ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis kegagalan yang sering terjadi pada
produk Link PC 400 Strong R, penyebab terjadinya kegagalan proses tersebut, jenis efek yang
ditimbulkan akibat kegagalan proses, dan kontrol yang dilakukan perusahaan dalam menangani
kegagalan proses yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA) dan Expert System. Dari hasil penelitian menggunakan metode FMEA
diketahui yang memiliki nilai RPN tertinggi terdapat pada proses IQT dengan jenis kegagalan berupa
case depth dan nilai RPN sebesar 448. Berdasarkan hal tersebut peneliti membuat Fishbone diagram
untuk menentukan akar penyebab dari jenis kegagalan berupa case depth. Hasil dari tabel FMEA ini
digunakan untuk merancang Expert System. Perancangan Expert System dalam penelitian ini
menggunakan software PHP dan MySQL. Pada sistem pakar ini akan diajukan beberapa pertanyaan.
Setelah semua pertanyaan terjawab, maka akan muncul upaya penanggulangan agar kegagalan pada
proses tidak terjadi lagi.
Kata kunci : Failure Mode Effect and Analysis (FMEA), RPN, Fishbone Diagram, Expert System,
Forward Chaining, PHP dan MySQL
ABSTRACT
This study was conducted to identify the types of failures that often occur in products Link PC
400 Strong R, the cause of the failure of the process, the types of effects caused by the failure of the
process, and control of the company in dealing with the failure of the process. The method used in this
study is a Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and Expert System. From the results of research
using FMEA method known which have the highest RPN value contained in the IQT process with this
type of failure in the form of case depth and RPN value is 448. Based on that, researchers made a
fishbone diagram to determine the root cause of this type of failure in the form of case depth. Results
of FMEA table is used to design expert systems. The design of expert systems in this study using PHP
and MySQL software. This expert system will be submitted several questions. After all the questions
are answered, it would appear that the response to the failure of the process does not happen again.
Keywords: Failure Mode Effect and Analysis (FMEA), RPN, Fishbone Diagram, Expert System,
Forward Chaining, PHP dan MySQL
komponen pembentuk Undercarriage alat tidak mampu bertahan dalam situasi ini, maka
berat yaitu Bulldozer dan Excavator. Sebelum harus berhenti dalam persaingan. Hal ini
produk diserahkan kepada konsumen, bagian didukung dengan penerapan kualitas produk
Quality Control akan memeriksa kualitas atau jasa secara berkesinambungan. Kualitas
produknya disetiap proses. Mulai dari dapat diartikan sebagai karakteristik sebuah
Incoming inspection sampai final inspection. produk atau jasa yang didesain untuk
Dari hasil pemeriksaan kualitas oleh bagian kebutuhan tertentu pada kondisi tertentu.
Quality Control diketahui bahwa terjadi
kecacatan pada proses Induction Quenching Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
Tempering (IQT) seperti Kizu, Coil Touch, FMEA adalah suatu prosedur
HRC Low, ML Scratch dan Case Depth. Jenis terstruktur untuk mengidentifikasi dan
kecacatan case depth adalah jenis kecacatan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan
tertinggi diantara jenis kecacatan lainnya. (Casadai, 2007). Suatu mode kegagalan adalah
Produk cacat ini akan di-repair. Kondisi ini apa saja yang termasuk dalam kecacatan atau
sangat merugikan perusahaan karena biaya kegagalan dalam desain, kondisi di luar batas
produksi akan meningkat. Jika biaya produksi spesifikasi yang telah ditetapkan atau
meningkat maka harga jual juga meningkat, perubahan pada produk yang menyebabkan
sehingga daya saing produk berkurang. terganggunya fungsi fungsi dari produk
Upaya untuk memperbaiki kualitas tersebut. Melalui menghilangnya mode
produk Link PC 400 Strong R dapat dilakukan kegagalan, diman FMEA akan meningkatkan
dengan menggunakan metode FMEA, yang keandalan dari produk dan pelayanan sehingga
diharapkan dapat mengidentifikasi kegagalan meningkatkan kepuasan konsumen akan
proses produksi yang sering terjadi. Langkah- produk atau pelayanan tersebut. FMEA
langkah dalam menerapkan metode FMEA digunakan untuk mengidentifikasi potensi
adalah mengidentifikasi jenis kegagalan proses kegagalan, efek yang ditimbulkan pada operasi
yang terjadi, jenis penyebab kegagalan, jenis dari produk dan mengidentifikasi aksi untuk
efek yang ditimbulkan, kontrol yang mengatasi masalah tersebut.
dilakukan. Selanjutnya memberikan usulan
penanggulangannya sehingga tidak terjadi lagi Expert System (Sistem Pakar)
kegagalan proses pada proses produksi produk Sistem pakar adalah salah satu cabang
Link PC 400 Strong R. dari Artificial Intelligence (AI) yang membuat
Permasalahan lain yang terjadi adalah penggunaan secara luas knowledge yang
keterlambatan pengambilan keputusan dalam khusus untuk penyelesaian masalah tingkat
menanggulangi kegagalan proses yang terjadi. manusia yang pakar. Seorang pakar adalah
Hal ini disebabkan para operator seringkali orang yang mempunyai keahlian dalam bidang
menunggu kehadiran para manajer dalam tertentu, yaitu pakar yang mempunyai
mengidentifikasi kegagalan proses yang terjadi knowledge atau kemampuan khusus yang
sehingga banyak waktu yang terbuang. Oleh orang lain tidak mengetahui atau mampu
karena itu, penggunaan Expert System atau dalam bidang yang dimilikinya.
sistem pakar diharapkan dapat memberikan Gambar 1. menggambarkan konsep
penanggulangan masalah secara tepat dan dasar suatu knowledge base dari sebuah sistem
cepat tanpa harus berkonsultasi secara pakar. Pengguna menyampaikan fakta atau
langsung dengan para manajer atau para pakar. informasi untuk sistem pakar dan kemudian
menerima saran dari pakar atau jawaban
ahlinya. Bagian dalam sistem pakar terdiri dari
METODE 2 komponen utama, yaitu knowledge base dan
Kualitas mesin inferensi yang menggambarkan
Dalam (Chen, 1993), Ishikawa kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan
menjelaskan bahwa sejak tahun 1980 kualitas respons dari sistem pakar atas permintaan
telah menjadi salah satu dimensi persaingan pengguna.
yang sangat penting sampai saat ini. Pada
pertengahan tahun 1990 kualitas telah menjadi
kebutuhan yang harus dipenuhi untuk dapat
bertahan dalam persaingan. Perusahaan yang
Efek yang
N Jenis Kegagalan ditimbulkan Penyebab dari Kontrol yang Upaya Ke
Jenis S O D RPN
o pada Proses dari Kegagalan Kegagalan Proses dilakukan penanggulangan las
pada Proses
dengan standar
Melakukan
Posisi penempatan Melakukan
pengawasan
material pada dies 4 2 pengecekan pada 56 E
terhadap
tidak tepat posisi penempatan
operator
pada dies
Setting dies
Trimming: Menggati dies Melakukan
Nokizure (Hasil Pemangkasan trimming mesin
Pres produk trimming saat preventive
5 produk Trimming body tidak 8 tidak sesuai 5 2 80 E
dari hasil mendekati life maintenance
tidak center) sempurna dengan standar
Hammer time secara berkala
yang ditentukan
Heat Kekerasan produk
Produk mudah Kesalahan Memperketat
Treatment pada hasil HT 7 Melakukan
berkarat operator dalam pengawasan
6 perlakuan terlalu rendah 7 6 pengecekan 252 C
setting mesin Heat terhadap
pemanasan Produk hasil HT Produk mudah sebelum mesin on
7 Treatment operator
produk terlalu keras retak
Short Blazt:
Produk cepat Melakukan
proses Produk hasil Short Memperketat
berkarat dan Kelalaian operator pengecekan
menghilang Blazt tidak bersih pengawasan
7 memerlukan 2 dalam melakukan 4 1 inpoler,fan dan 8 E
kan kerak dan masih terhadap
waktu tambahan Short Blazt steel short blast
dari hasil terdapat kerak operator
untuk SB ulang secara berkala
proses HT
Magna: Operator tidak Memperketat
Produk mudah Memberikan
pengecekan Terdapat Crack teliti dalam pengawasan
8 patah pada saat 7 3 4 training pada 84 E
crack pada pada produk melakukan terhadap
proses Milling perator
produk pengecekan crack operator
Terdapat
penggumpalan Melakukan
Milling: Memastikan
cat setelah Insert milling mengawasan
proses Terdapat Scratch 5 5 Insert milling 2 50 E
dilakukan gompal terhadap life time
pemangkas tidak gompal
9 pencelupan ke tools
an body
dalam cat
besar dan
Produk mudah Segera Melakukan
body kecil Hasil milling tidak Terjadi perubahan
lepas pada saat 8 3 menggatikan jig 3 pengecekan jig 72 E
center dalam setting jig
asembly yang rusak secara berkala
Induction
Memerlukan Melakukan
Quenching Kesalahan Memastikan
waktu tambahan pengecekan mesin
Tempering operator dalam coil tidak rusak,
untuk me repair secara berkala (
(IQT): Case Dept tidak setting parameter cooling jacket
10 produk dan 8 7 8 cooling jacket, 448 A
perlakuan stabil mesin dan tidak kotor, dan
menghentikan selubel), dan
pemanasan terdapat coil yang solubel sesuai
proses memperpendek
pada bagian rusak standar
selanjutnya life time coil
tertentu
Pengecekan
dilakukan lebih
Tidak dapat Menentukan
Jarak antar hole Best Plate tidak ketat dan Best
dilanjutkan jumlah minimal
tidak sesuai 7 rata dan produk 5 Plate 3 105 D
pada proses pemukulan yang
standar terganjal dibersihkan
berikutnya harus dilakukan
setiap memulai
Horizontal proses
Boling: Melakukan Melakukan setting
11 Tidak bisa
Pembolong Terdapat hole Insert boring pengecekan awal pada mesin
dipasang shoe 4 5 2 40 E
an produk scratch terdapat gompal lebih ketat pada heating sesuai
plate
hasil boring dengan standar
Setelah
Melakukan Melakukan
dilakukan
Diameter hole Setting diameter pengecekan pengecekan pada
perakitan 8 5 3 120 D
terlalu besar hole terlalu besar lebih ketat pada posisi penempatan
produk, pin bisa
hasil boring pada dies
dilepas
Melakukan
Pemasangan pengecekan Mengganti drill
Diameter hole Terdapat gompal
baut menjadi 8 6 lebih ketat pada 3 jika mudah 144 D
terlalu besar pada drill
Drilling: kendur hasil diameter gompal
12 Pembolong drilling
an Produk Melakukan Melakukan total
Jarak antar hole Tidak bisa
Holder menjadi pengecekan jig (Melakukan
tidak sesuai dipasang shoe 7 5 3 105 D
kendur baut secara pengecekan
standar plate
berkala apakah antara
diameter drilling
sesuai standar)
Boaching:
Mur tidak dapat Melakukan
Proses Kesenteran hasil Melakukan
terpasang Jig bergeser dari pengecekan
13 pembuatan broaching tidak 5 3 pengecekan jig 2 30 E
dengan letak seharusnya kesenteran dengan
dudukan sesuai standar secara berkala
sempurna menggunakan mal
mur
Nilai RPN yang diperoleh untuk proses IQT setelah proses milling. Faktor lingkungan yang
adalah 448. Nilai RPN ini merupakan nilai RPN menyebabkan cacat case depth adalah lantai
tertinggi dan berada dalam interval kelas A produksi terlalu bising.
sehingga menjadi prioritas utama untuk
dilakukan penanganan. Perancangan Modeling Expert System
Perancangan Modeling Expert System
Fishbone Diagram dibutuhkan untuk menentukan lingkup expert
Fishbone Diagram merupakan konsep system (sistem pakar). Salah satu alat bantu
analisis sebab akibat yang dikembangkan oleh yang digunakan dalam perancangan modeling
Dr. Kaoru Ishikawa untuk mendeskripsikan sistem adalah diagram konteks, yaitu sebuah
suatu permasalahan dan penyebabnya dalam diagram sederhana yang menggambarkan
sebuah kerangka tulang ikan. Dari hasil hubungan antara entity luar, masukan dan
perhitungan RPN diketahui nilai RPN tertinggi keluaran dari sistem. Diagram konteks ini
terdapat pada proses IQT dengan jenis hanya menunjukkan antar muka utama sistem
kegagalan case depth. Nilai RPN pada jenis dengan lingkungannya. Pada diagram konteks
kegagalan proses tersebut sebesar 448 dengan digambarkan penjelasan mengenai sistem
interval kelas A. Berikut merupakan fishbone secara general, entitas-entitas yang merupakan
diagram untuk jenis kegagalan proses case bagian dari sistem dan proses atau aliran data
depth : yang mengalir dalam sistem dapat dilihat pada
Gambar 7 di bawah ini.
penyebab dari kegagalan yang terjadi sehingga Expert System dengan menggunakan software
didapat kesimpulan yang dicapai yaitu upaya PHP dan MySQL. Pada tahapan pembuatan
penanggulangan untuk mengatasi sistem pakar menggunakan software tersebut
permasalahan agar tidak terjadi lagi. pertama-tama dilakukan pembuatan database
Teknik pelacakan yang digunakan pada MySQL, kemudian membuat logika
dalam penelitian ini adalah Depth-first search pemrograman untuk membuat sistem pada
yaitu melakukan penelusuran kaidah secara software PHP dan MySQL tersebut bekerja.
mendalam dari simpul akar bergerak ke tingkat Database yang diperlukan adalah database
dalam yang berurutan. Teknik pelacakan ini efek yang ditimbulkan dari kegagalan pada
dapat dijelaskan pada Decision Tree. proses yang terjadi, database jenis kegagalan
Pelacakan dimulai dari node awal sampai yang terjadi pada proses, database penyebab
dengan pilihan pertanyaan berupa Yes dan No. dari kegagalan proses yang terjadi, dan
Jika memilih Yes, maka akan ditelusuri ke database upaya penanggulangan terhadap
semua cabang turunan sampai didapat kegagalan yang terjadi. Logika pemrograman
kesimpulan yang merupakan upaya yang dibuat pada software PHP dan MySQL
penanggulangan. Sedangkan jika memilih No, tersebut bertujuan untuk menyambungkan
maka akan beralih ke cabang berikutnya yang perintah pemrograman sehingga software PHP
juga akan ditelusuri semua cabang turunan dan MySQL dapat dijalankan.
sampai didapatkan kesimpulan upaya Dari keempat database yang telah
penanggulangan. Berikut dijelaskan Decision dibuat akan terbentuk keterkaitan antara
Tree untuk efek kegagalan pada proses database satu dengan database lainnya,
Induction Quenching Tempering. sehingga nantinya coding program akan
bekerja berdasarkan keterkaitan database-
IF (E12) AND (X12) AND (Y13) THEN (Z13) database tersebut. Keterkaitan antar database
IF produk memerlukan waktu tambahan untuk dapat dilihat pada Gambar 9.
me-repair produk dan menghentikan proses
Horizontal Boling, AND case depth tidak stabil
AND operator melakukan kesalahan dalam
setting parameter mesin dan terdapat koil yang
rusak THEN upaya penanggulangan yang
dilakukan adalah melakukan pengecekkan
mesin secara berkala dan memperpendek life
time coil. Jika terdapat jawaban NO maka akan
muncul belum ditemukan upaya
penanggulangan untuk jenis kegagalan proses
yang dialami.
diakibatkan oleh case depth yang tidak stabil Polomarto, Derry Satrio. Setyawan, Budhiman.
dan penyebab dari kegagalan pada proses ini Widjaja, Stefanus Budy. 2013.
adalah kesalahan operator dalam setting Implementasi Pengendalian Kualitas
parameter mesin dan terdapat koil yang rusak. pada Proses Produksi Karton Kotak
Metode dalam mekanisme inferensi Expert Makan Duplex 22X22X8 cm UD Wing
System yang digunakan adalah Forward On Surabaya. Surabaya, Jurnal Ilmiah
Chaining. Teknik pelacakan yang digunakan Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.
adalah Depth-first search yaitu melakukan 2 No.1.
penelusuran kaidah secara mendalam dari .Rusmiati, Emi. 2011. Penerapan Fuzzy FMEA
simpul akar bergerak ke tingkat dalam yang dalam Mengidentifikasi Kegagalan
berurutan. Teknik pelacakan ini dijelaskan pada Proses Produksi di PT. Daesol
pada Decision Tree. Pembuatan Expert System Indonesia. Jakarta, Program Studi
menggunakan bantuan software PHP dan Teknik dan Manajemen Industri,
MySQL. Expert system yang dibuat belum Sekolah Tinggi Manajemen Industri.
diterapkan oleh perusahaan. Santoso, Leo Wilyanto. Noertjahyana,
Agustinus. Leonard, Ivan. 2012.
DAFTAR PUSTAKA Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Web
Ahmad. Soenandi, Iwan. Dwiantoro, Yudo. untuk Mendiagnosa Awal Penyakit
2014. Perbaikan Kualitas Fuel Tank Jantung. Surabaya, Laporan penelitian
pada Divisi Welding dengan Metode No. 132/Pen/Informatika/II/2012
Six Sigma pada PT. XYZ. Jakarta, Fakultas Teknologi Industri,
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 2 Universitas Kristen Petra.
No. 3 174-183, Program Studi Teknik Widodo, Arsani. Al’amin, Adil. Artina,
Industri Universitas Kristen Krida Nyimas. Mardiani. 2013. Penerapan
Wacana Jakarta. Metode Forward Chaining pada
D. Casadei, G. Serra, K. Tani. 2007. Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Web
Implementation of a direct control untuk Diagnosa Gangguan
algorithm for induction motors based Ketidakseimbangan Asam/Basa pada
on discrete space vector modulation. Manusia. Jakarta, Teknik Informatika,
IEEE Transactions on Power STMIK GI MDP.
Electronics, 15(4), hlm. 769-777,. W.K. Chen. 1993. Linear Networks and
Kusumadewi, S. 2003. Artificial Intelligence Systems. Belmont, CA: Wadsworth, ,
(Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: hlm. 123-135
Graha Ilmu. Yudhanto, Yudha. Purbayu, Agus. 2014. Toko
Nugroho, Bunafit. 2014. Aplikasi Sistem Pakar Online dengan PHP dan MySQL.
dengan PHP dan Editor Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Dreamweaver. Yogyakarta : Gava
Media