Sistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian Internal
Puji syukur kepada Tuahan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada kami untuk memenuhi tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang
telah diberikan.
Shalawat beriringkan salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita ke dunia yang terang benderang dan penuh dengan pengetahuan ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada teman-teman yang telah membantu proses
pengerjaan dengan kerja samanya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca terutama bagi kami penulis. Kami juga mengharapkan kritik dan saran atas
pembuatan makalah ini. Karna kami sadari atas kelemahan dan kekurangan pada kami.
Penulis
BAB I
1.1 Latar Belakang
Dalam perusahaan yang sedang berjalan seorang manajer tidak boleh hanya
melihat kegiatan yang hanya terjadi tetapi harus memonitor kegiatan dan juga
hasilnya. Manajemen yang baik juga harus memiliki pandangan serta sikap yang
professional untuk meningkatkan hasil kinerja perusahaan/organisasi, dan sikap
tersebut dinyatakan di dalam kesibukan manajemen untuk memonitor, meneliti,
menganalisa dalam pengambilan keputusan atas laporan-laporan tentang perusahaan.
Di samping laporan berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan, laporan
juga mempunyai arti untuk menilai apakah kebijakan perusahaan yang telah
ditentukan dilaksanakan, apakan kondisi keuangan sehat, dan hubungan antar bagian
atau departemen berlangsung harmonis.
Pemeriksaan terus menerus, analisa laporan serta catatan sering disebut
pengendalian intern. Sistem pengendalian tersebut akan berada dan mempengaruhi
kegiatan perusahaan.
Dalam akuntansi, Sistem Pengendalian Intern yang berlaku dalam
perusahaan/organisasi merupakan factor yang menentukan keandalan laporan
keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Sistem pengendalian Intern dapat
memperkecil resiko yang dapat terjadi pada setiap perusahaan/organisasi.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan pengertian sistem
pengendalian intern, tujuan-tujuan spi, menjelaskan elemen yang termasuk spi serta
penanggungjawab spi pada sebuah perusahaan/organisasi Dan juga untuk
menyelesaikan/memenuhi tanggung jawab atas tugas kuliah yang di berikan oleh
dosen dengan mata kuliah Audit Sistem Informasi.
BAB II
Sistem Pengendalian Internal
1. Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Mulyadi (2008:2) yaitu sekelompok unsure yang
erat hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Azhar Susanto (2008:22) sistem adalah kumpulan/grup dari
subsistem/bagian/komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu
tujuan tertentu.
( Sebuah proses, yang dihasilkan oleh Dewan Direktur, Manajemen, dan Personel
Lainnya, yang didesain untuk memberikan jaminan yang masuk akal yang
memperhatikan tercapainya tujuan-tujuan dengan kategori sebagai berikut :
Efektif dan efisisiensinya operasi, Terpercayanya (Reliabillity) Laporan
Keuangan, Tunduk pada hukum dan aturan yang berlaku).
2.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Dari beberapa pendapat para ahli dapat dijelaskan bahwa tujuan pengendalian
internal yaitu mencakup tiga hal pokok yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tujuan tujuan operasi yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi.
Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dari semua operasi perusahaan sehingga dapat mengendalikan biaya
yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi serta menjaga asset-aset
perusahaan/organisasi.
2) Tujuan-tujuan pelaporan
Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan data
serta catatan catatan akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dan laporan
manajemen sehingga tidak menyesatkan pemakai laporan tersebut dan dapat diuji
kebenarannya.
3) Tujuan-tujuan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan ketaatan entitas
terhadap hukum hukum dan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, pembuat
aturan terkait, maupun kebijakan kebijakan entitas itu sendiri.
2) suatu sistem otoritas dan prosedur pencatatan yang tepat untuk memungkinkan
Accounting Control, yang memadai terhadap aktiva, hutang, pendapatan dan
biaya,
3) praktek yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari setiap
bagian organisasi, dan
2) Gangguan
Adanya kekeliruan dalam memahami perintah, terjadinya kesalahan
karena kelalaian dan perubahan yang bersifat sementara atau permanent dalam
personil atau dalam sistem dan prosedur yang diterapkan.
3) Kolusi
Kerja sama antara pihak-pihak yang terkait, yang mana seharusnya antara
pihak-pihak tersebut saling mengawasi, tetapi malah saling bekerja sama untuk
menutupi kesalahan-kesalahan yang dibuat baik secara sengaja maupun tidak
sengaja.
4) Pengabaian oleh manajemen
Manajemen mengabaikan kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan
semata-mata untuk kepentingan pribadinya sehingga pengendalian internal tidak
berfungsi secara baik.
a) Organisasi yang terdiri dari dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya
menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.
b) Dewan direksi menunjukkan indenpendensi dari manajemen dan dalam
mengawasi pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
c) Manajemen dengan pengawasan dewan direksi menetapkan struktur, jalur
pelaporan, wewenang-wewenang dan tanggung jawab dalam mengejar tujuan.
d) Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan
mempertahankan individu yang kompetensi sejalan dengan tujuan.
e) Organisasi meyakinkan individu bertanggung jawab atas tugas dan tanggung
jawab pengendalian internal mereka dalam mengejar tujuan.
2) Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Menurut COSO, penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif
untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko itu
sendiri dipahami sebagai suatu kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan
mempengaruhi pencapaian tujuan entitas, dan risiko terhadap pencapaian seluruh
tujuan dari entitas ini dianggap relatif terhadap toleransi risiko yang ditetapkan. Oleh
karena itu, penilaian risiko membentuk dasar untuk menentukan bagaimana risiko
harus dikelola oleh organisasi.
Prinsip-prinsip yang mendukung penilaian risiko menurut COSO sebagai berikut:
a) Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk
memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.
b) Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas
dan analis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus
dikelola.
c) Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko
terhadap pencapaian tujuan.
d) Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat
mempengaruhi sistem pengendalian internal.
3.1 Kesimpulan
Dari Penjelasan yang ada pada bab ll dapat disimpulkan bahwa Pengendalian
internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Tanpa adanya pengendalian internal, tujuan tujuan perusahaan tidak dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Semakin besar perusahaan semakin penting pula arti dari
pengendalian internal dalam perusahaan tersebut
Pengertian pengendalian internal control menurut COSO tersebut, dapat
dipahami bahwa pengendalian internal adalah proses, karena hal tersebut menembus
kegiatan operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari kegiatan
manajemen dasar. Sebuah sistem pengendalian intern di buat untuk meminimalkan
resiko yang dapat terjadi pada setiap organisasi/perusahaan dan tidak mungkin dapat
sepenuhnya menghindari exposure, bahkan dengan struktur pengendalian maksimal
sekalipun.
Secara umum, tujuan dari sebuah sistem pengendalian intern diantaranya : 1).
Tujuan tujuan operasi yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi , 2).
Tujuan-tujuan pelaporan dan 3). Tujuan-tujuan ketaatan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.