Oleh kelompok 7:
2. Pewarnaan majemuk
a. Mampu membuat pertanyaan penelitian (rumusan masalah) mengenai perbedaan warna
antara bakteri Gram + dan Gram –.
b. Mampu menjawab pertanyaan penelitian (hipotesis) mngenai perbedaan warna antara
bakteri Gram + dan Gram –.
c. Mampu menentukkan variabel bebas dan variabel terikat mengenai perbedaan warna
antara bakteri Gram + dan Gram –.
d. Mampu melakukan pewarnaan majemuk untuk membedakan warna antara bakteri Gram
+ dan gram –.
e. Mampu mengkomunikasikan dalam bentuk gambar cara-cara pewarnaan majemuk dan
hasil praktikum dengan tabel pengamatan dan gambar.
f. Mampu mencari dua persamaan dan dua perbedaan berdasarkan cara-cara kerja
perwarnaan majemuk dan hasil pengamatan.
g. Mampu menginterpretasi (membuat kesimpulan) dari data pengamatan.
Rumusan Masalah Pewarnaan Tunggal
Apa pengaruh penggunaan warna zat warna fuchsin, methilen blue, dan gentian violet
terhadap warna bakteri Staphylococcus sp, Bacillus subtilis, Escherchia coli, Proteus vulgaris,
dan Sarcina lutea ?
H0 = Tidak terdapat pengaruh penggunaan warna zat warna fuchsin, methilen blue dan gentian
violet terhadap warna bakteri Staphylococcus sp, Bacillus subtilis, Escherchia coli, Proteus
vulgaris, dan Sarcina lutea
H1 = Terdapat pengaruh penggunaan warna zat warna fuchsin, methilen blue dan gentian violet
terhadap warna bakteri Staphylococcus sp, Bacillus subtilis, Escherchia coli, Proteus
vulgaris, dan Sarcina lutea
Keringkan preparat
Bilas dengan aquades tambahkan alkohol 95% selama 15 detik sampai warna
menghilang
Coccus
Famili : Staphylococcaceae
Reagen: Alkohol 70%,
Genus : Staphylococcus
1 NaCl
Sumber: Spesies : Staphylococcus aureus
https://upload.wikimedia.org/
wikiedia/commons/thumb/0/08/
Staphylococcus_aureus_Gram.jpg
/250pxStaphylococcus Sumber :
_aureus_Gram.jpg Ciri-ciri :
https://www.itis.gov/servlet/Single
Diakses 5 Desember 2017 pukul Rpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search 1. Hidup berkoloni,
23.09 WIB ditanah
_value=369#null. Diakses pada 05
Desember 2017 pukul 23:10 WIB 2. Tidak berflagel
3. Tidak membentuk
spora
Tabel 2. Hasil Praktikum Pewarnaan Majemuk
Nama Keterangan
No Dokumentasi Literatur Klasifikasi
Bakteri
Proteus Kingdom : Bacteria Pembesaran : 40 x 10
vulgaris
Filum : Proteobacteria Jenis gram :
Batang
Famili : Enterobacteriaceae
Reagen:
Genus : Proteus
Gentian violet, lugol,
Spesies : Proteus vulgaris fuschin.
1
Sumber:
http://fce-study.netdna-
Sumber :
ssl.com/2/images/upload-
flashcards/67/12/26/20671 http://taxonomicon.taxonomy.nl/Taxon
226_m.png Ciri-ciri :
Tree.aspx?id=476&tree=0.1&syn=1
Diakses 5 Desember 2017 pukul
Diakses pada 04 Desember 2017 pukul 13:05
1. Hidup ditanah, air
23:25 WIB
WIB
dan di usus
manusia
2. Tidak
membentuk spora
Sarcina lutea Kingdom : Bacteria Pembesaran : 40 x 10
http://www.
2 media.gettyimages.com
Famili : Enterobacteriaceae
Sumber: Ciri-ciri :
http://www.google.co.id/search?
Genus : Escherichia
1
client=ms.android=Escheria_coli. 1. Terdapat di usus
Spesies : Escherichia coli
Html 2. Rantai tunggal,
Diakses 5 Desember 2017 pukul memanjang
23:15 WIB dalam rantai
Sumber: pendek
3. Tidak berspora
http://informasikesling.blogspot.
co.id/2015/04/klasifikasi-dan-jenis-
bakteri.html.
Diakses 5 Desember 2017. 18.43 WIB
Bacillus Klasifikasi Bacillus subtilis Jenis gram :
subtilis Kingdom : Bacteria
Gram positif
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli Bentuk bakteri :
2.
Order : Bacillales
Batang
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Species : Bacillus subtilis
Sumber: Sumber:
http://ikanurmasruroh.blogspot. https://lordbroken.wordpress
co.id/2013/06/laporan- com/2013/04/28/mengenal-karakteristik- Ciri-ciri :
mikrobiologi-identifikasi.html bacillussubtilis/. Diakses 4 Desember 2017.
Diakses 5 Desember 2017 23:11 15:21 WIB 1. Hidup berkoloni
WIB dan ditanah
2. Dapat
membentuk
endospora
3. Memiliki flagel
E. PEMBAHASAN
Pewarnaan tunggal disebut juga dengan pewarnaan sederhana merupakan pewarna yang
paling umum digunakan. Hal ini karena hanya digunakan satu jenis pewarna untuk mewarnai
organisme. Kebanyakan bakteri telah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basofil atau suka akan basa. Zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin. Pewarnaan sederhana ini dimungkinkan
untuk dibedakannya bakteri dengan bermacam-macam tipe morfologi (kokus, ibrio, basilus
dan sebagainya) dari bahan-bahan lainnya yang ada pada olesan yang diwarnai (Hadietomo,
1990).
Pewarnaan Gram negatif terjadi perubahan warna menjadi merah karena memiliki tiga lapis
dinding sel dan terdapat lipopolisakarida yang kandungan lemaknya banyak sehingga jika
diberi alkohol maka akan luruh lemaknya lalu berubah warna menjadi warna merah. Bakteri
yang termasuk kedalam pewarnaan gram negatif yaitu: Proteus vulgaris dan Escherchia coli.
Ciri-ciri bakteri Gram negatif menurut Hadiotomo (1990:89), yaitu :
1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
2. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat
didalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
3. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
4. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Perbedaan utama bakteri gram positif dan gram negatif adalah bakteri gram positif
mengandung dinding sel peptidoglikan yang tebal bersama dengan asam teichoic, yang
memungkinkan bakteri tersebut memberikan warna ungu selama pewarnaan gram. Sedangkan
bakteri gram negatif mengandung dinding sel peptidoglikan yang tipis tanpa asam teichoic,
yang memungkinkan dinding sel menjadi berwarna merah muda selama pewarnaan (Lay,1994
: 152).
b. Bacillus subtilis
Pada pewarnaan tunggal mendapatkan bakteri Bacillus subtilis. Menurut (Lay.1994),
pada pewarnaan sederhana atau tunggal hanya digunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Dari hasil pengamatan
yang didapatkan pada praktikum pewarnaan tunggal bakteri Bacillus subtilis ini dengan
pembesaran 10x40 bentuknya batang atau bacil, berwarna ungu, hal tersebut dikarenakan
bakteri tersebut dapat mempertahankan warna kristal violet pada saat proses pewarnaan
terjadi, sehingga akan berwarna biru atau ungu jika diamati dibawah mikroskop. Bakteri
Bacillus subtilis termasuk pada bakteri Gram positif yakni bakteri yang memiliki banyak
peptidoglikan pada dinidng selnya. Selain itu terlihat dari warna yang dihasilkan pada saat
pewarnaan yakni warna yang dihasilkan yaitu warna ungu.
Bacillus subtilis ini merupakan jenis bakteri yang memiliki bentuk batang (basal). Selain
itu bakteri ini hidupnya berkoloni dan dapat ditemukan di tanah. Bakteri Bacillus subtilis
ini memiliki alat gerak atau disebut juga dengan motil. Memiliki klasifikasi :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Species : Bacillus subtilis
Jenis bakteri ini dapat membentuk spora. Spora dihasilkan di dalam tubuh vegetatif
bakteri tersebut, dapat berada di bagian tengah, ujung ataupun tepian sel. Pelczar (1986)
menyatakan bahwa spora merupakan tubuh bakteri yang secara metabolik mengalami
dormansi, dihasilkan pada fase lanjut dalam pertumbuhan sel bakteri yang sama seperti
asalnya, yaitu sel vegetatif. Spora bersifat tahan terhadap tekanan fisik maupun kimiawi.
Struktur spora yang terbentuk dalam tubuh vegetatif bakteri disebut dengan endospora
yaitu spora yang terbentuk di dalam tubuh. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa
endospora merupakan sel yang mengalami dehidrasi dengan dinding yang mengalami
penebalan serta memilii beberapa lapisan tambahan.
c. Sarcina lutea
Sarcina lutea merupakan jenis bakteri kokus yang bergerombol membentuk kubus
kokus. Bakteri ini ada yang berbentuk tunggal, berpasangan, dalam paket atau gerombol.
Bakteri Sarcina lutea juga merupakan jenis bakteri nonmotil, dimana bakteri tersebut tidak
mempunyai alat gerak, untuk bakteri yang tidak mempunyai alat gerak ini, umumnya
pergerakannya dilakukan dengan cara menggelinding (meluncur) dan akan bergerak bila
ada kontak terhadap benda padat (Dakuni,2001).
Sarcina lutea merupakan bakteri yang berbentuk bulat dengan diameter 1-1,5 mikron,
termasuk ke dalam jenis bakteri gram positif, aerobik, nonmotil. Bakteri ini ditemui hidup
pada tanah, air, udara, dan permukaan kulit. Bakteri ini memiliki sifat parasit fakultatif
yang hidup secara saprofit. Koloni bakteri Sarcina lutea terdiri dari 8 -16 sel yang
berbentuk paket kubus dan berwarna kuning. S.lutea dapat tumbuh dengan baik pada suhu
25ºC (Huston, 1964:425). Memiliki Klasifikasi, yaitu :
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Clostridia
Ordo : Clostridiales
Famili : Clostridiaceae
Genus : Sarcina
Spesies : Sarcina lutea
Berdasarkan praktikum pewarnaan, Sarcina lutea merupakan jenis bakteri Gram positif,
karena bakteri ini mampu mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses
pewarnaan gram, sehingga menghasilkan warna biru atau ungu di bawah mikroskop. Alasan
lain nya karena bakteri ini hanya memiliki membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding
sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90 % dari dinding sel tersebut tersusun atas
peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain benama asam teichoat. Dalam
pewarnaan majemuk, pada saat bakteri gram positif ditambahkan dengan kristal violet maka
gram positif akan mengabsorbsi larutan tersebut hanya pada dinding sel. Dengan pemberian
larutan lugol/iodine, maka kristal violet akan masuk sampai ke inti sel. Pemberian alkohol
menyebabkan pori-pori dinding sel mengecil sehingga warna ungu tertahan di dalam sel
yang disebabkan oleh rendahnya kandungan lipid.
b. Escherchia coli
Menurut (Kusuma:2010) Eschericia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari
mikroflora yang secara umum ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah
panas dengan alat gerak berupa flagellata sehingga termasuk kedalam bakteri motil. E.coli
juga merupakan bakteri indikator kualitas air karena keberadaannya didalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses, yang kemungkinan juga
mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya. Bakteri Escherichia coli umumnya
memiliki ukuran panjang 2,0-6,0 mm dan lebar 1,1-1,5 mm, dengan bentuk batang. Bakteri
ini tumbuh pada suhu antara 10-40 °C, dengan suhu optimum 37 ºC. pH optimum untuk
pertumbuhan adalah pada 7,0-7,5, pH minimum pada pH 9,0. Bakteri ini relatif sangat
sensitif terhadap panas dan dapat dinonktifkan pada suhu pasteurisasi makanan (50-100°C)
atau selama pemasakan makanan.
Eschericia coli termasuk kedalam bakteri Gram negatif, dimana E.coli ini tidak dapat
mempertahankan zat warna kristal violet pada saat proses pewarnaaan Gram, sehingga akan
berwarna merah bila diamati dibawah mikroskop. Adapun bentuk dari bakteri Eschericia
coli yaitu termasuk kedalam bentuk basil. Bentuk ini seperti batang atau silindris, ujung sel
bervariasi seperti persegi, bundar, meruncing dan sebagainya. Pada bentuk basil ini, E.coli
mempunyai bentuk yang lebih spesifik yaitu monobasil yaitu hanya terdiri atas satu bakteri
bentuk basil yang hidupnya sendiri-sendiri (soliter). Memiliki Klasifikasi :
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterovacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Berdasarkan literatur bakteri Escherichia coli ini termasuk kedalam gram negatif. Bakteri
gram negatif, seperti halnya Escherichia coli ini ialah bakteri yang tidak dapat
mempertahankan zat warna kristal violet pada saat dilakukannya pewarnaan sehingga akan
berwarna merah atau merah muda apabila diamati dibawah mikroskop, hal tersebut terjadi
karena bakteri Escherichia coli memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Menurut (Strohl,
2001: 3) bakteri gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, hanya 1-2
lapisan dan susunan dinding selnya tidak kompak. Permeabilitas dinding sel lebih besar
sehingga masih memungkinkan terlepasnya kompleks kristal yodium. Bakteri Escherichia
coli berada di dalam usus manusia yang brfungsi untuk membusukan sisa makanan.
G. KESIMPULAN
Volk & Wheecler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga
Waluyo, lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
Wartono, et all. 2015. Efektivitas Formulasi Spora Bacillus subtilis B12 sebagai Agen
Pengendali Hayati Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi. Penelitian
Pertanian Tanaman Pangan. Vol. 34 No. 1