjawab bahwa ia sering membantu
iparnya bersih-bersih di rumah seperti memasak dan mencuci baju.
Pertama kali datang ke RSUD Sanjiwani (12 Februari 2016), pasien
datang diantar kakaknya. Dikatakan oleh kakaknya, pasien sering merasa sedih
dan menangis setiap hari sambil memukul mukul kepalanya tanpa sebab yang
jelas. Kemudian pasien terkadang juga tertawa sendiri setelah menangis.
Terkadang juga pasien menjerit sambal menangis. Saat ditanyakan apa yang
membuat pasien menangis dan tersenyum oleh kakaknya, pasien mendiam dan
tidak menjawab. Keluhan ini dikatakan muncul sejak beberapa bulan yang lalu
dan sempat berobat ke RS Lawang Malang selama dua bulan dirawat inap pada
November 2015. Dikatakan oleh kakaknya, pasien tidak pernah seperti ini
sebelumnya. Ketika diajak berbicara, pasien biasanya hanya diam saja dan
tidak menjawab.

2
Setelah itu pasien dikatakan lebih sering menyendiri. Nafsu makan
dikatakan berkurang dan sampai pernah tidak makan satu hari penuh. Kalau
sedang mencuci baju dikatakan pasien akan berhenti sebentar lalu terus bangun
tanpa menyelesaikan tugas mencucinya itu. Pasien juga dikatakan aktivitas
tidurnya menjadi terganggu, sulit untuk memulai tidur sampai tiba-tiba
terbangun di tengah malam kadang – kadang tanpa sebab dan kadang – kadang
untuk pergi ke kamar kecil lalu menyambung tidurnya sampai pagi. Pasien juga
sering bermimpi dan isi mimpinya tidak seram. Pasien mengatakan hanya akan
mimpikan hal seperti mencuci kotoran.
Pasien dikatakan dirinya merupakan tipe orang yang tertutup. Apabila
pasien mempunyai masalah, pasien akan menyimpan pada dirinya sendiri dan
tidak membicarakan sama orang lain. Pasien sering dimarah dan dibentak oleh
ibunya. Jika tidak mematuhi perintahnya, ibu pasien akan memukul pasien. Ibu
pasien juga memaksa pasien untuk menikah dengan tetangganya. Pasien
dikatakan menikah kerana dijodohkan oleh ibunya. Namun pernikahannya
tidak lama sekitar 4 bulan dan pasien diusir oleh mertuanya sehingga pasien
kembali pulang ke rumah orang tuanya. Kakak pasien mengatakan tidak
mengetahui alasan yang jelas kenapa pasien diusir. Setelah kembali ke rumah
orang tuanya, pasien mulai sering bengong dan menunduk sambal memukul-
mukul kepalanya. Sekarang ibu pasien sudah meninggal sekitar 6 bulan yang
lalu jadi pasien dibawa ke Bali untuk tinggal di rumah kakaknya bersama
iparnya.
Saat ditanya apakah pasien memiliki perasaan curiga terhadap orang
yang baru dikenal ataupun orang disekelilingnya pasien menjawab ada. Saat
ditanyakan pada pasien perasaan curiganya terhadap siapa, pasien menyatakan
perasaan curiganya terhadap kakak dan iparnya. Pasien dikatakan merasa
seperti dirinya sering dibicarakan oleh tetangga sekitar rumahnya dan hal ini
membuat pasien jengkel dan merasa marah.
Riwayat penyakit kronis seperti diabetes, asma, hipertensi dan penyakit
kronis lainnya dikatakan tidak ada. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma
sebelumnya. Pasien mengatakan dirinya tidak pernah merokok ataupun
meminum minuman beralkohol. Pasien tidak memiliki kebiasaan minum kopi.

3
Selain itu riwayat menggunakan obat-obat terlarang atau obat di luar resep
dokter dikatakan tidak ada.
Saat ini aktifitas pasien dikatakan sedikit berkurang. Pasien lebih banyak
menghabiskan waktu tidur di kamar dan sesekali membantu ibunya
membersihkan rumah.

III. HASIL KUNJUNGAN RUMAH


Kunjungan kerumah pasien dilakukan pada hari Kamis tanggal 07 April
2016 pada pukul 14.30 WITA. Sebelumnya, saya sebagai dokter muda
meminta izin kepada pasien dan keluarganya untuk melakukan kunjungan
rumah dengan tujuan memantau kondisi pasien, melihat aktivitas pasien di
rumah, dan memperhatikan lingkungan sosial serta keluarga pasien. Pasien
dan keluarganya memberikan izin kepada saya untuk melakukan kunjungan
rumah pada hari yang sama. Pasien tinggal di lingkungan rumah kos-kosan
bersama kedua kakak dan iparnya. Alamat tempat tinggal pasien yaitu di
Jl.Manggis No. 4 Gianyar.
Saya berangkat menuju rumah pasien pukul 14.10 WITA, dan tiba di
rumah pasien pukul 14.30 WITA. Dalam mencari alamat tempat tinggal
pasien saya tidak mengalami kesulitan karena pasien dan keluarganya
memberikan informasi alamat rumah dengan jelas dan di lingkungan rumah
pasien juga tertera nomer rumah dan nomer gang pada alamat yang dituju.
Akses menuju rumah pasien juga cukup baik dimana keadaan jalan sudah
diaspal dan bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun kendaraan roda
empat.
Sesampainya di rumah kos-kosan pasien dan keluaganya saya disambut
oleh Kakak pasien yang sudah menunggu di halaman rumah kos-kosan.
Kemudian saya memperkenalkan diri kembali bahwa saya adalah dokter
muda yang bertugas di Poliklinik Psikiatri RSUD Sanjiwangi, Gianyar yang
sudah membuat janji kunjungan dan menjelaskan tujuan dari kunjungan ke
rumah pasien. Setelah itu, saya dipersilahkan masuk dan duduk serta
berbincang-bincang dengan pasien di beranda.
Pasien sudah tinggal di rumah kos-kosan yang menjadi tempat tinggal
saat ini kurang lebih 4 bulan malah kakak dan ipar pasien sudah lama tinggal

4
di Bali. Rumah Kos-kosan tersebut tidak begitu luas, terdiri dari satu lantai
namun cukup untuk tempat tinggal mereka. Rumah terdiri dari satu ruang
tamu yang sekaligus menjadi kamar tidur ketiga orang termasuk kakak,
iparnya sama pasien, juga berdampingan dengan tempat dapur untuk aktivitas
memasak sehari-hari, satu kamar mandi.
Pasien adalah anak kedua dari empat bersaudara. Kedua orang tua
pasien sudah meninggal dunia. Hubungan pasien dengan anggota keluarga
yang lain dikatakan cukup harmonis dan baik-baik saja. Wawancara
berlangsung hangat dan saya merasa diterima oleh pasien maupun
keluarganya. Kakak dan iparnya pasien juga benar-benar terbuka dalam
memberikan keterangan dan sangat kooperatif, karena besar harapan untuk
kesembuhan pasien.

AUTOANAMNESIS
Pasien diwawancara dalam posisi bersebelahan dengan pemeriksa dan
dilakukan di beranda rumah pasien. Saat kunjungan rumah, pasien
mengenakan baju kemeja berbahan kain berwarna merah muda dan putih
bermotif Hello Kitty dan menggunakan celana panjang berbahan kain
berwarna biru dengan motif bunga-bunga kuning. Raut wajah pasien terlihat
biasa dan menunduk ketika mengobrol dengan pemeriksa seperti sedang ada
yang dipikirkan. Kontak visual dan verbal dengan pemeriksa kurang. Selama
wawancara, pasien kurang menjawab pertanyaan yang diajukan dan tidak
koperatif.

HETEROANAMNESIS (KAKAK dan IPAR PASIEN)


Pasien dibawa ke rumah sakit atas keluhan gejala- gejala pasien timbul
kembali seperti bengong, melamun dan marah saat dinasihati. Pasien
dikatakan mulai berubah kurang lebih 7 tahun yang lalu. Pasien katakan
awalnya suka menyendiri dan bengong. Kemudian lama- kelamaan pasien
juga dikatakan mengamuk memukul almari dan menangis sambil berteriak –
teriak. Pasien dikatakan pernah bekerja di Batam selama 2 tahun tetapi
kurang tahu mengenai pekerjaannya. Kemudian pasien dipaksa pulang oleh

5
ibunya kerana ibu pasien berasa kesepian maka pasien terpaksa pulang
akhirnya. Saat ini ibu pasien sudah meninggal jadi pasien dibawa ke Bali
untuk tinggal bersama kakak dan iparnya. Setelah di Bali, pasien sering
dibawa control rutin ke RSUD Sanjiwani. Pasien dikatakan sering bermain
dengan tetangga laki- laki yang sudah bernikah seperti berpelukan sehingga
berciuman dan ketika ditegur oleh kakak atau iparnya pasien menjadi marah.
Pasien juga dikatakan sering teralih konsentrasinya apabila terdapat laki- laki
yang berdiri di depan dia. Pasien mempunyai riwayat pernikahan pada tahun
2003 tetapi hanya untuk 4 bulan dan setelah itu diceraikan. Pasien diceraikan
kerana pasien ditemukan berperilakuan aneh seperti menari-nari bersama
anak –anak kecil dalam keadaan terlanjang. Pasien juga dikatakan mengalami
keluhan seperti keluar air liuh berlebihan, bergetar dan kakinya digerakkan
saat tidur. Selama pasien di Jawa, ibu pasien yang merawatnya. Kegiatan
sehari- harinya sering bermain bersama tetangga, tidur atau kadang – kadang
membantu iparnya memasak atau mencuci namun akhir – akhir ini pasien
menolak untuk melakukannya.

RIWAYAT PENGGUNAAN NAPZA


Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan minum kopi, tidak pernah
merokok, minum minuman keras dan mengonsumsi obat-obatan terlarang.

RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien pernah diajak berobat di Rumah Sakit Lawang Malang 6 bulan
yang lalu. Pasien diobati oleh seorang dokter psikiatri dengan obat
Risperidone 2x1, Diazepam 2x2mg, Trihexypenidyl 2x1.

RIWAYAT KELUARGA
Saat ditanyakan apakah dikeluarga pasien ada yang mengalami dan
memiliki keluhan yang sama seperti yang pasien alami, pasien menjawab

6
tidak ada. Hal ini juga dibenarkan oleh kakak pasien. Orang tua pasien juga
tidak memiliki riwayat penyakit kronis seperti asma, diabetes melitus dan
hipertensi.

RIWAYAT KEPRIBADIAN
Pasien memiliki kepribadian yang tertutup, tidak suka menceritakan
masalahnya malah memendam pada dirinya sendiri. Orangtua pasien juga
mengatakan pasien adalah orang yang tertutup. Pasien lebih suka melakukan
aktifitas sendiri.

LINGKUNGAN KELUARGA
Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pasien memiliki
satu kakak laki-laki, satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Hubungan
pasien dengan saudaranya cukup harmonis dan baik-baik saja. Pasien tidak
ada masalah dengan saudaranya. Saudara pasien satu berada di Kalimantan
dan saudara satunya lagi di Malang. Orang tua pasien sudah meninggal dunia
dan pasien tidak mempunyai hubungan yang serasi bersama ibunya ketika
ibunya masih hidup.

Silsilah Keluarga

7
Gambar 1. Silsilah Keluarga Pasien

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Sudah meninggal

: Pasien

Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pasien memiliki


satu kakak laki-laki, satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Tidak ada
anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama seperti yang pasien alami
saat ini.

LINGKUNGAN SOSIAL
Saat melakukan kunjungan terlihat bahwa lingkungan rumah kos-kosan
pasien merupakan lingkungan yang cukup ramai karena berada dikawasan
yang padat penduduk. Pasien sering bersosialisasi dengan tetangganya.
Dikatakan akhir-akhir ini hubungan pasien dengan tetangganya baik sehingga
pasien sempat meluangkan masa di rumah tetangga kadang – kadang untuk
bermain bersama – sama anak yang tinggal di sana.

8
LINGKUNGAN RUMAH
Pasien saat ini tinggal di lingkungan rumah kos-kosan di Jl. Manggis,
No.4, Gianyar. Daerah tempat tinggal pasien termasuk daerah cukup padat.
Jarak antara rumah satu dengan lainnya cukup berdekatan. Rumah kos-kosan
pasien dan keluarganya berukuran kurang lebih 1 are, dengan satu ruang tamu
berdampingan tempat dapur, dan satu kamar mandi.
Dinding rumah pasien menggunakan tembok dengan cat berwarna putih
dan beberapa bagian tampak sudah mulai lapuk, lantai dari semen dimana
cahaya cukup, namun untuk ventilasi kurang. Sumber air kos-kosan pasien
dikatakan berasal dari PDAM. Sumber penerangan serta listrik pasien berasal
dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ruangan di dalam kos-kosan pasien
memang terbatas namun cukup untuk keluarga pasien.Kondisi rumah pasien
tampak tertata rapi. Secara umum suasana lingkungan rumah kos-kosan
pasien tampak bersih dan cukup nyaman dan tertata rapi.

Denah Tempat Tinggal


U

Kamar
Dapur Mandi

9
Ruang Tamu

Pintu
Masuk

Gambar 2. Denah Tempat Tinggal Pasien

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Status Interna
a. Status Present:
Tensi : 100/80 mmHg.
Nadi : 88 x/ menit.
Respirasi : 22 x/ menit.
b. Status General:
Kepala : normocephali.
Mata : anemia -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+ isokor.
THT : dalam batas normal.
Leher : dalam batas normal.

Thoraks
Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-).
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-.
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal.
Ekstremitas : hangat (+) edema (-).

Status Neurologi
- GCS : E4V5 M6
- Tenaga : 5555 5555
5555 5555
- Tonus :N N
N N
- Reflek fisiologis : Belum dievaluasi.
- Reflek patologis : Belum dievaluasi.

10
STATUS PSIKIATRI
a. Kesan umum : Pasien berpenampilan wajar dengan menggunakan baju
kemeja berbahan kain berwarna merah muda dan putih,
dan memakai celana panjang berbahan kain berwarna
biru dengan motif bunga-bunga kuning. Pasien tampak
sedih saat pemeriksaan, roman muka sesuai dengan
umur, kontak verbal dan visual kurang. Namun sesekali
pasien tampak menunduk saat pemeriksaan.
b. Kesadaran : Jernih.
c. Mood / Afek : Hipotimia / Menumpul.
d. Proses Pikir :
- Bentuk Pikir : Logis non Realis.
- Arus Pikir : Koheren.
- Isi Pikir : Waham curiga (+) / Waham Sistemik (+)/ Ide of
referance.
- Pencerapan : Riwayat halusinasi visual (+) seperti ada bayangan
jahil. Riwayat halusinasi auditorik (+) seperti ada
yang berbicara. Halusinasi taktil (+) seperti ada
yang menusuk sehingga ke tulang bahu.

e. Dorongan Instingtual : Riwayat insomnia (+), riwayat hipobulia (+)


berkurang nafsu makan sampai tidak makan satu
hari penuh.
f. Psikomotor : Tenang, sesekali menunduk saat wawancara.
g. Intelegensi : Sesuai dengan tingkat pendidikan.
h. Insight : 2 (Pasien ambivalence terhadap penyakitnya)

V. RESUME
Pasien,C, perempuan, 37 tahun, sudah bercerai, Islam, Jawa, tidak
bekerja, pendidikan terakhir SMP, merupakan pasien rawat jalan. Pasien
datang untuk kontrol kerana obat habis sejak kemarin dan dikatakan sudah

11
tidak mempunyai keluhan seperti memukul-mukul kepala, menangis dan
menjerit. Keluhan tertawanya masih tetapi berkurang dan pasien dikeluhan
untuk mengalami hipersalivary dan tremor.
Pasien saat ini kondisinya baik dan mengatakan ia sudah merasa
baik.Pasien sudah boleh makan dan mandi sendiri dan teratur tanpa disuruh
tapi tidur terganggu kerana sering terbangun tengah malam tanpa alasan,
sering melamun seperti memikirkan sesuatu dan masih melihat sesuatu seperti
jahil, mendengar suara-suara berbicara bersama pasien dan merasakan seperti
ada yang menusuk bahu pasien. Pasien mengkonsumsi Risperidone 2x2mg,
Diazepam 2x2mg dan Trihexypenidyl 2x2mg.

Riwayat penyakit sistemik tidak ada. Status interna dan status


neurologis didapati dalam batas yang normal , status psikiatri didapatkan
kesan umum penampilan wajar, roman muka sesuai umur, kontak verbal dan
visual kurang. Kesadaran jernih. Mood dan afek hipotima dan menumpul.
Bentuk pikir logis non realis, Arus pikir koheren, Isi pikir ditemukan wahan
curiga, wahan sistematik dan ide of reference. Pencerapan ditemukan
halusinasi auditorik,visual dan taktil, iilusi tidak ada, depersonalisasi tidak
ada derealisasi tidak ada. Dorongan instingual insomnia tidak ada riwayat (+),
hipobulia tidak ada riwayat (+), raptus tidak ada riwayat (+). Pasien tenang
saat pemeriksaan.

VI. DIAGNOSIS BANDING


1. Skizofrenia Hebefrenik (F20.1).
2. Gangguan Skizoafektif (F25).

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Aksis I : Skizofrenia Hebefrenik (F 20.1).
Aksis II : Ciri kepribadian tertutup.
Aksis III : Tidak ada diagnosis.
Aksis IV : Hubungan yang tidak serasi bersama ibunya.
Aksis V : GAF (21-30).

VIII. RENCANA PENGOBATAN

12
1. Non Farmakologi
- Psikoterapi suportif.
- KIE
1. Menginformasikan kepada pasien dan juga keluarga pasien
mengenai penyakit yang dialami pasien, perjalanan penyakit, obat
yang diberikan, efek samping dan lama pemberian pengobatan.
2. Pasien diharapkan tetap kontrol secara teratur dengan tujuan
untuk mengetahui perkembangan penyakitnya dan melihat efek
obat yang diminum, selain itu pasien juga disarankan untuk
meminum obat secara teratur sesuai yang dianjurkan.
3. Pasien diharapkan lebih banyak mendekatkan diri dan berpasrah
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Pasien diharapkan berpikiran positif dalam menjalani hidup
karena hidup harus tetap berjalan apapun yang terjadi serta lebih
melatih untuk mengendalikan diri.
5. Pasien diharapkan untuk tetap terbuka dan menceritakan masalah
yang terjadi kepada anggota keluarganya, agar tidak dipendam
dalam hati.
6. Bila ada keluhan seperti susah tidur, gelisah segera
konsultasi/kontrol ke rumah sakit.
7. Meminta anggota keluarga dari pasien untuk mendampingi pasien
selama masa pengobatan untuk memantau pengobatan pasien dan
juga melihat perkembangan gejala-gejala dari pasien untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada pasien.
Keluarga juga harus memberikan semangat dan dukungan dengan
sabar untuk membantu proses penyembuhan pasien.

2. Farmakologi
 Risperidon 2x2 mg.
 Diazepam 2x2mg.
 Trihexyphenidyl 2x2mg.

IX. PROGNOSIS
1. Diagnosis : Skizofrenia Hebefrenik : Buruk.
2. Onset umur : Usia muda : Baik.
3. Onset penyakit : ± 30 tahun : Buruk.
4. Perjalanan penyakit : Kronis : Buruk.

13
5. Faktor genetik : Tidak : Baik.
6. Pendidikan : SMP : Baik.
7. Status pernikahan : Bercerai : Buruk
8. Perhatian keluarga : Ada : Baik.
9. Lingkungan sosial ekonomi : Ada : Baik.
10. Faktor pencetus : Tidak ada : Baik.
11. Kepatuhan terhadap terapi : Cukup : Baik.
12. Ciri kepribadian : Tertutup : Buruk.
13. Insight : Derajat II : Buruk.
14. Penyakit organik : Tidak ada : Baik.
15. Respon obat : Ada : Baik.
16. Kesimpulan : Mengarah ke buruk.

Dari beberapa kriteria tersebut diatas, pada kasus ini prognosis penderita
adalah (mengarah ke buruk).

14
XI. LAMPIRAN
Foto Dokumentasi

Foto 1. Bersama pasien dan keluarga di beranda.

15
Foto 2. Lingkungan rumah kos-kosan pasien.

Foto 3. Lingkungan rumah kos-kosan pasien.

16

Anda mungkin juga menyukai