Pola
Pola
Pola
Hal pertama yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah
mendeskripsikan gambar perencanaan produk menjadi gambar untuk pengecoran,
sehingga pola dapat memenuhi beberapa ketentuan-ketentuan, antara lain:
1. Pola harus mudah dikeluarkan
2. Penempatan Inti harus mudah
3. Sistim saluran harus dibuat sempurna untuk mendapatkan aliran logam cair
yang optimum
Kemiringan Pola
Setiap pola yang akan dibuat harus memiliki kemiringan tertentu yang
bertujuan untuk memudahkan pencabutan pola dari cetakannya sehingga tidak
mengalami kerusakan. Kemiringan setiap pola tergantung pada tinggi rendahnya
ukuran pola tersebut, yaitu:
a) Apabila ukuran dari suatu pola tinggi maka kemiringannya kecil.
b) Apabila ukuran dari suatu pola rendah maka kemiringannya besar.
Permesinan
Setelah dilakukan proses pengecoran, maka suatu produk coran akan
dilanjutkan dengan proses permesinan. Oleh karena itu dalam hal pembuatan pola
harus memperhatikan tambahan ukuran untuk perlakuan permesinan. Biasanya
penambahan ukuran ini hanya diberikan pada bagian-bagian tetentu yang akan
dilakukan proses permesinan. Penentuan ketebalan ini berbeda-beda, tergantung
pada bahan, ukuran, serta keadaan pekerjaan mekanik.
Penyusutan Pola
Pada pembuatan setiap pola harus diketahui dahulu material apa yang akan
digunakan untuk pembuatan produk corannya contohnya: Alumunium, besi, baja,
kuningan, tembaga dan lain-lain, karena hal ini akan mempengaruhi faktor
penyusutan ketika proses pembekuan dan pendinginan logam. Besarnya
penyusutan sering tidak homogen, hal ini tergantung pada bahan coran, bentuk,
tempat, tebal coran ataupun ukuran dan kekuatan inti.
Jenis Pola
Pola mempunyai berbagai macam bentuk antara lain adalah :
1. Pola pejal
Pola pejal adalah pola yang biasa dipakai yang bentuknya hampir
serupa dengan bentuk coran.
2. Pola Pelat Pasangan
Pola ini merupakan pelat dimana pada kedua belahnya ditempelkan pola
demikian juga saluran turun, saluran masuk, dan penambah. Pla ini cocok sekali
untuk masa produksi dari coran kecil. Pola biasanya dibuat dari logam atau
plastik.
3. Pola Pelat Kup dan Drag
Dalam hal ini pola kayu, logam atau plastik dilekatkan pada dua pelat
demikian juga saluran turun pengalir, saluran masuk, dan penambah. Pelat
tersebut adalah pelat kup dan pelat drag. Kedua pelat dijamin oleh pena-pena agar
bagian atas dan bawah dari coran menjadi cocok. Pola semacam ini dipakai untuk
meningkatkan produksi.
4. Pola Cetakan Sapuan
Dalam hal ini bentuk dari coran silinder atau bentuk benda putar. Alat ini
dibuat dari pelat dengan sebuah penggeret dan pemutar pada tengahnya.
Pembuatan cetakan dilakukan dengan memutar penggeret disekeliling pemutar.
5. Pola Penggeret dan Penuntun
Ini dipergunakan untuk pipa lurus atau pipa lengkung yang penampangnya
tidak berubah. Penuntun dibuat dari kayu, dan pembuatan cetakan dilakukan
dengan menggerakkan penggeret sepanjang penuntun. Harga pola ini tidak mahal,
tetapi pembuatan cetakannya membutuhkan waktu dua atau tiga kali waktu yang
diperlukanuntuk pembuatan cetakan biasa dengan pola tunggal.
6. Pola Penggeret Berputar dengan Rangka Cetak
Ini suatu kasus dimana bagian pola dapat diputar secara konsentris. Kedua
ujung dari penggeret mempunyai poros. Pembuatan cetakan dilakukan dengan
mengayunkan penggeret sekeliling porosnya.
Bahan Pola
Adapun syarat-syarat kayu yang dapat digunakan dalam pembentukan pola
antara lain:
1. Kayu dalam kondisi kering (agar tidak terjadi pelentingan).
2. Mempunyai serat-serat yang halus.
3. Tidak nudah retak atau pecah akibat pengerjaan.
4. Mudah dikerjakan tangan ataupun mesin.
Sistem saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan ke dalam rongga
cetakan. Tiap bagian diberi nama, dari mulai cawan tuang dimana logam cair dituangkan dari
ladel, sampai saluran masuk ke dalam rongga cetakan. Nama-nama itu adalah cawan tuang (cup),
saluran turun (sprue), pengalir (runner), dan saluran masuk (in gate), seperti dijelaskan dalam
gambar.
1.Sebagai reservoir logam cair, sehingga pada waktu logam cair dingin menjadi padatan
penyusutan dapat ditangguhkan
2.Merupakan bagian terakhir dari tuangan yang membeku dan mengarahkan system pembekuan.
3.Menyalurkan gas atau udara dari rongga cetakan sehingga cacat tuangan dapat terhindari.
4. Sebagai system yang memberitahu bahwa penuangan dan pemasukan logam cair sesuai yang
dikehendaki.
Untuk menentukan bentuk dan dimensi sistem saluran tuang dan sistem penambah suatu
tuangan, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.Jumlah logam balik (return scrap), akan menentukan nilai ekonomis tuangan.
2.Jenis logam yang hendak dituang.
3.Bentuk tuangan dan dimensi tuangan.
4.Dimensi dan konstruksi cetakan.
5.Jenis cetakan (pasir cetak) yang digunakan.
well
ingate
sprue