Anda di halaman 1dari 9

BAB I

LATAR BELAKANG KELUARGA BINAAN

1.1 Data Demografi


Keluarga binaan bertempat tinggal di Banjar Belanga, Desa Belanga, Kecamatan
Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa Belanga masuk ke dalam wilayah kerja
Puskesmas Kintamani VI. Sebagian besar warganya bekerja sebagai petani dan
pekebun. Jeruk merupakan hasil pertanian yang dominan di Banjar ini.

Keluarga Bapak I Made Parwata


Keluarga I Bapak Made Parwata terdiri dari beliau, ibu, istri, dan 3 orang anak.
Keluarga ini beragama Hindu. Dalam kehidupan sehari-hari, pengambilan keputusan
berada di tangan Kepala Keluarga (KK) bapak I Made parwata namun sebelumnya
didiskusikan dalam musyawarah keluarga.

Tabel 1. Susunan Keluarga I Made Parwata

Umur Jenis
No Nama Status Pendidikan Pekerjaan
(thn) Kelamin

I Made
1. KK 39 L SLT/Sederajat Petani
Parwata

Ni Made
2. Istri 37 P SLT/Sederajat Petani
Nteg

Ni Putu Ayu
3. Julia Anak I 19 P Belum tamat SD Mahasiswa
Chandra
I Made Agus
4 Anak II 18 L Belum tamat SD Mahasiswa
Gunawan
Ni komang
4 Yadya Suari Anak III 18 L Belum tamat SD Mahasiswa
Ciriasta
Ni ketut
5 Anak IIII 14 p Belum tamat SD Mahasiswa
Mulia

Gambar 1. Sistem Kekerabatan I Made Parwata


1 2

3 4 6
5
1. I Made Parwata– KK
2. Ni Made Ngetig– Istri KK
3. Ni Putu Ayu Julia Chandra – Anak KK
4. I Made Agus Gunawan
5. Ni Komang Yadya Suari – Anak KK
6. Ni Ketut Mulia – Anak KK
Keluarga Bapak I Nyoman Reken
Keluarga I Nyoman Reken terdiri dari dirinya sendiri sebagai KK, istri yang
bernama Ni Ketut Lagi, bersama enam orang anak. Dalam kehidupan sehari-hari,
pengambilan keputusan berada di tangan KK, yakni Bapak I Nyoman Reken.

Tabel 2. Susunan Keluarga I Nyoman Reken


Umur Jenis
No Nama Status Pendidikan Pekerjaan
(thn) Kelamin
I Nyoman
1. KK 47 L SD Petani
Reken
Ni Ketut
2. Istri 55 L SD Petani
Lagi
I Gede
3. Anak 22 L SD Petani
Sudarsa
4 I Made
Umbara Anak 19 L SD Petani
Yasa
I ketut Belum Tamat Tidak
5 Anak 17 L
Widiantara SD Bekerja
Ni Wayan Belum Tamat Tidak
6 Anak 14 P
Lena SD Bekerja
I Kadek Belum Tidak
7 Anak 11 L
Sukerta Sekolah Bekerja
I Komang Belum Tidak
8 Anak 7 L
Sukada Sekolah Bekerja
Gambar 2. Sistem Kekerabatan I Nyoman Reken

1 2

3 4 5 7 8
6
1. I Nyoman Reken – KK2
2. Ni ketut Lagi – Istri KK
3. I Gede Sudarsa – Anak KK
4. I Made Umbara Yasa - Anak KK
5. I Ketut Widintara- Anak KK
6. Ni Wayan Lena – Anak KK
7. I kadek Sukerta – Anak kk
8. I komang Sukada –Anak KK

Keluarga Bapak Karpa


Keluarga Bapak Karpa terdiri dari beliau seorang saja.

Tabel 3. Susunan Keluarga Wayan Murka


No Nama Status Umur Pendidik Pekerjaan
an

1 Bapak Karpa KK 71 SD Petani

1.2 Status Sosial Ekonomi


Keluarga Bapak I Made Parwata
Bapak I Made Parwata beserta anggota keluarganya tinggal di Banjar Belanga,
Desa Belanga, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Bapak I Made Parwata
merupakan kelahiran Banjar Belanga yang saat ini berumur 39 tahun. Beliau
menikah dengan Ni Made Ngetig tahun lalu. Dari perkawinan bapak I Made Parwata
dan Ibu Ni Made Ngetig mereka melahirkan anak pertama bernama Ni Putu Ayu Julia
Chandra berumur 19 tahun, I Made Agus Gunawan merupakan anak keduayang
berumu 18 tahun, anak ketiga bernama Ni komang Yadya Suari berumur 16 tahun dan
terakhir bernama Ni Ketut Mulia berumur 14 tahun.
Keluarga ini menempati rumah permanen dengan dinding beton. Rumah
Bapak I Made Parwata yang halamannya luas dan besar . Rumah bapak I Made
Parwata terdiri dari 4 buah bangunan. Bangunan pertama iaitu halaman rumah
terdapat dua kamar tidur dan ruang tamu. Pada bangunan kedua yenga tepat berada di
depan bangunan pertama merupakan ruang dapur yang luas dan padat. Bangunan
ketiga dipergunakan sebagai kamar mandi dan bangunan terakhir merupakan tempat
persembahyangan. Kamar mandi terletak bersebelahan dapur.
Untuk memasak keluarga pak Made Parwata kompor gas. Sedangkan untuk
air, keluarga Bapak Made Parwata menggunakan sumur bor.
Bapak I Made Parwata serta keluarganya berkebun di tanah yang dimiliki
keluarganya dan merupakan arwah peninggalan harta dari generasi ke generasi.
Penghasilan yang diperoleh dari berkebun oleh beliau serta keluarganya tidak
menentu setiap bulan. Hal ini kerana, ianya tergantung pada jumlah hasil panen dari
kebun jeruk tersebut. Menurut Bapak I Made Parwata rata-rata penghasilan per bulan
keluarga mereka dari bekerja di ladang seharian adalah sekitar Rp 450.00. Luas kebun
yang dimiliki oleh beliau seluas 70 are yang diutamakan untuk penanaman jeruk.
Selain itu, beliau juga bekerja di LPD sebagai pengawai Tata Usaha Kewangan
sebagai kerja sampingan. Keluarga Bapak I Made Parwata menghabiskan uang
sebesar ± Rp 750.000,- per bulan bagi berbagai keperluan harian dalam keluarga
tersebut. Untuk beras, Bapak I Made Parwata mengeluarkan biaya sebesar ± Rp.
30.000,- per bulan. Bapak I Made Parwata membeli stok beras dalam kuantitas yang
besar agar bisa mendapatnya dalam harga yang lebih murah. Beras tersebut dimasak
setiap hari oleh ibunya. Pengunaan sayur-sayuran dalam masakan seharian, yang
didapatkan dari kebun mereka sendiri atau membelinya dari warga sekitar yang
menanam sayur tersebut. Pengeluaran untuk sayur serta bahan makan lain tidak
menentu tiap bulannya, akan tetapi diperkirakan berkisar Rp 100.000,-/bulan.
Untuk pengeluaran lain seperti listrik sekitar Rp. 30.000,- perbulannya dan air
sekitar Rp. 150.000,- perbulannya.
Pengeluaran dibidang kesehatan terjadi/dikeluarkan apabila tiba-tiba ada anggota
keluarga yang sakit, saat itulah biaya kesehatan diperlukan. Jadi, untuk biaya
kesehatan tidak dapat diprediksi pengeluarannya. Namun biasanya keluarga beliau
sering berobat ke puskesmas pembantu di Desa Belanga. Dimana, Bapak Pak Made
Parwata sendiri memiliki kartu keluarga kIS (Kartu keluarga Sehat). Untuk kegiatan
yang berhubungan dengan kerohanian, Keluarga Bapak Made Parwata cukup
menggunakan apa yang mereka miliki dan yang mereka mampu untuk
dipersembahkan. Beliau sama keluarganya sangat aktif dalam upacara sembayang,
sekiranya ada upacara di desanya, mereka sanggup menghulurkan bantuan berupa
wang utuk upacaranya.Untuk sosial biasanya keluarga beliau membantu dalam
mengayah jika ada upacara atau kegiatan-kegiatan di banjar.

Keluarga Bapak I Nyoman Reken


Keluarga Bapak Nyoman Reken terdiri dari 8 orang yaitu bapak
nyoman Reken, istri yang bernama Ni Ketut Lagi dan enam orang anak. Anak
pertama bernama I Gede Sudarsa yang berumur 22 tahun, anak kedua I Made
Umbara Yasa berumur19 tahum, anak ketiga I ketut Widiantara berumur 17
tahun. Anak keempat Ni Wayan Lena berumur 14 tahun, I kadek Sukerta anak
kelima yang berumur 11 tahun dan anak terakhir I Komang Sukada berumur 7
tahun. Keluarga Bapak I Nyoman Reken termasuk dalam golongan keluarga
dengan ekonomi yang kurang atau golongan ekonomi prasejahtera Keluarga
Bapak Nyoman Reken menempati rumah yang paling miskin dan hanya
terdapat satu ruangan dimana semua ahli keluarga menetap disana. Rumah
Bapak I Nyoman Reken hanya terdapat satu ruangan dan tiada ruangan khusus
untuk tidur dan ruang masak Kemudian beliau juga tidak memiliki kamar
mandi. Kondisi rumah Bapak I Nyoman Reken sangat buruk, yaitu bangunan
rumah dibina dari kayu, terlihat tidak rapi dan kurang bersih di dalamnya
kerana masih menggunakan tungku api untuk memasak air dan makanan.
Bagian dalam rumah hanya diterangi olen sebuah lampu kecil. Sedangkan di
rumah beliau tidak terdapat jendela untuk ventilasi, hanya terdapat satu akses
masuk saja, yaitu satu pintu.

Pendapatan Bapak I Nyoman Reken diperoleh dari bekerja sebagai


buruh tani/perkebunan. Pendapatan Bapak I Nyoman Reken tidak menentu
kerana penghasilannya tergantung dari banyaknya pekerjaan yang dilakukan
di kebun-kebun orang lain. Beliau sama istrinya bekerja setiap hari supaya
dapat menanggung pendapatan hariannya. Dalam kesehariannya penghasilan
Bapak I Nyoman Reken dan Ibu Ni Ketut Lagi sekitar Rp 30.000 sampai
dengan Rp 50.000 per harinya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
keluarga Bapak I Made Parwata mengeluarkan biaya ±Rp 30.000 per harinya.
Biaya ini digunakan untuk membeli bahan makanan, uang saku untuk anaknya
dan juga untuk keperluan yang lainnya.

Dalam hal kesehatan, keluarga Bapak I Nyoman Reken tidak perlu


mengeluarkan uang diluar keperluan sehari-harinya. Hal ini dikarenakan
keluarga Bapak I Nyoman Reken telah mendapatkan bantuan pelayanan
kesehatan berupa KIS (Kartu Indonesia Sehat).

Keluarga Bapak I Made Karpa


Keluarga Pak Karpa terdiri dari beliau seorang saja. Istrinya telah meninggal
dunia sejak lima tahun yang lalu. Sebab kematian istrinya tidak diketahui Pak Karpa
tinggal di rumah permanen yang sudah berdinding beton. Dimana rumah pak Karpa
terdiri dari 2 bangunan utama bangunan pertama digunakan sebagai kamar tidur dan
ruang tamu Sedangkan bangunan kedua digunakan sebagai dapur dan kamar mandi.

Dalam kesehariannya Bapak Made karpa tidak bekerja lagi karena keterbatasan
kondisi kesehatannya. Penghasilan utama Pak Karpa berasal dari anak pertamanya
yang bekerja sebagai pedagang dan juga berkrja di kebun bapaknya. Dimana
penghasilannya sekitar Rp 5 juta per tahunan.

Pengeluaran dibidang kesehatan terjadi/dikeluarkan apabila tiba-tiba beliau sakit,


saat itulah biaya kesehatan diperlukan. Jadi, untuk biaya kesehatan tidak dapat
diprediksi pengeluarannya. Beliau berobat ke puskesmas kintamani III di Desa
Belantih.

Untuk kegiatan yang berhubungan dengan kerohanian,Bapak karpa cukup aktif


dalam kegiatan sosial. Untuk sosial biasanya keluarga beliau membantu dalam
mengayah jika ada upacara atau kegiatan-kegiatan di banjar.

1.3 Rumusan Masalah Masing-Masing Keluarga Binaan


Keluarga Bapak I Made Parwata
Berdasarkan hasil sesi-sesi wawancara didapatkan bahwa bapak Made
parwata sudah menderita sakit Reumatoid Artiritis sejak 1 tahun yang lalu ini
diperparah dengan jam kerja Pak Waste yang dari pagi hingga sore. Beliau
menyatakan sakitnya hanya timbul pada pagi hari disertai bengkak, hangat Dan
kemerahan.. Riwayat penyakit menahun dan kronik baik di keluarga Pak Made
Parwaat dan istrinya juga disangkal.

Di rumah Pak Made Parwata sudah tersedia fasilitas MCK yang baik dimana
sudah tersedia kamar mandi dan jamban. Namun karena cuaca yang dingin keluarga
Pak Made Parwayat hanya mandi sekali sehari. Selain itu, mereka perlu
mengutamakan kebersihan kamar mandinya dan perlu cuci dua kali seminggu.
Selain itu, mereka juga perlu mengutamakan kebersihan diri sendri, mereka jarang
menerapkan pola hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum dan setelah makan,
setelah buang air dan setelah datang dari kebun.

Keluarga Bapak Made Parwata saat ini sudah memiliki jaminan kesehatan
untuk keluarganya. Beliau memiliki KIS ( KARTU INDONESIA SEHAT). Namun
terkadang beliau dan keluarganya juga berobat ke praktek dokter terdekat jika ada
yang sakit.

Keluarga Bapak Nyoman Reken


Dari hasil kunjungan, diketahui bahwa Bapak Nyoman Reken tidak mempunyai
masalah kesehatan yang serious. Pak Reken bekerja keras untuk menanggung ahli
keluarganya.Dari segi kondisinya beliau kelihatan lesu dan tidak bertenaga dan istri
beliau juga kelihatan lesu. Mereka berdua menghabiskan banyak waktu di kebun
demi keluarganya. Jika sakit, keluarga ini berobat ke Puskesmas Kintamani III di
Desa Belantih. Keluarga ini jarang berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat
kerana mereka takut dengan pembiayaan . Keluarga Pak Nyoman Reken juga sudah
memiliki jaminan kesehatan berupa kartu KIS.

Perilaku hidup dan sehat keluarga Bapak Reken tergolong masih kurang. Dari
kondisi rumah sendiri mengambarkan tidak bersih. Sebagai contoh, sekeluarga jarang
cuci tangan sebelum makan dengan cara yang benar, mandi, ganti pakaian dan
menyikat gigi cuma sekali dalam sehari. Menu makanan seharian di keluarga Bapak
Reken sering berupa nasi, tempe, tahu dan mereka jarang mengkonsumi daging..
Kekurangan nutrisi atau diet yang seimbang merupakan masalah yang perlu diberi
perhatian terutama diet yang kekurangan sayur-sayur dan buah-buahan yang beragam
warna serta protein yang diperlukan untuk kehidupan seharian.

Keluarga Bapak Karpa


Setelah melakukan beberapa kunjugan telah didapati bahawa Bapak Karpa
menderita penyakit paru obstruktif kronis sudah menahun dan sangat lama.
Sememangnya setiap kunjungan penulis pada malam hari, didapatkan bapaknya
sering kesesakan nafasnya dan disertain bunyi seperti ngik ngik yang kuat didengari.
Malah keluhan ini parah pada waktu malam dan juga siang hari. selain itu, beliau juga
sentiasa batuk sejak dua tahun yang lalu disertai dahak, berat badan kadang –kadang
naik-turun. Selain itu, beliau juga memiliki kebiasan merokok. beliau mengatakan
pernah menghisap 4 ceratu perhati tetapi beliau sekarang berhenti menghisapnya
sejak 10 tahun yang lalu. Di samping itu, beliau juga sering mengkonsusmi 3 gelas
kopi dalam sehari. Untuk keluhannya beliau biasa berobat di dokter umur di Belantih
Puskesmas III dan makan obat pil dan minum sirup utuk keluhannya. Bapak karpa
juga sakit di lengan kanan dan kiri kerana dulu suka mengangkat benda berat di atas
kepala.Selain itu, beliau tidak mempunyai masalah dalam pembuangan air besar dan
kecil
Pada saat kunjungan juga dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Didapatkan
tekanan darah Pak karpa 140/80 mmHg. Namun Pak Murka tidak ada keluhan pusing
pada tengku Pak Karpa juga sudah memiliki jaminan kesehatan sehingga akan
mengurangi beban biaya berobat.

Perilaku hidup dan sehat kesehatan beliau tergolong masih kurang. Beliau tidak
biasa memiliki kebiasaan sikat gigi setiap hari. Hal ini kemungkinan karena faktor
usia yang sudah tua. Kebiasaan mandi juga jarang karena keterbatasan air yang
tersedia, dimana harus membeli. Untuk kebiasaan cuci tangan jarang dilakukan dan
biasanya tanpa menggunakan sabun serta air yang mengalir. Cuci tangan yang
dilakukan pun seadanya, tanpa mempergunakan sabun dan air mengalir. Untuk
memasak, bahan makanan dicuci menggunakan air sebelum dimasak. Air minum
biasanya dimasak terlebih dahulu, tetapi beberapa kali langsung saja diminum karena
dinilai mata air sudah bersih.

Anda mungkin juga menyukai